Bangunan

17 Museum di Jakarta dan Koleksinya Terlengkap

Jakarta sebagai ibu kota negara memiliki berbagai tempat yang bersejarah. Selain itu, Jakarta juga memiliki berbagai macam jenis museum. Museum di Jakarta berjumlah cukup banyak. Pada artikel ini akan dibahas 12 museum di Jakarta. Kedua belas museum tersebut adalah:

  1. Museum Gajah atau Museum Nasional Republik Indonesia

Museum Nasional Republik Indonesia lebih dikenal dengan nama Museum Gajah. Hal ini karena keberadaan patung gajah yang berada di luar gedung. Museum ini terletak di Jakarta Pusat, yakni tepatnya di Jalan Merdeka Barat Nomor 12. Museum ini memiliki koleksi mulai dari berbagai prasasti dan arca-arca peninggalan yang ada di Indonesia hingga berbagai kerajinan dan kebudayaan purba yang ada di Indonesia.

Museum Gajah adalah museum pertama dan terbesar di Asia Tenggara. Sejarah Museum Gajah menunjukkan bahwa gedung ini dibangun tahun 1778, tepatnya tanggal 24 April, yakni pada sata pembentukan Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (Ikatan Kesenian dan Ilmu Batavia). Ketua perkumpulan tersebut, J.C.M. Radermacher menyumbang sebuah gedung yang bertempat di Jalan Kaliber beserta koleksi buku dan benda-benda budaya yang menjadi dasar untuk pendirian museum.

  1. Museum Kebangkitan Nasional

Sejarah Museum Kebangkitan Nasional berawal dari dibangunnya monumen tempat lahir dan berkembangnya kesadaran nasional dan juga ditemukannya organisasi pergerakan modern pertama kali yang bernama Boedi Oetomo. Museum ini berlokasi di Jalan Abdurrahman Saleh No. 26, Jakarta Pusat. Gedung ini selalu beralih fungsi dan sempat menjadi sekolah kedokteran yang didirikan oleh Belanda dengan nama School tot Opleiding van Inlandsche Artsen disingkat STOVIA. Koleksi dari museum ini berjumlah sebanyak 2.042 buah. Koleksi yang dimiliki diantaranya adalah oto, patung, lukisan, diorama, peta/maket/sketsa, angunan, jam dinding, mebel, gantungan lonceng, pakaian, senjata, dan perlengkapan kesehatan.

  1. Museum Wayang

Museum Wayang berlokasi di Jakarta Pusat, tepatnya di Jalan Pintu Besar Utama No. 27. Sejarah Museum Wayang Jakarta  berawal dari bangunan bernama De Oude Hollandsche Kerk (Gereja Lama Belanda) yang dibangun pertama kali pada tahun 1640. Pada tahun 1732, bangunan ini diperbaiki dan berganti nama menjadi De Nieuwu Hollandse Kerk (Gereja Baru Belanda). Bangunan ini kokoh berdiri sebagai gereja hingga tahun 1808 dan hancur oleh gempa bumi pada tahun yang sama. Selanjutnya, di atas tanah reruntuhan ini dibangun gedung Museum Wayang. Museum Wayang diresmikan pada 13 Agustus 1975. Beberapa bagian gereja lama dan baru masih terlihat pada bangunan ini meskipun telah dipugar.

  1. Museum Adam Malik

Museum di Jakarta selanjutnya adalah museum adam malik. Museum Adam Malik bertempat di Jalan Diponegoro No. 2, Jakarta Pusat. Museum ini dahulunya adalah tempat tinggal Mantan Wakil Presiden RI Adam Malik. Peresmian museum ini dilakukan oleh Ibu Tien Soeharto pada tanggal 5 September 1985. Museum ini mempunyai 13 jenis koleksi. Koleksi-koleksi tersebut adalah lukisan, ikon Rusia, lukisan Cina, keramik, buku-buku, senjata tradisional, patung batu dan perunggu, batu permata, ukiran kayu, tekstil, kristal, emas, dan alat fotografi.

  1. Museum Jenderal Besar DR. Abdul Haris Nasution

Museum ini terletak di Jalan Teuku Umar No. 4, Jakarta Pusat. Museum ini juga dikenal sebagai Sejarah Museum Sasmitaloka Jenderal Besar DR. Abdul Haris Nasution. Museum ini merupakan salah satu museum pahlawan nasional yang terbuka untuk umum. Museum ini buka dari hari Selasa hingga hari Minggu, yakni dari pukul 08.00 hingga pukul 14.00. Pada awalnya, museum ini adalah kediaman pribadi dari Jenderal Besar Dr. Abdul Haris Nasution. Rumah ini ditempati bersama dengan keluarganya sejak menjabat sebagai KSAD tahun 1949 hingga wafatnya pada 6 September 2000.

  1. Museum Pulau Onrust

Museum Pulau Onrust merupakan museum yang berada di salah satu pulau di Kepulauan Seribu, yakni Pulau Onrust. Museum ini adalah sebuah museum arkeologi yang menyimpan benda-benda bersejarah di masa pendudukan Belanda di Indonesia. Museum ini adalah satu-satunya rumah yang dulunya merupakan rumah dinas para dokter yang memeriksa kesehatan para Jemaah haji sebelum berangkat ke Tanah Suci.

Onrust bermakna sama dengan Unrest yang berarti ‘Tidak Pernah Beristirahat’. Pulau ini dahulunya memang selalu sibuk karena merupakan pusat bongkar muat dan galangan kapal bagi kapal-kapal laut yang singgah di Sunda Kelapa. Besarnya potensi pulau ini menjadikan Belanda memutuskan membangun benteng di Pulau Onrust sebagai benteng pertahanan. Pada masa penjajahan Jepang, pulau ini dijadikan penjara bagi para penjahat kelas berat.

  1. Museum Joang 45

Museum Joang 45 atau Gedong Juang 45 berlokasi di Jalan Menteng Raya No. 31, Jakarta Pusat. Bangunan yang berdiri pada tahun 1920-an ini dulunya diperuntukkan sebagai hotel dengan pengelola keluarga L.C. Schomper pada masa pemerintahan Belanda. Saat masa pemerintahan Jepang, bangunan ini berubah menjadi kantor yang dikelola oleh Ganseikanbu Sendenbu. Sejak saat itu, bangunan ini dijadikan sebagai tempat belajar politik.

Sejarah Museum Joang 45 dimulai saat gedung ini dijadikan museum atau tempat peninggalan sejarah saat jatuh kembali kepada Indonesia. Museum ini menyimpan banyak koleksi sejarah perjuangan kemerdekaan, seperti mobil dinas resmi Presiden dan Wakil Presiden RI Pertama (mobil REP 1 dan REP2) dan Mobil Peristiwa Pemboman di Cikini. Selain itu, terdapat pula dokumentasi dan lukisan yang mengisahkan perjuangan bangsa Indonesian tahu 1945 – 1950-an dan patung-patung pahlawan yang berjuang di dalamnya yang dibuat dalam bentuk dada.

  1. Museum Bank Indonesia Kawasan Kota Tua

Museum di Jakarta selanjutnya adalah Museum Bank Indonesia berlokasi di Jakarta Pusat, tepatnya di Jalan Pintu Besar Utara No. 3. Museum ini menempati area bekas gedung Bank Indonesia Kota yang merupakan cagar budaya peninggalan De Javasceh Bank. Bangunan ini beraliran neo-klasikal yang dipadu dengan pengaruh lokal.

Sejarah Museum Bank Indonesia menunjukkan bahwa museum ini diresmikan melalui dua tahap. Peresmian tahap I dilaksanakan pada tanggal 15 Desember 2006 oleh Burhanuddin Abdullah, Gubernur Bank Indonesia saat itu, dan mulai dibuka untuk masyarakat (soft opening). Peresmian tahap II (grand opening) dilaksanakan tanggal 21 Juli 2009 oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono. Museum miliki BI ini menyajikan informasi peran Bank Indonesia dalam perjalanan sejarah bangsa mulai dari kedatangan bangsa barat di Nusantara hingga terbentuknya Bank Indonesia tahun 1953 dan kebijakan-kebiijakan Bank Indonesia.

  1. Museum Kepolisian Negara Republik Indonesia

Museum Kepolisian Negara Republik Indonesia atau Museum POLRI berlokasi di Jalan Trunojoyo No. 3 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Museum ini adalah museum semi modern milik Kepolisian Negara Republik Indonesia. Museum ini menawarkan penelusuran sejarah Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan menampilkan galeri kepolisian masa lalu hingga masa kini.

Terdapat beberapa ruangan di museum ini, yakni ruang koleksi dan peristiwa, ruang sejarah, hall of fame, ruang kepahlawanan, ruang simbol dan kesatuan, ruang penegakan hukum, dan kids corner. Setiap ruangan berisi koleksi yang bermacam-macam mulai dari peralatan utama dan alat bantu POLRI, pangkat dan lambang kesatuan, pakaian seragam hingga atributnya dari masa ke masa.

  1. Museum Fatahillah

Museum Fatahillah atau Museum Sejarah Jakarta berada di Kota Tua, yakni tepatnya di Jalan Taman Fatahillah No.1, Pinangsia, Tamansari, Jakarta Barat. Sejarah Museum Fatahillah menunjukkan bahwa museum ini dahulunya adalah kantor Gubernur Batavia. Bangunan ini dibangun  pada tahun 1707 – 1712 atas perintah Gubernur Jendral Joan van Hoorn. Bangunan museum ini menyerupai Istana Dam di Amsterdam yang terdiri atas bangunan utama dengan dua sayap di bagian timur dan barat.

Selain itu, terdapat pula bangunan sanding yang digunakan sebagai kantor, ruang pengadilan, dan ruang bawah tanah yang dipakai sebagai penjara. Bangunan ini kemudian diresmikan sebagai Museum Fatahillah tanggal 30 Maret 1974. Museum ini berisi koleksi seperti perjalanan sejarah Jakarta, replika peninggalan masa Tarumanegara dan Pajajaran, hasil penggalian arkeologi di Jakarta, dan mebel antik mulai dari abad ke-17 hingga 19.

  1. Museum Mohammad Hoesni Thamrin

Museum ini berlokasi di Jalan Kenari II/15, Jakarta Pusat. Mohammad Hoesni Thamrin membeli gedung tersebut dari seseorang yang berkebangsaan Belanda, yakni Meneer De Has. Gedung ini kemudian dihibahkan untuk kepentingan kaum pergerakan kepada organisasi yang bernama PPPKI (Pemufakatan Pehimpunan Politik Kebangsaan Indonesia). Gedung ini kemudian diberi nama Gedung Pemufakatan Indonesia.

Gedung ini juga menjadi saksi lahirnya lagu kebangsaan Negara Indonesia, karena konsepnya ini dibuat di gedung MH. Thamrin ini oleh WR. Supratman.  Setelah sempat beberapa kali beralih fungsi, gedung ini kemudian diremiskan oleh Pemerintah Jakarta melalui Dinas Museum dan Sejarah menjadi salah satu bagian dari Museum Joang 45 yang memiliki peranan untuk mendokumentasikan perjuangan dari MH. Thamrin.

  1. Museum Sumpah Pemuda

Museum Sumpah Pemuda berlokasi Jalan Kramat Raya No. 106, Jakarta Pusat. Gedung Kramat yang menjadi cikal bakal dari Museum Sumpah Pemuda ini merupakan tempat berlangsungnya Kongres Pemuda Kedua, yakni tanggal 15 Agustus 1928. Sejarah Museum Sumpah Pemuda menunjukkan bahwa gedung ini menjadi saksi berbagai macam rumusan perjuangan mulai dari adanya kongres Sekar Roekoen, PPPI, dan Pemuda Indonesia.

Gedung ini awalnya bernama Langen Siswo dan diberi nama lain lagi, yakni Clubhuis atau berarti gedung pertemuan. Setelah mengalami berbagai perubahan nama gedung, gedung ini diganti nama dari Gedung Sumpah Pemuda menjadi Museum Sumpah Pemuda. Hal ini berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 029/O/1983 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, yakni Prof. Dr. Nugroho Notosusanto. Baca juga sejarah museum-museum lainnya yang berada di Jakarta, seperti:

  1. sejarah Museum Galeri Nasional
  2. sejarah Museum Keramik
  3. sejarah Museum Satria Mandala
  4. sejarah Museum Keprajuritan
  5. Museum PP Iptek

Inilah penjelasan mengenai 12 museum di Jakarta. Semoga bermanfaat.

=Kompas.com, Tempo.co, dan Kpu.go.id Menangkan 02 ?

Asih Kusumaningsih

Recent Posts

Sejarah Hari Kebangkitan Nasional (20 Mei) dan Kegiatan yang dilakukan

Latar Belakang Hari Kebangkitan Nasional Setiap tanggal 20 Mei rakyat Indonesia memperingati hari kebangkitan nasional…

5 years ago

Sejarah Hari Buruh Internasional ( 1 Mei ) dan Kegiatan yang dilakukan

Latar Belakang Hari Buruh Internasional ( May Day) Demonstrasi dan orasi merupakan hak semua orang…

5 years ago

Kolonialisme dan Imperialisme – Latar Belakang dan Contoh

Mungkin banyak dari kita yang sering membaca atau mendengar istilah kolonialisme dan imperialisme. Selain dari…

5 years ago

Sejarah Organisasi Internasional

Dunia ini memiliki banyak negara. Total ada Negara 193 negara yang ada di dunia ini.…

5 years ago

De Facto dan De Jure – Pengertian – Perbedaan – Contoh Menerapkannya

Kita sering kali mendengar istilah de facto dan de jure. Beberapa di antara kita mungkin…

5 years ago

Silsilah Kerajaan Demak Sebagai Kerajaan Islam Pertama

Kerajaan Demak atau Kesultanan Demak merupakan bagian dari sejarah kerajaan Islam di Indonesia sebagai kerajaan…

5 years ago