Museum Geopark Batur merupakan tempat wisata yang terbilang cukup baru di Bali, dimana museum ini diresmikan pada tanggal 1 April 2016 oleh Menteri ESDM Sudirman Said. Museum ini juga memiliki kaitan erat dengan keberadaan 127 gunung api aktif di seluruh penjuru Indonesia. Ratusan gunung yang terbentang dari Pulau Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kepulauan Banda, Halmahera, hingga Sulawesi bagian utara membentuk busur gunung api Indonesia yang patut untuk diketahui. Maka dari itu, Batur Global Geopark ini ditetapkan sebagai penyedia informasi mengenai gunung api Indonesia oleh Global Geopark Network UNESCO pada tanggal 20 September 2012 di Portugal.
Sejarah Museum Geopark Batur
Seperti sejarah Museum Fatahillah dan sejarah Museum Adityawarman, museum ini juga memiliki sejarah pendiriannya. Pada awalnya, Sejarah Museum Geopark Batur ini diberi nama Museum Gunungapi Batur dan dibangun atas kerjasama antara 4 pihak, yaitu Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Direktorat Jenderal Geologi dan Sumber Daya Mineral, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, dengan Bappeda Kabupaten Bangli. Pada tanggal 10 Februari 2004, penandatanganan perjanjian kerjasama pun terjadi di Jakarta antara Direktur Jenderal Geologi Sumber Daya Mineral Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral RI, dengan Gubernur Bali dan Bupati Bangli, serta dengan Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Departemen Kehutanan RI. Perjanjian ini berkaitan dengan pemanfaatan Taman Wisata Alam Panelokan seluas 1,09 hektar yang akan digunakan untuk membangun Museum Gunungapi Batur.
Peletakkan batu pertama dalam pembangunan Sejarah Museum Geopark Batur dilakukan oleh Direktur Jenderal Geologi Sumber Daya Mineral Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, Gubernur Bali, dan Bupati Bangli pada tanggal 26 Maret 2004 hingga diresmikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral setahun kemudian, tepatnya pada tanggal 10 Mei 2007. Berdasarkan perjanjian kerjasama yang telah dibuat antara Pemerintah Kabupaten Bangli dengan Badan Geologi mewakili Pemerintah Pusat, pada tanggal 22 Desember 2011, dimulailah penyelenggaraan operasional Museum Gunungapi Batur dari perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi dan perkembangan museum telah menjadi tanggung jawab Pusat cq. UPT Museum Geologi, Badan Geologi KESDM. Simak juga sejarah Museum Balaputradewa.
Pembangunan Museum Geopark Batur
Tentunya jalan Sejarah Museum Geopark Batur ini tidak sampai disini saja. Museum Gunungapi Batur kemudian dikembangkan menjadi Museum Geopark Batur. Museum Geopark Batur ini mulai dibangun setelah kawasan Kaldera Batur diterima sebagai anggota UNESCO Global Geoparks pada September 2012. Pembangunan ini dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu sebagai berikut:
- Tahap Perencanaan: Juni – Agustus 2013
- Tahap Pembangunan Fisik Gedung: Agustus– Desember 2013
- Tahap Perencanaan Interior dan Sistem Pameran: Maret 2014 – Mei 2014
- Tahap Pembangunan Fisik Interior: Juni 2014 – Desember 2014
Dengan selesainya pembangunan pada tahun 2014, Museum Gunungapi Batur dileburkan ke dalam Museum Geopark Batur, seperti sejarah Museum Etnobotani Bogor.
Bagian dari Museum Geopark Batur
Berbeda dengan sejarah Museum Dirgantara, Museum Geopark Batur memiliki 2 lantai dan memiliki 3 tema ruangan, yaitu ruang geologi, biodiversity, dan kebudayaan. Lantai pertama terdapat lobby utama dan ruangan keragaman geologi. Ketika pengunjung memasuki lobby utama, mereka akan disambut dengan miniatur diorama Gunung Batur yang lebar dan representasi sejarah alam dan kebudayaan di Batur. Diorama ini berbentuk segi enam dengan ukuran 2,5 x 2 meter.
Selain itu, di dalam gedung museum juga terdapat pos pengamatan Gunung Api Batur untuk mengamati aktivitas vulkanisme terkini. Museum ini juga memperlihatkan koleksi geodiversity dari sample produk letusan Gunung Batur dan beberapa sample gunung api lain di Indonesia. Pada lantai dua, museum ini memiliki ruangan yang menyimpan keragaman hayati, budaya, dan disediakan juga ruang auditorium. DI dalam ruang auditorium ini, para wisatawan dapat menonton berbagai film edukasi mengenai gunung api dan geopark. Penjelasan Mengenai Sejarah Terbentuknya Pulau Bali :
- Versi Geologi
Tahukah anda bahwa pulau Bali merupakan pulai yang terbentuk dari adanya aktivitas gunung api di bawah laut? Informasi mengenai terbentuknya pulau Bali ini dapat ditemukan di dalam museum ini. Dikabarkan bahwa 23 juta tahun yang lalu di sebelah timur pulau Jawa terdapat magma yang sangat panas di bawah kulit bumi, sehingga melelehkan kerak bumi di atasnya atau yang diketahui sebagai hotspot. Lalu, terjadi juga pengendapan di bawah laut yang diduga berasal dari erosi batuan di Pulau Jawa bagian Timur. Sementara di bagian selatan, terumbu karang mulai bertumbuh subur dan ketika pertumbuhannya terhenti, terumbu karang tersebut menjadi batu gamping terumbu. Sebagian berlapis dan berada di bagian selatan Pulau Bali dan Nusa Penida.
Ada 19 penjelasan berbeda mengenai terbentuknya Pulau Bali yang berkaitan dengan pergerakan gunung api. Salah satunya adalah aktivitas Gunug Api Buyan-Bratan dan Batur, dimana pada 30.000 tahun silam, Gunung Buyan-Bratan meletus dan mengeluarkan ignimbrit dan lahar. Aktivitas ini di Pulau Bali terus bergerak ke timur dengan aktifnya Gunung Batur Purba. Letusan yang terjadi ini menyebabkan sisa tubuh Gunung Agung Purba runtuh.
Aktivitas gunung api yang yang terus menerus bergerak ini menghasilkan endapan-endapan yang akhirnya mengakibatkan pengangkatan karena berbagai hasil material erosi hingga muncul ke permukaan. Hal inilah yang menyusun pulau Bali, dimana proses erosi ini mengangkat daerah seperti Pecatu, Unggasan. Simak juga sejarah Museum Dayu.
- Versi Legenda
Selain cerita versi geologi, terbentuknya Pulau Bali juga tidak terpisahkan dengan legenda Naga Basuki dan Bagawan Sidi Mantra. Konon, Bagawan Sidi Mantra memisahkan Pulau Bali dengan Pulau Jawa denga kekuatan saktinya. Hal ini dilakuka supaya anak Sidi Mantra, Sang Manik Angkeran, dapat memulai hidup baru di sebuah tempat baru setelah mendapat hukuman Naga Basuki. Kisah ini dapat ditelusuri dengan lebih lengkap di dalam Museum Geopark Batur.
Lokasi, Jam Operasional, dan Tiket Masuk Museum
Museum Geopark Batur tepatnya berada pada Jalan Raya Penelokan, Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali. Jika anda memulai perjalanan dari Kuta, anda akan menempuh sekitar 2 jam perjalanan dengan taksi ataupun menyewa kendaraan. Harga tiket masuk ke museum ini juga relatif murah, dimana untuk orang dewasa hanya perlu mengeluarkan Rp 20.000 per orang. Sedangkan untuk anak-anak sebesar Rp 15.000 per orang. Jam operasional untuk kunjungan ke Museum Geopark Batur dibuka pada hari Senin – Kamis pada pukul 08:00 – 16:00 WITA, di Sabtu dan Minggu pada pukul 08:00 – 14:00. Untuk hari Jumat dan libur nasional, museum tutup.
Inilah Sejarah Museum Geopark Batur dari sejarah pembangunan, sejarah Bali, hingga harga tiket masuk museum. Semoga informasi ini bermanfaat dan membuat anda tertarik untuk mengunjungi obyek wisata ini.