Bandung selalu menjadi kota romantis karena beberapa tempat yang di miliki mampu memberikan kenangan yang membekas. Tak hanya romantis, kota satu ini ternyata juga memiliki museum yang pasti sudah tak asing lagi di telinga Anda. Museum tersebut adalah Museum Konferensi Asia Afrika. Museum ini memang sudah di kenal banyak orang sekaligus menyimpan banyak cerita sejarah. Terutama sejarah tentang perang dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Bagaimana sejarah berdirinya dan hal unik lain yang di miliki Museum Konferensi Asia Afrika? Berikut akan di jelaskan lebih lanjut tentang bangunan tersebut. Kenali lebih dekat sejarah masjid agung semarang.
Sejarah Museum KAA
Hasil penting yang di gagas dari konferensi ini adalah Dasasila Bandung. Dasasila tersebut di jadikan sebagai pedoman dan pegangan para negara di benua Asia dan Afrika untuk berjuang dalam mendapat kan hak kemerdekaannya waktu itu. Di karenakan konferensi tersebut menjadi peristiwa bersejarah dan patut untuk di apresiasi karena memberikan dampak yang baik bagi anggotanya, maka di bangunlah museum yang menyimpan sejarah Konferensi Asia Afrika. Sebelum menjadi museum, gedung ini memiliki nama Gedung Merdeka. Baca juga tentang tokoh proklamator kemerdekaan Indonesia. Ada pula penjelasan tentang sejarah museum jenderal sudirman.
Pengagasan di inisiasi oleh Mochtar Kusumaatmadja sebagai bentuk apresiasi dan hormat atas terselenggaranya peristiwa internasional tersebut. Selain itu, banyak pula masyarakat baik dari dalam maupun luar negeri yang ingin tahu lebih dalam tentang peristiwa tersebut. Sehingga di putuskanlah pembangunan museum. Pembangunan di lakukan oleh PT Decenta Bandung dan di resmikan untuk pertama kalinya oleh Presiden yang menjabat waktu itu, Presiden Soeharto. Peresmian di lakukan pada tanggal 24 April 1980 tepat dengan peringatan ke 25 peristiwa Konferensi Asia Afrika.
Koleksi Sejarah Museum KAA
Beberapa benda dan gambar bersejarah di koleksi pada Museum Konferensi Asia Afrika. Bendera para anggota Konferensi Asia Afrika lengkap di pajang di sini. Beberapa diorama yang menceritakan peristiwa konferensi juga di tata dengan apik di sini. Gambar para tokoh penting selama penyelenggaraan konferensi juga di pasang di museum tersebut. Di karenakan di bangun oleh arsitek Belanda, maka gaya bangunan ini lebih condong pada bangunan Belanda. Konsep bangunan Art Deco menjadi ide utama museum tersebut. Desain lantai yang berbahan marmer dan di datangkan langsung dari Italia menjadikan bangunan ini terlihat mengkilap dan mewah. Baca pula informasi mengenai sejarah candi muara takus.
Tidak hanya menyimpan benda dan gambar yang bersejarah, Sejarah Museum KAA (Asia Afrika) juga memiliki perpustakaan yang menyimpan beragam koleksi buku untuk menambah wawasan pengunjung. Namun, pembangunan museum tersebut tidak di lakukan bersamaan dengan berdirinya museum. Perpustakaan tersebut baru operasi pada tahun 2005 sebagai bentuk perayaan Konferensi Asia Afrika yang ke 50 silam. Banyak sekali koleksi buku sejarah yang tersimpan di museum tersebut. Mulai dari sejarah Konferensi Asia Afrika, pengetahuan politik dan budaya anggota KAA, dan beragam cerita sejarah Indonesia lainnya yang lebih luas. Menariknya, beberapa buku di sini juga di lengkapi dengan huruf Braille sehingga ramah bagi tunatetra yang ingin mengetahui lebih dalam tentang Konferensi Asia Afrika secara khusus dan sejarah Indonesia pada umumnya. Yuk kenali lebih dalam tentang sejarah museum Jakarta.
Rute Menuju Museum KAA
Untuk menuju tempat bersejarah satu ini sekaligus yang di gunakan sebagai tempat wisata di Bandung, Anda tak perlu pusing dan khawatir karena akses menuju tempat ini pun sudah cukup mudah. Baik menggunakan angkutan pribadi atau pun angkutan umum, Anda dengan mudah sampai di Museum Konferensi Asia Afrika. Bagi Anda yang memilih menggunakan angkutan umum, gunakan bus dengan jurusan Cicaheum-Leuwi Panjang dan kemudian turun lah di halte Asia Afrika. Dengan melakukan perjalanan sekitar 100 meter dari bus, Anda sudah sampai di Museum Konferensi Asia Afrika. Baca juga info tentang sejarah perang Banten.
Jika Anda ingin berkunjung ke museum ini, perhatikan jam operasionalnya. Museum Konferensi Asia Afrika buka setiap hari mulai pukul 08.00 sampai dengan 15.00 WIB. Di sela jam tersebut, museum tutup karena istirahat pada pukul 12.00 sampai 13.00 WIB. Museum ini sangat ramah disabilitas. Bagi Anda yang berkebutuhan khusus, Anda bisa meminta bantuan petugas setempat untuk memandu dan menjelaskan museum secara keseluruhan. Anda tak perlu khawatir dengan biaya masuk museum ini, karena tidak ada tarif yang di patok bagi pengunjung yang ingin menghabiskan waktu dan berlibur di tempat bersejarah serta wisata Bandung satu ini. Baca pula tentang sejarah museum Pos Indonesia.
Aktivitas yang Ada di Museum KAA
Tidak sekadar memamerkan benda bersejarah, pengelola Museum Konferensi Asia Afrika juga memiliki beberapa aktivitas yang mendukung pengunjung untuk lebih memahami tentang museum satu ini. Beberapa aktivitas yang di lakukan yaitu:
Berkunjung ke tempat wisata seperti museum akan menambah wawasan Anda terhadap sejarah kota tersebut atau peristiwa yang pernah terjadi di sana. Nah, dengan berwisata di Sejarah Museum KAA Anda akan semakin paham tentang penyelenggaraan konferensi yang cukup berpengaruh di dunia internasional tersebut. Sudah merencanakan untuk berlibur di museum satu ini? Yuk baca juga tentang sejarah museum Jogja Kembali.
Latar Belakang Hari Kebangkitan Nasional Setiap tanggal 20 Mei rakyat Indonesia memperingati hari kebangkitan nasional…
Latar Belakang Hari Buruh Internasional ( May Day) Demonstrasi dan orasi merupakan hak semua orang…
Mungkin banyak dari kita yang sering membaca atau mendengar istilah kolonialisme dan imperialisme. Selain dari…
Dunia ini memiliki banyak negara. Total ada Negara 193 negara yang ada di dunia ini.…
Kita sering kali mendengar istilah de facto dan de jure. Beberapa di antara kita mungkin…
Kerajaan Demak atau Kesultanan Demak merupakan bagian dari sejarah kerajaan Islam di Indonesia sebagai kerajaan…