Penemuan Candi diprovinsi Jawa Barat merupakan hal yang wajar. Karena Jawa Barat sebagai salah satu provinsi di Indonesia yang mendapat pengaruh peradaban dari kerajaan-kerajaan terdahulu. Jawa Barat memiliki sejumlah situs peninggalan kuno yang merupakan bangunan candi yang hingga saat ini masih bertahan kokoh meskipun tidak seluruh masih utuh. Beberapa bangunan candi di provinsi Jawa Barat bahkan masih kita dapati dijadikanoleh pemerintah sebagai objek destinasi wisata. Sebagian lagi banyak bangunan candi yang sudah banyak tergerus oleh arus perubahan jaman yang semakin modern. Selain di jawa barat banyak juga candi yang tersebar di indonesia seperti, Candi di Mojokerto, Candi di Yogyakarta.
Candi di Jawa Barat
Meskipun Jawa Barat tercatat sebagai wilayah di Indonesia yang memiliki candi lumayan banyak, namun umumnya masyarakat di Jawa Barat tidak terlalu memperhatikan atau bahkan kurang menjaga peninggalan kuno situs-situs bersejarah. Untuk anda yang ingin mengetahui nama candi di provinsi Jawa Barat yang merupakan benda peninggalan bersejarah jaman dahulu atau bahkan candi yang baru dibuat bertujuan sebagai tempat ibadah. Berikut adalah daftar nama-nama candi di provinsi Jawa Barat :
1. Candi Bojong Menje
Pada bulan Agustus tahun 2002, secara tidak sengaja seorang warga di Kampung Bojong menje, Desa Cangkuang, Kecamatan Rancaekek yang hendak mencari tanah guna untuk menggaruk sebuah gang yang tanahnya tidak rata, warga tersebut menemukan sebuah rongga di dalam tanah yang di sekelilingnya terdapat sebuah tumpukan batu yang tertata sangat rapi. Penemuan dari tumpukan batu tersebut akhirnya diputuskan oleh para arkeologi sebagai bagian dari suatu candi, semenjak saat itu dilokasi tersebut dilakukan ekskavasi oleh para arkeologi untuk penemuan dan penelitian lebih lanjut di candi tersebut.
2. Candi Cangkuang
Candi Cangkuang pertama kali ditemukan pada tahun 1966 oleh tim peneliti Harsoyo dan Uka Tjandrasasmita berdasarkan dari laporan Vorderman dalam buku yang dia tulis “Notulen Bataviaasch Genotschap” terbitan tahun 1893 mengenainya adanya sebuah arca yang rusak serta makam kuno di bukit Kampung Pulo, Leles yang tertulis di dalam buku itu. Makam dan arca Syiwa yang dimaksud dalam buku itu memang diketemukan oleh tim peneliti Harsoyo dan Uka Tjandrasasmita.
3. Candi Jiwa
4. Percandian Batujaya
Situs kompleks percandian Batujaya pertama kali diteliti oleh tim arkeologi Fakultas Sastra Universitas Indonesia (sekarang disebuat oleh orang-orang adalah Fakultas Ilmu Budaya UI) pada tahun 1984. Mereka meneliti berdasarkan laporan tentang adanya penemuan benda-benda purbakala oleh warga setempat, di sekitar gundukan-gundukan tanah di tengah-tengah sawah. Gundukan-gundukan ini oleh penduduk setempat disebut sebagai onur atau unur dan dikeramatkan oleh warga sekitar.
5. Situs Cibuaya
Arca Wisnu ditemukan oleh para ahli di Desa Cibuaya pada sekitar tahun 1951 (Wisnu 1) dan 1957 (Wisnu 2), serta tahun 1977 (Wisnu 3) merupakan awal dari ditemukannya Situs Cibuaya oleh para arkeolog. Dengan ditemukannya arca, para arkeolog berpendapat tentang adanya sebuah bangunan suci dan juga sisa pemukiman masyarakat pendukung bangunan suci tersebut di percandian Cibuaya.
6. Situs Karangkamulyan
Legenda dari situs Karangkamulyan adalah berkisah tentang Ciung Wanara yang ada hubungannya dengan Kerajaan Galuh. Cerita ini banyak dibumbui dengan sebuah kisah kepahlawanan yang luar biasa dari Ciung Wanara seperti kesaktian dan keperkasaan yang dimilikinya dan tidak dimiliki oleh orang biasa namun hanya dimiliki oleh Ciung Wanara.
7. Situs Gunung Padang
8. Candi Blandongan
Candi Blandongan adalah sebuah candi yang termasuk ke dalam Situs kompleks percandian Batujaya. Candi ini terletak di Desa Segaran, Kecamatan Batujaya, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat. Beberapa orang yang datang berkunjung atau berwisata ke tempat ini, sering menyebut sebagai situs percandian. Pemugaran dilakukan Candi Blandongan yang terjadi pada tahun 1999/2000 hingga tahun 2010. Di dalam Candi Blandongan ditemukan sebuah amulet dan materai (votive tablet). Amulet adalah salah satu atribut ada dalam agama Buddha. Amulet biasanya oleh umat Budha digunakan sebagai aktivitas ziarah.
9. Candi Tanggulun
Sekarang candi tersebut berada di sebuah kompleks pemakaman umum. Masyarakat ada yang beranggapan bahwa batu ini merupakan bagian dari kaki sebuah candi. Ada juga yang mengatakan bahwa sebuah batu lumpang atau sebuah yoni. Lainnya lagi menyebutkan bahwa candi ini bagian dari sebuah bangunan sanggah yang berasal dari abad ke-12. Tapi, sebagian orang lagi merasa beranggapan bahwa batu candi ini sebagai tanda batas suatu wilayah pada masau lampau. Secara pasti, memang sampai saat ini belum terungkap.
10. Candi Serut
Dari kondisi fisik candi tersebut terdapat sebuah lubang yang ditemukan pada dinding candi sebagai bekas balok yang diduga oleh para peneliti sebagai pilar untuk alas dari candi tersebut. Didalam candi ini juga ditemukan sebuah lubang yang berbentuk segi empat ukuran 1 x 1 meter yang kedalamanya belum diketahui oleh para arkeolog, lubang ini sementara diperkirakan oleh para arkeolog sebagai sumur.
11. Candi Sumur (Segaran IX)
Situs ini telah dibuatkan atap dan pagar keliling oleh warga setempat agar pengunjung diharapkan bisa nyaman untuk melihat karena letak dari situs ini berada di tengah sawah dan tanah lebih rendah beberapa meter dari permukaan sawah tersebut.
12. Candi Tridharma
13. Candi Batu Kalde
Batu Kalde adalah sebuah bangunan candi yang terletak di daerah Pananjung, Pangandaran, Provinsi Jawa Barat. Pada sekitaran candi tersebut, ditemukan sebuah balok-balok batu, baik yang masih terkubur di dalam tanah ataupun yang berserakan di permukaan tanah.
Bangunan Candi di Jawa Barat tersebut jelas menunjukkan bahwa bangunan candi yang dahulu berdiri kokoh di situs tersebut, tentunya peninggalan agama Hindu, bahkan disinyalir bangunan tersebut disebut Candi Pananjung. Dalam sebuah catatan yang dituliskan pendeta Bujangga Manik dalan perjalanan pada abad ke-15 Masehi, sepulangnya dia dari Jawa Tengah dan Timur, disebutkan bahwa pendeta itu singgah di suatu desa yang bernama Pananjung dan desa tersebut terletak di sebuah tanjung yang menjorok ke laut selatan, karena hal itu kenapa desa tersebut dinamakan Pananjung. Tak menutup kemungkinan bahwa jika Bujangga Manik, sang pendeta agama Hindu Sunda tersebut, pernah berkunjung ke Situs Batu Kalde.
Latar Belakang Hari Kebangkitan Nasional Setiap tanggal 20 Mei rakyat Indonesia memperingati hari kebangkitan nasional…
Latar Belakang Hari Buruh Internasional ( May Day) Demonstrasi dan orasi merupakan hak semua orang…
Mungkin banyak dari kita yang sering membaca atau mendengar istilah kolonialisme dan imperialisme. Selain dari…
Dunia ini memiliki banyak negara. Total ada Negara 193 negara yang ada di dunia ini.…
Kita sering kali mendengar istilah de facto dan de jure. Beberapa di antara kita mungkin…
Kerajaan Demak atau Kesultanan Demak merupakan bagian dari sejarah kerajaan Islam di Indonesia sebagai kerajaan…