Bangunan

Sejarah Museum Keramik Kota Tua di Jakarta

Museum selalu menjadi salah satu destinasi wisata yang di kunjungi oleh keluarga atau perorangan karena tidak hanya menjadi tempat melepas lelah namun juga dapat di gunakan sebagai tempat menambah wawasan. Saat ini jenis museum sangat beragam. Tidak hanya menjadi tempat untuk menyimpan cerita dan peninggalan sejarah semata, museum ternyata dapat di gunakan untuk menyimpan koleksi seni rupa dan keramik. Salah satu museum tersebut terletak di Jakarta. Museum ini di kenal dengan nama Museum Seni Rupa dan Keramik. Nah, seperti apa sejarah berdirinya dan fakta menarik lainnya yang ada di museum tersebut? Berikut akan di jelaskan lebih dalam tentang Museum Seni Rupa dan Keramik.Baca juga tentang Sejarah Museum Kota Tua dan Sejarah Museum Jenderal Sudirman.

Sejarah Museum Keramik

Sebelum di gunakan sebagai museum, bangunan ini di gunakan oleh Belanda sebagai Lembaga Tinggi Peradilan pada tahun 1870 atau dalam bahasa Belanda yaitu Raan Van Justitie. Tidak hanya itu, pada masa pemerintahan Jepang pun, tempat ini di gunakan sebagai asrama militer. Seiring waktu, pada tahun 1973 gedung ini beralih fungsi di gunakan sebagai kantor Dinas Museum dan Sejarak pemerintah DKI Jakarta. Setelah itu, di tahun  1976 tepatnya pada tanggal 20 Agustus 1976 gedung mulai di resmikan sebagai Balai Seni Rupa oleh presiden yang menjabat waktu itu, Presiden Soeharto. Ide penggunaan gedung tersebut di inisiasi oleh Adam Malik.

Hingga pada tanggal 10 Juni 1977, gedung ini tidak hanya menyimpan beragam karya seni rupa saja, melainkan juga beragam karya keramik yang hingga pada akhirnya di resmikan lah sebagai Museum Keramik oleh gubernur yang menjabat waktu itu, Gubernur Ali Sadikin. Kemudian perbaikan di lakukan dan beragam benda yang ada di lengkapi untuk menambah koleksi hingga di resmikan lah sebagai museum, bukan lagi sebuah balai. Museum ini kemudian di kenal dengan Museum Seni Rupa dan Keramik. Museum tersebut kemudian di resmikan oleh Dinas Pariwisata Provinsi DKI Jakarta pada tahun 1990.

Koleksi yang Ada di Sejarah Museum Keramik

Bangunan museum satu ini lebih condong pada arsitektur bangunan Romawi. Rancangannya bergaya Neo Klasik dengan adanya delapan tiang besar sebagai penopang. Sedangkan untuk koleksi yang ada pada bangunan ini seputar barang seni rupa dan keramik. Beberapa koleksi tersebut antara lain patung, lukisan, dan barang keramik. Ada sekitar 500 koleksi seni rupa yang di simpan dan di pamerkan di sini. Bahkan beberapa karya seni tersebut juga ada yang berupa karya seni tekstil seperti batik dengan beragam corak dan khas daerah masing masing.

Sedangkan untuk koleksi lukisannya, banyak sekali yang sudah di kenal oleh dunia. Beberapa di antaranya yaitu karya Hendra Gunawan dengan judul karya Pengantin Revolusi, kemudian karya Raden Saleh dengan judul Bupati Cianjur, dan Potret Diri yang di lukis oleh Affandi. Untuk koleksi patung yang di simpan pun beragam jenisnya. Ada yang berbahan tanah liat, kayu, atau juga dari keramik. Namun secara keseluruhan patung yang ada memiliki nuansa dan unsur Bali. Beberapa seniman yang berperan atas koleksi patung di museum ini antara lain: Oesman Effendi dan G. Shidarta.

Sedangkan koleksi keramik yang ada di museum ini ada yang berasal dari lokal dan ada pula yang berasal dari mancanegara. Koleksi keramik lokal antara lain berasal dari Aceh, Jakarta, Purwakarta, Bandung, Palembang, Bali, Yogyakarta, Malang, Lombok, dan daerah Indonesia lainnya. Bahkan beberapa koleksi keramik yang di pajang juga ada yang berasal dari kerajaan yang pernah berjaya di Indonesia, seperti Kerajaan Majapahit. Sedangkan untuk koleksi yang berasal dari mancanegara mayoritas berasal dari China. Negara China memang terkenal dengan desain keramik yang apik dan berciri khas sehingga tak heran jika museum ini berniat untuk mengabadikan dan memamerkan keindahan karya keramik tersebut. Tidak hanya China, koleksi keramik juga di lengkapi dari Negara lain seperti Jepang, Thailand, dan beberapa Negara di Eropa.

Rute Menuju Sejarah Museum Keramik

Banyak sekali jalur yang bisa Anda pilih dan gunakan untuk menuju ke Museum Seni Rupa dan Keramik. Beberapa arah yang bisa Anda pilih yaitu dari Cempaka Putih, Cawang, Grogol, Monas, Stasiun Gambir, Bandara Soekarno Hatta, dan juga dari Stasiun Jatinegara.

Jika Anda memilih arah Cempaka Putih, maka dari Cempaka Putih lanjutkan perjalanan ke Yos Sudarso. Kemudian lanjutkan ke gerbang Tol Sunter, Tol Dalam Kota dan lanjutkan ke Gedong Panjang. Perjalanan terus di lanjutkan menuju ke Roa Malaka Utara, Kalibesar Barat, kemudian ke Kalibesar Timur, dan sampai lah di Kota Tua. Di sinilah Anda bisa menemukan bangunan museum tersebut. Untuk beberapa rute lainnya, Anda bisa dengan mudah menggunakan Google Maps sebagai pemandu arah Anda. Sepanjang jalan pun Anda dengan mudah akan menemukan petunjuk jalan yang menuntun menuju museum tersebut.

Fasilitas yang Diberikan Museum Keramik

Tidak hanya menyediakan pameran koleksi seni rupa dan keramik saja, ternyata museum satu ini juga di lengkapi dengan beberapa fasilitas yang bisa di gunakan oleh pengunjung dengan baik. Beberapa fasilitas tersebut yaitu:

  • Seperti umumnya museum, Museum Seni Rupa dan Keramik juga di lengkapi dengan perpustakaan yang bisa di gunakan untuk menambah wawasan seputar seni rupa. Beragam jenis buku tentang seni rupa dan keramik bisa Anda temukan di sini.
  • Studio Gerabah. Anda juga bisa belajar cara membuat beragam jenis karya seni rupa dan keramik dengan mengunjung studio tersebut.
  • Toko Cindra Mata. Nah, membawa oleh oleh selalu menjadi hal yang tidak di lupakan oleh pengunjug. Tak perlu khawatir, museum juga menyediakan beberapa toko cindera mata yang menjual beragam kerajinan atau oleh oleh yang bisa Anda bawa pulang untuk keluarga dan sahabat Anda.

Alamat dan Jam Operasional Museum Keramik

Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta berada di Jalan Pos Kota No 2 Jakarta Barat. Untuk jam operasionalnya, Museum Seni Rupa dan Keramik ini mulai di buka pada pukul 09.00 sampai dengan pukul 15.00 WIB. Tidak seperti tempat wisata pada umumnya, museum satu ini tidak buka setiap hari melainkan pada hari Selasa sampai Minggu. Museum ini tutup pada hari Senin dan juga hari libur Nasional lainnya.

Umumnya museum tidak memberikan harga tiket pada pengunjung. Nah, berbeda dengan Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta. Harga tiket untuk masing masing pengunjung di kenakan sebesar 3.000 rupiah. Anda pun juga di perkenankan untuk memfoto koleksi yang ada di dalam museum.

=Kompas.com, Tempo.co, dan Kpu.go.id Menangkan 02 ?

Dita Feby Indriani

Recent Posts

Sejarah Hari Kebangkitan Nasional (20 Mei) dan Kegiatan yang dilakukan

Latar Belakang Hari Kebangkitan Nasional Setiap tanggal 20 Mei rakyat Indonesia memperingati hari kebangkitan nasional…

5 years ago

Sejarah Hari Buruh Internasional ( 1 Mei ) dan Kegiatan yang dilakukan

Latar Belakang Hari Buruh Internasional ( May Day) Demonstrasi dan orasi merupakan hak semua orang…

5 years ago

Kolonialisme dan Imperialisme – Latar Belakang dan Contoh

Mungkin banyak dari kita yang sering membaca atau mendengar istilah kolonialisme dan imperialisme. Selain dari…

5 years ago

Sejarah Organisasi Internasional

Dunia ini memiliki banyak negara. Total ada Negara 193 negara yang ada di dunia ini.…

5 years ago

De Facto dan De Jure – Pengertian – Perbedaan – Contoh Menerapkannya

Kita sering kali mendengar istilah de facto dan de jure. Beberapa di antara kita mungkin…

5 years ago

Silsilah Kerajaan Demak Sebagai Kerajaan Islam Pertama

Kerajaan Demak atau Kesultanan Demak merupakan bagian dari sejarah kerajaan Islam di Indonesia sebagai kerajaan…

5 years ago