Sumatera Barat tidak hanya memiliki daya tarik wisata alam dan kuliner, tetapi juga sejumlah obyek wisata pendidikan dan kebudayaan yang patut untuk dikunjungi. Salah satu dari sekian banyak obyek wisata pendidikan yang ada, Museum Adityawarman merupakan museum utama yang wajib dikunjungi di kota Padang. Mengapa? Karena museum ini merupakan salah satu museum terpenting yang menceritakan tentang sejarah masyarakat Minangkabau dan peninggalan mereka dari masa prasejarah hingga masa modern. Berbagai pernak-pernik dari kehidupan masyarakat Minang yang dipamerkan di museum ini telah menjadi sarana edukasi bagi pengunjungnya untuk mengenai leluhur warga Padang.
Gedung museum ini berdiri di tengah lahan sebesar 2,6 hektar dengan luas bangunan sekitar 2.855 meter persegi dan memiliki arsitektur seperti rumah bagonjong atau rumah gadang (ciri khas gaya arsiteksur tradisional Minangkabau). Ruman bagonjong merupakan rumah panggung yang memiliki atap seperti bentuk tanduk kerbau yang bertumpuk. Jumlah gonjong yang ada di atap museum ini berjumlah 7 pucuk. Simak juga sejarah Museum Sri Baduga.
Sejarah Museum Adityawarman Kota Padang
Keunikan Museum Adityawarman
Setelah mengetahui Sejarah Museum Adityawarman Kota Padang ini, adapula beberapa tempat unik yang dapat dinikmati ketika pengunjung berada di dalam area museum ini.
Lalu, dibalik puisi tersebut, terdapat tulisan lain yang berisikan Teks Proklamasi. Di bawah teks proklamasi tersebut, terteralah cerita kelahiran dan makna dari kata “Padang” dengan bertuliskan tanggal 9 Maret 1950. Menurut sejarah, tanggal tersebut merupakan hari bersejarah bagi kota Padang, dimana kota Padang berhasil kembali ke naungan Indonesia.
Ada beberapa buah patung berukuran besar yang mengelilingi wilayah Museum Adityawarman, tepatnya ada 7 buah. Wisatawan akan disapa dengan ketujuh patung ini yang merupakan symbol kebudayaan Padang. Pada saat sebelum Islam masuk ke Ranah Minang, kota ini masih menganut agama Hindu-Budha yang masih terlihat di museum ini. Maka dari itu, inilah alasan masih adanya patung-patung ini sebagai perjalanan sejarah. Simak juga sejarah Museum Tsunami Aceh.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, gedung Museum Aditrawarman merupakan bangunan bagonjong yang memiliki atap menyerupai tanduk. Untuk kebanyakan museum, fungsi museum itu sendiri biasanya terpisah dengan rumah adat. Tetapi salah satu keunikan Museum Adityawarman adalah letak museum itu sendiri yang berada dalam rumah adatnya.
Dalam lingkungan taman museum, ada sebuah pesawat tempur yang berdiri megah yang lokasinya agak sedikit di pinggir. Pesawat tempur masa Perang Dunia II ini menjelaskan sebagai monument pengembalian kota Padang ke pangkuan Negara Indonesia pada tanggal 9 Maret 1950. Simak juga sejarah Museum Balla Lompoa.
Koleksi Museum Adityawarman
Tidak hanya itu saja, museum ini juga menyimpan koleksi 13 manuskrip Al-Quran dengan kondisi yang bagus dan sahih. Menurut informasi museum, kertas yang digunakan merupakan kertas berkualitas Erop dan terdapat cap kertas Propatria dan Singa berpedang pada koleksi ini. Meskipun sudah berumur dan ada kerusakan pada kulit Al-Quran, maka pengelola museum menukar bagian yang rusak tersebut dengan kertas yang dilapisi dengan warna yang mirip. Simak juga sejarah Museum Affandi.
Kondisi Ruangan Dalam Museum Adityawarman
Pada saat memasuki ruangan dalam museum, pengunjung dapat menikmati diorama yang menjelaskan mengenai sistem adat Minang. Adat ini sudah ada sejak dulu dengan struktur yang jelas dalam hubungan kekerabatan di sebuah adat di Ranah Minangkabau. Di Minang, sistem kekerabatan adat menganut prinsip matrilineal, dimana pihak perempuan memberikan pengaruh yang sangat kuat dalam adat Minangkabau. Hal ini tercerminkan pada perempuan Minang yang melakukan semua kegiatan rumah hingga memegang harta pusaka tinggi.
Selain itu, ada juga peragaan pelaminan pernikahan di dalam ruangan museum dengan menggunakan aat Minangkabau. Tempat ini biasanya sangat disenangi pengunjung karena mereka bisa menyaksikan dan mengenal budaya yang dipamerkan. Di sudut ruangan juga terdapat koleksi benda bersejarah dari suku Mentawai, yang merupakan bagian dari Sumatera Barat, dengan adat istiadat yang jauh berbeda dan menerapkan sistem kekerabatan patrilineal. Simak juga peninggalan bersejarah di Indonesia.
Lokasi, Harga Tiket, dan Jam Operasional Museum
Museum Adityawarman terletak di Jalan Diponegoro No. 10, Belakang Tangsi, Padang Barat, Kota Padang. Akses ke museum ini juga cukup mudah karena letaknnya yang dekat dengan pusat kota Padang. Dari pusat kota seperti Pasar Raya, pengunjung hanya perlu berjalan kaki sekitar 10 menit saja. Atau penggunaan ojek dan taksi online dapat mempermudah perjalanan menuju museum ini. Harga tiket masuk museum juga relatif murah, dimana harga tiket masuk dewasa sebesar Rp 3000 dan untuk anak-anak sebesar Rp 2000. Jam operasional museum dimulai dari hari Selasa hingga Minggu dari pukul 08.00 WIB hingga 16.00 WIB, dimana hari Senin museum ini tutup.
Inilah Sejarah Museum Adityawarman Kota Padang dan keunikan, yang merupakan salah satu tempat wisata bersejarah yang patut dikunjungi jika anda berkunjung ke kota Padang.
Latar Belakang Hari Kebangkitan Nasional Setiap tanggal 20 Mei rakyat Indonesia memperingati hari kebangkitan nasional…
Latar Belakang Hari Buruh Internasional ( May Day) Demonstrasi dan orasi merupakan hak semua orang…
Mungkin banyak dari kita yang sering membaca atau mendengar istilah kolonialisme dan imperialisme. Selain dari…
Dunia ini memiliki banyak negara. Total ada Negara 193 negara yang ada di dunia ini.…
Kita sering kali mendengar istilah de facto dan de jure. Beberapa di antara kita mungkin…
Kerajaan Demak atau Kesultanan Demak merupakan bagian dari sejarah kerajaan Islam di Indonesia sebagai kerajaan…