Pasca Perang Dunia ke-2 muncullah dua negara adidaya, yakni Amerika dan Uni Soviet. Meskipun kedua negara tersebut sebelumnya bersekutu untuk melawan Jerman, Italia, dan Jepang, tetapi akhirnya perebutan kekuasaan tetap terjadi diantara kedua negara adidaya tersebut. Konferensi Teheran antara Stalin (Uni Soviet), Roosevelt (Amerika), dan Churchill (Inggris) atau yang dikenal dengan The Big Three (Tiga Besar) pada November 1943 di Teheran (Iran) menjadi faktor yang paling berpengaruh pada kejadian-kejadian berikutnya. Pada konferensi tersebut, mereka bersepakat untuk menghancurkan Jerman dan berusaha mencari strategi militer terbaik.
Penyebab Perang Dingin
Pada Juli 1945 diadakan Konferensi Postdam yang kemudian menjadi awal mula sejarah Perang Dingin. Pada konferensi tersebut terjadi perbedaan pendapat diantara kedua kubu. Presiden Amerika Serikat, Harry S. Truman, menginginkan diselenggarakannya pemilu yang bebas di seluruh negara-negara di Eropa Timur. Stallin pun menolak usulan tersebut dengan menyatakan “Sebuah pemerintahan yang dipilih secara bebas di Eropa Timur akan membentuk Pemerintahan Uni Soviet dan Kami tidak akan mengizinkannya.”
Amerika pun akhirnya mersepon konsep keamanan Stalin yang dianggap berlebihan. Presiden Amerika Serikat saat itu, Harry S. Truman, mengusulkan dihentikannya semu bantuan ke Uni Soviet pada Mei 1945. Selain itu pada Oktober 1945, Truman menyatakan bahwa Amerika Serikat tidak mau mengakui suatu pemerintahan yang didirikan dengan paksa dan tidak memperdulikan aspirasi politik rakyatnya. Baca juga sejarah Benua Amerika.
Mantan PM Inggris, Churchill, saat mengunjungi Amerika Serikat menyatakan di depan publik Amerika bahwa “Iron Curtain atau Tirai Besi” telah digelar di seluruh daratan Eropa dengan membagi Jerman dan Eropa ke dalam dua kubu yang saling berlawanan. Hal ini membuat Amerika Serikat mencela Stalin dan Uni Soviet. Pihak Uni Soviet melalui agen-agen intelijen rahasia Stalin di seluruh dunia memanaskan situasi dengan mengungkapkan pentingnya “perjuangan ideologi melawan imperialisme kapitalis”. Selain itu, Uni Soviet melakukan tekanan terhadap Iran yang disokong oleh Rezim Syah Reza Pahlevi dan Turki yang terlalu mendukung Amerika.
Amerika Serikat menganggap Uni Soviet berusaha menyebarkan komunisme dan melakukan kegiatan subversif ke negara-negara di Eropa Barat. Melalui Doktrin Presiden Truman, Amerika melakukan politik containing atau pengepuang terhadap komunisme di kawasan yang sudah dikuasai oleh Tentara Merah. Mereka memberi bantuan militer ke Yunani dan Turki agar negara Barat dan bantuan ekonomi serta militer untuk negara Eropa melalui Marshall Plan.
Stalin pun menjawab hal ini dengan menolak program bantuan Marshall Plan bagi semua negara-negara Eropa Timur. Stalin membersihkan unsur anti komunis di Eropa Timur dengan membentuk sistem Pemerintahan Soviet, yaitu sistem partai komunis. Jawaban Uni Soviet terhadap Amerika Serikat adalah dengan pendudukan Cekoslovakia pada Februari 1948. Baca juga sejarah Rusia.
Pendudukan Cekoslovakia memunculkan kekhawatiran akan semakin berkembangnya komunisme di Eropa yang diawali dari negara-negara Eropa Timur dan Jerman Timur. Saat Stalin memblokade lalu lintas barang dan manusia dari zona pendudukan Jerman ke Berlin Barat maka Sekutu merespon dengan melancarkan aksi “Air Lift atau Jembatan Udara”. Mereka menjatuhkan bahan makanan dan obat-obatan dengan pesawat terbang ke Berlin Barat. Jembatan Udara berlangsung selama 324 hari yang mengangkut berton-ton bahan makanan dan obat-obatan ke Berlin sebagai wujud pelaksanaan politik containing.
Amerika Serikat dan negara Eropa Barat menandatangani pakta pertahanan yang bernama North Atlantic Treaty Organization (NATO) atau Pakta Pertahanan Atlantik Utara. Anggota pakta pertahanan tersebut terdiri atas Inggris, Islandia, Irlandia, Norwegia, Jerman Barat, Denmark, Belanda, Belgia, Luxwmburg, Prancis, Portugis, Kanada, dan Amerika Serikat. Uni Soviet pun segera mengikat negara-negara satelitnya di Eropa Timur yang berpaham komunis dengan Pakta Warsawa. Anggota pakta tersebut terdiri dari Uni Soviet, Bulgaria, Albania, Cekoslovakia, Jerman Timur, Hungaria, Rumania, dan Polandia. Kedua pemimpin blok pun saling memata-matai, mengembangkan senjata dan kemampuan militernya, serta mempertahankan pengaruhnya bersama sekutunya masing-masing untuk menghadapi ancama NATO.
Berdasarkan uraian tersebut maka faktor utama penyebab Perang Dingin yakni:
Berakhirnya Perang Dingin
Perang Dingin mulai mereda sejak tahun 1970-an. Hubungan antara kedua kubu mulai membaik dan ketegangan diantara keduanya mulai berkurang. Peredaan Perang Dingin (Detente) ditandai dengan beberapa peristiwa sebagai berikut:
Perang Dingin berakhir pada tahun 1989. Kedua negara adidaya, Amerika Serikat dan Uni Soviet, menyatakan berakhirnya Perang Dingin setelah berbincang dua hari di Pertemuan Puncak Malta. Kedua pihak menyatakan akan mengurangi jumlah pasukan dan persenjataan di Eropa pada konferensi pers bersama yang diadakn di Kapal Layar Soviet, Maxim Gorky. Selain itu, Pemimpin Soviet yakni Mikhail Gorbachev menyatakan bahwa beliau tidak akan pernah menyulut perang terbuka dengan Amerika Serikat. Presiden Amerika Serikat, George W. Bush, mengatakan kedua pihak mampu merealisasikan perdamaian dan bekerja sama dalam waktu yang lama. Pertemuan ini adalah pertemuan terpenting sejak 1945, saat Roosevelt, Stalin, dan Churchill, menyetujui rencana pasca perang untuk Eropa di Yalta.
Dampak Perang Dingin
Selama berlangsungnya Perang Dingin terjadi persaingan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Persaingan ini terjadi di berbagai bidang yakni koalisi militer, ideologi, pengembangan teknologi, pertahanan, perlombaan nuklir, persenjataan, dan banyak lagi. Dampak positif perang dingin ini diantaranya adalah:
Kedua pihak yang saling berseteru pada Perang Dingin berlomba untuk meningkatkan kualitas militernya. Persaingan senjata semakin maju dan berkemban pesat. Setiap negara terpacu untuk mengembangkan pertahanan negaranya masing-masing.
Dampak positif di bidang ekonomi dari Perang Dingin adalah munculnya negara super power. Hal ini menyababkan perekonomian dunia banyak dikuasai oleh para pemegang modal. Mereka saling berlomba untuk menginvestasikan modal ke negara-negara berkembang karena upah buruhnya yang masih relatif rendah. Namun, hal tersebut nyatanya memberi dampak positif bagi negara yang dijadikan tempat investasi. Pertumbuhan ekonomi di negara-negara tersebut tumbuh pesat. Pemilik modal mendapatkan keuntungan besar dan negara yang terbatas modal keuntungannya kecil. Hal ini memunculkan istilah globalisasi ekonomi, sehingga dilakukan beberapa tindakan yang salah satunya adalah penyatuan mata uang di Eropa.
Perang Dingin pun terjadi pada sains dan teknologi yang berkaitan dengan kegiatan militer. Pemerintah dari masing-masing pihak yang berseteru bersedia mengeluarkan dana yang besar demi kemajuan iptek negara mereka. Selain itu, perkembangan teknologi dalam bidang luar angkasa maju pesat yang ditandai dengan perlombaan antara kedua kubu untuk meluncurkan roket ke luar angkasa.
Isu Hak Asasi Manusia (HAM) menjadi mengglobal. Undang-undang tentang HAM mulai diakui keberadaannya, sehingga rakyat menyetujui peresmian HAM itu sendiri. Rakyat semakin percaya adanya demokrasi dan penghapusan penindasan bagi kaum lemah. Baca juga sejarah Hari HAM.
Perang Dingin memberikan rasa takut bagi masyarakat sipil. Mereka khawatir akan terjadi perang nuklir yang lebih dahsyat dibandingkan Perang Dunia II. Dampak negative dari Perang Dingin diantaranya:
Dampak Perang Dingin dalam bidang politik yaitu dibangunnya tembok Berlin di Jerman sebagai pembatas antara Jerman Barat dan Jerman Timur. Negara ini terpecah karena perbadaan paham antara Jerman Barat yang menganut liberal dan Jerman Timur yang menganut komunis. Negara ini sudah terbagi sejak Perang Dunia II, yakni Jerman Barat beribukota di Berlin dan Jerman Timur beribukota di Bonn.
Jerman Barat mengalami perkembangan pesat dibandingkan Jerman Timur. Orang-orang di Jerman Timur mulai berpindah ke Jerman Barat. Hal ini menyebabkan Uni Soviet menyetujui pembangunan sebuah tembok yang membatasi Jerman Barat dan Jerman Timur. Tidak hanya itu, Uni Soviet juga menyiagakan tentaranya untuk menembaki orang-orang yang masih berani menyebrang.
Pada saat Perang Dingin, masing-masing negara yang bertikai mengembangkan senjata nuklir. Senjata nuklir pun mengalami perkembangan yang pesat. Hal ini menimbulkan rasa ketakutan yang besar bagi masyarakat. Sempat terdengar kabar bahwa Uni Soviet akan meletakkan nuklirnya di Kuba untuk diarahkan ke Amerika. Hal ini menyebabkan Amerika Serikat menandatangani pakta pertahanan NATO. Dengan adanya hal ini, pihak Amerika Serikat menyatakan bahwa apabila salah satu negara anggota NATO diserang maka dianggap serangan terhadap NATO. Hal ini membuat Uni Soviet menarik kembali rudal-rudal nuklirnya di Kuba.
Inilah penjelasan mengenai penyebab perang dingin dan dampaknya bagi dunia. Anda dapat juga membaca sejarah Perang Amerika dan sejarah runtuhnya Uni Soviet di website ini. Semoga artikel ini bermanfaat.
Latar Belakang Hari Kebangkitan Nasional Setiap tanggal 20 Mei rakyat Indonesia memperingati hari kebangkitan nasional…
Latar Belakang Hari Buruh Internasional ( May Day) Demonstrasi dan orasi merupakan hak semua orang…
Mungkin banyak dari kita yang sering membaca atau mendengar istilah kolonialisme dan imperialisme. Selain dari…
Dunia ini memiliki banyak negara. Total ada Negara 193 negara yang ada di dunia ini.…
Kita sering kali mendengar istilah de facto dan de jure. Beberapa di antara kita mungkin…
Kerajaan Demak atau Kesultanan Demak merupakan bagian dari sejarah kerajaan Islam di Indonesia sebagai kerajaan…