Benua Australia memiliki sejarah yang panjang. Sejarah panjang ini diawali dengan kedatangan Suku Aborigin yang melakukan migrasi ke daratan yang besar ini. Sejarah Benua Austrlia juga punya kisah berdarah seperti pada mayoritas sejarah manusia. Sejarah berdarah tersebut terjadi ketika masa kolonialisme dan juga terbentuknya Australia sebagai negara.
Sejarah berdarah Benua Australia erat kaitannya dengan Suku Aborigin. Hanya 1 negara yang ada di benua ini, yaitu Australia yang lebih dikenal dengan Commonwealth of Australia. Negara ini memiliki wilayah berupa Benua Australia, Pulau Tasmania, dan pulau kecil lainnya yang lokasinya ada di sekitar Benua. Wilayah Benua Australia berbatasan dengan Indonesia di arah selatan.
Suku Aborigin
- Migrasi Benua Australia
Pada awalnya, Benua Australia bukanlah daerah yang ditempati oleh manusia. Suku Aborigin lah yang pertama menempatinya. Masa sejarah Benua Australia tiba ketika suku ini tiba di Australia menggunakan perahu. Rute kedatangan mereka melalui Asia Tenggara. Waktu kedatangan mereka terjadi pada saat zaman es terakhir. Perkiraan waktunya adalah sekitar 50.000 tahun yang lalu.
- Kehidupan Masyarakat
Orang Aborigin punya mata pencaharian sebagai pengumpul makanan, dan pemburu. Orang-orang ini terbagi dalam 300 klan. Meskipun klannya sebanyak itu, bahasa yang digunakan hanyalah sebanyak 250 bahasa. Hebatnya, 250 bahasa ini dipakai dengan menggunakan 700 dialek. Tiap-tiap klan Suku Aborigin punya hubungan spiritual dengan tanah keramatnya. Meski begitu mereka juga tetap melakukan perjalanan jauh. Biasanya mereka berjalan jauh untuk kegiatan mencari air, pencarian hasil bumi, berdagang, ritual dan juga pertemuan totemik. Landscape Benua Australia yang beragam tidak membuat kepercayaan Suku Aborigin berbeda. Dreamtime yang merupakan alam magis abadi menjadi kepercayaan Suku Aborigin.
- Bahasa
Bahasa yang dipakai oleh Suku Aborigin memang ada sekitar 250 bahasa. Namun, hanya sekitar kurang dari 200 bahasa Suku Aborigin yang masih digunakan hingga kini. Bahasa yang dipakai oleh Suku Aborigin merupakan bahasa asli yang dibuat Suku tersebut. Bahasa mereka tidak memiliki kaitan dengan bahasa Bangsa lainnya. Bahasa Suku Aborigin terbagi atas dua menurut ahli bahasa di Australia. Bahasa yang dipakai suku tersebut terbagi ke dalam Bahasa Pama Nyungan dan Bahasa Non-Pama Nyungan. Kedua bahasa ini merupakan hasil dari kontak yang bersifat intim dan waktu yang lama.
- Budaya
Pengelompokkan linguistik dilakukan oleh Suku Aborigin. Tindakan ini memperlihatkan kesimpulan bahwa suku ini punya caranya masing-masing dalam berbudaya, meskipun terkadang dapat ditemui kesamaan antar budaya yang ada di masing-masing klan Suku Aborigin. Pada saat ini, berdasarkan sensus di Australia, sebanyak 72% Orang Aborigin mempraktikkan ajaran agama yang mirip dengan kristen, 16% tidak menganut agama apa pun, dan sisanya sedang mempelajari ajaran agama islam.
- Seni
Bentuk kesenian yang berada di Suku Aborigin masih sama seperti nenek moyang mereka. Mayoritas masyarakat suku ini masih menggunakan batuan dan juga kulit kayu sebagai media untuk berkesenian. Penggunaan media kesenian yang masih sama seperti jaman nenek moyangnya ini, dikarenakan mereka sangat mengagungkan alam. Bahkan penggunaan cat pada lukisan mereka, masih menggunakan bahan alami yang berasal dari oker. Penggunaan bahan-bahan kimia pada kesenian hanya dilakukan oleh orang Aborigin yang telah memadukan kebudayaan modern dalam kehidupan sehari-harinya.
- Kedekatan Dengan Pelaut Makassar
Suku Aborigin, dalam hal ini Suku Yolngu Aborigin, pernah dekat dengan Bangsa Indonesia yang diwakili oleh para Pelaut Makassar. Pelaut yang berkapal Pinisi ini suka sekali berkelana jauh. Perjalanan jauh mereka temput untuk berdagang. Oleh karenanya, kedekatan di antara Suku Yolngu Aborigin dengan Pelaut Makassar dikarenakan hubungan perdagangan juga. Pelaut Makassar sampai ke wilayah Aborigin karena mencari komoditi tripang. Kala itu, komoditi laut yang satu ini telah menjadi primadona para pedagang dari Cina. Perairan di sekitar Australia kaya akan tripang. Orang Aborigin pun memanennya untuk dijadikan kebutuhan sehari-hari. Kedatangan orang Makassar menjadikan tripang sebagai komoditas perdagangan Suku Aborigin. Tripang ini oleh Pelaut Makassar dibeli dengan cara barter. Para pelaut tersebut akan menawarkan barter berupa pisau, baju, tembakau, kapak, beras atau pun senapan.
Hubungan dagang antara Pelaut Makassar dengan Suku Aborigin berlangsung ratusan tahun. Hubungan mesra ini mengakibatkan terjadinya percampuran budaya pada Suku Aborigin dan kawin antar ras. Percampuran budaya terjadi pada bahasa, ritual upacara adat, mitologi, nyanyian, dan juga seni. Bahasa merupakan percampuran budaya yang paling terlihat karena dipakai sehari-hari. Ada beberapa kata yang memakai serapan dari Pelaut Makassar, yakni rupiya yang berarti uang, balanda yang berarti orang kulit putih, manik-manik berarti kalung, balanydja yang berarti membeli barang atau jasa, dan juga prau yang berarti perahu.
Kolonialisasi Inggris
- Penjelajahan Bangsa Eropa
Bangsa Inggris tercatat menjadi negara penjajah di Benua Australia. Mereka datang ke Australia, setelah James Cook menemukan benua ini untuk kepentingan Inggris. Namun sebelum kedatangan Cook ke Australia, terdapat penjelajah lain dari Eropa yang lebih dulu datang ke Australia. Orang Eropa pertama yang menemukan Australia adalah Willem Janszoon yang berasal dari Belanda. Ia adalah gubernur dari benteng yang ada di Pulau Solor.
Janszoon dua kali lewat Australia. Kedatangan pertama beliau adalah ketika dia dan pasukannya melakukan perjalanan dari Banten ke Papua bagian barat pada 18 Nopember 1605. Ia mengambil jalan melalui Laut Arafura menuju Teluk Carpentaria. Jalur ini malah membuatnya sampai di Queensland. Ia masih mengira tanah yang ia jejaki merupakan bagian dari tanah Papua. Janszoon melakukan ekspedisi bersama krunya.
Di tengah ekspedisi, mereka bertemu dengan Suku Aborigin yang tak ramah. Pertemuan ini menyebabkan kematian sebagian kru Janszoon. Peristiwa itu membuat Janszoon memutuskan untuk kembali ke Banten. Ia menamai pulau yang baru tersebut dengan nama Nieu Zeland. Nama ini terinspirasi dari provinsi yang ada di negara Belanda yang bernama Zeeland. Namun, nama ini akhirnya tidak dipakai untuk penyebutan Australia. Nama ini baru dipakai ketika Abel Tasman menemukan daratan New Zealand. Setelah kedatangan yang pertama, Janszoon datang ke Australia lagi secara tak sengaja pada tahun 1618. Ia sampai di daerah pesisir Australia bagian barat. Seperti sebelumnya, ia berkeliling daratan tersebut. Namun, ia tidak mengelilinginya secara penuh.
Setelah kedatangan Janszoon, ekspedisi ke Benua Australia terus dilakukan oleh Bangsa Eropa hingga tahun 1800-an. Orang kedua yang datang ke Australia adalah Dirk Hartog. Ia datang ke Australia pada tahun 1616 dan mendarat di Shark Bay Area yang berada di bagian barat Australia. Kedatangannya diikuti oleh ekspedisi Frederick de Houtman dan juga Jacob d’Edel. Keduanya datang di tahun 1619 dengan kapal yang berbeda dan tanggal yang berbeda. Namun, mereka mendarat di tempat yang hampir serupa, yakni di dekat Perth.
Jan Cartensz datang dengan 2 kapal pada tahun 1923 atau 4 tahun setelah kedatangan de Houtman dan d’Edel. Ia mendarat di Teluk Carpentaria. Francois Thijssen datang ke Australia 4 tahun setelah Cartensz datang. Ia mendarat di sebuah tempat yang berjarak 1800 km dari pantai selatan Australia. Eksplorasi terus berlangsung hingga diakhiri pada tahun 1817 oleh Philip Parker King yang ditemani oleh Frederick Bedwell.
- Kedatangan Inggris dan Narapidana
Pada abad ke-17, penjelajah samudera memang sudah mendatangi Benua Australia. Namun pada saat itu, belum ada satu penjelajah samudera pun yang memetakannya. Kapten James Cook yang datang pada tahun 1770 memetakan pantai timur Australia. Setelah ia selesai memetakannya, pantai timur tersebut dinyatakan sebagai wilayah negara Inggris. Setelah diklaim, area pantai timur Australia ini difungsikan untuk tempat koloni yang terhukum.
Rombongan kapal Inggris yang berjumlah 11 kapal tiba pada 26 Januari 1788. Total 11 kapal ini membawa penumpang sebanyak 1.500 orang. Dari total penumpang tersebut, setengahnya ialah narapidana. Mereka semua mendarat di Pelabuhan Sydney. Rombongan kapal pembawa narapidana terus dilakukan hingga berakhir pada tahun 1868. Pada tahun terakhir pengangkutan, terdapat total 160.000 narapidana yang diangkut ke Australia.
Kehidupan narapidana di tempat yang baru ini sangat lah berat. Narapidana wanita selalu hidup dalam ancaman eksploitasi seksual yang dilancarkan narapidana pria. Ini karena jumlah pria lebih banyak daripada wanita dan mereka butuh memuaskan hasrat seksualnya. Hukuman yang diberikan kepada mereka jika terbukti bersalah sangat brutal. Beberapa diantaranya adalah dicambuk dengan brutal, dan hukuman gantung.
Penderitaan tidak hanya didapati oleh narapidana saja. Suku Aborigin pun terkena dampak dari kedatangan Bangsa Inggris ini. Mereka digusur oleh Bangsa Inggris ketika dibuat pemukiman baru. Selain itu, praktik kehidupan tradisional mereka juga terganggu. Kematian selalu membayangi mereka akibat penyakit baru yang tak dikenal yang merupakan bawaan orang Eropa.
- Penyebaran Pemukim Liar
Tahun 1820-an adalah masa kejayaan bagi narapidana yang dibebaskan. Selain perwira dan tentara, narapidana yang bebas pun mendapat jatah tanah dari pemerintah Inggris. Tanah tersebut, mereka buat menjadi ladang pertanian. Berita yang menggembirakan ini menjadikan imigran petualang datang ke Australia. Setibanya para imigran di Australia, kebanyakan dari mereka menjadi penghuni liar. Mereka dikatakan liar bukan hanya karena kedatangan yang tak diketahui pemerintah Inggris, tetapi juga karena mereka agresif dalam membuat pemukiman. Pergerakan mereka semakin masuk ke dalam wilayah pedalaman Suku Aborigin. Tindakan ini menjadikan Suku Aborigin terus menerus berkurang wilayahnya.
- Era Demam Emas
New South Wales merupakan daerah yang kaya akan emas di Australia. Era demam emas dimulai dari wilayah sini. Banyak orang yang datang ke wilayah ini untuk memulai menambang emas. Penambang emas asal Cina, dan semua orang dunia hitam datang ke tempat ini karena demam emas di wilayah tersebut. Kriminalitas menjadi naik pesat karena demam ini. Pemerintah Inggris berusaha menertibkan lingkungan yang telah tercemari kejahatan. Namun, ada saja yang tidak setuju. Terjadilah pemberontakan Eureka Stockade yang berdarah di Victor pada tahun 1854. Kekerasan terus terjadi seiring dengan kekayaan yang didapat dari penambangan emas. Kota di Australia menjadi berkembang setelah penambangan ini. Banyak orang menjadi kaya.
Benua Australia Menjadi Negara
Benua Australia akhirnya menjadi satu negara pada 1 Januari 1901. Kesepakatan enam negara bagian di benua ini menjadi sebuah negara berada di bawah konstitusi. Perundang-undangan pertama dibuat. Namanya adalah White Australia Policy. Isinya hanya membolehkan orang Eropa kulit putih saja yang bisa migrasi. Setelah Perang Dunia Kedua, kebijakan ini dihapus. Akibatnya, Australia berisi banyak imigran yang berasal dari kurang lebih 200 negara.
- Perang Dunia
Negara Australia ikut serta pada perang besar di awal abad ke-20. Perang yang dimaksud adalah Perang Dunia Pertama. Keikutsertaan negara ini pada perang tersebut dikarenakan negara ini merupakan negara persemakmuran yang berada di bawah naungan Negara Inggris. Keikutsertaan negara ini dalam Perang Dunia Pertama mengakibatkan krisis laki-laki pada saat itu. Penduduk laki-laki pada tahun 1914, ketika Perang Dunia Pertama terjadi, berjumlah kurang lebih 3 juta orang. Kurang lebih 400.000 lelaki Australia bertempur secara sukarela. Total kurang lebih 60.000 lelaki gugur di medang perang. Puluhan ribu lelaki lainnya terluka. Depresi Besar menghujam negara ini pada tahun 1929.
Akibat dari depresi besar ini adalah orang miskin bertambah, dan lembaga keuangan di benua ini banyak yang tumbang. Di tengah himpitan ekonomi tersebut, untungnya masih ada olahraga yang menjadi sarana hiburan. Kala itu, olahraga kuda pacu dan kriket menjadi pelipur lara berkat atlitnya. Tidak hanya Perang Dunia Pertama saja, Australia juga mengirimkan tentaranya pada Perang Dunia Kedua. Alasan keikutsertaannya adalah sama seperti pada Perang Dunia Pertama. Pada peristiwa besar dan bersejarah ini, Australia punya andil besar dalam kemenangan sekutu.
- Imigran Perang
Berakhirnya Perang Dunia Kedua menandai besarnya arus kedatangan imigran yang berasal dari Timur Tengah dan juga Benua Eropa. Di masa itu, sektor manufaktur sedang berkembang pesat. Saking pesatnya, sektor tersebut membutuhkan banyak pekerja. Beruntunglah, para imigran yang datang ke Benua Australia tersebut mendapatkan pekerjaan di sektor manufaktur.
Tahun 1950-an menandai bangkitnya ekonomi di Benua Australia. Sejarah Benua Australia memasuki babak baru setelah hantaman perang. Pembangunan dalam skala yang besar mulai digalakkan di Australia. Selain itu, ekspor wool, logam, terigu, daging tumbuh pesat. Hal lainnya yang menggembirakan adalah kepemilikan rumah hunian di Benua Australia meningkat tajam sebesar 30% dari tahun 1947-1960.
- Kehidupan Ekonomi, Politik, Sosial Pasca Perang
Keberuntungan di Benua Australia tidak selamanya datang terus. Gelembung ekonomi negara Australia harus berakhir di tahun 1960-an. Revolusi terjadi di benua ini. Banyak faktor yang mengakibatkan revolusi terjadi. Faktor yang dimaksud adalah keragaman etnik, meningkatnya kemandirian, dan penentangan Perang Vietnam. Revolusi mengakibatkan politik, sosial dan ekonomi di Benua Australia berubah. Tahun 1967, terdapat referendum agar pemerintah federal mengatur hak dan kewajiban Suku Aborigin.
Tahun 1972, Partai Buruh Australia memegang tampuk kekuasaan. Partai ini mengakhiri dominasi koalisi Partai Negeri dan Partai Liberal. Pemerintahan baru menghapus biaya pendidikan di universitas, menghapus wajib militer, menggratiskan biaya kesehatan, menghapus White Australia Policy, kebijakan multibudaya dibuat , perceraian “tanpa salah”dikenalkan, dan kesetaraan gaji wanita. Tahun 1975, pemerintah dibubarkan Gubernur Jendral karena inflasi dan juga skandal. Pasca skandal, Partai Buruh tidak dapat menjadi pemerintah sampai tahun 1983 dikarenakan kalah pemilu dari lawan politiknya.
- Reformasi
Pemerintahan negara Australia yang dikelola Partai Buruh membuat sejumlah reformasi ekonomi dari tahun 1983 hingga 1996. Sistem mengambang dalam pengaturan dollar Australia, dan juga deregulasi sistem perbankan menjadi pilihan reformasi ekonomi pemerintah tersebut. Tahun 1996-2004, pemerintahan dipimpin oleh Partai Koalisi Liberal-Nasional. Koalisi ini menetapkan beberapa reformasi. Penetapan reformasinya berupa hubungan industrial dan juga perubahan sistem perpajakan. Tahun 2007, pemerintahan di pegang oleh Partai Buruh kembali dengan pimpinan yang bernama Kevin Rudd. Agenda reformasi yang dibuat adalah kebijakan perubahan pada iklim, sistem hubungan industrial, sistem kesehatan, dan juga sistem pendidikan di Benua Australia.
- Hubungan Militer dan Luar Negeri
Australia menjalani hubungan militer dan luar negeri yang lumayan baik dengan negara-negara di dunia. Tahun 2007, hubungan kedekatan militer Australia dan Amerika ditandai dengan patroli jalan kaki yang terangkum dalam latihan bersama Angkatan Darat AS dan Aussie di Teluk Shoalwater. Hubungan luar negeri kedua negara juga dekat melalui Pakta ANZUS. Australia selalu mempunyai cita-cita mengembangkan hubungan luar negeri dan militer yang baik dengan negara Asia Tenggara dan juga Pasifik. Pengembangan hubungan ini dicoba untuk dikembangkan melalui ASEAN, dan juga Forum Kepulauan Pasifik.
Australia coba mengembangkan hubungan militer dan luar negerinya lewat perdagangan bebas. Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik dan Kelompok Cairns merupakan hasil pengembangan perdagangan bebasnya. Tidak hanya itu, Australia juga membuat perjanjian perdagangan bebas dwipihak. Contohnya adalah Kemitraan Ekonomi Strategis Trans-Pasifik, perdagangan bebas Australia dengan Amerika, perjanjian perdagangan bebas Australia dengan Cina, hubungan ekonomi dengan Selandia Baru, Australia dengan Korea Selatan, perdagangan bebas Australia dengan Jepang, dan Australia dengan Cile.
- Australia dan Indonesia
Australia dan Indonesia merupakan kedua negara yang saling membutuhkan satu sama lain. Alasannya karena kedua negara saling bertetangga, Indonesia memiliki hubungan sejarah yang panjang dengan Suku Aborigin, dan Indonesia juga cocok dalam pengentasan masalah terorisme.
Hubungan kedua negara mencapai titik paling rendah ketika Australia mempermasalahkan status Timor Timur. Persoalan Papua Barat pun demikian, membuat hubungan kedua negara menjadi memburuk. Selepas dari Timor Timur, Papua Barat terus dipersoalkan hingga kini.
Belum lama ini, Australia mencari gara-gara. Negara yang ada di Benua Australia ini membuat masyarakat Indonesia tersinggung. Negara ini melakukan aksi tak baik melalui bahan ajaran yang ada di sekolahnya. Bahan ajaran yang membuat tersinggung adalah prihal wilayah Papua Barat harus merdeka dari Indonesia. Alasannya adalah orang Papua merupakan orang-orang Melanesia. Menteri Pertahanan Australia bertindak cepat demi menjaga hubungan baik dengan Indonesia. Ia memberikan pernyataan berupa pengakuan kedaulatan dan integritas wilayah Indonesia.
Tidak hanya prihal Papua saja, Australia pun sering membuat gara-gara prihal wilayah. Contohnya, seperti masuknya angkatan laut Australia ke wilayah perairan Indonesia tanpa izin. Peristiwa ini terjadi pada tahun 2014. Seperti yang sudah-sudah, Australia memang mengakui masuk tanpa izin dengan alasan penindakan terhadap aksi penyelundupan manusia.
Hubungan militer dan luar negeri antara Indonesia dan Australia ibarat yoyo. Kadang menegang kadang kendur. Contohnya pada tahun 2015. Pada April 2015, Indonesia tidak memuluskan permohonan permintaan grasi terdakwa pengedar narkoba. Kedua warga negara Australia yang bernama Myuran Sukumaran dan Andrew Chan, akhirnya di hukum mati. Kejadian ini sempat membuat pemerintah Australia geram. Namun di bulan Desember 2015, hubungan militer Indonesia dan Australia kembali membaik setelah intel Australia memberi tahu pelaku ancaman teror. Dari laporan tersebut, kepolisian Indonesia berhasil menangkap terduga teroris.
Pada penghujung tahun 2016 dan awal tahun 2017 ini, hubungan luar negeri dan militer Indonesia dengan negara Australia kembali menegang. Kondisi ini terjadi seiring perlakuan buruk yang dilakukan oleh perwira militer Australia. Oknum militer tersebut melecehkan Indonesia. Atas tindakan oknum tersebut, akhirnya mengakibatkan hubungan Indonesia dan Australia dalam militer kembali mundur. Indonesia memberlakukan pembekuan hubungan militer sampai batas waktu yang tak ditentukan.