Hizbut Tahrir yang dalam bahasa Arab disebut Hizb at-Tahrir atau Party of Liberation : Partai Pembebasan adalah gerakan yang menekankan pada perjuangan untuk membangkitkan umat Islam di seluruh dunia, mengembalikan kembali kehidupan Islam dengan menegakkan Khilafah Islamiyah. Dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangganya, tertulis bahwa HTI adalah gerakan dakwah yang mengusung asas Islam berdasarkan Pancasila di Indonesia. Secara garis besarnya, tujuan Hizbut Tahrir adalah untuk menghidupkan konsep politik yang konon merupakan kewajiban dalam kitab suci serta sunnah dan yang telah dilakukan sejak zaman Nabi Muhammad hingga masa kejatuhan imperium Otsmani pada abad ke 18 M.
Misinya untuk mengembalikan kaum Muslim agar kembali menaati hukum – hukum Allah yang terdapat pada hukum Islam, memperbaiki sistem negara yang tidak islami sehingga sesuai dengan syariat Islam, juga membebaskan diri dari pengaruh yang berasal dari negara – negara Barat. Secara keseluruhan kegiatan Hizbut Tahrir bersifat politik dengan mengemukakan konsep – konsep Islam dan hukum – hukum Islam untuk digunakan dalam pemerintahan. Secara umum, tujuan Hizbut Tahrir adalah untuk mengusahakan terbentuknya kesatuan tunggal bagi semua umat Islam di dunia, dengan melewati batas – batas geografis, budaya, dan politik setiap bangsa. Membangkitkan umat Islam dari kemerosotan yang parah, membebaskan umat dari ide, undang – undang dan hukum yang kufur, serta membebaskan umat dari pengaruh negara – negara kafir.
Lahirnya Hizbut Tahrir di Palestina
Keberadaan Hizbut Tahrir Indonesia dalam sejarah berdirinya Hizbut Tahrir tidak dapat dilepaskan dari lahirnya gerakan tersebut pada tahun 1953 oleh Taqiyuddin an-Nabhani yang merupakan seorang ulama, alumni Al-Azhar Mesir, juga pernah menjadi hakim di Mahkamah Syariah Palestina. Hizbut Tahrir didirikan di Al Quds, Palestina yang kemudian berkembang ke negara – negara Arab di Timur Tengah, Asia Tengah dan Afrika, Mesir, Libya, Sudan, serta Aljazair. Hingga kini Hizbut Tahrir telah tersebar di 45 negara, sangat aktif di beberapa negara Barat terutama Inggris.
Taqiyuddin an-Nabani menulis dalam kitab Daulah Islam dan Mafahim Hizbut Tahrir yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh HTI Press tahun 2004 dan 2007 bahwa generasi umat Islam saat ini yang tidak tertarik pada konsep khilafah karena tidak memiliki pengalaman dengan pemerintahan yang berdasarkan Islam. Tidak adanya gambaran tersebut membuat para Muslim menggunakan falsafah hidup lain yang mengikis kemurnian ajaran Islam. Untuk Taqiyuddin, kondisi ini merupakan kemunduran besar yang terjadi pada kaum muslimin dan mengistilahkannya dengan invasi budaya yang menjadi penyebab kaum muslim enggan menerapkan hukum – hukum Islam dalam sistem pemerintahannya. Simak juga sejarah berdirinya HMI, sejarah Indische Partij, dan sejarah parindra partai indonesia raya.
Perkembangan Hizbut Tahrir di Indonesia
Usia Hizbut Tahrir Indonesia masih sangat muda jika dibandingkan dengan organisasi kemasyarakatan Islam lainnya seperti NU atau Muhammadiyah. HT masuk ke Indonesia pada tahun 1983, dibawa oleh Abdurrahman al-Baghdadi yang seorang mubalig dari Yordania dan juga aktivis Hizbut Tahrir Australia. Awal mula masuknya HTI adalah dengan mengajarkan pemahamannya kepada beberapa kampus di Indonesia hingga dapat menghimpun anggota yang cukup banyak. Salah satu perintis HTI adalah K.H.Abdullah bin Nuh, seorang ulama, tokoh pendidikan dan sastrawan serta pejuang dari Kampung Meron Kaum, Cianjur yang kerap gigih menyerukan agar masyarakat tetap berpegang teguh pada ajaran atau syariah Islam. Beliaulahyang mengajak Syaikh Abdurrahman al-Baghdadi ke Indonesia hingga era 1990an ide – ide HTI yang disebarkan melalui berbagai aktivitas dakwah telah menyebar.
Tujuan pertama untuk menyebarkan dakwah mengenai Hizbut Tahrir adalah Bogor, tepatnya pondok pesantren Al-Ghazali, lalu ke Masjid Al-Ghifari di Institut Pertanian Bogor kepada mahasiswa, yang kemudian diberi misi juga untuk menyebarkannya ke mahasiswa di kampus lainnya. Kemudian lembaga dakwah kampus yang telah dipaparkan ide – ide Hizbut Tahrir membentuk Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus di tahun 1986. Salah satu pendirinya adalah Muhammad Ismail Yusanto, aktivis Jamaah Shalahuddin Universitas Gajah Mada. Forum tersebut kelak menjadi cikal bakal perkembangan Hizbut Tahrir Indonesia, menurut jurnal yang dibuat oleh Sudarno, dosen Pemikiran Islam Kontemporer Pascasarjana di Universitas Muhammadiyah Solo. Simaklah juga sejarah islam di Indonesia dan sejarah kabah yang perlu diketahui.
Penyebaran Dakwah Hizbut Tahrir Indonesia
Ada beberapa tahapan dakwah HTI, pertama yaitu tahap pembinaan dan pengkaderan yang dilakukan untuk membentuk kader – kader yang percaya kepada pemikiran dan metode HTI, kedua yaitu tahapan menjalin interaksi dengan umat agar ikut memikul kewajiban dakwah Islam, menjadikan Islam sebagai permasalahan utamanya dan mewujudkannya dalam realitas kehidupan. Ketiga, yaitu tahap penerimaan kekuasaan untuk menerapkan Islam secara menyeluruh dan menyiarkan risalah Islam ke dunia.
Dakwah HTI sejak itu terus berlanjut dengan menggunakan berbagai sarana, termasuk media cetak seperti majalah, tabloid, buletin, selebaran, juga booklet yang terbit secara berkala untuk melebarkan sayap dan menjaring banyak anggota hingga menyebar tidak saja di kampus tetapi juga ke masyarakat. HTI menerima anggota dari kalangan pria dan wanita yang beragama Islam, menjalankan organisasinya dan mengemukakan pandangan – pandangan yang berbasis ajaran Islam. Para anggotanya dipersatukan oleh akidah Islam, penguasaan akan ide – ide keislaman dalam Hizbut Tahrir, dan berkomitmen untuk menerapkan ide serta pendapat – pendapat Hizbut Tahrir setelah terlibat secara intens dalam dakwah – dakwahnya, dan menjadi anggota secara sukarela. Pembinaan anggota wanita HTI dipisahkan dari halaqah para anggota pria, dengan para wanita dipimpin oleh suaminya, atau dipimpin oleh sesama wanita lainnya.
Perkembangan Dakwah HTI walaupun awalnya lambat, kemudian mulai tumbuh dan berkembang dengan pasti. Pada awalnya HTI hanya berjumlah belasan kader di satu kota, kemudian pada tahun 1990-2000 HTI sudah berkembang ke seluruh wilayah Indonesia, kemudian di pertengahan 10 tahun ketiga sudah menyebar di 33 Propinsi, lebih dari 300 kota dan kabupaten yang telah terjangkau dakwahnya, bahkan sebagian hingga ke pelosok daerah. Ketahui juga mengenai sejarah konstantinopel dan sejarah wali songo dalam penyebaran agama Islam.
Pembubaran Hizbut Tahrir Indonesia
Beberapa aksi sempat dilakukan dalam sejarah berdirinya Hizbut Tahrir, antara lain Konferensi Khilafah Internasional pada 12 Agustus 2007 di Gelora Bung Karno Jakarta yang dihadiri oleh lebih dari 100 ribu orang. Dianggap sebagai konferensi luar biasa karena jumlah pesertanya dan juga mengusung tema yang cukup provokatif yaitu ‘Saatnya Khilafah Memimpin Dunia’. Lalu ada aksi bela ulama pada 5 Februari 2007 bertema ‘Aksi Umat Peduli Jakarta’ yang dihadiri sejumlah ribuan orang, bertempat di Patung Kuda, Monas, Jakarta. Kemudian aksi long march bertema ‘Khilafah Kewajiban Syar’i, Jalan Kebangkitan Umat’ di Surabaya pada 4 April 2007 yang dibubarkan polisi karena tidak berizin. Lalu ada juga Muktamar Khilafah HTI pada 2 Juni 2013 di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta. HTI juga terdaftar di Kemenkumham sebagai Badan Hukum Perkumpulan pada 2 Juli 2014, dimana proses pendaftaran dilakukan melalui website Kemenkumham.
Namun di samping perkembangannya dalam sejarah berdirinya Hizbut Tahrir, banyak negara – negara di dunia juga menolak keberadaan Hizbut Tahrir dan mengeluarkan larangan serta menganggapnya sebagai organisasi ilegal seperti Malaysia, Yordania, Suriah, Turki, Libya, Arab Saudi, Bangladesh, Mesir, Kazakhstan, Pakistan, Rusia, dan banyak lagi negara – negara di Eropa. Pandangan HTI mengenai penegakan ideologi Islam secara kesatuan lambat laun di Indonesia diartikan sebagai pembentukan negara syariah dan tidak sesuai dengan Undang Undang Dasar 1945 dan amanat dalam Pancasila oleh pemerintah.
Aksi – aksi HTI mengundang orang – orang yang kontra dan menganggap bahwa gagasan mengenai khilafah bertentangan dengan Pancasila dan mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berbagai demo menolak keberadaan HTI pada akhirnya bermunculan, sehingga pada akhirnya dianggap sebagai organisasi anti Pancasila oleh pemerintah. Sejarah berdirinya Hizbut Tahrir akhirnya mencapai masa ketika HTI resmi dibubarkan pemerintah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang – Undang (Perppu) no.2 tahun 2017 tentang Organisasi Kemasyarakatan, pada tanggal 19 Juli 2017.
Latar Belakang Hari Kebangkitan Nasional Setiap tanggal 20 Mei rakyat Indonesia memperingati hari kebangkitan nasional…
Latar Belakang Hari Buruh Internasional ( May Day) Demonstrasi dan orasi merupakan hak semua orang…
Mungkin banyak dari kita yang sering membaca atau mendengar istilah kolonialisme dan imperialisme. Selain dari…
Dunia ini memiliki banyak negara. Total ada Negara 193 negara yang ada di dunia ini.…
Kita sering kali mendengar istilah de facto dan de jure. Beberapa di antara kita mungkin…
Kerajaan Demak atau Kesultanan Demak merupakan bagian dari sejarah kerajaan Islam di Indonesia sebagai kerajaan…