Gelar Pahlawan Nasional adalah penghargaan tertinggi tingkatannya di Indonesia, yang diberikan oleh Pemerintah sebagai penghargaan atas tindakan yang dianggap mengandung nilai – nilai kepahlawanan. Gelar ini berupa gelar anumerta yang diberikan setelah seorang tokoh perjuangan meninggal dunia. Perbuatan heroik tersebut didefinisikan sebagai perbuatan nyata yang bisa dikenang serta diteladani selama sepanjang masa bagi masyarakat lainnya, atau tindakan dari seseorang yang berjasa luar biasa bagi kepentingan bangsa dan negara. Seorang pejuang harus memenuhi beberapa kriteria untuk mendapatkan gelar pahlawan nasional. Beberapa orang pahlawan nasional dari Sumatera Barat antara lain:
1. Abdul Halim
Abdul Halim dilahirkan di Bukittinggi pada tanggal 27 Desember 1911, orang tuanya berasal dari Banuhampu, Agam. Mereka bernama Achmad Sutan Iyus dan Darama. Abdul Halim adalah Perdana Menteri Indonesia pada zaman Republik Indonesia Serikat. Beliau dapat menempuh pendidikan sampai Geneeskundige Hooge School atau Sekolah Kedokteran ( Fakultas Kedokteran UI) berkat bantuan sepupu ibunya yang bekerja di Bataafsche Petroleum Maatschappij (Pertamina). Sebelum menjadi Perdana Menteri, Abdul Halim juga pernah menjabat sebagai Menteri Pertahanan.
2. Haji Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA)
Buya Hamka merupakan seorang ulama, sastrawan dan politikus yang berasal dari Sumatera Barat, dilahirkan di Nagari Sungai Batang, Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat 17 Februari 1908. Buya Hamka meninggal ada 24 Juli 1981 di Jakarta pada usia 73 tahun. Beliau adalah ulama yang sangat dihormati yang pernah memimpin Majelis Ulama Indonesia dan Muhammadiyah. Beliau juga seorang sastrawan yang banyak menghasilkan karya – karya besar yang masih dibaca hingga saat ini, diantaranya buku berjudul Di Bawah Lindungan Ka’bah dan Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk.
3. Abdul Muis
Tokoh kelahiran Sungai Puar, Agam, Sumbar pada 3 Juli 1883 ini adalah pahlawan nasional dari Sumatera Barat yang merupakan Datuk Tumangguang Sutan Sulaiman. Beliau adalah seorang Demang yang selalu memberi perlawanan pada kebijakan Belanda di daerah Agam pada zamannya. Abdul Muis bergabung dengan Sarekat Islam, mendorong tokoh – tokoh Belanda untuk mendirikan Technische Hooge School, memperjuangkan kemerdekaan Indonesia hingga meninggal di Bandung pada 17 Juni 1959 di usia 75 tahun.
4. Adnan Kapau Gani
Dikenal juga dengan nama A. K. Gani, beliau adalah pahlawan nasional dari Sumatera Barat yang pernah menjabat sebagai wakil Perdana Menteri, Menteri Kemakmuran, Menteri Perdagangan, dan Menteri Pertanian. AK Gani dilahirkan di Palembayan, Agam, Sumbar pada 16 September 1905 dan meninggal di Palembang, Sumsel pada 23 Desember 1968 di usia 63 tahun.
5. Agus Salim
Agus Salim dikenal juga dengan nama Mashudul Haq yang artinya pembela kebenaran. Lahir di kota Gadang, Agam pada tanggal 8 Oktober 1884 dari Soetan Mohamad Salim dan Siti Zainab. Di masa perjuangan kemerdekaan beliau aktif di dunia jurnalistik, pernah memimpin Sarekat Islam dan menjabat sebagai Menteri Luar Negeri sebanyak beberapa kali.
6. Bagindo Aziz Chan
Beliau adalah walikota kedua Padang setelah kemerdekaan, menggantikan Mr. Abubakar Jaar. Lahir di Padang pada 30 September 1910, beliau meninggal di usia 36 tahun. Ada dua monumen di kota Padang untuk mengenang jasa – jasanya, yaitu Simpang Tinju di persimpangan jalan Gajah Mada dan jalan Jhoni Anwar. Kemudian monumen kedua ada di dalam komplek Museum Adityawarman.
7. Hazairin
Tokoh pahlawan nasional dari Sumatera Barat ini lahir di Bukittinggi pada 28 Novembe 1906 dari pasangan ZAkaria Bahri yang berasal dari Bengkulu dan Aminah dari Minangkabau. Beliau adalah seorang ahli hukum adat yang pernah menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri di Kabinet Ali Sastroamidjojo I. Selain itu beliau juga pernah menjabat sebagai Residen Bengkulu merangkap Wakil Gubernur Militer Sumsel, hingga mengeluarkan uang kertas yang dikenal dengan sebutan ‘Uang Kertas Hazairin’.
8. Ilyas Yakoub
Lahir di Asam Kumbang, Bayang, Pesisir Selatan pada 14 Juni 1903, Ilyas Yakoub adalah seorang ulama lulusan Mesir yang pernah memimpin mahasiswa Malaysia-Indonesia di Mesir. Ia pernah mendirikan partai Persatuan Muslim Indonesia (PERMI) yang berbasis pada lembaga – lembaga pendidikan Islam Indonesia pada 1932. Meninggal pada 3 Agustus 1958 di Koto Barapak, Pesisir Selatan, Sumbar di usia 55 tahun.
9. Tuanku Imam Bonjol
Tokoh yang sangat terkenal ini nama aslinya adalah Muhammad Shahab yang lahir pada Bonjol, Pasaman pada tahun 1772, meningggal di Lotak, Pineleng, Minahasa pada 6 November 1864. Beliau memimpin Perang Padri (1803-1838) hingga ditangkap oleh Belanda dan dibuang ke berbagai tempat pengasingan di Indonesia.
10. Mohammad Hatta
Tokoh proklamasi kita ini lahir di Fort de Kock Bukittinggi pada 12 Agustus 1902 dari Muhammad Djamil dan Siti Saleha. Mohammad Hatta juga seorang ekonom dan dikenal sebagai Bapak Koperasi Indonesia. Beliau sangat senang membaca dan selalu membawa buku – bukunya walaupun sedang dalam pengasingan.
11. Mohammad Natsir
Lahir di Lembah Gumanti, Kab. Solok pada 17 Juli 1908, Mohammad Natsir adalah seorang ulama, politisi dan juga seorang pejuang kemerdekaan. Beliau mendirikan partai Islam Masyumi dan juga dikenal di dunia internasional sebagai Presiden Liga Muslim Sedunia (World Muslim Congress) dan juga menjadi Ketua Dewan Masjid Sedunia.
12. Mohammad Yamin
Mohammad Yamin adalah pahlawan nasional dari Sumatera Barat yang lahir di Talawi, Sawahlunto dari orang tua bernama Usman Baginda Khatib dan Siti Saadah pada 23 Agustus 1903. Beliau seorang sastrawan, sejarawan, politikus, budayawan dan juga ahli hukum. Ia merupakan salah satu perintis puisi modern indonesia dan juga merupakan pelopor Sumpah Pemuda, mendirikan Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo) bersama Adenn Kapau Gani dan Amir Sjarifoeddin, pernah menjabat sebagai Menteri Penerangan Indonesia, Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan, juga Menteri Kehakiman.
13. Rasuna Said
Beliau adalah pejuang kemerdekaan Indonesia yang lahir di Maninjau pada 14 September 1910 yang banyak memperjuangkan hak – hak wanita. Rasuna Said melanjutkan pendidikan di pesantren Ar-Rasyidiyah sebagai satu – satunya santri perempuan, lalu melanjutkan ke Diniyah Putri Padang Panjang. Ia fokus memperjuangkan hak wanita dalam pendidikan dan politik melalui surat kabar yang dipimpinnya sehingga Belanda harus mempersempit ruang gerak Rasuna Said.
14. Sutan Sjahrir
Lahir di Padang Panjang pada 5 Maret 1909 dan meninggal di Zurich, Swiss pada 9 April 1966 di usia 57 tahun, Sutan Syahrir adalah perdana menteri pertama di Indonesia. Sutan Sjahrir juga saudara seayah dari Rohana Kudus, seorang aktivis dan wartawan wanita dari Koto Gadang, Agam.
15. Tan Malaka
Beliau adalah aktivis kemerdekaan Indonesia dan pemimpin Partai Komunis Indonesia, pendiri Partai Murba yang lahir pada 2 Juni 1897 di Nagari Pandam Gadang, Siliki, Sumatera Barat. Penobatan gelar pahlawan nasional diberikan pada 28 Maret 1963 bagi pria yang bernama lengkap Ibrahim Datuk Tan Malaka. Ayahnya seorang karyawan pertanian bernama HM. Rasad dan ibunya bernama Rangkayo Sinah.
16. Tuanku Tambusai
Tuanku Tambusai dikenal dengan nama kecilnya yaitu Muhammad Saleh, anak dari perantau Minang yang lahir di Dalu – dalu, Nagari Tambusai, Rokan Hulu, Riau. Ayahnya bernama Tuanku Imam Maulana Kali berasal dari Rambah, seorang guru agama Islam dan ibunya bernama Munah dari nagari Tambusai. Perlawanan sengitnya terhadap Belanda membuatnya digelari Harimau Paderi dari Rokan. Ia diangkat sebagai Pahlawan Nasional pada tahun 1995.
17. Muhammad Isa Anshari
Beliau adalah seorang ulama yang sangat ahli dalam berpidato sehingga dijuluki sebagai Singa Podium yang mengaum bagaikan napoleon Masyumi. Ia lahir di Maninjau Sumbar pada 1 Juli 1916, sudah aktif di dunia politik sejak usianya masih sangat muda tepatnya di usia 10 tahun menjadi kader PSII Maninjau, dan usia 13 tahun aktif sebagai mubaligh Muhammadiyah.
18. Rohana Kudus
Salah satu pejuang wanita asal Sumbar ini lahir di Nagari Koto Gadang, Agam pada 20 Desember 1884 dari ayah bernama Mohamad Rasjad Maharadja Soetan dan ibu bernama Kiam. Ia adalah jurnalis perempuan yang tidak mengecap pendidikan formal, melainkan belajar bersama ayahnya. Rohana mendirikan sekolah Keterampilan Khusus Perempuan pada tanggal 11 Februari 1911, memimpin koran ‘Perempuan Bergerak’, juga menjadi redaktur koran ‘Radio’ dan ‘Cahaya’, ia juga giat dalam memperjuangkan hak – hak perempuan. Sayangnya gelar Pahlawan Nasional belum disematkan kepadanya hingga saat ini.
Dari sekian banyak nama pahlawan nasional dari Sumatera Barat ini, yang belum masuk ke dalam daftar resmi adalah Rohana Kudus dan Muhammad Isa Anshari yang informasinya masih simpang siur apakah sudah terdaftar sebagai pahlawan nasional atau belum. Walaupun demikian, perjuangan mereka sama sekali tidak bisa dianggap kecil dalam mengantarkan Indonesia menjadi negara yang merdeka dan bebas dari belenggu penjajahan asing.
Latar Belakang Hari Kebangkitan Nasional Setiap tanggal 20 Mei rakyat Indonesia memperingati hari kebangkitan nasional…
Latar Belakang Hari Buruh Internasional ( May Day) Demonstrasi dan orasi merupakan hak semua orang…
Mungkin banyak dari kita yang sering membaca atau mendengar istilah kolonialisme dan imperialisme. Selain dari…
Dunia ini memiliki banyak negara. Total ada Negara 193 negara yang ada di dunia ini.…
Kita sering kali mendengar istilah de facto dan de jure. Beberapa di antara kita mungkin…
Kerajaan Demak atau Kesultanan Demak merupakan bagian dari sejarah kerajaan Islam di Indonesia sebagai kerajaan…