Di masa lalu, Indonesia pernah mengalami Masa Kolonial Eropa di Indonesia karena peran pentingnya dalam perdagangan rempah – rempah antara Asia dan Eropa. Harga rempah – rempah yang sangat mahal di Eropa karena telah melewati banyak pihak sejak dibawa dari Indonesia, membuat bangsa Eropa ingin mengambilnya sendiri secara langsung untuk mendapatkan harga yang jauh lebih murah dan juga keuntungan yang lebih besar lagi.
Indonesia secara geografis terletak pada posisi silang karena berada di antara dua benua yaitu Asia dan Australia, juga berada di antara dua samudera Pasifik dan Hindia. Karena terletak di garis khatulistiwa maka curah hujan di Indonesia mencukupi dan juga mendapatkan sinar matahari di sepanjang tahun. Kesuburan tanah di seluruh negeri didapatkan berkat kondisi alam tersebut, hingga menghasilkan kekayaan alam yang berlimpah ruah terutama rempah – rempah yang sangat dibutuhkan oleh bangsa lain. Selain bangsa Eropa, ada pula masa penjajahan Jepang di Indonesia dalam waktu yang lumayan lama juga.
Pentingnya Indonesia Bagi Bangsa Eropa
Daya tarik yang luar biasa terhadap Indonesia telah mempengaruhi bangsa Eropa sehingga Indonesia memiliki peranan penting dalam perdagangan dan pelayaran yang dilakukan oleh berbagai bangsa di dunia pada masa itu. Terlebih lagi sejak Konstantinopel yang biasanya memasok barang – barang kebutuhan di Eropa dikuasai oleh Turki pada 1453 dan memutus jalur perdagangan serta pelayaran antara Asia dan Eropa. Kemudian bangsa Eropa mencari sumber lain untuk memenuhi kebutuhan mereka, dengan mencari pusat perdagangan rempah – rempah di Asia khususnya sumber penghasil rempah – rempah di Indonesia yaitu Maluku. Ada beberapa alasan mengapa Indonesia penting bagi bangsa Eropa:
- Indonesia dilewati jalur laut yang dikenal dengan nama Jalur Selatan yang melalui Asia sebelah selatan, dimulai dari Cina, perairan Indonesia dan Selat Malaka, kemudian ke India. Jalur tersebut kemudian terpecah menjadi dua ke Teluk Persia-Syria-Mediterania, dan Laut Merah – Mesir – Mediterania – Eropa.
- Indonesia memiliki kekayaan alam yang dibutuhkan sebagai barang dagangan di Eropa yaitu rempah – rempah dari Maluku yang dibawa dengan pelayaran melalui perairan Indonesia.
- Jalur perdagangan dan pelayaran yang melewati perairan Indonesia dianggap relatif lebih aman karena ombaknya tidak terlalu besar.
Semua keunggulan tersebut menjadikan Indonesia mata rantai yang sangat berharga dalam jalur perdagangan antara Asia dan Eropa, yang tidak boleh terputus dan sangat dibutuhkan. Keinginan bangsa Eropa untuk mendapatkan rempah – rempah dengan harga lebih murah di tempat yang memproduksinya langsung menjadi pemicu kedatangan mereka ke Indonesia sehingga para pedagang dari Portugis, Spanyol, Inggris dan Belanda mengincar Indonesia untuk tidak hanya sekedar berdagang namun mengambil alih kontrol dan menguasai perdagangan.
Konflik tentu saja terjadi karena pada saat itu di Indonesia telah ada berdiri sejumlah kerajaan Islam yang tersebar di pulau Kalimantan, Sumatera, Jawa dan Sulawesi serta Maluku, dimana para penguasa kerajaan tersebut telah memegang kendali pada perdagangan rempah di wilayahnya masing – masing. Simak juga sejarah kota Bandung di zaman pra kolonial dan kolonial, sejarah perhimpunan Indonesia, dan perkembangan nasionalisme Indonesia.
Masa Kolonial Portugis dan Spanyol
Portugis dan Spanyol adalah dua negara yang paling terkena dampak dari jatuhnya Konstantinopel dengan mengalami kejatuhan ekonomi. Pada tahun 1511 Alfonso d’Alburquerque dan armadanya berhasil menguasai Malaka, lalu menguasai Ternate pada 1512. Ketika itu Spanyol ternyata telah melakukan persekutuan dengan kerajaan Tidore, yang membuat Portugis dan Spanyol bersengketa. Berdasarkan perjanjian di Saragosa yang dipimpin oleh Paus pada 1526, diputuskan bahwa daerah di sebelah utara garis Saragosa berhak dikuasai oleh Portugis, dan sebelah selatan oleh Spanyol.
Dengan demikian, Spanyol tidak memiliki hak terhadap Tidore sehingga Portugis kemudian dapat menguasai Maluku yang kaya akan rempah dengan leluasa. Kemudian Portugis berusaha menguasai Sumatera yang merupakan daerah terbesar penghasil lada di Indonesia namun kalah oleh kekuatan Kerajaan Aceh. Begitu pula di Pulau Jawa yang hanya diterima di Pasuruan dan Blambangan. Selain di Maluku, Portugis hanya berhasil menguasai Timor.
Lambat laun rakyat Maluku muak terhadap sikap Portugis yang kasar dan kejam hingga terjadi pertentangan dan Rakyat mengusir Portugis dari Maluku. Selama masa singkat zaman penjajahan Portugis di Indonesia, ada peninggalan berupa penyebaran agama Katolik di Ambon, juga meriam – meriam yang bernama Nyai Setomi di Solo, Si Jagur di Jakarta, dan Ki Amuk di Banten yang dianggap keramat. Sedangkan Spanyol tidak meninggalkan pengaruh yang terlalu signifikan karena masa tinggalnya di Indonesia lebih singkat lagi daripada Portugis. Dengan demikian berakhirlah masa kolonial Eropa di Indonesia dari bangsa Portugis dan Spanyol.
Masa Kolonial Bangsa Inggris
Masa kolonial Eropa di Indonesia kemudian beralih kepada bangsa Inggris. Pada tahun 1600 Inggris mendirikan kongsi dagang bernama East Indian Company (EIC) yang diberikan berbagai hak istimewa. EIC tidak dapat berbuat banyak di Indonesia karena terdesak oleh VOC yang dibentuk Belanda. Pedagang Inggris banyak yang berdagang di Indonesia pada abad ke 18. Di tahun 1811, Thomas Stanford Raffles merebut seluruh wilayah kekuasaan Belanda di Indonesia dan diangkat sebagai pemimpin Inggris di seluruh wilayah Indonesia.
Ia kemudian memberi kesempatan perdagangan bebas kepada penduduk Indonesia. Perkembangan masyarakat Indonesia di bawah pimpinan Raffles jauh lebih baik daripada ketika masa Daendels, sebab ia memperlakukan rakyat dengan lebih perhatian. Pada masa pemerintahan Raffles, Jawa dibagi menjadi 16 keresidenan untuk mempermudah pemerintah Inggris mengawasi daerah kekuasaannya. Raffles juga membentuk susunan baru berdasarkan pengadilan Inggris di Indonesia. Walaupun masih dalam status sebagai bangsa terjajah, secara umum bisa dikatakan bahwa kondisi rakyat Indonesia lebih baik ketika berada di bawah pimpinan Raffles. Sayangnya, ketika Raffles menyelesaikan tugasnya dan kembali ke Inggris, penjajah Belanda kembali menguasai Indonesia.
Masa Kolonial Bangsa Belanda
Belanda adalah penjajah yang paling lama bertahan pada masa kolonial Eropa di Indonesia, masa penjajahan Belanda di Indonesia berlangsung selama 350 tahun. Perang antara Belanda dan Spanyol yang berlangsung selama 80 tahun sejak 1568 – 1648 adalah faktor yang mendorong Belanda untuk mencari daerah jajahan baru, mencari kekayaan, memonopoli perdagangan. Pertama kali Belanda datang ke Indonesia pada 1596 dipimpin Cornelis de Houtman, mendarat di Pelabuhan Banten. Namun penduduk pesisir Banten mengusir Belanda karena sikap mereka yang kasar dan sombong.
Tahun 1598 Belanda dipimpin Van Nede dan Van Heemskerck kembali datang, dan mereka diterima dengan baik oleh penduduk Banten. Kemudian dengan dipimpin Jacob Van Heck, Belanda kembali datang pada 1599 di Maluku. Pada 20 Maret 1602 Belanda mendirikan VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie) yaitu sebuah kongsi dagang yang tujuannya untuk :
- Menghilangkan persaingan yang membuat para pedagang Belanda mengalami kerugian
- Menyatukan tenaga untuk menghadapi adanya persaingan dengan Portugis dan juga pedagang lainnya di Indonesia.
- Mencari keuntungan yang sebesar – besarnya untuk dapat membiayai perang melawan Spanyol.
VOC menetapkan aturan paksa berupa monopoli perdagangan, mewajibkan membayar pajak dengan hasil bumi, memaksa penjualan hasil bumi hanya kepada VOC, kepala daerah yang telah menandatangani perjanjian dengan VOC wajib menyerahkan upeti berupa hasil bumi, wajib menanam kopi di wilayah Priangan, wajib mendayung perahu VOC di perairan Maluku, tanam paksa, menebang tanaman rempah – rempah milik rakyat dengan semena – mena.
Kurang lebih setelah berkuasa selama 200 tahun, sejarah berdirinya VOC akhirnya mengalami kemunduran karena banyak mengeluarkan biaya untuk melawan rakyat, banyaknya korupsi yang dilakukan pegawai VOC itu sendiri, dan banyak mengeluarkan biaya untuk menggaji tentara dan pegawai VOC, juga banyaknya prajurit VOC yang tewas setelah menghadapi perlawanan dari rakyat. Perjuangan rakyat Indonesia selama bertahun – tahun memperdalam makna proklamasi kemerdekaan Indonesia dan juga menambahkan arti pada sejarah burung garuda sebagai lambang negara dan sejarah lahirnya Pancasila.