Kota Tua Jakarta adalah kawasan wisata alternatif untuk para penikmat sejarah yang hendak mengetahui sejarah Jakarta di masa lampau. Di kawasan Kota Tua ini banyak peninggalan cagar budaya mulai dari bangunan bersejarah, atraksi pertunjukan jalanan, wisata kuliner hingga museum. Beberapa museum yang menarik terdapat di kawasan Kota Tua ini, salah satunya adalah Museum Wayang. Wayang adalah seni kebudayaan asli Indonesia yang telah ada sejak zaman nenek moyang kita, karena itulah ada banyak jenis wayang di Indonesia yang berusaha dilestarikan oleh pemerintah dengan membuka sebuah museum khusus Wayang.
Selain museum Wayang di Jakarta, masih banyak terdapat museum wayang di berbagai daerah Indonesia seperti Museum Kekanyon di Bantul, Museum Sanggar Gubug Wayang di Mojokerto Museum Wayang Wuryantoro di Wonogiri, Museum Sendang Mas di Banyumas, Museum Wayang Sasana Guna Rasa di Magelang sekitar 500 meter dari Candi Borobodur, Museum dan Artefak Purbalingga, Museum Galeri Wayang Purwakarta. Namun dari semua museum tersebut, Museum Wayang Jakarta memiliki koleksi yang lebih lengkap dari Indonesia dan bahkan dari berbagai penjuru dunia. Masih banyak pula museum di Jakarta seperti sejarah museum kota tua dan sejarah museum Gajah Jakarta yang sangat layak untuk dikunjungi.
Sekilas Sejarah Museum Wayang Jakarta
Museum Wayang terletak di jalan Pintu Besar Utara no.27, Jakarta Pusat tepat di sebelah museum sejarah Jakarta dan berdekatan dengan sejarah museum Fatahillah Jakarta. Dalam sejarah museum wayang jakarta dulunya bernama De Oude Hollandsche Kerk atau Gereja Lama Belanda, pertama kali dibangun pada tahun 1640. Pada tahun 1732 museum diperbaiki dan berganti nama menjadi De Nieuwe Hollandse Kerk atau Gereja Baru Belanda, dan hancur pada 1808 akibat gempa bumi.
Pada 22 Desember 1939 gedung dijadikan museum bernama Oude Bataviasche Museum dan dibuka oleh Jonkheer Meester Aldius Warmoldus Lambertus Tjarda van Starkenborg Stachouwer, Gubernur Jenderal Belanda terakhir. Tahun 1957, gedung diserahkan kepada Lembaga Kebudayaan Indonesia dan kembali diserahkan kepada Depdikbud RI , lalu kepada pemerintah RI pada 23 Juni 1968 untuk dijadikan Museum Wayang. Gedung museum Wayang dibangun di lokasi bekas reruntuhannya dan diresmikan sebagai museum pada 13 Agustus 1975 oleh Gubernur DKI Ali Sadikin. Walaupun sudah dipugar, beberapa bagian dari gereja lama dan baru masih terlihat di bangunan ini. Pada 16 September 2003 museum ini mendapat hibah berupa perluasan bangunan dari H. Probosutedjo.
Koleksi Museum Wayang dan Boneka
Fasilitas Museum Lainnya
Lorong menuju pintu keluar yang harus dilalui oleh pengunjung setelah melihat koleksi di museum Wayang agak sempit namun dindingnya sangat tinggi, dan berujung pada pajangan ondel – ondel betawi dan toko suvenir. Di sekitar pintu keluar juga terdapat ruangan yang digunakan untuk pergelaran berbagai pertunjukan wayang yang digelar setiap hari Minggu pukul 10.00 – 14.00. selain itu juga ada workshop mengenai pembuatan wayang yang digelar secara berkala di museum tersebut, juga ada perhelatan Festival Wayang Indonesia setiap tahun sejak 2006. Museum Wayang terletak di dekat Museum Fatahillah dan bisa diakses menggunakan KRL atau Trans Jakarta yang menuju Jakarta Kota. Perjalanan dari halte Trans Jakarta atau Stasiun Jakarta Kota dapat ditempuh dengan berjalan kaki.
Museum buka setiap hari Selasa – Minggu mulai pukul 09.00 – 15.00 WIB untuk hari biasa dan Sabtu – Minggu hingga pukul 20.00, dengan harga tiket masuk 5000 rupiah. Museum tutup setiap hari Senin dan hari Raya. Mengunjungi Museum Wayang dapat menjadi kegiatan yang sangat bermanfaat untuk semakin mengenal kebudayaan asli Indonesia dan sejarahnya. Pengunjung juga bisa sekaligus mendatangi Museum Fatahillah Jakarta dan melihat koleksi museum Fatahillah Jakarta setelah berkunjung ke museum Wayang ini.
Museum bahkan dapat menjadi tempat studi bagi para pelajar dan mahasiswa, tempat pelatihan, pusat dokumentasi dan penelitian akan perwayangan, juga menjadi media pengetahuan budaya antar daerah dan antar bangsa. Melalui koleksi museum Wayang ini, para pengunjung akan dapat mengenal lebih dekat akan kebudayaan negeri sendiri terlebih bagi para generasi muda saat ini yang lebih akrab dengan teknologi daripada hal – hal yang tradisional untuk lebih mengenal sejarah leluhurnya sendiri.
Latar Belakang Hari Kebangkitan Nasional Setiap tanggal 20 Mei rakyat Indonesia memperingati hari kebangkitan nasional…
Latar Belakang Hari Buruh Internasional ( May Day) Demonstrasi dan orasi merupakan hak semua orang…
Mungkin banyak dari kita yang sering membaca atau mendengar istilah kolonialisme dan imperialisme. Selain dari…
Dunia ini memiliki banyak negara. Total ada Negara 193 negara yang ada di dunia ini.…
Kita sering kali mendengar istilah de facto dan de jure. Beberapa di antara kita mungkin…
Kerajaan Demak atau Kesultanan Demak merupakan bagian dari sejarah kerajaan Islam di Indonesia sebagai kerajaan…