Frederich Silaban dan R.M. Soedarsono menjadi arsitek yang diamanahi tugas mulia ini. Tugu setinggi 132 meter akhirnya diselesaikan tepat pada tanggal 12 Juli 1975 yang kemudian segera diresmikan Presiden pada hari itu juga. Sekarang Tugu Monas menjadi salah satu destinasi wisata yang digemari masyarakat ibu kota. Letaknya tepat di jantung ibukota. Tepatnya di Lapangan Medan Merdeka, Jakarta Pusat. Selain monumen, di sana juga didirikan sebuah museum yang menceritakan pengalaman Indonesia merebut kedaulatannya.
Tugu Monas terbuka untuk masyarakat umum tujuh jam setiap harinya. Anda dapat berkunjung ke sini untuk menikmati keunikan bangunannya yang membawa lidah api berlapis emas sekaligus menambah wawasan sejarah bangsa.
Tentu saja sebuah monumen semegah Tugu Monas tidak didirikan tanpa tujuan. Ada fungsi dan tujuan besar yang mendasari pembangunan tugu tersebut. Semua ide awal pembangunan ini bermula dari keinginan Presiden pertama RI, Ir. Soekarno. Keinginan mengembalikan kehormatan RI dan menunjukkan wibawanya di mata rakyat sendiri dan dunia internasional. Karenanya bangunan ini akan diletakkan di depan istana merdeka.
Gagasan ini lahir di masa awal kemerdekaan Indonesia. Saat itu banyak konflik yang terjadi. Baik konflik dari dalam negeri maupun halangan-halangan yang terus dilancarkan untuk meruntuhkan kedaulatan NKRI. Hingga pada akhirnya, demi menjaga kedaulatan bangsa Indonesia, ibu kota kita sempat dipindahkan ke kota Yogyakarta.
Sejarah berdirinya tugu monas di awali pada tahun 1949, dimana keadaan nasional mulai membaik. Di tahun itulah Belanda yang masih sangat bernafsu mencengkeram kembali bumi Indonesia telah mengakui kedaulatan negara Indonesia. Karena telah memperoleh pengakuan itulah, ibukota negara dikembalikan ke pusat, Jakarta.
Sekembalinya ke Istana Merdeka, Presiden Soekarno teringat akan kebesaran bangsa Indonesia. Pada zaman dahulu ketika manusia masih berperadaban rendah, kita sebagai bangsa Indonesia telah memberi peninggalan berupa hasil budaya yang megah. Candi Borobudur yang menjadi salah satu dari 7 keajaiban dunia adalah bentuk kebesaran budaya dan kegagahan bangsa Indonesia.
Setelah beratus-ratus tahun Indonesia berusaha mengembalikan kehormatannya, kini kedaulatan Indonesia telah diakui utuh di mata dunia. Tidak ada lagi bangsa asing yang berhak merongrong kedaulatan kita. Dan karena itulah Soekarno ingin mendirikan sebuah bangunan besar dan megah yang menggambarkan semangat bangsa Indonesia.
Dalam pikiran Presiden saat itu, monumen peringatan ini akan menjadi pengingat dan penyemangat bagi generasi mendatang. Monumen yang ditinggalkan haruslah sama megahnya dengan Menara Eiffel di Paris, Perancis atau tugu-tugu lain di ibukota negara kuat kala itu.
Untuk mendapatkan rancangan yang memiliki nilai seni sekaligus filosofis, negara mengadakan sayembara. Sayembara yang terbuka untuk umum ini diikuti oleh 51 peserta. Panitia nasional melakukan seleksi ketat bagi setiap karya yang masuk. Seleksi tersebut hanya menyisakan sebuah karya rancangan Frederich Silaban.
Diterima panitia nasional bukan berarti karya tersebut langsung dijadikan acuan pendirian bangunan. Ternyata alasan diterimanya karya Frederich adalah karya tersebut menjadi satu-satunya karya yang sesuai dengan kriteria sayembara. Karya dari Frederich Silaban memiliki dua keunggulan yang sesuai dengan permintaan panitia. Rancangannya dapat bertahan kokoh dalam hitungan abad dan mewakili karakter bangsa Indonesia.
Akhirnya panitia pembangunan monumen kembali menggelar sayembara kedua. Sayembara ini digelar di tahun 1960. Minat masyarakat terhadap rencana Presiden ternyata cukup tinggi. Terbukti dengan meningkatnya peserta sayembara menjadi 136 peserta. Sayangnya hasil penilaian menunjukkan tidak ada satu buah karya pun yang layak menjadi pemenang.
Karena keadaan sudah semakin berlarut-larut tanpa hasil, akhirnya Presiden meminta Frederich membuat rancangan baru berkonsep lingga dan yoni. Konsep rancangan dari Frederich terlalu besar, sehingga baru bisa diwujudkan jika perekonomian Indonesia membaik. Frederich mengajak arsitek lain bernama R.M Soedarsono sebagai partnernya bekerja. Kedua arsitek ini kemudian berhasil memenangkan hati Soekarno dengan konsep hasil rancangannya.
Pembangunan Tugu Monas terdiri dari beberapa tahapan. Presiden Soekarno benar-benar antusias memonitori perkembangan pembangunan monumen tersebut. Tugu Monas dibuat dengan konsep lingga-yoni sebagaimana kebanyakan bangunan yang ada di Indonesia pada masa terdahulu. Lingga dan yoni merupakan bagian bangunan yang melambangkan kebudayaan Indonesia. Keberadaannya selalu menyertai bangunan masa lampau yang dibangun oleh Kerajaan Maritim dan kerajaan kuat lain di wilayah Nusantara.
Lingga-yoni hampir sama dengan ying dan yang di China. Lingga merupakan lambang dari energi positif yang dirupakan juga dengan alu pada alat penumbuk padi yang digunakan masyarakat Indonesia. Yoni merupakan bagian cawan yang menjadi alas tempat lingga berada. Yoni ini melambangkan energi negatif yang biasa diberikan oleh para wanita. Yoni juga bisa disamakan dengan lesung sebagai tempat menumbuk padi tradisional.
Lingga dan yoni ini saling melengkapi, saling terikat dan ketergantungan. Sama seperti sejarah Indonesia yang panjang. Semua rentetan peristiwanya bernilai dan memilik hubungan ketergantungan yang kuat.
1.Tahap I (1961-1965)
Pembangunan Monas tahap I diawali dengan peletakan beton pertama sebagai pondasi bangunan. Presiden sendirilah yang melakukannya di atas lahan seluas 80 ha. Peletakan ini dilangsungkan tepat di tanggal 17 Agustus 1961. Ada 284 pasak beton yang ditanam sebagai bagian dari monumen nasional. MONAS Sementara pasak bumi yang digunakan sebagai pondasi museum sejarah nasional total ada 360 buah. Penyelesaian bagian bangunannya juga bertahap.
2.Tahap II (1969-1976)
Tahap selanjutnya sempat tertunda akibat adanya peristiwa pengkhianatan peristiwa G30S/PKI 1965.Pembangunan lanjutan dilakukan pada tahun 1969 hingga 1976. Pada tahap ini masih terjadi masalah air yang menggenang di beberapa titik museum. Walaupun begitu, di periode kedua ini pembangunan Monas sudah dapat diselesaikan. Penambahan diorama pada museum sejarah nasional juga telah dirampungkan pada periode ini.
Selanjutnya, tugu Monas baru dibuka untuk umum pada pemerintahan Presiden Soeharto. Tanggal 12 Jul 1975 menjadi hari peresmian tugu Monas oleh penguasa orde baru.
Berikut ini bagian-bagian bangunan yang ada di Monas :
Monas lebih dari sekedar tugu peringatan yang menjulang. Ada beberapa bagian bangunan yang memiliki nilai sejarah tersendiri. Arsitek Monas sengaja membuat bangunan yang bernilai seni sekaligus filosofis. Ia membuat bangunan yang berbentuk gelombang, riak dengan segala keunikannya yang akan berujung di sebuah puncak emas yang melambangkan semangat rakyat Indonesia.
1. Puncak Monumen
Sudah menjadi rahasia umum bahwa lidah api yang tak kunjung padam di atas monumen nasional ini mengandung emas. Api di atas monumen melambangkan semangat rakyat Indonesia yang akan selalu menyala. Pelataran yang ada di pucuk Monas ini jika diukur dari tanah berkedudukan di 115 meter menjulang ke atas. Ada emas sebanyak 28 kg dari 38 kg emas yang menjadi pelapis awal obor semangat di puncak Monas. Emas sebanyak itu adalah hasil sumbangan dari seorang pengusaha sukses di tanah Aceh, Teuku Markam yang biografinya akan sedikit diulas pada bagian akhir artikel ini.
Selain menyumbang emas bagi kemegahan Monas, Teuku Markam juga menjadi salah satu pembebas tanah Senayan yang digunakan sebagai kawasan olahraga nasional. Di pelataran puncak ini cukup menampung sekitar 50 orang. Selain itu, yang termahal dari bagian puncak Monas ini adalah lidah api kemerdekaan. Sebenarnya lidah api itu bukan hanya satu bagian utuh. Tetapi terdiri dari 77 bagian terpisah yang disatukan menjadi 1 bagian utuh. Diameternya mencapai 6 meter dengan tinggi hingga 14 meter.
Di puncak Monas ini juga terdapat sebuah cawan lampu yang terbuat dari perunggu. Bahan perunggu yang digunakan total sebanyak 14,5 ton. Perunggu sebegitu banyaknya masih juga diberi lapisan emas sebanyak 38 kg. Namun untuk memperingati Dirgahayu Indonesia saat itu, pada tahun 1995 lapisan emas di puncak Monas ini ditambah lagi hingga beratnya terhitung 50 kg.
Dari pucuk Monas inilah semua pengunjung bebas menikmati pemandangan modern kota Jakarta sekaligus keindahan Gunung Salak. Kabarnya ada patung seorang wanita yang rambutnya tergerai di puncak Monas. Patung ini hanya dapat dilihat dari sudut tertentu di Istana Merdeka. Sampai sekarang patung wanita misterius itu belum dapat dijelaskan fungsi filosofisnya dan alasan mengapa dibangun secara samar.
2. Ruang Kemerdekaan
Ruangan ini juga mengandung bahan-bahan berlapis emas dan perunggu. Di dalam ruang hening ini, kita dapat mengenangkan makna dari kemerdekaan Indonesia yang telah diraih dengan susah payah oleh para pendahulu kita. Di dalam ruang ini, sebuah pintu mekanik dari campuran perunggu dan emas akan terbuka sendiri sambil mempedengarkan lagu Padamu Negeri, sekaligus rekaman naskah proklamasi yang dibacakan Soekarno. Di samping itu, ada sebuah kotak kaca berlapis emas yang digunakan sebagai tempat penyimpanan naskah asli proklamasi. Ada pula peta negara Indonesia yang terbentang luas dilengkapi lambang negara.
Bendera pusaka yang dikibarkan saat 17 Agustus 1945 di Pegangsaan Timur Raya Nomor 56 sudah tidak lagi dikibarkan di sini. Kondisi kain yang semakin berumur tidak memungkinkan untuk dipertontonkan kepada umum. Lebih dari itu, lambang-lambang negara yang lain yang ada di ruangan ini semuanya dibuat dari lapisan emas atau perunggu.
3. Museum Sejarah
Museum ini merupakan salah satu museum sejarah terlengkap skala nasional. Terdapat 51 diorama di dalam museum sejarah nasional ini. Anda dapat mengetahui sejarah lengkap Indonesia. Mulailah perjalanan dari bagian timur laut di ruang museum lalu bergeraklah ke kanan hingga menyelesaikan diorama.
Diorama sejarah Indonesia ini memberitahukan kepada pengunjung perkembangan keadaan Indonesia secara kronologis dan lengkap. Anda akan mulai diberitahu bagaimana keadaan Indonesia pada zaman pra sejarah kemudian berlanjut ke zaman kerajaan yang sempat membesarkan nama Indonesia. Diorama ini mengakhiri perjalanan Indonesia sampai pasca kemerdekaan era orde baru.
4. Relief Sejarah
Selain memiliki museum sejarah, ternyata Monas juga mempunyai relief timbul sejarah Indonesia yang terletak di bagian luar monumen. Anda dapat menjumpai relief sejarah lengkap Indonesia ini di setiap sudut yang ada di halaman luar. Relief sejarah ini hampir sama dengan diorama yang ada di museum sejarah nasional. Relief timbul yang dibuat berjajar menceritakan sejarah Indonesia secara kronologis.
Bedanya, sejarah yang diceritakan di sini adalah sejarah Nusantara yang dimulai dengan adanya sistem kerajaan di tanah kita. Dimulai dengan kerajaan paling jaya di masa silam, sejarah kerajaan majapahit dan juga sejarah kerajaan singosari. Kedua kerajaan ini memiliki kelebihan masing-masing yang dapat dibanggakan dan diteladani oleh generasi muda.
Kemudian relief berjalan ke kanan untuk menceritakan mengenai tanah pertiwi yang dijajah oleh bangsa asing. Mulai zaman kedatangan hingga mulai melakukan usaha perlawanan terhadap kolonialisme dicantumkan dalam relief bangunan sejarah ini. Begitu pula dengan perubahan strategi Indonesia yang ingin lepas dari Hindia–Belanda. Strategi yang dulu melawan Belanda secara berkelompok sesuai daerah dan kepentingannya sendiri kemudian mulai menyusun strategi. Mereka mencoba menyatukan negara ini dengan mendirikan organisasi yang dapat mewadahi kepentingan semua pihak.
Berdirilah organisasi Boedi Oetomo yang memotivasi pendirian organisasi-organisasi lain di Hindia-Belanda pada waktu itu. Relief di sini juga memuat cerita mengenai sumpah pemuda hingga bagaimana kondisi Indonesia di era modern.
5. Kolam dan Patung Pangeran Diponegoro
Sebenarnya ini bukan bagian utama bangunan Monas. Namun kolam dan patung Pangeran Diponegoro menjadi bagian yang tak terpisahkan dari Tugu Monas karena masih berada di area Taman Monas.
Fungsi adanya kolam ini untuk memperindah nilai seni yang sudah ada di bangunan Monas. Kolam seluas 25 meter x 25 meter tersebut dilengkapi dengan pembangunan air mancur. Patung Diponegoro yang berada di dekat kolam sendiri dibangun dari 8 ton perunggu sumbangan Dr. Mario Bross.
Sebagai Monumen Nasional, masalah nama menjadi hal yang tidak luput dari perhatian. Daerah tempat keberadaan tugu ini sempat mengalami beberapa kali pergantian nama, sampai akhirnya ditetapkan dengan resmi menjadi Monumen Nasional.
Itulah beberapa nama yang pernah kita kenal sebelum diresmikan menjadi Monumen Nasional.
Biografi Singkat Teuku Markam
Pada pembahasan mengenai bagian puncak Monas, nama Teuku Markam disebut-sebut sebagai penyumbang emas puluhan kilogram yang digunakan sebagai pelapis api nan tak kunjung padam. Peran beliau yang vital tidak banyak diketahui orang awam. Media tidak banyak yang meliput, sejarah pun tidak banyak yang memuat nama besarnya. Teuku Markam merupakan seorang saudagar kaya yang berasal dari tanah Aceh. Perjalanan hidupnya berliku, namun ia senantiasa menyisihkan penghasilannya yang berlebih untuk kepentingan negara. Beliaulah yang membantu pemerintah menyelesaikan proyek impian Soekarno, Monas.
Di samping itu, beliau juga aktif mendanai kebutuhan finansial KTT Asia Afrika yang pernah diadakan di Indonesia, membuat beberapa jalan penghubung antar kota di Jawa dan Sumatera, membeli tanah Senayan untuk digunakan sebagai area olahraga nasional dan mendukung sepenuhnya usaha kemerdekaan Irian Barat yang ingin kembali ke pangkuan Indonesia pada waktu itu.
Nasib tragis membalikkan keadaan Teuku Markam yang dikenal dekat dengan Bung Karno. Jika dahulu orang-orang menghormati Teuku Markam luar dalam, setelah orde lama berakhir, jasa-jasa beliau kepada negeri ini ikut terlupakan. Di akhir hayatnya, ia meninggal akibat penyakit komplikasi yang dideritanya berkelanjutan.
[accordion]
[toggle title=”Artikel Terkait”]
[/toggle]
[toggle title=”Artikel”]
[one_fourth]
[/one_fourth]
[one_fourth]
[/one_fourth]
[one_fourth]
[/one_fourth]
[one_fourth_last]
[/one_fourth_last]
[/toggle]
[/accordion]
Sekarang kita dapat beraktivitas ke sana bersama keluarga. Pemandangan yang unik, info sejarah baru, dan beberapa arena olahraga serta fasilitas publik lainnya sudah diperbaharui oleh pemerintah. Sehingga warga bisa berlama-lama di area ini. Silahkan berkunjung dan selamat menikmati Taman Monas.
Latar Belakang Hari Kebangkitan Nasional Setiap tanggal 20 Mei rakyat Indonesia memperingati hari kebangkitan nasional…
Latar Belakang Hari Buruh Internasional ( May Day) Demonstrasi dan orasi merupakan hak semua orang…
Mungkin banyak dari kita yang sering membaca atau mendengar istilah kolonialisme dan imperialisme. Selain dari…
Dunia ini memiliki banyak negara. Total ada Negara 193 negara yang ada di dunia ini.…
Kita sering kali mendengar istilah de facto dan de jure. Beberapa di antara kita mungkin…
Kerajaan Demak atau Kesultanan Demak merupakan bagian dari sejarah kerajaan Islam di Indonesia sebagai kerajaan…