Peradaban Yunani merupakan salah satu pusat peradaban tertua di Eropa yang terletak di ujung tenggara di benua Eropa di sekitar Laut Tengah sehingga sangat strategis dalam pelayaran. Bangsa Yunani menurut ahli anthropologi berasal dari bangsa Indo-Jerman. Diketahui bahwa nenek moyang bangsa Yunani adalah bangsa Ionia, Akea, Helen, dan Yonia.
Bangsa Yunani itu sendiri juga terbentuk dari percampuran bangsa pendatang dari Laut Kaspia dan penduduk asli yang pada umumnya bermata pencaharian sebagai petani dan pedagang.
Ada beberapa suku yang terdapat pada peradaban Yunani antara lain suku Epirot, Ionia, Spharta, Ionia. Meskipun tanah Yunani merupakan tanah yang kering dengan benteng – benteng alam yang kuat berupa jurang – jurang yang terjal, pantai-pantai yang curam dan terjal serta gunung – gunung yang tinggi tetapi Yunani terletak di daerah Laut Tengah dengan iklim mediterania yang sejuk sehingga penduduknya bisa menanam zaitun, anggur dan tanaman khas Laut Tengah lainnya.
Selain itu, negara pertama yang berkembang di Yunani adalah Mycenae sebagai wilayah pusat perdagangan. Awalnya, Mycenae merupakan daerah koloni kerajaan Kereta tetapi sejak Knossos runtuh dan menggantikan peranan kerajaan Kereta di Perairan Laut Tengah, Mycenae mencapai masa kejayaan pada 1400 SM.
Artikel terkait :
- Sejarah Piramida Mesir
- Sejarah Colosseum
- Sejarah Manusia Purba Di Indonesia
- Pengertian Sejarah Dan Unsur-Unsur Sejarah
Daerah Perbatasan Peradaban Yunani
Adapun batas – batas daerah peradaban Yunani adalah
- Barat -> Berbatasan dengan Laut Ionia
- Timur -> Dikelilingi oleh Laut Aegea
- Utara -> Berbatasan dengan Albania, Yugoslavia, Bulgaria, dan Turki di daerah daratan Eropa
- Selatan -> Berbatasan dengan Timur Tengah
Perkembangan Peradaban Yunani
Secara umum, perkembangan peradaban Yunani dapat dikelompokkan ke dalam empat periode antara lain :
- Fase pembentukan negara – negara kota atau polis dalam kurun waktu sekitar 1000 – 800 SM.
- Fase pergerakan ekspansi negara – negara kota (polis) atau fase kolonisasi polis – polis Yunani. Adapun ekspansi tersebut di arah barat telah mencapai Italia Selatan, sedangkan di arah timur telah mencapai Asia Kecil (Troya).
- Masa – masa kejayaan negara – negara kota (polis) Yunani yang berlangsung antara 600-400 SM.
- Masa – masa keruntuhan dan kehancuran Yunani yang berlangsung antara 400 – 300 SM namun kebudayaan Yunani itu sendiri telah berkembang dan tersebar luas ke daerah – daerah di luar Yunani.
Perkembangan Peradaban Yunani
Yunani pada masa periode Klasik sekitar abad ke 5 SM, terdiri dari daerah – daerah bagian yang kecil dan besar dengan beragam bentuk internasional dan internal dan sebagai contoh yang paling terkenal adalah Athena, Sparta, dan Thebes.
Selanjutnya pada abad ke 4 SM, daerah – daerah bagian Yunani membentuk sebuah aliansi yang disebut Coenon of Corinth yang dipimpin oleh Alexander Agung yang juga sebagai presiden dan panglima dari aliansi. Kemudian, Raja dari Macedonia menyatakan perang kepada Persia lalu membebaskan bangsa Yunani lainnya yang masih terjajah, serta melakukan perluasan wilayah. Yang pada akhirnya, peradaban Yunani meluas mulai dari India Utara hingga Laut Tengah Barat dan dari Rusia Selatan hingga Sudan.
Aliansi tidak bertahan lama dan jatuh ke tangan bangsa Romawi pada tahun 146 SM. Terdapat dua periode selama 2203 tahun bangsa Romawi berkuasa di wilayahnya. Pada periode kedua, selama itu, budaya Yunani klasik dari Yunani Kuno berubah menjadi dunia modern masyarakat barat dan kristen.
Ibukota baru bangsa Romawi yakni Konstantinopel pun jatuh ke tangan Turki pada tahun 1453. Hal itu menyebabkan, bangsa Yunani harus berada dibawah kekuasaan Ottoman sudah hampir 400 tahun. Meskipun gitu, rasa kepercayaan bangsa Yunani akan identitas, ras, agama dan bahasa mereka begitu kuat, namun usaha – usaha revolusi yang sudah banyak dilakukan tetap gagal.
Pada akhirnya, bangsa Yunani mendapatkan kemerdekaannya pada tahun 1828 setelah melakukan pemberontakan pada tanggal 25 Maret 1821. Selanjutnya, pembebasan seluruh daerah yang didiami oleh bangsa Yunani lainnya terus dilakukan seperti :
- Pada tahun 1864, kepulauan Ionian berhasil dibebaskan dan disatukan dengan Yunani;
- Pada tahun 1881, sebagian dari Epirus dan Thessaly berhasil disatukan dengan Yunani;
- Pada tahun 1913, Kepulauan Aegean Timur, Crete, Mecedonian bergabung dengan Yunani;
- Pada tahun 1919, Thrace Barat bergabung dengan Yunani;
- Usai Perang Dunia ke II, kepulauna Dodecanese dikembalikan ke Yunani.
Dan hingga sampai saat ini, Yunani merupakan negara yang termasuk anggota Uni Eropa (1981) dengan sistem moneter keungan-ekonomi Euro.
Peninggalan dan Hasil Kebudayaan Peradaban Yunani
Pada tahun 1787 M, telah ditemukan beberapa hasil peninggalan peradaban Yunani antara lain :
- Makam raja Agamemnon, ia merupakan raja yang namanya disebut dalam cerita Illyas.
- Bangunan kuno Troya di Asia Kecil yang sering disebut dalam buku Illyas oleh Pujangga Homerrus.
- Harta benda yang terbuat dari emas dan permata milik Priamus, raja Troya.
Peninggalan peradaban Yunani dalam bentuk seni pahat ataupun bangunan antara lain :
- Kuil Dewa Zeus : Disebut juga sebagai Altis yakni tempat pemujaan Dewa Zeus yang terletak di bukit Olympus.
- Acropolis (Kota Tinggi) : Terletak di area perbukitan dimana sepanjang jalan ke atas Acropolis ditempatkan arca-arca yang indah dan kubu pertahanan. Kemudian, di bagian utamanya terdapat dua kuil yaitu Kuil Erectum yang merupakan tempat untuk patung Dewi Athena dan Kuil Parthenon yang merupakan tempat penghormatan Dewi Athena.
Selanjutnya, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada peradaban Yunani antara lain :
- Membuat barang – barang dengan bahan dasar tanah liat.
- Membuat perahu layar untuk mengarungi lautan tengah.
- Menghasilkan berbagai karya arsitektur.
- Melakukan pengembangan terhadap industri guna menunjang perdagangan.
- Menciptkan benda – benda dari logam seperti alat – alat perang.
Negara – Negara Kota (Polis) Pada Masa Peradaban Yunani
Dikarenakan kondisi alam wilayah Yunani yang berbukit – bukit, maka dibentuklah negara – negara kota (polis) di Yunani antara lain :
1. Athena
Di Athena diterapkan sistem pemerintahan yang demokratis. Sistem demokrasi itu mulanya diperkenalkan oleh Solon (638 – 559 SM) dimana kekuasaan berada di tangan dewan rakyat. Pemegang dan pelaksana pemerintahan dilakukan oleh sembilan orang Archon yang setiap tahun terus berganti. Demi menjaga kestabilan pemerintahan, para Archon yang bertugas diawasi oleh Aeropagus atau Mahkamah Agung dimana Aeropagus merupakan mantan – mantan anggota Archon.
Artikel terkait :
Selain itu, Athen juga dikenal sebagai polis yang banyak melahirkan para filosof yang pemikirannya sangat berpengarus pada kehidupan manusia hingga saat ini antara lain Anaximander, Tahles, Anaximenes, Heraclitus, Pytagoras, Socrates, Hippocartus, Plato, Parmenindes dan Aristoteles.
2. Spartha
Pola pemerintahannya bergaya militeristik dimana poli ini diperkenalkan oleh Lycurgus pada tahun 625 SM. Sistem pemerintahan ini dipegang oleh dua orang raja sedangkan pelaksana tertinggi dipegang oleh suatu dewa yang bernama Ephor yang terdiri dari lima orang.
Kemudian, setiap Ephor memiliki dewan yang berusia 60 tahun dimana dewan tersebut bertugas untuk mempersiapkan UU yang diajukan kepada rakyat. Untuk bagian tentara sendiri, dilakukan seleksi untuk memilih pemuda-pemuda yang kuat secara fisik dan mental.
Polis-polis di Yunani memang sering mengadakan persaingan tetapi karena adanya invansi dari tentara Persia maka polis – polis yang ada di Yunani bergabung untuk berperang. Berikut peperangan yang terjadi antara Yunani dan Persia.
- Perang Persia Yunani I (492 SM) : Perang ini gagal dilaksanakan karena armada tempur persia hancur oleh badai dan harus kembali pulang.
- Perang Persia Yunani II (490 SM) :Perang terjadi di Marathon dan dimenangkan oleh Yunani. Dimana para tentara Yunani harus berlari sepanjang 42 km diantara Marathon dan Athena guna berkonsolidasi dan meminta bantuan.
- Perang Persia Yunani III : Serangan balasan Persia untuk perang Persia Yunani II. Pada perang ini, Yunani menghadapi Persia di Termopile dan perang ini juga dimenangkan oleh Yunani namun Raja Spartha terbunuh dalam peperangan.
Namun, pada akhirnya Yunani dikuasai oleh Alexander Agung. Hal itu dikarenakan adanya konflik internal di Yunani itu sendiri dimana masing – masing polis membentuk aliansi dan saling menyerang sehingga polis – polis di Yunani melemah. Tetapi, sesaat setelah Alexander Agung wafat, wilayah kekuasaannya terpecah-belah menjadi beberapa didopos yakni Yunani, Mesir dan Syria.