Museum saat ini menjadi salah satu tempat wisata pilihan bagi masyarakat untuk menghabiskan waktu liburan. Selain menjadi tempat liburan pergi wisata ke museum dapat menambah wawasan, terlebih lagi museum memiliki nilai historis terkait sejarah tertentu. Salah satu Sejarah Museum Jakarta yang sering dikunjungi oleh masyarakat adalah museum wayang. Museum wayang merupakan salah satu museum yang memiliki lokasi strategis. Berada di lokasi tengah kota merupakan salah satu daya Tarik museum ini sehingga banyak masyarakat mudah mengakses lokasinya. Museum ini mengoleksi banyak benda bersejarah yang sudah berumur ratusan tahun. Berikut ini adalah beberapa info yang bermanfaat sebelum mengunjungi museum ini, mungkin dapat menambah pengetahuan anda terkait dengan museum wayang ini.
Sejarah Museum Wayang Jakarta
Dahulu kala museum ini merupakan bangunan gereja tua yang dibangun oleh pemerintahan belanda pada tahun 1640. Bangunan ini sempat mengalami kerusakan dikarenakan bencana alam gempa dan juga sempat berganti – ganti nama. Hingga akhirnya pada tahun 1936 bangunan ini ditetapkan sebagai monument oleh lembaga independent yang memiliki tujuan untuk memajukan seni dan ilmu pengetahuan dalam bidang bidang ilmu biologi,fisika,arkeolog, kesusastraan, etnologi dan sejarah serta menerbitkan hasil penelitian. Museum Batavia yang dibuka secara resmi pada 22 Desember 1939 oleh Jonkheer Meester Aldius Warmoldus Lambertus Tjarda van Starkenborg Stachouwer, yang adalah Gubernur Jenderal Belanda yang terakhir.
Museum Wayang Jakarta berlokasi di deretan bangunan tua yang berada di sekitar Taman Fatahillah, detail alamatnya ada di Jl. Pintu Besar Utara 27, wilayah Kota Tua, Jakarta Barat, Dimana hanya berjarak beberapa meter dari Sejarah Museum Kota Tua. Museum ini mengoleksi beberapa macam jenis wayang baik jenis wayang domestik maupung wayan atau boneka dari manca negara. Dengan mengunjungi museum ini akan membawa manfaat yaitu mengenal dan melihat beberapa koleksi wayang kulit, wayang golek, koleksi wayang dan boneka dari manca Negara tetangga seperti seperti India, Cina, Belanda Malaysia, Thailand, Suriname, Vietnam, dan Kamboja, termasuk juga koleksi alat musik tradisional seperti gamelan. Selain itu pula juga terdapat kesenian lain seperti lukisan wayang.
Perkembangan Museum Wayang
Museum yang dahulunya merupakan halaman gereja tua saat ini telah berubah menjadi ruangan taman terbuka Museum Wayang. Di dalam museum ini terdapat taman taman kecil dengan prasasti sebanyak 9 (sembilan) buah. disetiap prasasti tersebut mencerimankan pejabat – pejabat Belanda yang dimakamkan di halaman gereja. Salah satu prasasti tersebut tertulis nama Jan Pieterszoon Coen, yang merupakan seorang Gubernur Jenderal yang berhasil menguasai kota Jayakarta pada tanggal 30 Mei 1619 setelah kekuasaan Prabu Jayakarta lumpuh akibat pertentangan dengan Sejarah Kerajaan Banten.
Pada Tahun 1975 tepatnya di tanggal 13 Agustus Museum Wayang diresmikan oleh Gubernur Jakarta yaitu Bapak Ali Sadikin. Dimana Area museum mengalami beberapa perpindahan lokasi , yang sebelumnya terletak di sisi Timur Museum Sejarah Jakarta (Museum Fatahillah) ke sisi Barat. walaupun museum wayang menempati gedung tua yang usianya sudah ratusan tahun, tampilan interior museum mengalami banyak modernisasi untuk menepis beberpa kesan suram di masyarakat dan terutama dapat lebih menarik minat pengunjung untuk datang ke museum wayang ini. Dari waktu ke waktu Museum Wayang terlihat melakukan ekspansi ke gedung disebelahnya. dapat dilihat bangunannya dengan desain yang modern. Gedung ini juga dilengkapi dengan lift untuk memudahkan kaum difabel atau orang lanjut usia mobilisasi di dalam gedung.
Koleksi di Museum Wayang
Koleksi Wayang di dalam Sejarah Museum Wayang Jakarta ini terdiri dari beberapa Wayang Kulit, Wayang Golek, topeng, wayang kaca, wayang seng, lukisan dan boneka-boneka dari manca negara seperti seperti India, Cina, Belanda Malaysia, Thailand, Suriname, Vietnam, dan Kamboja. selain itu juga terdapat koleksi alat musik tradisional seperti gamelan. Hingga saat ini, museum wayang memiliki koleksi lebih dari 5.000 buah wayang, dari koleksi – koleksi tersebut banyak terdapat koleksi wayang dalam negeri yang sangat menarik yaitu diantaranya :
Beberapa koleksi wayang kulit betawi terdapat tokoh lakon seperti hanoman dan gatot kaca. Lakon hanoman juga disebut sebagai Anoman, salah satu tokoh protagonis dalam wiracarita Ramayana yang paling terkenal. Anoman merupakan salah satu dewa dalam kepercayaan agama Hindu, Dia adalah seekor kera putih dan putra Batara Bayu dan Anjani, saudara dari Subali dan Sugriwa.
Sementara untuk lakon Gatot kaca merupakan seorang tokoh dalam wiracarita Mahabharata, putra Bimasena atau Wrekodara dari keluarga Pandawa. Tokoh ini memiliki julukan”otot kawat tulang besi” karena Kesaktiannya yang luar biasa, yaitu antara lain mampu terbang di angkasa tanpa menggunakan sayap. Di masyarakat, Gatotkaca menjadi tokoh pewayangan yang sangat populer dan banyak dikenal di kalangan umum.
Salah satu koleksi wayang kulit surakarta yang ada di museum wayang adalah lakon Bima Sena. Bima Sena adalah seorang tokoh protagonis dalam wiracarita Mahabarata. Bima sena memiliki sifat selalu kasar dan menakutkan bagi musuhnya, dia juga merupakan putra Kunti, dan dikenal sebagai tokoh Pandawa yang kuat.
Untuk lakon wayang kulit palembang yang menjadi koleksi di museum ini adalah lakon Baladewa. Baladewa merupakan saudara dari Prabu Kresna. Prabu Baladewa yang waktu mudanya bernama Kakrasana, adalah putra Prabu Basudewa, raja negara Mandura. koleksi – koleksi tersebut berada tersebar di beberapa koridor gedung museum wayang. seperti di lantai dua gedung ini terdapat banyak koleksi wayang golek, yaitu wayang tiga dimensi yang berasal dari tanah parahyangan. untuk lantai bawah sebelum menaiki tangga terdapat koleksi wayang revolusi yang figur-figurnya terbagi antara figur pribumi, figur bangsa Jepang, dan figur bangsa kulit putih.
Ada juga figur-figur yang terkenal yang dijadikan wayang, seperti misalnya Soekarno dan Si Pitung. Wayang ini tentunya digunakan untuk mendorong rasa nasionalisme dan membakar semangat para penontonnya. sementara itu di jalan menurun ke arah lantai satu terdapat lorong loorng yang dindingnya digunakan untuk menyimpan berbagai koleksi wayang, topeng, dan lukisan wayang dengan media kaca. Untuk membawa cinderamata bagi keluarga, sebelum menuju pintu keluar, ada toko cinderamata yang menjual berbagai jenis pajangan wayang golek dan wayang kulit. Harganya sangat kompetitif dengan range paling murah mungkin gantungan kunci dan pembatas buku berbentuk wayang kulit berukuran kecil.
Jam Operasional Museum Wayang
Untuk mengunjungi Sejarah Museum Wayang Jakarta ini bisa dilakukan pada hari Selasa sampai hari Minggu. Seperti pada umumnya untuk hari Senin adalah hari kramat bagi museum untuk tutup, begitu pula dengan hari raya tutup. Untuk jam buka Museum mulai dari pkl 09.00 – 15.00 WIB. dan Harga tiket masuknya cukup terjangkau yaitu Rp 5.000,00 untuk pengunjung dari dalam maupun mancanegara. Untuk menuju ke museum wayang, bisa menggunakan transportasi massal seperti KRL atau TransJakarta menuju Jakarta Kota. Dari halte TransJakarta atau Stasiun Jakarta Kota dapat melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki menuju arah kawasan Kota Tua Jakarta.
Semoga dengan informasi Sejarah Museum Wayang Jakarta bisa memudahkan untuk referensi terkait dengan museum wayang jakarta. Ayo budayakan ke museum untuk meningkatkan dan menambah info pengetahuan. dengan budget yang bisa dibilang murah kegiatan ini juga bisa menyenangkan buat buah hati anda.
Latar Belakang Hari Kebangkitan Nasional Setiap tanggal 20 Mei rakyat Indonesia memperingati hari kebangkitan nasional…
Latar Belakang Hari Buruh Internasional ( May Day) Demonstrasi dan orasi merupakan hak semua orang…
Mungkin banyak dari kita yang sering membaca atau mendengar istilah kolonialisme dan imperialisme. Selain dari…
Dunia ini memiliki banyak negara. Total ada Negara 193 negara yang ada di dunia ini.…
Kita sering kali mendengar istilah de facto dan de jure. Beberapa di antara kita mungkin…
Kerajaan Demak atau Kesultanan Demak merupakan bagian dari sejarah kerajaan Islam di Indonesia sebagai kerajaan…