Perang Uhud merupakan salah satu perang terkenal yang terjadi antara kaum nabi Muhammad saw. dengan kaum musyrikin Mekah. Pasukan mulai mengambil tempat pada hari Jum’at, tanggal 6 Syawal 3 Hijriah di sebelah bukit Uhud. Jadi nama perang uhud sendiri diambil dari nama tempat terjadinya peperangan yaitu bukit Uhud.
Perang uhud banyak menyisakan luka di hati kaum muslimin pada masa itu. meskipun begitu ada banyak juga hikmah dan pejaran yang bisa dipetik dari perang ini. Lantas apa sebenarnya yang menyebabkan peperangan ini terjadi? Simak ulasannya berikut ini! Baca juga sejarah berdirinya agama islam, sejarah kabah, dan sejarah peristiwa karbala.
Seperti yang telah disebutkan bahwa pada tanggal 6 Syawal 3 H pasukan sudah mulai berkumpul di sekitar bukit Uhud, lalu beberapa riwayat mengisahkan perang terjadi pada tanggal 7 Syawal 3 H, keesokan harinya. Nabi Muhammad saw. sendiri mengetahui kabar tersebut dari surat yang dikirimkan oleh pamannya, Abbas bin Abdul Muthalib, ketika beliau berada di Quba. Ketika perang berlangsung, kaum Muslimin sebenarnya telah mengalami kemenangan di awal. Akan tetapi beberapa hal menyebabkan kemenangan tersebut berubah menjadi kekalahan yang begitu memilukan.
Penyebab Perang Uhud
Tidak ada peperangan yang terjadi tanpa sebab, apalagi menyangkut soal akidah. Begitupun yang terjadi pada masa nabi Muhammad saw. ketika berjuang menyerukan agama Islam. Tidak semua orang dengan mudah mau menyembah Allah swt. Setelah perang-perang yang terjadi sebelumnya, berikut adalah beberapa penyebab pecahnya perang Uhud.
Kekalahan dalam perang badar menyisakan luka yang begitu mendalam di hati kaum Quraisyi Mekah. Tidak hanya berakhir dengan kekalahan yang tragis, banyak pembesar-pembesar mereka yang terbunuh dalam perang badar. Bahkan dalam suatu kisah disebutkan bahwa Quraisy melarang pengikutnya untuk menangisi korban yang terbunuh dan tidak ingin menebus tawanan perang secepatnya. Hal ini dilakukan agar kaum Muslimin tidak merasa besar kepala dengan melihat kepedihan yang mereka alami.
Satu-satunya cara untuk menuntaskan rasa sakit dan dendam akibat kekalahan dalam perang badar adalah melakukan seragangan secara besar-besaran terhadap kaum Muslimin. Oleh sebab itu kaum Quraisy benar-benar menyiapkan diri dan menyusun rencana dengan matang sebelum melancarkan perang lagi. Beberapa tokoh yang begitu antusias mempersiapkan diri dalam perang antara lain Abu Sufyan ibn Harb, Shafwan ibn Umayyah, Abudllah ibn Abu Rabi’ah, dan Ikrimah ibn Abu Jahal.
Langkah pertama yang dilakukan untuk mempersiapkan perang adalah dengan mengumpulkan barang dagangan yang berhasil diselamatkan oleh Abu Sufyan. Kaum Quraisy mengatakan kepada pemilik barang-barang tersebut bahwa, “Sesungguhnya Muhammad telah menzalimi kalian, membunuh orang-orang terbaik kalian. Maka tolonglah kami dengan harta kalian ini untuk memeranginya, agar kita bisa menuntut balas.”
Dengan begitu Quraisy berhasil mengumpulkan seribu ekor unta serta lima ratus dinar. Tidak hanya itu mereka juga membuka pintu dengan lebar bagi siapapun yang ingin turut serta memerangi kaum Muslimin, baik itu dari Kinanah, Tihamah, dan Habasyah. Baca juga sejarah perjanjian aqabah, penyebab perang badar kubra, dan sejarah perang ain jalut.
Tidak hanya dendam pasca perang badar yang terus bergejolak di dalam hati kaum Quraisy. Rasa sakit hati semakin membuncah ketika masalah perekonomian menimpa mereka. Hal itu terjadi ketika pasukan Zaid ibn Haritsah berhasil merampas kafilah dagang kaum Quraisy. Akibat yang ditimbulkan dari perampasan tersebut sudah tidak ditanya lagi. Kaum Quraisy menderita kerugian yang begitu besar.
Rasa sakit kaum Quraisy semakin berlapis akibat kejadian tersebut. Mereka semakin bersemangat untuk membuat perhitungan terhadap kaum Muslimin dengan jalan peperangan. Setidaknya satu tahun mempersiapkan perlawanan sudah cukup untuk kaum Quraisy. Diketahui ada sekitar 3.000 prajurit yang dipersiapkan untuk maju. Prajurit tersebut berasal dari kaum Quraisy sendiri, juga para sekutunya, dan juga orang-orang dari Habasyah.
Uniknya para panglima Quraisy mengajukan untuk mengikutsertakan perempuan dalam peperangan dengan dalih agar keberanian untuk mati serta memperjuangkan harga diri dan kehormatan semakin lebih besar. Ada 15 perempuan yang ikut menyertai pasukan kaum Quraisy pada saat itu.
Pemicu lain yang menjadi penyebab perang uhud adalah rasa khawatir pada kaum Quraisy jika kekuatan kaum Muslimin semakin besar. Karena jika hal tersebut terus terjadi, maka sudah pasti keberadaan Quraisy akan terancam. Maka dari itu jalan terbaik untuk mencegah kekuatan Muslimin semakin besar yaitu dengan segera dimusnahkan saja. Baca juga sejarah berdirinya hmi dan tujuan organisasi muhammadiyah.
Ketika perang uhud, pasukan Quraisy dibekali transportasi dan persenjataan berupa tiga ribu ekor unta dan juga dua ratus ekor kuda. Pasukan tersebar di sepanjang jalan yang dilalui. Senjata pelindung diri pasukan adalah tujuh ratus baju besi. Komandan perang berada di tangan Abu Sufyan ibn Harb. Sementara komandan pasukan kavaleri dipercayakan kepada pundak Khalid ibn Walid dengan dibantu oleh Ikrimah ibn Abu Jahal. Panji-panji dipegang oleh Bani Abdud Dar.
Hikmah yang Diambil dari Perang Uhud
Meskipun perang uhud berakhir dengan kekalahan kaum Muslimin dan kemenangan kaum Quraisy, tetapi tetap ada pelajaran dan hikmah yang dapat diambil dari peristiwa tersebut. Berikut adalah beberapa hikmah yang bisa dipetik dari perang uhud.
Itulah beberapa Penyebab Perang Uhud antara kaum Muslimin dan kaum Quraisy. Baca juga tujuan organisasi sarekat islam dan peninggalan kerajaan islam di indonesia.
Latar Belakang Hari Kebangkitan Nasional Setiap tanggal 20 Mei rakyat Indonesia memperingati hari kebangkitan nasional…
Latar Belakang Hari Buruh Internasional ( May Day) Demonstrasi dan orasi merupakan hak semua orang…
Mungkin banyak dari kita yang sering membaca atau mendengar istilah kolonialisme dan imperialisme. Selain dari…
Dunia ini memiliki banyak negara. Total ada Negara 193 negara yang ada di dunia ini.…
Kita sering kali mendengar istilah de facto dan de jure. Beberapa di antara kita mungkin…
Kerajaan Demak atau Kesultanan Demak merupakan bagian dari sejarah kerajaan Islam di Indonesia sebagai kerajaan…