Candi Arjuna merupakan salah satu candi di kompleks Sejarah Candi Dieng yang terletak di dataran tinggi dieng, perbatasan antara Kabupaten Wonosobo dan Banjarnegara. Candi dieng juga masuk ke dalam kelompok candi Arjuna, dimana terdapat candi – candi lain selain candi Arjuna, Seperti candi Semar, candi srikandi, Candi Sembrada, dan Candi Puntadewa. Kelompok candi Arjuna merupakan kelompok candi yang memiliki bentuk paling utuh jika dibandingkan dengan kelompok candi lain di kompleks Candi di dieng.
Sejarah Candi Arjuna
Candi Arjuna berada di paling ujung dari kompleks candi Arjuna, tepatnya di sebelah utara dan di depanya terdapat candi Semar yang diperkirakan sebagai candi pelengkap atau candi perwara dari Candi Arjuna. Hingga saat ini Candi Arjuna juga masih digunakan sebagai tempat peribadatan bagi masyarakat Dieng. Bahkan di kompleks candi dieng juga diadakan upacara potong rambut anak-anak gimbal yang dipercaya sebagai anak-anak spesial di dataran tinggi dieng. Dimana ruwatan dari upacara ini berada di depan candi Arjuna.
Candi Arjuna diyakini didirikan sekitar Abad ke-7 Masehi hingga abad ke-9 Masehi. Dimana pembangunan candi Arjuna dilaksanakan pada pemerintahan dinasti Sanjaya dari kerajaan Mataram Kuno, atau bahkan dari kerajaan Kalingga. Dan juga, Candi Arjuna diperkirakan sebagai candi tertua di Jawa. Hal ini ditunjukkan dengan penemuan salah satu prasati di sekitar Candi Arjuna. Dimana dalam prasasti tersebut tertulis tahun 731 Caka atau sekitar tahun 808 Masehi dengan menggunakan aksara Jawa Kuno. Prasasti ini sekarang di simpan di Jakarta, yaitu di Galeri Museum Nasional Jakarta.
Kompleks candi di dieng terutama candi Arjuna ditemukan pertama kali pada abad ke 19 tepatnya di tahun 1814. Dimana ditemukan oleh seorang tentara Belanda yang bernama Thedorf Van Elf. Ketika itu, candi Arjuna masih tergenang air saat Elf menemukanya. Kemudian baru 40 tahun kemudian upaya pemeliharaan candi Arjuna di lakukan, Pemeliharaan ini dimulai dengan mengeringkan air telaga di dieng oleh HC Cornelius yang berkebangsaan inggris, tepatnya pada tahun 1856.
Kemudian dilanjutkan lagi oleh J Van Kirnsberg yang berkebangsaan Belanda dengan dibantu oleh pemerintahan Hindia-Belanda saat itu. Setelah upaya pengeringan telaga dan juga pembersihan selesai,Kemudian Van Kirnsberg mengambil beberapa gambar dan juga catatan mengenai candi Arjuna pada awal penemuan.
Sejarah pembangunan candi Arjuna masih belum bisa dipastikan secara detail, karena sangat minimnya sumber – sumber valid yang menjelaskan mengenai asal mula dari candi arjuna ini. Sejarah Candi Arjuna diawali dengan penemuan sebuah prasasti yang berangka tahun 731 Caka atau tahun 808 Masehi. Prasasti tersebut merupakan prasasti tertua dengan tulisan Jawa Kuno. Dari situ, para ilmuwan menyimpulkan bahwa Candi Arjuna dibangun pada pemerintahan raja-raja Wangsa Sanjaya. Di sekitar kawasan candi arjuna juga ditemukan arca dewa Syiwa yang saat ini di simpan di Museum Nasional Jakarta.
Meskipun begitu, Candi Arjuna diperkirakan dibangun sekitar pertengahan abad ke-7 masehi hingga awal abad ke 9 Masehi. Dimana selain candi Arjuna juga membangunan candi disebelahnya yaitu Candi Srikandi, Candi Semar, dan Candi Gatutkaca. Kemudian, barulah dibangun candi-candi lain di kompleks candi dieng seperti candi Gatutkaca, candi Dwarawati dan Candi Bima yang dilaksanakan pada akhir abad ke-8 Masehi yaitu sekitar tahun 780 Masehi. Dan juga di sekitar candi dieng juga terdapat pemukiman penduduk sekitar abad ke-9 Masehi.
Candi Arjuna terletak di dataran tinggi dieng yaitu berada di ketinggian sekitar 2.093 meter diatas permukaan laut (mdpl). Dimana Dieng merupakan dataran tinggi yang berada di antara dua kabupaten yaitu Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Namun, Candi Arjuna sendiri masuk ke dalam wilayah administratif Kabupaten Banjarnegara, tepatnya di desa dieng Kulon, Kecamatan Batur, kabupaten Banjarnegara . Untuk menuju ke kompleks candi Arjuna, anda bisa mengikuti petunjuk jalan menuju candi arjuna yang terpasang hampir di setiap persimpangan jalan. Dan Berikut adalah rute menuju candi Arjuna.
1. Rute dari Jogjakata
Rute ini merupakan rute terpopuler untuk anda yang ingin mengunjungi candi Arjuna dari Kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta dan Surabaya. Karena banyak transportasi dari dan menuju ke jogja mulai dengan menggunkana kereta, bus, ataupun pesawat terbang.
2. Rute dari Semarang
Selain Yogyakarta, anda bisa dari semarang yang juga mudah diakses dari Jakarta maupun Surabaya
3. Rute dari Surakarta
Jika dengan menggunakan angkutan umum dari kta Surakarta memang cukup sulit. Termudah adalah anda bisa menuju stasiun yogya dulu. Kemudian baru mengikuti rute dari Yogya menuju Candi arjuna. Jika anda ingin menggunakan kendaraan pribadi jalur kota yang bisa anda lalui adalah Solo ke Boyolali, Salatiga, Ambarawa, Secang, Temanggung, Parakan, Wonosbo, dieng. Untuk kemudian menuju candi Arjuan
4. Rute dari Purwokerto
Untuk menuju ke purwoketo, anda bisa menggunakan kereta api. Jika anda dari Jakarta rute dari purwokerto merupakan rute tercepat yang bisa dipilih. Setalah di Purwokert, anda bisa menggunakan bus umum jurusan purwokerto-wonosobo untuk selanjutnya setelah di terminal wonosobo, anda bisa naik bus menuju terminal dieng-batur
Bangunan keseleruhan dari candi Arjuna juga memiliki kesamaan dengan sejarah candi gedong songo di semarang, Jawa Tengah. Candi Arjuna merupakan candi utama di kompleks candi Arjuna, dimana candi ini memiliki bangunan utama berbentuk persegi dengan ukuran sekitar 4 meter persegi. Bangunan candi Arjuna memilliki Batur dengan tinggi sekitar 1 meter.
1. Arsitektur Bagian depan Candi Arjuna
Disamping ruang penampil terdapat bilik penampil yang berada di kedua sisi bagian depan candi. Dimana biasanya diletakkan arca dibagian bilik penampil. Namun saat ini arca-arca tersebut sudah tidak ada. Kemungkinan arca-arca di Candi Arjuna dipindahkan di museum kalilasa, yang berada tidak jauh dari komplesk candi Arjuna. Diatas bilik penampil juga terdapat ukiran kalamakara tanpa rahang yang terlihat melotot. Dibagian samping bilik penampil terdapat bingkai dengan ukiran bunga kertas khas india, sedangkan pada bagian bawah bingkai terdapat ukirn kepala naga.
Di bagian utara, timur dan selatan dinding candi terdapat relung yang biasanya digunakan untuk menaruh arca. Namun saat ini arca-arca tersebut juga sudah tidak ada. Diatas relung ini juga teradapat ukiran kalamakara. Serta di bagian sekitar relung teradapat bingkai yang menglilingi relung. Bagian samping relung terdapat ukiran berbentuk bunga kertas. Sedangakna dibagian bawah relung dibingkai dengan ukiran naga dengan mulut menganga. Sedangakan dibawah relung, terdapat jalawara yang terletak di tengah bagian bawah candi Arjuna.
2. Arsitekur Bagian atap candi Arjuna
Atap candi Arjuna memiliki bentuk seperti pyramid dengan membentuk kerucut tetapi lebih tinggi. Dan semaik ke atas memiliki ukuran semaikin kecil. Terdapat 3 tingkat dimana setiap tingkat memiliki bilik penampil dengan ukuran yang lebih kecil jika dibandingkan dengan bilik penampil di bagian dinding candi. Semakin keatas bilik penampil juga semakin kecil yang berada tepat di tengah-tengah setiap sisi candi. Disetiap sudut bagian atap candi terdapat hiasan yang memiliki bentuk mahkota bulat dengan ujung runcing. Namun, saat ini hiasan disetiap ujung atap banyak yang sudah rusak.
3. Arsitektur Bagian dalam candi Arjuna
Di bagian dalam candi candi arjuna terdapat ruang untuk menaruh sesaji, atau yang biasa disebut dengan yoni. Yoni tersebut berbentuk segi emapt dengan bentuk mirip seperti meja dimana dibagian atas lebih menjorok keluar. Di bagian atas terdapat lubang yang juga berbentuk segi empat dimana lubang ini berfungsi untuk menampug air dari atap candi. Apabila air di lubang ini sudah penuh, air akan mengalir melalui jalur yang sudah disediakan yang dialirkan menuju bagian lingga yang kemudian dialirkan menuju bagian luar candi.
Jadi itulah penjelasan mengenai sejarah candi arjuna yang berada di dieng. Mengenai sejarah penemuannya, sejarah pembangunannya, arsitektur, hingga lokasinya.
Latar Belakang Hari Kebangkitan Nasional Setiap tanggal 20 Mei rakyat Indonesia memperingati hari kebangkitan nasional…
Latar Belakang Hari Buruh Internasional ( May Day) Demonstrasi dan orasi merupakan hak semua orang…
Mungkin banyak dari kita yang sering membaca atau mendengar istilah kolonialisme dan imperialisme. Selain dari…
Dunia ini memiliki banyak negara. Total ada Negara 193 negara yang ada di dunia ini.…
Kita sering kali mendengar istilah de facto dan de jure. Beberapa di antara kita mungkin…
Kerajaan Demak atau Kesultanan Demak merupakan bagian dari sejarah kerajaan Islam di Indonesia sebagai kerajaan…