Daya tarik utama wisata di Pulau Bali memang terletak pada pantai – pantai dan keindahan alamnya sehingga membuat para pengunjung dari seluruh penjuru dunia berdatangan kesana. Akan tetapi daya tarik Bali yang kerap luput dari pengetahuan para wisatawan juga masih ada, diantaranya adalah berbagai peninggalan sejarah Bali yang sudah berusia panjang, hasil – hasil karya seniman Bali, dan bukti peninggalan budaya Bali. Semua itu disimpan dalam beberapa museum yang ada di Bali, salah satunya adalah Museum Bali yang pendiriannya berawal dari keprihatinan para ilmuwan akan orang asing yang kerap membawa peninggalan sejarah pada museum di Bali yang berharga sejak zaman kolonial.
Terjadinya peristiwa Kejatuhan Kerajaan Klungkung pada 28 April 1908 kepada penjajah Belanda menandakan perubahan kekuasaan di Bali sebagai daerah kekuasaan milik pemerintah kolonial Belanda dan dimulainya sejarah museum Bali. Akibatnya ada perubahan dalam tata pemerintahan di Bali yang tadinya agak tertutup dari bangsa luar menjadi semakin terbuka terutama bagi bangsa Eropa, khususnya Belanda pada masa kolonial Eropa di Indonesia. Semua bangsa asing lainnya sejak itu semakin leluasa untuk datang ke Bali.
Masuknya berbagai bangsa asing ke Indonesia khususnya Bali membahayakan warisan budaya dan sejarah Bali karena mereka kerap membawa artefak budaya Bali sebagai buah tangan ke negaranya. Ancaman kehilangan identitas budaya asli Bali dalam bentuk artefak tersebut membuat para ilmuwan dan budayawan kemudian memikirkan cara untuk melestarikan peninggalan kebudayaan Bali sebelum terlambat. Koleksi Museum Bali adalah cara mereka untuk menyimpan peninggalan – peninggalan tersebut.
Penggagasan Museum Bali
Museum Bali diresmikan pada 8 Desember 1932 dan dikelola oleh Yayasan Bali Museum. Perbedaan pandangan antara para undagi ini terjadi karena tidak dapat mengabaikan pandangan tradisional dan aspek – aspek keagamaannya juga lontar asta kosala kosali yaitu konsep mengenai tata letak, cara dan tata bangunan di Bali. Perbedaan pendapat dengan Curt Grundler yang lebih menekankan fungsi dan kekuatan bangunan museum pun terjadi. Percampuran desain dan perbedaan pendapat itu menghasilkan bentuk arsitektur kombinasi antara Pura (tempat sembahyang umat Hindu) dan Puri (Istana Raja). Bangunan museum didirikan di tanah seluas 2600 meter persegi. Bangunan terdiri dari tiga halaman yang menganut konsep Tri Mandala, yaitu halaman luar (jaba), halaman tengah (jaba tengah) dan halaman dalam (jeroan) yang berbatasan dengan tembok dan gapura.
Gapura bernama Candi Bentar dan Candi Kurung berfungsi sebagai pintu masuknya, dan terdapat sebuah Balai Kulkul atau Menara Kentongan terletak di sebelah Selatan dari Jaba Tengah. Berdiri Balai Bengong pada sudut Barat Laut yang dulu digunakan pada zaman kerajaan sebagai tempat keluarga Raja beristirahat ketika akan mengamati suasana di luar istana. Sebuah pemandian untuk keluarga raja yang disebut beji ditempatkan di depan Gedung Tabanan. Bangunan Pura menggunakan atap dari ijuk. Masing – masing ruangan dipisahkan menggunakan kori, angkul – angkul, candi bentar, dan sekat tembok penyengker. Ketahui juga mengenai sejarah museum Bajra Sandhi, sejarah museum Le Mayeur Bali dan museum di Ubud.
Isi Museum Bali
Koleksi museum Bali mulai diisi oleh W.T. Sttutterhim seorang pemimpin dinas purbakala pada masa itu sejak tahun 1930. Ada empat gedung pameran tetap di Museum Bali yang namanya diambil dari setiap raja yang membantu pembangunan museum ini. Berikut ini adalah beberapa gedung dan koleksi di museum Bali yang ada di dalamnya:
1. Gedung Timur
Terletak di bagian paling selatan sebagai bangunan baru yang dibuat pada masa repelita kesatu. Dinamakan Gedung Timur karena letaknya di sebelah timur area museum dan terdiri dari dua lantai. Tema pamerannya menceritakan mengenai puncak budaya Bali mulai masa prasejarah hingga modern.
2. Gedung Buleleng
Letak Gedung Buleleng berada di sebelah selatan Gedung Karangasem yang mewakili arsitektur dari Bali Utara berciri khas patung Singa Ambara Raja di atas saka tunggah di tengah bangunan. Koleksi museum Bali di gedung ini adalah uang kepeng atau pis bolong. Buleleng sebagai daerah perekonomian pertama di Bali adalah wilayah yang pertama kali berhubungan dengan orang luar termasuk Cina. Disini dipamerkan berbagai macam uang kepeng dari Majapahit, Banten, Palembang dan Cina dari abad ke 8 – 9 masehi. Semuanya diatur secara kronologis berdasarkan fungsinya.
3. Gedung Karang Asem
Letaknya di sebelah selatan Gedung Tabanan dan mewakili arsitektur Bali bagian timur. Arsitektur gedung menyerupai tempat raja menerima perdana menteri atau tamu – tamu penting lainnya dinamakan Bale Penangkilan atau Bale Panjang. Pamerannya bertema Cili yang menjadi lambang kesuburan dan kesejahteraan. Fungsi, makna dan perkembangan Cili sebagai simbol – simbol kesuburan sejak zaman prasejarah, masa Hindu Budha Bali hingga sekarang berfungsi sebagai perlengkapan upacara, seni bangunan dan seni rupa.
4. Gedung Tabanan
Gedung bantuan dari Raja Tabanan ini letaknya paling utara dan mewakili arsitektur Bali Barat dan Selatan. Fungsinya sebagai tempat menyimpan pusaka – pusaka raja, karena itu tema pameran berupa keris yang identik sebagai pusaka raha. Koleksi di museum Bali memamerkan keris yang didapatkan dari masyarakat sejak zaman Belanda hingga sekarang. Keris ditata secara kronologi berdasarkan fungsi keris di Bali dan koleksi pelengkapnya.
Perawatan koleksi museum Bali secara umum dilakukan secara preventif yaitu untuk mencegah koleksi dari kerusakan yang dikerjakan secara manual seperti membersihkan debu dan memberikan kapur barus untuk mencegah segala penyakit. Kemudian juga dilakukan secara kuratif yaitu merawat dengan cara tradisional dan cara kimia, misalnya membersihkan lontar menggunakan minyak sereh dan memakai obat – obatan kimia.
Saat ini pembersihan secara tradisional lebih disarankan karena lebih aman. Koleksi museum Bali bisa dilihat di museum yang terletak di Jalan Mayor Wisnu Denpasar , sebelah Timur Lapangan Puputan Badung dan Selatan Pura Jagatnatha. Pintu masuknya menghadap ke Barat di jalan Mayor Wisnu dan hanya dibuka untuk pengunjung museum. Museum bisa dikunjungi mulai hari Minggu sampai Jum’at sejak pukul 08.00 – 15.00 WITA.
Latar Belakang Hari Kebangkitan Nasional Setiap tanggal 20 Mei rakyat Indonesia memperingati hari kebangkitan nasional…
Latar Belakang Hari Buruh Internasional ( May Day) Demonstrasi dan orasi merupakan hak semua orang…
Mungkin banyak dari kita yang sering membaca atau mendengar istilah kolonialisme dan imperialisme. Selain dari…
Dunia ini memiliki banyak negara. Total ada Negara 193 negara yang ada di dunia ini.…
Kita sering kali mendengar istilah de facto dan de jure. Beberapa di antara kita mungkin…
Kerajaan Demak atau Kesultanan Demak merupakan bagian dari sejarah kerajaan Islam di Indonesia sebagai kerajaan…