Kesultanan Cirebon adalah Kesultanan Islam yang terkenal di Jawa Barat pada abad 15 – 16 Masehi, dan merupakan tempat yang penting dalam jalur perdagangan dan jalur pelayaran antar pulau di Indonesia. Lokasi Kesultanan Cirebon terdapat pada perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Barat.Kebudayaan Cirebon yang tidak didominasi Kebudayaan Jawa dikarenakan Kerajaan Cirebon mempunyai kebudayaan campuran yaitu antara Jawa dan Sunda.Kesultanan Cirebon didirikan di dalem agung pakungwati atau yang sering disebut dengan Keraton Kasepuhan Cirebon.
Baca juga :
Peninggalan Kerajaan Cirebon
Berikut ini merupakan peninggalan bersejarah Kerajaan Cirebon di Indonesia.
1. Keraton Kasepuhan Cirebon
Nyimas Pakungwati menikah dengan sepupunya yang bernama Syarif Hidayatulllah , Syarif Hidayatullah merupakan tokoh agama terkemuka di Indonesia dan orang sering menyebutnya dengan sebutan Sunan Gunung Jati.
Keraton Kasepuhan merupakan bangunan bersejarah Kesultanan Cirebon yang masih terawat dengan baik, dan bangunan Keraton Kasepuhan Cirebon tersebut menghadap ke posisi utara , dikarenakan itu termasuk ciri khas bangunan keratin yang selalu menghadap utara dan didekatnya ada masjid
Keraton Kasepuhan Cirebon mempunyai 2 buah pintu gerbang, pintu utama yang terletak di utara dan pintu belakang yang terletak di selatan keraton.Pintu utara sering disebut Kreteg Pangrawit yang berarti Jembatan Kecil , sedangkan disebelah selatan dinamakan Lawang Sanga yang berarti Pintu Sembilan. Dibagian depan keraton terdapat dua bangunan yaitu Pancaratna dan Pancaniti.
Pancaratna ialah bangunan yang terdapat pada kiri depan komplek yang terdapat pada pintu utara dan bangunan ini berfungsi sebagai tempat seba atau tempat yang menghadap para pembesar desa yang diterima oleh Demang atau Wedana ,dan bangunan tersebut sekelilingnya di pasangi dengan pagar yang terali besi.
Pancaniti ialah bangunan pendopo yang terletak disebelah timur yang merupakan tempat para perwira tinggi keraton melakukan pelatihan terhadap para prajurit dan sebagai tempat pengadilan. Pendopo tersebut merupakan bangunan yang tidak mempunyai dinding atau terbuka dan memiliki tiang berjumlah 16 buah untuk menopang atapnya.
2. Keraton Kanoman
Di keraton ini terdapat dua kereta yang disimpan dan merupakan peninggalan kuno dari Kesultanan Cirebon yaitu kereta Paksi Naga Liman dan Kereta Jempana,Kesultanan Kanoman merupakan pembagian dari Kesultanan Cirebon , yang dibagi kepada putera Pangeran Girilaya yaitu Pangeran Raja Kartawijaya.
3. Keraton Kacirebon
Keraton Kacirebon berada di wilayah kelurahan Pulasaren Kecamatan Pekalipan di Kota Cirebon,dan terletak di sebelah barat daya dari Keraton Kasepuhan dan selatan dari Keraton Kanoman.Bangunan ini mempunyai panjang yang sangat besar dan memanjang ke arah selatan dengan luas tanah 46.500 m persegi.
Baca juga :
4. Keraton Keprabon
Akan tetapi Keprabon bukanlah Keraton atau Kesultanan melainkan sebuah tempat yang dibangun oleh Pangeran Raja Adipati untuk mendalami agami islam seperti Thareqat.Keprabon tidak mempunyai keraton melainkan hanya rumah-rumah biasa.Akan tetapi Keprabon tetap mempunyai bau peninggalan sejarah dari Kesultanan Cirebon meskipun sedikit.
Baca juga :
5. Kereta Singa Barong Kasepuhan
Ukiran pada Kereta Singa Barong tersebut cukup menarik dan indah meskipun pada saat ini kereta kuno tersebut kurang terawatt. Di sisi belakang Kereta Singa Barong tersebut menempel bendera kuning yang disebut Blandrang , Blandrang sendiri bendera yang selalu dibawa prajurit Panyutran sebagai barisan kehormatan.
Ukiran pada sisi belakang Kereta berbentuk gumpalan-gumpalan awan hijau dengan ornament berwarna emas, Kereta Singa Barung tersebut biasa digunakan pada saat kirab 1 Muharam dan Pelantikan Sultan. Di Tahun 1945 Kereta Singa Barong yang asli ini tidak digunakan lagi pada saat kirab , yang digunakan yaitu Kereta Singa Barong palsu atau duplikatnya.
6. Masjid Sang Cipta Rasa
Konon , masjid ini dibangun dengan melibatkan 500 orang yang didatangkan dari Majapahit,Demak,dan Cirebon. Sunan Gunung Jati yang merencanakan pembangungan masjid ini menunjuk Sunan Kalijaga untuk menjadi arsiteknya, daripada itu Sunan Gunung Jati juga meminta bantuan dari Raden Sepat seorang arsitek Majapahit yang merupakan tahanan perang Demak-Majapahit.
7. Makam Sunan Gunung Jati
Sunan Gunung Jati sendiri lebih dikenal dengan panggilan Syarif Hidayatullah, dan ia merupakan putra dari Nyai Rara Santang, salah seorang puteri Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi dari Ibunda Nyai Subang Larang.
8. Patung Macan Putih
Masyarakat sekarang lebih menganggap 2 patung tersebut sebagai penjaga suatu tempat yang berbau sacral atau mistis , akan tetapi sebenarnya fungsi dari patung tersebut pada jaman dahulu hanya digunakan sebagai lambang keluarga atau keturunan Prabu Siliwangi saja.
9. Alun – Alun Sangkala Buana atau Saptonan
Saptonan sebutan dari tempat itu dikarenakan konon tempat itu digunakan sebagai tempat latihan keprajuritan tiap hari Sabtu , serta sebagai tempat pelaksanaan hukuman terhadap rakyat-rakyat yang telah melakukan kesalahan atau menjalani hukuman , tempat itulah yang digunakan seperti hokum cambuk.
10. Bangunan Mande Pengiring
Bangunan ini merupakan salah satu bangunan dari 5 bangunan mande lainnya seperti Mande Malang Semirang , Mande Pandawa Lima , Mande Semar Tinandu , Mande Karesmen , Mande Pengiring itu sendiri. Mande – mande tersebut digunakan kesultanan sesuai dengan kegunaannya masing – masing untuk melambangkan bagaimana kasultanan itu berkuasa .
11. Bangunan Mande Karesmen
Disamping merupakan para pemain gamelan yang berada di kompleks keraton Kasepuhan terlihat para Wiyaga (penabuh gamelan) sedang berdiskusi disela-sela kegiatan penabuhan gong Sekati pada Idul Fitri 2014, dari jajaran Wiyaga terlihat Ki Waryo (anak dari Ki Empek) duduk paling kanan, Ki Adnani dan kemudian Ki Encu.
12. Regol Pengada
Bangunan Pengada yang berada tepat di depan gerbang Regol Pengada dengan ukuran 17 x 9,5 m yang berfungsi sebagai tempat membagikan berkat dan juga tempat pemeriksaan sebelum menghadap ke raja dan di atas tembok sekeliling kompleks Siti Inggil ini terdapat Candi Laras untuk penyelaras dari kompleks Siti Inggil ini.
Siti inggil atau sering disebut dengan lemah duwur yaitu tanah yang tinggi sesuai dengan namanya, bangunan ini memang tinggi dan nampak seperti kompleks candi pada zaman Kerajaan Majapahit. Bangunan ini didirikan pada tahun 1529, pada masa pemerintahan Syekh Syarif Hidayatullah alias Sunan Gunung Jati.
13. Tajuq Agung dan Beduq Samogiri
Pos bedug Samogiri yang berada di depan Tajug Agung atau Masjid Agung dan menghadap ke timur ini berdenah bujursangkar berukuran 4 x 4 m yang di dalamnya terdapat bedug . Penutup atap didukung 4 tiang utama dan 5 tiang pendukung.
Baca Juga :
14. Kutagara Wadasan dan Kuncung
Arti dari ukiran tersebut yaitu seseorang harus mempunyai pondasi yang kuat jika sudah menjadi pimpinan atau sultan dan juga harus bisa mengayomi bawahan dan rakyatnya. Kuncung merupakan bangunan digunakan parkir kendaraan sultan dan dibangun oleh Sultan Sepuh I Syamsuddin Martawidjaja pada tahun 1678.
15. Mangkok kayu berukir
Mangkok tersebut digunakan kerajaan untuk seharinya membawakan keluarga raja suatu makanan atau yang lain , arti dari corak ukiran tersebut melambangkan silsilah sebuah kehidupan yang panjang yang dialami manusia di dunia ini.
Baca Juga :
Semoga artikel dari kami yang kami buat bertujuan untuk memperluas wawasan kalian , peninggalan tersebut dapat dijumpai di berbagai museum yang telah kami cantumkan diatas . Peninggalan – peninggalan diatas masih banyak yang mempunyai fisik asli seperti dulu dan ada yang sudah dimodifikasi atau renovasi , Terima Kasih.
Latar Belakang Hari Kebangkitan Nasional Setiap tanggal 20 Mei rakyat Indonesia memperingati hari kebangkitan nasional…
Latar Belakang Hari Buruh Internasional ( May Day) Demonstrasi dan orasi merupakan hak semua orang…
Mungkin banyak dari kita yang sering membaca atau mendengar istilah kolonialisme dan imperialisme. Selain dari…
Dunia ini memiliki banyak negara. Total ada Negara 193 negara yang ada di dunia ini.…
Kita sering kali mendengar istilah de facto dan de jure. Beberapa di antara kita mungkin…
Kerajaan Demak atau Kesultanan Demak merupakan bagian dari sejarah kerajaan Islam di Indonesia sebagai kerajaan…