Bangunan

5 Koleksi Museum Fatahillah Jakarta dan Penjelasannya

Museum Fatahillah merupakan salah satu museum di Jakarta yang memiliki nama resmi Museum Sejarah Jakarta. Koleksi Museum Fatahillah terdiri dari berbagai objek yang berkaitan dengan perjalanan sejarah Jakarta. Museum yang bernama resmi Museum Sejarah Jakarta ini berada di Jalan Taman Fatahillah No. 1, Jakarta Barat. Berdasarkan sejarah Museum Fatahillah atau sejarah Museum Jakarta, Museum Fatahillah dulunya adalah Balai Kota Batavia (Stadhuis van Batavia) yang didirikan pada tahun 1707 – 1712 atas perintah Gubernur Jenderal Joan van Hoorn. Bangunan tersebut mirip dengan Istana Dam di Amsterdam.

Bangunan bersejarah di Jakarta tersebut memiliki bangunan utama dengan dua sayap di bagian barat dan timur. Selain itu, terdapat juga bangunan sanding yang digunakan sebagai kantor, ruang-ruang bawah tanah yang dipakai sebagai penjara, dan ruang pengadilan. Bangunan tersebut kemudian diresmikan sebagai Museum Fatahillah.

Museum ini menyimpan 23.500 koleksi barang bersejarah, baik dalam bentuk benda asli maupun replika. Koleksi tersebut berasal dari Museum Jakarta Lama (Oud Batavia Museum), yang dulu terletak di Jalan Pintu Besar Utara No. 27 (saat ini ditempati Museum Wayang). Baca juga sejarah Museum Wayang Jakarta, sejarah Museum Satria Mandala, sejarah Museum Jakarta, dan sejarah Museum Gajah.

Koleksi Museum Fatahillah dipamerkan dalam beberapa ruangan, yakni sesuai periode asalnya. Ruang-ruang pameran tersebut terdiri dari Ruang Prasejarah Jakarta, Ruang Tarumanegara, Ruang Jayakarta, Ruang Sultan Agung, dan Ruang MH. Thamrin. Koleksi museum yang ditampilkan ke publik sekitar 500 buah saja, sedangkan sisanya di simpang dalam ruang penyimpanan. Koleksi akan dirotasi secara berkala, sehingga dapat dilihat oleh masyarakat. Koleksi Museum Fatahillah berdasarkan periode asalnya adalah:

  1. Masa Prasejarah di Indonesia

Bukti keberadaan masa prasejarah di Jakarta dibuktikan dengan adanya penemuan benda-benda yang sederhana. Peninggalan arkeologis yang ditemukan berupa peralatan batu, peralatan logam, perhiasan, dan gerabah. Artefak kuno tersebut didapatkan dari hasil survey dan penggalian arkeologi di beberapa tempat, seperti sepanjang tepi sungai Ciliwung (Condet, Pasar Minggu, Kampung Kramat), Buni, Kelapa Dua, Bukit Kucong.

Alat pada zaman batu diantaranya adalah serpih bilah, belincung, beliung persegi, dan batu asahan. Koleksi zaman logam besi diantaranya adalah kapak perunggu dan cetakan perunggu. Koleksi lainnya yakni gerabah, seperti kendi, periku, dan pedupaan dari tanah liat.

  1. Masa Klasik

Masa Klasik dikenal sebagai masa sejarah saat manusia sudah mengenal tulisan, atau masa Hindu Budha. Budaya tulis di Indonesia dibawa dan diperkenalkan oleh orang-orang India. Mereka datang sekitar abad 4 atau 5 M dan juga membawa budaya serta agama (Hindu dan Budha).Masa ini berlangsung  sejak abad 5 M hingga awal abada 16 M, yakni runtuhnya Majapahit dan mulai tersebarnya pengaruh Islam di Indonesia.

Keberadaan atau jejak masa klasik di Jakarta dibuktikan dengan penemuan prasasti, catatan dari sumber asing, dan bidang seni pahat. Beberapa prasasti dan patung peninggalan masa klasik di Jakarta diantaranya adalah Prasasti Ciaruteun, Prasasti Tugu, dan Tugu Padrao.

  1. Masa Islam

Masa Islam di Jakarta ditandai dengan direbutnya Sunda Kelapa dari Kerajaan Sunda dan Portugis pada 22 Juni 1527 oleh Pasukan Muslim dari gabungan Demak dan Cirebon yang dipimpin Fatahillah. Tanggal direbutnya Sunda Kelapa tersebut dirayakan sebagai hari jadi Kota Jakarta. Fatahillah pun mengganti nama Sunda Kalapa menjadi Jayakarta.

Jejak masa Islam di Jakarta dibuktikan dengan peninggalan arkeologi seperti masjid-masjid tua. Masjis-masjid tua tersebut diantaranya adalah Masjid Angke, Masjid Marunda, Masjid Luar Batang, dan Masjid Bandengan (Kampung Baru). Peninggalan lainnya seperti nisan-nisan kubur, keramik asing yang menunjukkan ciri ke-Islaman, dan perlengkapan ibadah. Peninggalan jejak Islam di Jakarta misalnya adalah Meriam Cirebon dan Mimbas Masjid Kampung Baru. Baca juga silsilah Kerajaan Cirebon, sejarah Kerajaan Demak, dan peninggalan Kerajaan Demak.

  1. Masa Kolonial atau Penjajahan

Masa kolonial atau penjajahan adalah masa dimana Indonesia dijajah oleh bangsa-bangsa Eropa, terutama Belanda. Kedatangan bangsa-bangsa Eropa tersebut memberikan pengaruh yang besar terhadap kehidupan dan budaya bangsa Indonesia. Belanda mulai berkuasa di Jakarta pada tanggal 30 Mei 1619. Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon Coen merebut dan membumihanguskan Sunda Kelapa dari pimpinan Pangeran Jayakarta Wijayakrama. Gubernur Jenderal JP Coen memberikan nama baru dengan sebutan Batavia.

Peninggalan masa kolonial di Jakarta menjadi peninggalan paling banyak dibandingkan masa-masa sebelumnya. Peninggalan tersebut diantaranya adalah sisa Tembok Kota Batavia, benteng, gereja, perlengkapan perang, gedung-gedung, senjata, dan perlengkapan rumah tangga. Koleksi museum dari masa ini misalnya lukisan Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon Coen, lukisan Herman Willem Daendels, lukisan penyerangan Mataram ke Batavia, Lemari Sketsel, Lemari Buku Besar, Pedang Eksekusi, Patung Singa, Patung Dewa Hermes, dan Meriam Si Jagur

  1. Etnografi Betawi

Betawi menjadi sebutan bagi penduduk pribumi atau suku yang mendiami kota Jakarta. Kata Betawi diyakini oleh banyak ahli berasal dari Batavia. Batavia kemudian diucapkan menjadi Betawi oleh penduduk lokal. Ada yang menyatakan bahwa suku Betawi adalah para budak yang didatangkan ke Batavia oleh Belanda. Selain itu, ada juga yang menyatakan suku Betawi adalah suku asli (berasal dari Kerajaan Sunda). Suku Betawi berasal dari multietnis, sehingga budaya yang dihasilkan adalah perpaduan antar etnis.

Terlepas dari berbagai macam perdebatan tentang asal usul suku Betawi, Jakarta dan sekitarnya telah didiami manusia sejak ribuan tahun silam. Berbagai jejak arkeologis yang berasal dari masa prasejarah begitu banyak ditemukan, terutama di aliran Sunga Ciliwung. Koleksi museum Fatahillah yang menunjukkan identitas suku Betawi diantaranya adalah alat musik Betawi dan pakaian adat Betawi. Musik Betawi terdiri dari Tanjidor, Keroncong Tugu, Gambang Kromong, Orkes Gambus, Orkes Samrah, dan Rebana.

Pakaian adat Betawi adalah hasil perpaduan beragam etnik, tetapi yang menonjol adalah etnik Arab dan Cina. Pakaian adat Betawi mempunyai banyak ragam, yakni mulai dari pakaian sehari-hari, pakaian resmi, dan pakaian pengantin. Pakaian pengantin Betawi mendapatkan pengaruh dari Cina, Arab, Eropa, dan Melayu. Baca juga sejarah Jakarta, sejarah Kota Tua Jakarta, dan sejarah soto betawi.

Inilah koleksi Museum Fatahillah atau Museum Sejarah Jakarta. Koleksi museum bukan hanya benda mati yang dipamerkan di suatu ruangan. Koleksi museum adalah benda buaya yang kaya akan sarat dan makna. Berbagai macam koleksi yang dipamerkan mempunyai kisah dan sejarahnya terdiri, bahkan tidak sama antara satu koleksi dengan koleksi lainnya. Namun, bisa saja terdapat benang merah antara satu koleksi dengan koleksi lainnya. Semoga bermanfaat.

=Kompas.com, Tempo.co, dan Kpu.go.id Menangkan 02 ?

Asih Kusumaningsih

Recent Posts

Sejarah Hari Kebangkitan Nasional (20 Mei) dan Kegiatan yang dilakukan

Latar Belakang Hari Kebangkitan Nasional Setiap tanggal 20 Mei rakyat Indonesia memperingati hari kebangkitan nasional…

5 years ago

Sejarah Hari Buruh Internasional ( 1 Mei ) dan Kegiatan yang dilakukan

Latar Belakang Hari Buruh Internasional ( May Day) Demonstrasi dan orasi merupakan hak semua orang…

5 years ago

Kolonialisme dan Imperialisme – Latar Belakang dan Contoh

Mungkin banyak dari kita yang sering membaca atau mendengar istilah kolonialisme dan imperialisme. Selain dari…

5 years ago

Sejarah Organisasi Internasional

Dunia ini memiliki banyak negara. Total ada Negara 193 negara yang ada di dunia ini.…

5 years ago

De Facto dan De Jure – Pengertian – Perbedaan – Contoh Menerapkannya

Kita sering kali mendengar istilah de facto dan de jure. Beberapa di antara kita mungkin…

5 years ago

Silsilah Kerajaan Demak Sebagai Kerajaan Islam Pertama

Kerajaan Demak atau Kesultanan Demak merupakan bagian dari sejarah kerajaan Islam di Indonesia sebagai kerajaan…

5 years ago