Candi Kedaton merupakan salah satu candi di Indonesia yang memiliki makna candi kedatuan. Di Indonesia terdapat tiga candi yang memiliki nama sama yaitu Candi Kedaton. Pada artikel ini akan dibahas Candi Kedaton yang berada di Trowulan, Mojokerto, berikut penjelasannya.
Sejarah Candi Kedaton
Nama Dusun Kedaton sendiri yang merupakan lokasi dari Candi Kedaton memiliki arti kerajaan dan singgasana. Hal ini mengindikasikan bahwa Dusun Kedaton merupakan kompleks tertutup yang menjadi kediaman raja, anak-anak raja, dan keluarga kerajaan lainnya. Cerita yang santer terdengar adalah Candi Kedaton merupakan tempat tinggal Dyah Wiyat dan Dyah Gayatri. Dyah Wijat adalah putri bungsu Raden Wijaya dan Gayatri, dan memiliki kakak kandung yaitu Dyah Gayatri. Candi Kedaton juga diduga sebagai tempat pertemuan di mana para punggawa kerajaan menghadap sang raja yang letaknya di sudut selatan Candi Kedaton.
Masih satu kawasan yang sama dengan Candi Kedaton, terdapat pula mulut gua, lorong rahasia dan sumur yang bernama Sumur Upas. Dipercaya gua yang ada merupakan tempat semedi atau pertapaan keluarga Kerajaan Majapahit. Sedangkan lorong rahasia, diduga menjadi tempat pelarian yang juga menghubungkan Kerajaan Majapahit dengan kerajaan lainnya. Konon Candi Kedaton memiliki dhanyang yang berupa kala raksasa. Kala raksasa merupakan makhluk yang mirip kalajengking. Makhluk tersebut sering menampakkan diri di lorong-lorong Candi Kedaton. Kalajengking itu dipercayai sebagai lelembut dan bukan makhluk sebenarnya.
Sejarah Sumur Upas
Di situs kompleks Kedaton, selain Candi Kedaton juga terkenal Sumur Upas, Letak Candi Kedaton berada di sisi kiri kompleks situs Kedaton, sedangkan Sumur Upas terletak di tengah-tengah situs. Air pada Sumur Upas mengandung kadar racun yang sangat tinggi, sehingga air yang berasal dari Sumur Upas tidak bisa digunakan oleh manusia karena bisa merusak sistem saraf manusia. Air dari Sumur Upas hanya bisa digunakan untuk merendam atau memandikan pusaka-pusaka. Sumur Upas juga dipercaya menjadi tempat latihan bagi ksatria-ksatria kerajaan dan kemudian melahirkan para prajurit yang tangguh. Konon, Sumur Upas ini juga merupakan terowongan yang bisa menembus sampai ke laut selatan.
Sumur Upas memiliki keterkaitan dengan Kebo Iwa yang merupakan seorang patih dari kerajaan di Bali. Kerajaan Majapahit di bawah pimpinan Raja Tri Bhuwana Tungga Dewi ingin menaklukkan kerajaan di Bali. Kebo Iwa merupakan patih yang kuat sehingga ia mampu menahan serbuan pasukan Kerajaan Majapahit. Patih dari Kerajaan Majapahit yaitu Patih Gajah Mada pun memiliki rencana untuk membujuk Kebo Iwa melakukan perjalanan ke Majapahit dengan tujuan untuk menikahi pilihan raja yang berasal dari Lemah Tulis.
Rencana itu pun berhasil tanpa kecurigaan Kebo Iwa. Kemudian Patih Gajah Mada meminta Kebo Iwa untuk membuat sumur yang nantinya akan dipersembahkan untuk wanita yang akan menjadi pendamping Kebo Iwa dan juga akan dimanfaatkan oleh masyarakat Kerajaan Majapahit yang sedang kekurangan air. Dalam waktu yang cukup singkat, sumur telah tergali. Namun belum ada mata air yang keluar dari sumur tersebut.
Tiba-tiba Patih Gajah Mada memerintahkan pasukan untuk menimbun kembali sumur tersebut dan Kebo Iwa masih ada di dalamnya. Tetapi Kebo Iwa masih bisa melawan serangan tersebut. Sampai pada akhirnya Patih Gajah Mada mampu membinasakan Kebo Iwa dengan bubuk kapur yang menjadikan Kebo Iwa sesak nafas. Kebo Iwa pun melemah dan Patih Gajah Mada menusukkan kerisnya ke tubuh Kebo Iwa.
Bangunan dan Arsitektur Candi Kedaton di Trowulan
Bangunan yang ada pada situs Kedaton semuanya terbuat dari susunan batu bata merah, termasuk Candi Kedaton, sebagaimana umumnya peninggalan dari Kerajaan Majapahit. Wilayah Candi Kedaton memiliki luas sekitar 1.075 meter persegi. Lokasi Candi Kedaton berada di sisi kiri kompleks situs Kedaton. Candi Kedaton seperti tertimbun 3 sampai 4 meter di bawah tanah.
Bangunan Candi Kedaton memiliki denah empat persegi panjang. Bagian bawah Candi Kedaton berbentuk persegi dengan bidang datar yang dibuat dari susunan batu bata merah. Bangunan Candi Kedaton memiliki ukuran panjang 12,5 meter, lebar 9,8 meter, dan tinggi 1,46 meter. Masih belum jelas apakah dulunya bagian atas candi runtuh atau dibuat dari kayu sehingga telah lapuk seiring berjalannya waktu, karena saat ini bagian atas candi tidak ada. Jika keadaan Candi Kedaton yang sekarang merupakan bagian kaki yang profilnya dibagi ke dalam bidang-bidang polos.
Artefak yang pernah ditemukan di Candi Kedaton dan menjadi bagian dari sejarah Candi Kedaton adalah antara lain:
Dari hasil penelitian ditemukan 4 buah kerangka manusia berjenis kelamin wanita pada bangunan Candi Kedaton dan 1 buah kerangka manusia berjenis kelamin pria di dekat Sumur Upas. Kerangka-kerangka manusia yang berhasil ditemukan tersebut memungkinkan pada saat itu agama Islam sudah mulai masuk ke Kerajaan Majapahit. Hal ini dikarenakan adanya jenazah yang meninggal sudah dikubur, sesuai dengan ajaran agama Islam. Jenazah tidak lagi dibakar seperti ajaran agama Hindu.
Di sebelah barat, tepatnya 200 meter dari kompleks Candi Kedaton, terdapat peninggalan purbakala yang berupa umpak-umpak. Umpak-umpak tersebut berukuran besar dan jumlahnya mencapai 20 buah. Umpak-umpak tersusun secara memanjang dan sejajar, serta berorientasi arah timur dan barat. Beberapa ornamen yang ditemukan pada bangunan Candi Kedaton disimpan di Museum Trowulan.
Pada tahun 1995 sampai dengan tahun 2000 diadakan penggalian pada situs Kedaton. Yang ditemukan adalah adanya beberapa struktur yang letaknya tumpang tindih. Hal ini mengindikasikan adanya tahapan dengan fungsi yang berbeda. Saat ini, kompleks situs Kedaton dilindungi dengan bangunan baru seperti bangunan pabrik hasil pembangunan pemerintah Kabupaten Mojokerto. Bangunan ini menggantikan tiang-tiang yang terbuat dari bambu dan atap seng yang sudah rusak.
Lokasi Candi Kedaton
Ketiga lokasi Candi Kedaton berbeda-beda, berikut detailnya:
Candi Kedaton adalah salah satu candi di Jawa Timur dan salah satu candi di Mojokerto. Lokasi Candi Kedaton berada di wilayah Dusun Kedaton, Desa Sentonorejo, Trowulan, Mojokerto. Letak Candi Kedaton tidak terlalu jauh dari Pendopo Agung Trowulan, hanya berjarak sekitar 4,5 kilometer dan berjarak 1,7 kilometer dari Museum Trowulan mengarah ke sebelah selatan wisatawan sudah sampai dan dapat menikmati sejarah Candi Kedaton.
Latar Belakang Hari Kebangkitan Nasional Setiap tanggal 20 Mei rakyat Indonesia memperingati hari kebangkitan nasional…
Latar Belakang Hari Buruh Internasional ( May Day) Demonstrasi dan orasi merupakan hak semua orang…
Mungkin banyak dari kita yang sering membaca atau mendengar istilah kolonialisme dan imperialisme. Selain dari…
Dunia ini memiliki banyak negara. Total ada Negara 193 negara yang ada di dunia ini.…
Kita sering kali mendengar istilah de facto dan de jure. Beberapa di antara kita mungkin…
Kerajaan Demak atau Kesultanan Demak merupakan bagian dari sejarah kerajaan Islam di Indonesia sebagai kerajaan…