Dari segi keilmuan, memang belum diketahui dengan pasti kapan dan bagaimana bumi diciptakan. Sejak bum pertama kali diciptakan hingga sekarang baik itu bumi dan kehidupan didalamnya selalu berkembang dan mengalami kemajuan di berbagai bidang. Perkembangan tersebut dibagi menjadi zaman arkaezoikum, paleozoikum, mesozoikum dan juga neozoikum.
Prasejarah atau praaksara merupakan masa manusia yang tidak atau belum mengenal tulisan. Semua suku bangsa di dunia mengalami masa praaksara yang berbeda periode dan ketika masa tersebut hilang, maka manusia mulai mengenal tulisan sehingga otomatis juga mengubah zaman menjadi zaman sejarah. Namun dalam ulasan kali ini, kami akan jabarkan secara lengkap apa saja perbedaan prasejarah dan praaksara yang paling utama.
Perbedaan prasejarah dan praaksara yang pertama adalah dari segi konsepnya. Zaman praaksara adalah zaman dimana belum ada makhluk hidup seperti tumbuhan, hewan dan manusia yang kemudian berakhir ketika manusia sudah bisa beradaptasi dan berhenti mengalami evolusi atau pengembangan fisik dan mental sehingga tercipta pembagian prasejarah Indonesia berdasarkan arkeologinya.
Zaman praaksara berhubungan dengan proses pembentukan bumi yang berbeda sebab bumi belum stabil dengan suhu paling panas sehingga belum memungkinkan kehidupan terbentuk. Ketika zaman praaksara berakhir, maka bumi sudah sangat stabil dengan iklim yang sejuk sehingga makhluk hidup bisa tinggal didalamnya. Meskipun bumi sudah sangat stabil, namun manusia tidak berevolusi hidup dengan cara berkelompok dan masih memperebutkan wulayah dengan manusia lain lewat jalan berperang.
Prasejarah dan juga praaksara juga berbeda dari segi pengertiannya. Zaman prasejarah merupakan zaman sebelum sejarah yakni rentang waktu sebelum sejarah yang merujuk pada periode eksistensi manusia sebelum munculnya tulisan atau catatan sejarah. Istilah pra sejarah ini mulai dipakai di Perancis sekitar tahun 1830-an untuk menggambarkan waktu sebelum menulis. Kemudian prasejarah mulai diperkenalkan Inggris oleh arkeolog Daniel Wilson pada tahun 1851.
Sedangkan zaman praaksara adalah zaman Nirleka. Nir memiliki arti tidak ada dan leka berati tulisan. Sehingga zaman ini bisa diartikan menjadi zaman dimana belum adanya tulisan. Inilah yang menyebabkan timbulnya pengertian jika praaksara merupakan zaman sebelum ditemukannya tulisan, sementara sejarah adalah zaman sesudah ditemukannya tulisan. Zaman praaksara ini berakhir ketika dimulainya zaman sejarah untuk semua bangsa di dunia yang tidak sama tergantung dari peradaban bangsa tersebut seperti contohnya di Indonesia yang bisa terlihat dari ditemukannya berbagai artefak di Indonesia.
Prasejarah dan praksara juga berbeda dari segi pembagian zamannya. Jika dilihat secara umum, masa prasejarah di Indonesia ditinjau dari dua aspek yakni berdasarkan bahan untuk membuat alat yang terbagi menjadi zaman batu dan zaman besi serta berdasarkan kemampuan masyarakat yang terbagi menjadi berburu dan mengumpulkan makanan, bercocok tanam dan masa perundagian.
Sedangkan untuk zaman praaksara dimulai ketika manusia purba sudah mulai ada di muka bumi yakni zaman Neozoikum atau Kainozoikum, zaman tersier dan zaman kuarter dimana ada begitu banyak peninggalan zaman praaksara yang bisa ditemukan salah satunya di Indonesia.
Zaman prasejarah terbagi kembali menjadi beberapa zaman yakni zaman batu dan juga zaman logam. Pada zaman batu ini terjadi sebelum logam dikenal dan alat kebudayaan kebanyakan dibuat dari batu, kayu dan juga tulang. Zaman batu sendiri dibagi kembali menjadi 4 zaman yakni Paleolitikum atau zaman batu tua, zaman Mesolithikum atau zaman batu tengah, zaman Neolithikum atau zaman batu muda dan zaman Megalithikum atau zaman batu besar.
Sedangkan untuk zaman logam merupakan zaman dimana manusia sudah bisa membuat alat dari logam selain alat alat dari batu. Manusia sudah mengenal teknik melebur dan mencetak berbagai alat. Zaman logam sendiri dibagi menjadi beberapa yakni zaman tembaga, zaman perunggu dan juga zaman besi. Untuk pembagian zaman praaksara juga dibagi menjadi beberapa zaman yakni zaman Arkeozikum, zaman Paleosoikum, zaman Mesozoikum dan zaman Neozoikum.
Zaman Arkeozoikum adalah zaman tertua di perkembangan bumi dan semua yang hidup di bumi berumur antara 545 tahun. Pada zaman ini kondisi bumi belum stabil dan kulit bumi masih berada dalam proses pembentukan serta udara yang masih panas sehingga belum ada tanda kehidupan. Sedangkan zaman Paleozoikum merupakan zaman primer yang berlangsung sekitar 340 juta tahun lalu dimana terjadi penurunan suhu secara drastis di bumi. Bumi semakin dingin sehingga makhluk hidup diperkirakan mulai muncul seperti makhluk bersel satu dan tidak bertulang belakang seperti bakteri dan juga sejenis amfibi.
Untuk zaman mesozoikum disebut dengan zaman sekunder yang berlangsung 140 juta tahun yang lalu dimana hewan reptil bertubuh besar seperti dinosaurus sudah mulai ada. Terakhir adalah zaman Neozoikum yakni sekitar 60 juta tahun yang lalu dimana kehidupan mulai stabil dan berkembang serta beragam.
Untuk zaman prasejarah, manusia memiliki kepercayaan terhadap kekuatan gaib yakni Dinamisme dan Animisme. Dinamisme merupakan kepercayaan pada benda yang dianggap memiliki kekuatan gaib sepeti contohnya batu dan keris. Sedangkan Animisme adalah kepercayaan terhadap roh nenek moyang mereka yang bersemayam di batu besar, pohon dan juga gunung besar yang disebut dengan Hyang.
Sedangkan sistem kepercayaan pada masa praaksara, manusia hanya menyembah arwah nenek moyang manusia purba. Ini terbukti dari ditemukannya menhir yakni benda peninggalan praaksara yang berhubungan erat dengan kepercayaan manusia zaman dahulu. Menhir ini berbentuk tiang atau tugu dari batu yang didirikan diatas tanah dan dipakai untuk menyembah arwah nenek moyang manusia purba. Umumnya menhir ini ditemukan di pegunungan seperti wilayah Palembang,Bengkulu, Ngada, Gunung Kidul, Rembang, Sungai talang dan beberapa daerah lainnya.
Manusia zaman prasejarah di Indonesia memiliki pola kehidupan yang bersifat nomaden dan permanen. Nomaden atau hidup berpindah pindah yakni pola kehidupan yang belum menetap dan berkelompok pada sebuah tempat dan mata pencahariannya adalah berburu dan mengumpulkan makanan. Sedangkan permanen atau menetap adalah pola kehidupan yang sudah terorganisir dan berkelompok sekaligus menetap di sebuah tempat dengan mata pencaharian bercocok tanam serta mulai mengenal norma adat dari sumber kebiasaan kebiasaan.
Sementara kehidupan pada zaman praaksara yang sudah melihat zaman es membuat manusia purba memiliki cara hidup tersendiri. Manusia purba memiliki dua karakter khas dalam pola huniannya yakni pertama lebih memilih tinggal dekat dengan sumber air sebab air menjadi kebutuhan manusia yang sangat penting dari mulai jasmani sampai mobilitas dari satu tempat ke tempat lainnya. Sedangkan yang kedua, mereka lebih memilih untuk hidup di alam terbuka yang bisa terlihat dari penemuan situs situs purba di sepanjang aliran sungai Bengawan Solo.
Demikian ulasan dari kami kali ini tentang perbedaan prasejarah dan praaksara yang terlihat dari berbagai sudut mulai dari jenis manusia, pola hidup dan lain sebagainya. Semoga bisa bermanfaat dan menambah informasi.
Latar Belakang Hari Kebangkitan Nasional Setiap tanggal 20 Mei rakyat Indonesia memperingati hari kebangkitan nasional…
Latar Belakang Hari Buruh Internasional ( May Day) Demonstrasi dan orasi merupakan hak semua orang…
Mungkin banyak dari kita yang sering membaca atau mendengar istilah kolonialisme dan imperialisme. Selain dari…
Dunia ini memiliki banyak negara. Total ada Negara 193 negara yang ada di dunia ini.…
Kita sering kali mendengar istilah de facto dan de jure. Beberapa di antara kita mungkin…
Kerajaan Demak atau Kesultanan Demak merupakan bagian dari sejarah kerajaan Islam di Indonesia sebagai kerajaan…