Perang Korea atau Korean War adalah perang yang melibatkan dua negara di Semenanjung Korea yaitu Korea Selatan melawan Korea Utara. Sejarah Perang Korea dimulai pada 25 Juni 1950 hingga 27 Juli 1953. Perang ini merupakan bagian dari Perang Dingin antara Amerika Serikat dan sekutunya (Australia, Inggris dan Kanada) yang kapitalis melawan Uni Soviet dan Republik Rakyat Cina yang menganut komunis. Contoh bagian dari Sejarah Perang Dingin seperti sejarah timor timur dan peristiwa G 30 S/PKI. Kubu komunis mendukung Korea Utara sedangkan kubu kapitalis mendukung Korea Selatan. Korea Utara juga dibantu secara medis oleh negara-negara Pakta Warsawa. Dengan kata lain, perang ini juga disebut dengan proxy war atau perang yang dimandatkan. Perang ini berakhir dengan perdamaian dan dibentuklah garis demarkasi.
Dua Korea : Korea Utara dan Korea Selatan
Ketika Jepang sudah kalah di Perang Dunia Kedua, Amerika Serikat dan Uni Soviet langsung menduduki Semenanjung Korea untuk melucuti kekuatan Jepang. Uni Soviet datang di Korea Utara di tanggal 12 Agustus 1945 dan Amerika Serikat datang di Korea Selatan di bulan September 1945. Bisa disimpulkan Semenanjung Korea sudah dikuasai dua negara adidaya dan garis lintang 380 jadi batas wilayah antar dua negara adidaya. Secara bertahap, pasuka Amerika Serikat sudah ditarik sejak tahun 1948 dari Korea Selatan dan hanya menyisakan sedikit penasehat militer.
Dominasi dua negara di Semenanjung Korea itu melahirkan dua negara baru. Pada tanggal 1 Mei 1948, Uni Soviet membentuk Korea Utara menjadi negara bernama Republik Demokratik Rakyat Korea yang dipimpin oleh Kim Il Sung. Baru setelah melakukan tanda tangan bantuan ekonomi, teknologi dan milter, Uni Soviet baru meninggalkan Korea Utara. Ternyata Amerika Serikat melakukan hal yang sama di Korea Selatan. Mereka mendirikan Republik Korea Selatan yang dipimpin oleh Dr. Syngman Rhee yang ibu kotanya di Seoul.
Dua Korea ini tumbuh secara berbeda. Korea Selatan berkembang menjadi negara industri yang hampir menyamai Jepang. Mereka tidak mengutamakan militer karena sudah melakukan perjanjian militer dengan Amerika Serikat untuk membendung ideologi komunis. Korea Utara sangat mengutamakan militer. Sehingga anggaran negara dilakukan untuk pembuatan senjata nuklir tanpa memperhatikan kesejahteraan rakyat. Pelaksanaan ideologi komunis ala Stalin pun juga berjalan di negara ini. Kim Il Sung sangat dikultuskan seperti Stalin di Uni Soviet. Cukup banyak foto dan monumen Kim Il Sung di Korea Utara. Korea Utara menjalin aliansi dengan Uni Soviet dan RRC yang sama-sama menganut komunisme. Meskipun militer Korea Utara melebihi Korea Selatan, kelemahan terbesar Korea Utara adalah di bagian distribusi suplainya yang kurang memadai. Jadi sistem suplai Korea Utara cenderung lebih lambat.
Latar Belakang Sejarah Perang Korea
Semenanjung Korea mulai terasa panas ketika Korea Utara memprovokasi duluan. Mereka mulai melanggar perbatasan pada tahun 1949. Kemudian pada tanggal 25 Juli 1950, pasukan Korea Utara melanggar garis demarkasi dan langsung menyerang Korea Selatan dengan alasan ingin menyatukan dua Korea. Korea Selatan yang tidak mengutamakan militer dan kurang persenjataan tentu tidak mampu bertahan menghadapi Korea Utara.
Korea Selatan lalu melapor kejadian ini ke Dewan Keamanan PBB. Dewan Keamanan PBB memberi solusi agar Korea Utara menarik mundur pasukannya hingga garis lintang 380 dan mengirimkan tentara ke Korea Selatan untuk mengamankan situasi. Pasukan PBB terdiri dari Korea Selatan, Belgia, Kolombia, Perancis, Belanda, Filipina, Australia, Kanada, Ethiopia, Yunani, Selandia Baru, Afrika Selatan, Turki, Thailand, Inggris dan tentu saja Amerika Serikat. PBB menunjuk Jenderal Douglas Mac Arthur sebagai pemimpin pasukan dari Sejarah Berdirinya PBB. Seorang pahlawan perang dari Front Pasifik.
Operation Chromite : Pertempuran Incheon
Jenderal Douglas Mac Arthur dan staf militernya merancang sebuah operasi bernama Operasi Kromit. Operasi amfibi ini melibatkan 75.000 tentara dan 261 kapal. Tujuan operasi untuk melindungi Korea Selatan dan mengusir tentara Korea Utara dari Korea Selatan. Karena titik mulai operasi berada di Kota Incheon, maka operasi ini biasa disebut dengan Pertempuran Incheon.
Ada dua tahapan dari Operasi Kromit atau Pertempuran Incheon ini. Pertama adalah pengeboman Incheon dan Wolmido menggunakan empat kapal tempur penjelajah dan tujuh kapal tempur penghancur. Kedua adalah pendaratan amfibi jauh dari Pusan Perimeter yang mati-matian dipertahankan oleh tentara PBB dan Korea Selatan. Setelah mendarat, pasukan Douglas Mac Arthur langsung menghancurkan Incheon yang tidak dipertahankan.
Dari Incheon, mereka langsung mengatasi segala situasi dan berhasil membalikkan keadaan. Pasukan PBB bergerak ke Seoul untuk mengambil kembali Seoul kemudian memenangkan Pertempuran Sariwon dengan bantuan Negara Persemakmuran. Begitu kondisi Korea Selatan aman, pasukan PBB langsung bergerak menuju Pyongyang, ibu kota Korea Utara. Belum puas, mereka menyebar lagi ke Yongju, Kujin dan Yongju. Meletuslah pertempuran di tiga kota tersebut. Pasukan PBB berhasil memenangkan tiga pertempuran tersebut dan bergerak ke Sungai Yalu.
Serangan Douglas Mac Arthur berhasil membawa pasukan PBB menduduki Pyongyang di tanggal 19 Oktober 1950. Menurut Mac Arthur, pasukan PBB perlu mendesak hingga Pyongyang karena menurutnya kestabilan di Semenanjung Korea akan terjadi jika dua negara bersatu. Jenderal Mac Arthur sempat berpendapat untuk menyerang depot tentara RRC yang berfungsi sebagai pemasok Korea Utara. Tapi Presiden Truman tidak setuju dan memerintahkan Jenderal Mac Arthur tidak melewati perbatasan RRC dan Korea Utara. Keputusan Harry S. Truman ini berarti Perang Korea adalah perang terbatas bagi Amerika Serikat. Perang terbatas adalah perang yang bukan untuk mengalahkan negara lawan tapi hanya untuk melindungi Korea Selatan.
Intervensi RRC : Mengusir Pasukan PBB
Kubu komunis, khususnya RRC, tidak terima dengan keputusan PBB. RRC berpikir bahwa ini semua adalah akal-akalan Amerika Serikat untuk menguasai Semenanjang Korea. Sebelum PBB turun tangan, Perdana Menteri RRC, Zhou Enlai sudah memprotes solusi yang diumumkan oleh Dewan Keamanan PBB. Zhou Enlai berkata bahwa situasi perang di Korea mengancam kondisi keamanan nasional RRC. Wajar saja jika RRC ikut melakukan intervensi melawan kekuatan PBB di Korea yang merupakan negara tetangganya demi menjaga keamanan nasional RRC. Harry S. Truman, Presiden Amerika Serikat, menganggap kalimat Zhou Enlai merupakan usaha untuk memeras PBB.
Sebagai reaksi atas tindakan PBB, RRC mulai menyerang. Mereka menyeberang perbatasan dan memenangkan Pertempuran Onjong, Pertempuran Unsan dan Pertempuran Pakchon. Setelah menguasai tiga titik penting, RRC lalu memulai Pertempuran Sungai Ch’ongch’on yang menandai keberhasilan RRC merebut kembali Korea Utara. Lalu bergerak ke Danau Jhangjin untuk menguasai sisi timur laut Korea Utara. Kini, komunis Cina mengarahkan bidikannya ke Seoul dan berhasil menguasai pada 7 Januari 1951. China dan Korea Utara lalu bergerak untuk menyerang Wonju demi merusak pertahanan PBB. Tapi tentara PBB berhasil memenangkan Pertempuran Wonju.
Intervensi RRC berhasil mendesak dan mengusir pasukan PBB keluar dari Pyongyang. Bahkan lebih dari itu, aliansi komunis berhasil menguasai Seoul. Peristiwa ini membuat Dewan Keamanan PBB bersidang. Dewan Keamanan PBB menghukum RRC dengan embargo. Selain itu, PBB yang sudah berkonsolidasi berhasil merebut kembali Kota Seoul pada tanggal 12 Maret 1951.
Intervensi PBB Kedua : Mengusir RRC dan Korea Utara
Sejarah Perang Korea kini masuk babak keempat dan cukup melelahkan. PBB harus merancang penyelamatan Korea Selatan lagi. Pencarian data dan informasi dimulai dengan Operasi Wolfhound. Kemudian mulai menyerang Sungai Han dengan nama Operasi Kilat. Lalu berlanjut menyerang Hongch’on dan P’yonch’ang dengan nama Operasi Roundup. Perancis juga ikut berperan dengan memenangkan Pertempuran Terowongan Kembar. PBB juga menyerang Hoengsong tapi aliansi komunis berhasil mempertahankan kota ini.
Kemenangan pasukan Perancis di Terowongan Kembar digunakan tentara PBB untuk memenangkan Pertempuran Chipyong-ni dan Chuam-ni. Kemudian pasukan PBB berhasil memblokade Wonsan agar tidak digunakan oleh Angkatan Laut Korea Utara. Kini pasukan PBB bergerak untuk menguasai mengamankan garis operasi bernama Garis Arizona di bawah Operasi Pembunuh. Setelah Garis Arizona aman, kini tentara PBB bergerak ke Seoul di bawah Operasi Penyayat. Seoul sudah didera oleh pertempuran sebanyak empat kali hingga saat ini. Kemudian RRC melakukan Spring Offensive untuk mengusir pasukan PBB.
PBB yang terusir di Spring Offensive mulai menyusun strategi serangan lagi. PBB berhasil melakukan serangan balik pada Mei-Juni 1951. Kemudian berkali-kali menang di pertempuran Bloody Ridge, Operasi Minden, Pertempuran Punchbowl¸ Operasi Kommando, Pertempuran Haktang-ni, Operasi Polecharge, Pertempuran Maryang San Pertama, Pertempuran Hill Eerie, Penyerangan Bendungan Sui-ho, Pertempuran Botak Tua Pertama pada tahun 1952, Pertempuran Hook Pertama dan Kedua, Pertempuran Outpost Vegas, Petempuran Chatkol dan Pertempuran Sungai Samichon. Kini RRC juga bisa mengimbangi kekuatan PBB dan memenangkan perang di Pertempuran Maryang-San Kedua, Pertempuran Udara Sunchon, Pertempuran Bukit Segitiga, Pertempuran Botak Tua Ketiga (1953). Kedua belah pihak juga saling bergantian menguasasi wilayah dalam waktu dekat seperti Pertempuran Pork Chop Hill.
Perjanjian Panmunjom : Gencatan Senjata Dua Korea
Setelah Uni Soviet turun tangan, Korea Utara dan Korea Selatan baru memulai perjanjian gencatan senjata. Perjanjian ini bernama Perjanjian Panmunjom yang ditanda tangani pada tanggal 27 Juli 1953. Dengan begitu Perang Korea berakhir dalam waktu tiga tahun. Perang ini mengorbankan banyak hal termasuk jiwa dan material. Rasa sakit dan rasa sedih masih dirasakan oleh orang-orang Korea. Perjanjian ini pulalah yang membuat kita mengenal dua Korea hingga sekarang. Bahkan Korea Utara tetep gigih mempertahankan ideologi komunisnya meski sejarah runtuhnya Uni Soviet sudah terlihat.
Perang Korea biasa disebut Forgotten War atau perang yang terlupakan. Sejarah Perang Korea terjadi di antara dua perang besar yaitu Perang Dunia Kedua dan Perang Vietnam. Jutaan penduduk sipil tewas dari kedua belah pihak. Negara lain pun juga mengalami banyak kerugian. Tentara Amerika Serikat kehilangan hampir 37.000 jiwa dan RRC kehilangan sekitar 400.000 jiwa. Indonesia tidak terlibat dengan perang ini. Membangun suasana damai seperti sejarah berdirinya gerakan non blok dan Konferensi Asia Afrika lebih penting daripada ikut arus salah satu ideologi di dunia.