Bangunan

7 Daftar Di Museum Gajah Jakarta dan Penjelasannya

Museum Nasional Republik Indonesia yang juga dikenal sebagai Museum Gajah merupakan sebuah museum arkeologi, sejarah, geografi dan etnografi yang terletak di Jakarta Pusat. Lokasi tepatnya berada di Jalan Merdeka Barat 12, dan merupakan museum pertama serta terbesar di Asia Tenggara. Nama Museum Gajah berasal dari patung gajah yang merupakan hadiah dari Raja Chulalongkorn dari Thailang di tahun 1871, dan dipajang di halaman depan museum. Sejak 28 Mei 1979, nama resmi museum adalah Museum Nasional Republik Indonesia. Sejarah museum Gajah bermula pada 24 April 1778 ketika pembentukan Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (Ikatan Kesenian dan Ilmu Batavia).

Lembaga ini menjadi pelopor berdirinya Museum Gajah dan juga Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Ketua Perkumpulan, J.C.M. Radermacher menyumbang gedung berlokasi di jalan Kalibesar bersama koleksi buku dan benda – benda budaya. Di masa pemerintahan Sir Thomas Stanford Raffles yang berasal dari Inggris, ia juga menjadi Direktur perkumpulan tersebut. Sir Thomas memerintahkan pembangunan gedung baru di Jalan Majapahit no.3 yang kemudian digunakan sebagai museum dan ruang pertemuan untuk Literary Society.

Pada tahun 1862 koleksi museum sudah memenuhi gedung di Jalan Majapahit, maka dalam sejarah museum Nasional Indonesia, pemerintah Hindia Belanda mendirikan gedung baru yang ditempati hingga kini, yang dibuka untuk umum pada 1868. Setelah kemerdekaan, museum diserahkan kepada pemerintah RI oleh pengelolanya yaitu Lembaga  Kebudayaan Indonesia pada 17 September 1962. Pengelolaan museum kemudian dilakukan oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan, dibawah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Koleksi Di Museum Gajah

Koleksi museum Gajah banyak berasal dari benda – benda kuno dari seluruh Indonesia seperti arca – arca kuno, prasasti dan benda – benda kuno serta barang kerajinan lain. kategori koleksi Museum Gajah adalah ernografi, perunggu, prasejarah, keramik, tekstil, numismatik, relik sejarah, buku – buku langka dan benda berharga. Hingga tahun 2016 dalam website resmi museum dicantumkan jumlah koleksi sudah mencapai 140 ribu benda. Koleksi Museum Gajah dalam sejarah museum nasional terdiri dari tujuh kategori sebagai berikut:

1. Arkeologi

  • Salah satu Koleksi Di Museum Gajah atau koleksi museum Nasional dalam bidang arkeologi adalah relief dari Candi Pulo yang berasal dari abad ke 13 – 14 Masehi dan berasal dari Padang, Sumatra Barat. Candi Pulo adalah salah satu peninggalan sejarah yang terbuat dari batu berdisain rumit dan dibangun oleh pengikut Buddha di Padang Lawas. Daratan Padang Lawas artinya padang luas yang terbentang antara dua pegunungan di Sumatra. Disini juga merupakan tempat asal Patung Adityawarman yang berukuran besar ditemukan. Masyarakat pada masa itu tampaknya mempraktekkan aliran Buddhisme Vajrayana yang terindikasi berhubungan dengan sekte di Nepal dan Srilanka.
  • Koleksi Museum Gajah lainnya dalam bidang arkeologi adalah relief dari abad ke 14 berupa seorang laki – laki yang bertopi “tekes” dan diduga sebagai Raden Panji bersama seorang pengiringnya yang ditemukan di Jawa Timur. Cerita Panji adalah cerita asli Indonesia mengenai Raden Panji (Kudawaningpati/Inu Kertapati), putra mahkota Kerajaan Jenggala. Cerita berkembang pada abad ke 12 M yang dikenal di pulau Jawa, Bali, Lombok, Sulawesi, bahkan hingga ke Thailang, Vietnam dan Myanmar.

2. Etnografi

  • Koleksi Di Museum Gajah ini disebut Cili berupa bentuk wanita yang sedang bergelung dan dianggap sebagai simbol dari Dewi Sri, Dewi Kesuburan. Bentuk ini biasanya dibuat dari anyaman daun pandan atau daun lontar, ditempatkan di atas sesaji dan dibawa ketika upacara tertentu atau sebagai hiasan pada lamak, salah satu dekorasi bebantenan yang ada di Bali.
  • Koleksi etnografi lainnya adalah mahakarya kain tenun dari Minahasa tahun 1880 yang sangat langka. Jumlahnya tidak mencapai sepuluh buah di Indonesia dan hanya tersisa dua kain bentenan yang disimpan di Museum Nasional. Kain ini dianggap sakral karena hanya digunakan oleh kalangan tertentu pada waktu tertentu pula. Dulu kain ini adalah pakaian adat pada pemimpin adat (Tonaas) dan Pemimpin agama (Walian) yang digunakan dalam berbagai upacara adat.

3. Geografi

  • Peta Selat Sunda yang menjadi koleksi Museum Gajah dibuat pada abad ke 17 dan berasal dari Leiden, Belanda. Peta ini dibuat oleh Pierre van de A.A pada tahun 1729 menggunakan warna untuk menunjukkan kedalaman laut di Selat Sunda, tetapi tidak mengikuti panduan kartografi secara akurat. Peta ini menggambarkan kedalaman laut di sekitar pulau Sumatra, Jawa dan pulau kecil di dekatnya termasuk Selat Sunda, Pulau Panaitan dan Krakatau sebelum letusan gunung berapi di tahun 1883.
  • Koleksi lainnya adalah Globe yang berasal dari Eropa abad ke 18 yang menggambarkan negara – negara dari lima benua yaitu Asia, Afrika, Amerika, Eropa dan Australia. Selain itu juga berisi informasi mengenai ekspedisi pelayaran, astronomi, arah kompas dan lainnya. Juga ada senjata api berupa pistol yang digunakan sebagai alat navigasi, untuk keamanan dan memberikan sinyal ketika kapal berlayar ke pelabuhan.

4. Keramik

Koleksi keramik pada museum di Jakarta yang terbesar ini salah satunya berupa piring dari Dinasti Ming di Cina pada abad ke 17 ini besar dan dilapis cat enamel yang dikenal sebagai wu t’sai (lima warna). Pada piring ini juga terdapat kaligrafi Arab yang dilukis dengan ahli. Diklasifikasikan sebagai Swatow Good yang menunjukkan keramik Cina yang diekspor pada abad ke 16 dan 17 dari pelabuhan Shantou, Guangdong, Cina.

5. Numismatik & Heladrik

  • Sepasang cetakan koin Kasha berasal dari tahun 1851 M di Aceh. Di permukaannya memiliki enam sisi koin berbeda dari tiga koin yang dibuatnya. Dalam tiga sisi koin tersebut terdapat huruf Arab yang dibaca “wau” dan tahun Islam 1276 H dalam posisi terbalik dan lingkaran kecil. Dalam cetakan lain di sisi koin terdapat huruf Arab “Bandar Aceh Darassalam” dalam lingkaran kecil dan posisi terbalik. Cetakannya memiliki wadah air untuk menempatkan logam cair dan lubang kecil untuk mengikatnya agar tidak bergeser ketika cetakan ditaruh menghadap ke bawah.
  • Ada pula koleksi Museum Gajah berupa rupiah Gulden yang berasal dari tahun 1857 dari Utrecht, Belanda. Satu sisi dari seperempat koin ini memuat teks Arab Malaysia, lainnya dalam bahasa Belanda dengan tanda mahkota Belanda. Ini adalah contoh dari koin yang terbuat dari mesin.

6. Prasejarah

Beberapa koleksi Museum Gajah dari zaman prasejarah yaitu:

  • Beliung – Berasal dari zaman Neolitik berupa kapak Chalcedon yang digunakan sebagai alat bertani dan juga untuk barter atau upacara tertentu.
  • Kendi – Berasal dari zaman Peleometalik di Palembang, Sumatra Selatan berbahan tanah liat dan memiliki motif ameander di bagian leher dan digunakan sebagai alat upacara atau objek barter.
  • Kapak Upacara – Ditemukan di Rote, Indonesia Timur, koleksi Museum Gajah ini terbuat dari perunggu berupa kapak bergagang panjang dan melengkung yang ditempa bersama dengan kepala kapak. Bagian atasnya berbentuk seperti piringan dan didekorasi dengan pola seperti gigi. Pedangnya mirip kipas dengan desain berkepala besar dan tubuh kecil.
  • Gelang – Koleksi Museum Gajah berasal dari masa Paleolitik di Lomben, Nusa Tenggara Timur. Gelang perunggu ini memiliki motif tumpal dan digunakan untuk perhiasan untuk menunjukkan status sosial dan sebagai objek upacara.

7. Sejarah

Koleksi sejarah dari Museum Gajah ini berupa benda – benda yang mengandung nilai sejarah Indonesia beserta peninggalan dari masa penjajahan Eropa di Indonesia sejak abad ke 16 hingga abad ke 19. Beberapa koleksi Museum Gajah tersebut adalah:

  • Meriam perunggu berjenis Meriam Bumbung yang berasal dari Solo, Jawa Tengah abad ke 18. Meriam telah dikenal sejak abad ke 16 ketika Portugis datang ke Indonesia. Kata ‘Meriam’ berasal dari bahasa Portugis merujuk kepada Santa Mariam, Maria yang Suci karena prajurit Portugis selalu meminta perlindungan darinya di waktu berperang.
  • Padrao yang ditemukan di Jalan Cengkeh, Jakarta berasal dari abad ke 16 berupa batu yang dipahat untuk merayakan persetujuan antara Portugis dan Kerajaan Sunda yang ditandatangani pada 21 Agustus 1522. Perjanjian itu mengizinkan Portugis untuk mendirikan kantor dagang dalam bentuk benteng di Sunda Kelapa. Ketahui juga mengenai sejarah museum Bahari di Jakarta, sejarah museum Galeri Nasional dan sejarah museum Joang 45 di Jakarta.

Beberapa barang yang sudah diuraikan di atas adalah sebagian dari koleksi Museum Gajah yang sangat banyak. Koleksi – koleksi utama inilah yang menarik banyak perhatian pengunjung dan menjadi daya tarik museum yang sangat berguna untuk berfungsi sebagai pendidikan sejarah bangsa Indonesia. Museum dapat dikunjungi pada Selasa – Jumat pukul 08.00 – 16.00, Sabtu – Minggu pukul 08.00 – 17.00, tutup hari Senin dan hari besar nasional. Tiket masuknya untuk pengunjung dewasa perorangan adalah 5000 rupiah dan 2000 rupiah untuk anak – anak. Pengunjung rombongan dengan minimal jumlah 20 orang bertarif 2000 rupiah untuk dewasa dan 1000 rupiah untuk TK hingga usia SMA. Sedangkan pengunjung asing diberi tarif 10000 rupiah.

=Kompas.com, Tempo.co, dan Kpu.go.id Menangkan 02 ?

Devita Retno

Recent Posts

Sejarah Hari Kebangkitan Nasional (20 Mei) dan Kegiatan yang dilakukan

Latar Belakang Hari Kebangkitan Nasional Setiap tanggal 20 Mei rakyat Indonesia memperingati hari kebangkitan nasional…

5 years ago

Sejarah Hari Buruh Internasional ( 1 Mei ) dan Kegiatan yang dilakukan

Latar Belakang Hari Buruh Internasional ( May Day) Demonstrasi dan orasi merupakan hak semua orang…

5 years ago

Kolonialisme dan Imperialisme – Latar Belakang dan Contoh

Mungkin banyak dari kita yang sering membaca atau mendengar istilah kolonialisme dan imperialisme. Selain dari…

5 years ago

Sejarah Organisasi Internasional

Dunia ini memiliki banyak negara. Total ada Negara 193 negara yang ada di dunia ini.…

5 years ago

De Facto dan De Jure – Pengertian – Perbedaan – Contoh Menerapkannya

Kita sering kali mendengar istilah de facto dan de jure. Beberapa di antara kita mungkin…

5 years ago

Silsilah Kerajaan Demak Sebagai Kerajaan Islam Pertama

Kerajaan Demak atau Kesultanan Demak merupakan bagian dari sejarah kerajaan Islam di Indonesia sebagai kerajaan…

5 years ago