Sekarang kita akan membahas zaman mesolitikum. Tahukah Anda apa itu zaman mesolothikum? Zaman mesolitikum adalah salah satu babakan masa prasejarah dimana manusia dengan kecerdasan lebih maju di zaman tersebut menggunakan batu sebagai alat bantu utama untuk mendukung kehidupan mereka. Zaman mesolitikum berada di antara zaman paleolitikum atau zaman batu tua dan zaman neozoikum atau zaman batu muda. Secara bahasa juga disebut dengan zaman batu tengah atau madya.
John Lubbocklah yang mengenalkan istilah mesolitikum dalam karyanya yang berjudul Prehistoric Times yang terbit pada tahun 1865. Tapi sayangnya istilah ini kurang populer. Istilah ini baru populer ketika V. Gordon Childe menyebutkannya di buku tulisannha yang berjudul The Dawn of Europe. Zaman ini terjadi kira-kira sepuluh ribu tahun yang lalu atau di masa holosen. Zaman ini didahului oleh zaman paleolitikum dan berlanjut ke kebudayaan zaman neolitikum. Tiga zaman batu ini merupakan pembagian prasejarah Indonesia berdasarkan arkeologinya. Masih banyak karakteristik dari zaman mesolitikum. Berikut akan kita bahas ciri zaman mesolitikum.
1. Perkembangan Budaya Cepat
Perkembangan budaya di zaman ini terjadi dengan cepat. Kondisi alam di zaman ini cenderung stabil sehingga manusia purba di zaman ini bisa hidup lebih tenang. Dengan ketenangan ini, mereka bisa fokus mengembangkan kebudayaan. Didukung lagi oleh kehidupan Homo Sapiens yang lebih cerdas dari manusia purba biasa. Selain itu homo sapiens adalah nenek moyang manusia modern.
2. Kehidupan dan Alat Bantu
Kehidupan di zaman ini tentu berbeda dari sebelumnya karena masyarakatnya lebih cerdas. Zaman sebelumnya, masyarakat masih bergantung sepenuhnya dari perburuan. Tapi di zaman mesolitikum, mereka mulai beralih dengan bercocok tanam meskipun caranya masih sederhana. Mereka kini sudah mampu mengolah tanah liat menjadi gerabah. Contoh alat bantu yang ditemukan yaitu kapak genggam Sumatra, alat berbahan tulang yang ditemukan di Sampung dan flake yang ditemukan di Toala.
Untuk merawat tanaman, kini mereka mulai belajar hidup menetap. Tempat tinggalnya mulai semi permanen. Tempat tinggal mereka cenderung di dua tempat. Yaitu atau tepi pantai danatau goa-goa. Sehingga bukti peninggalan zaman mesolitikum sering ditemukan di area pantai atau gua. Contohnya seperti batu, tulang dan tanduk hewan. Mereka masih membawa tradisi dari zaman paleolitikum. Kalau di Indonesia, peninggalan zaman mesolitikum sering ditemukan di Jawa, Sumatra, Nusa Tenggara Timur dan Bali.
3. Abris Sous Roche
Abris sous roche merupakan gua berbentuk ceruk batu karang . Gua ini digunakan sebagai tempat tinggal oleh manusia purba khususnya dari zaman mesolitikum. Penelitian tentang abris sous roche dilakukan pada tahun 1928-1931 oleh ilmuwan Belanda bernama van Stein Callenfels di sekitar Gua Lawu di Sampung di Ponorogo.
Cukup banyak ditemukan alat-alat peninggalan zaman mesolitikum. Di Sampung, ditemukan alat-alat berbahan dasar tulang. Sehingga daerah ini sering disebut Sampung Bone Culture. Di Besuki ditemukan kapak pendek dan kapak Sumatra. Kebudayaan mesolitikum abris sous roche juga ditemukan di daerah Rote dan Timor. Di sini Alfred Buhler menemukan dan meneliti flakes culture yang terbuat dari kalsedon bertangkai. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa ini peninggalan dari bangsa Papua Melanesoid.
Ditemukan pula kebudayaan Toala. Kebudayaan Toala ini adalah peninggalan zaman mesolitikum di daerah Lamancong provinai Sulawesi Selatan. Ditemukan di gua yang disebut dengan gua Leang Pattae. Penemuan utama kebudayaan Toala adalah pebble dan flakes. Ada juga kebudayaan Bacson-Hoabinh yang dikenal oleh para ahli sebagai pusat budaya zaman praaksara di Indonesia. Kebudayaan Bacson-Hoabinh ini punya dua macam kebudayaan. Pertama kebudayaan flakes yang datang dari timur dan kebudayaan pebble yang datang dari barat.
Ahli ilmu zaman praaksara dari Belanda bernama Van Koenigswald juga meniliti di Bandung. Tepatnya di daerah Padalarang, Bandung Utara dan sebelah barat Cililin. Peninggalannya berupa pecahan tembikar, berbagai macam alat perunggu dan microlith.
4. Kjokkenmoddinger
Setelah abris sous roche, kini kita masuk ke ciri khas peninggalan mesolitikum bernama kjokkenmoddinger. Kjokkenmoddinger merupakan sampah dapur yang ditemukan di pesisir timur Pulau Sumatra. Analisis antropologi menyatakan bahwa manusia yang hidup di zaman mesolitikum berasal dari Papua Melanesoid yang merupakan nenek moyang dari bangsa Melanosoid dan suku Irian. Penelitinya adalah Dr. Van Stein Callenfels yang menemukan sampah bekas makhluk laut setinggi tujuh meter. Sampah ini mengalami proses pembentukan selama ribuan tahun. Hasil penelitian yang dilakukan pada tahun 1925 menerangkan bahwa kehidupan manusia mesolitikum biasa makan siput laut dan kerang.
Selain sampah makhluk laut, ditemukan juga alat ritual dan alat bantu kehidupan. Alat ritual berupa batu penggiling dan alasnya. Dua alat ini digunakan untuk menghaluskan cat merah. Cat merah ini nantinya digunakan untuk upacara agama, ritual dan praktik ilmu sihir. Sedangkan alat bantu kehidupan contohnya seperti pebble atau kapak genggam Sumatra yang terbuat dari batu kali yang dibelah dua dengan permukaan kasar. Selain itu ada juga bache courte atau kapak pendek. Kapak pendek ini bentuknya mirip kapak genggam dan setengah lingkaran
5. Penemuan Mata Panah dan Tombak
Salah satu aktivitas manusia zaman mesolitikum adalah berburu. Ini tak lepas dari penemuan mata panah. Mata panah merupakan benda yang sangat penting bagi pemburu mulai dari zaman batu sampai penemuan senapan. Mata panah digunakan untuk melumpuhkan gerakan hewan buruan. Ciri khas mata panah dari zaman mesolitikum yaitu ada gerigi di ujungnya. Mata panah ini digunakan dengan kapak genggam yang biasa ditemukan di kjokkenmoddinger dan abris sous roche.
Demikian informasi tentang ciri zaman mesolitikum. Ciri zaman mesolitikum perlu diketahui karena titik ini termasuk salah satu tahapan kebudayaan manusia purba dari zaman batu menuju kebudayaan manusia modern dan bagaimana persebaran mereka di belahan dunia ini. Atau dengan kata lain peralihan dari zaman batu tua ke zaman batu muda. Selain itu cukup banyak peninggalan zaman batu khususnya hasil kebudayaan zaman mesolitikum. Cukup banyak artefak di Indonesia karena manusia purba dulu memanfaatkan fungsi artefak.
Latar Belakang Hari Kebangkitan Nasional Setiap tanggal 20 Mei rakyat Indonesia memperingati hari kebangkitan nasional…
Latar Belakang Hari Buruh Internasional ( May Day) Demonstrasi dan orasi merupakan hak semua orang…
Mungkin banyak dari kita yang sering membaca atau mendengar istilah kolonialisme dan imperialisme. Selain dari…
Dunia ini memiliki banyak negara. Total ada Negara 193 negara yang ada di dunia ini.…
Kita sering kali mendengar istilah de facto dan de jure. Beberapa di antara kita mungkin…
Kerajaan Demak atau Kesultanan Demak merupakan bagian dari sejarah kerajaan Islam di Indonesia sebagai kerajaan…