Museum Pos Indonesia terletak di Jalan Cilaki No. 73 Bandung, Jawa Barat. Obyek wisata bersejarah ini berjarak dekat dengan obyek wisata lainnya seperti Museum Geologi, Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat, Taman Lansia, Taman Pustaka Bunga, dan yang paling dikenal adalah sejarah berdirinya Gedung Sate. Tetapi Museum Pos Indonesia ini tidak kalah menariknya dengan obyek wisata lainnya, karena selain tidak menarik biaya masuk, museum ini memiliki berbagai koleksi unik yang patut untuk dilihat seperti perangko dan surat-surat emas.
Sejarah Museum Pos Indonesia
Karena menyadari akan pentingnya peran dan fungsi museum ini untuk sarana pendidikan, informasi, dan rekreasi bagi generasi muda pada masa sekarang maupun mendatang, maka upaya untuk merenovasi museum ini pun dilakukan supaya dapat memelihara dan melestarikan kekayaan warisan budaya dalam pelayanan pos. Tepat pada Hari Bhakti Poste ke-38, tepatnya pada tanggal 27 September 29183, Museum PTT akhirnya diubah namanya menjadi Museum Pos dan Giro. Peresmian museum dilakukan oleh Achmad Tahir, Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi pada masa itu. Bagi para penggemar ataupun peneliti filateli, Museum Pos dan Giro menjadi suatu tempat yang wajib dikunjungi. Pada tahun 1995, museum ini diubah kembali namanya menjadi Museum Pos Indonesia hingga sekarang.
Koleksi Museum Pos Indonesia
Pada bagian lain dari Sejarah Museum Pos Indonesia, ada koleksi lain yang dipamerkan, yaitu surat emas. Surat emas ini merupakan surat dari berbagai raja-raja Nusantara kepada para Komandan dan Jendral Belanda. Surat emas ini menjadi catatan sejarah perkembangan surat menyurat di tanah air. Melalui surat-surat ini, pengunjung bisa melihat cara komunikasi raja-raja di Nusantara dengan para penjajah. Umur surat-surat emas yang pernah berada di salah satu museum di Inggris sebelumnya ini diperkirakan berkisar ratusan tahun yang lalu. Inggris menyimpan surat-surat berharga raja-raja Nusantara pada asa itu karena hampir semua surat yang dipamerkan memang ditujukan kepada Gubernur Jenderal Inggris, Thomas Stamford Bingley Raffles.
Pada saat pengunjung menginjakan kaki ke dalam museum, mereka akan disambut dengan replika perangko pertama Hindia Belanda yang diterbitkan pada 1 April 1864 dengan gambar wajah WIllen III. Ada 3 benda koleksi yang dibagi di dalam museum ini, yaitu koleksi sejarah, filateli, dan peralatan.
Yang termasuk dalam koleksi sejarah merupakan surat emas raja (golden letter) yang telah dijelaskan sebelumnya, dimana surat ini memiliki 2 tujuan, yaitu memperingati lebih dari empat ratus tahun hubungan Inggris dengan Indonesia dan sebagai penghormatan terhadap keragaman dan kekayaan budaya tulis dan sarana komunikasi tradisional di Indonesia. Surat-surat ini ditulis dengan bahasa daerah dan menggunakan wahana tulis berupa kertas, daun lontar dan nipah, kulit kayu, bamboo, perunggu, dan bahkan emas. Simak juga sejarah Museum Geopark Batur.
Berbagai perangko dari seluruh dunia pun dipajang di dalam museum ini. Seluruh koleksi filateli ini disusun dengan sangat rapi dalam bentuk album, dan ada juga yang disimpan dalam vitrin berdiri.
Peralatan pos seperti bis surat, timbangan surat, timbangan paket, gerobak alat angkut pos, mesin stensil, dan mesin hitung merupakan beberapa peralatan yang dapat ditemukan di museum ini. Bis surat pada masa itu biasanya diletakkan di tempat-tempat strategis, sehingga pengirim cukup memasukkan suratnya ke dalam bis ini dan tidak perlu mengunjungi kantor pos untuk mengirim surat. Gerobak alat angkut pos untuk barang dan surat ini konon digunakan oleh Kantor Pos Maluku pada masa kolonial Belanda, sekitar tahun 1870. Adapula sepeda beroda dua merk Falter buatan tahun 1938 yang digunakan untuk mengangkut barang pos dari stasiun kereta api. Sepeda ini digunakan sekitar tahun 1950-an. Selain itu, ada juga diorama-diorama yang menggambarkan kegiatan pos pada masa itu seperti diorama Pos Keliling Desa. Simak juga sejarah Museum Bajra Sandhi.
Misteri Museum Pos Indonesia
Tentunya semua gedung tua yang ada di dunia ini memiliki suatu misteri atau kejadian yang tidak dapat dijelaskan secara ilmiah. Hal ini juga terjadi pada Museum Pos Indonesia yang sempat menggetarkan wisatawan. Banyak yang mengatakan bahwa ketika mereka menginjakkan kaki ke museum ini, suasanya berbeda dapat langsung dirasakan, seperti hawa dingin yang langsung menerpa tubuh. Seorang penjaga Museum Pos Indonesia kerap mengatakan bahwa di museum ini cukup sering terjadi peristiwa aneh dan penampakan makhluk halus.
Dikatakan bahwa terkadang ada penampakan sosok perempuan di dekat patung, ataupun sesosok seorang pria yang sedang duduk di pintu masuk. Mereka diketahui suka menampakkan diri pada pengunjung meskipun tidak penah mengganggu para penjaga malam yang kerap menjaga museum itu. Simak juga sejarah Museum Diponegoro. Bangunan tua ini memang menyimpan banyak misteri, tetapi hal ini tentunya tidak menakutkan, dimana tidak ada berita mengenai pengunjung yang terganggu dengan adanya sosok mahkluk ini. Meskipun museum ini merupakan gedung yang terbilang gedung lama, koleksi yang disimpan di dalam museum ini memang tidak dapat ditandingi.
Inilah sejarah dan informasi singkat mengenai Sejarah Museum Pos Indonesia Bandung. Semoga inforasi ini bermanfaat dan membuat anda tertarik untuk mengunjungi museum ini. Tidak perlu takut akan misteri yang ada di dalamnya, selama anda tidak mengganggu dan menjaga ucapan, tentunya anda dapat menikmati koleksi museum ini dengan tenang.
Latar Belakang Hari Kebangkitan Nasional Setiap tanggal 20 Mei rakyat Indonesia memperingati hari kebangkitan nasional…
Latar Belakang Hari Buruh Internasional ( May Day) Demonstrasi dan orasi merupakan hak semua orang…
Mungkin banyak dari kita yang sering membaca atau mendengar istilah kolonialisme dan imperialisme. Selain dari…
Dunia ini memiliki banyak negara. Total ada Negara 193 negara yang ada di dunia ini.…
Kita sering kali mendengar istilah de facto dan de jure. Beberapa di antara kita mungkin…
Kerajaan Demak atau Kesultanan Demak merupakan bagian dari sejarah kerajaan Islam di Indonesia sebagai kerajaan…