Andi Abdoel Azis yang biasa disebut dengan Andi Azis lahir di tanggal 19 September 1924 di Simpangbinal, Kabuparen Barru, Sulawesi Selatan. Pada sekitar tahun 1930-an, Andi Azis kemudian dibawa seorang pensiunan Asisten Residen bangsa Belanda. Ketika Perang Dunia ke II pecah, Andi Azis kemudian masuk ke Koninklijk Leger dan kemudian ditugaskan untuk masuk ke dalam tim pasukan bawah tanah melawan Tentara Penduduk Jerman [Nazi]. Sesudah Jepang menyerah tanpa syarat pada sekutu, Andi Azis diperbolehkan memilih tugas dan mempertimbangkan apakah masuk dalam satuan sekutu yang bertugas di Jepang atau memilih di gugus selatan Negara Indonesia dan akhirnya Ia memilih untuk ikut dalam satuan di gugus selatan Indonesia. Dalam ulasan kali ini, kami akan membahas tentang beberapa dampak pemberontakan Andi Azis terhadap Indonesia yang harus anda ketahui yang dilakukan oleh tokoh pemberontakan Andi Azis.
Latar Belakang Pemberontakan Andi Azis
Sebelum membahas tentang dampak pemberontakan Andi Azis, sangat penting bagi anda untuk mengetahui apa saja latar belakang pemberontakan Andi Azis tersebut. Pemberontakan Andi Azis diawali dengan sebuah konflik di Sulawesi Selatan pada bulan April tahun 1950. Kekacauan tersebut terjadi akibat demonstrasi kelompok masyarakat anti federal yang mendesak NIT agar segera bergabung dengan RI. Sedangkan pada sisi yang berbeda, terjadi juga konflik dari kelompok yang mendukung terbentuknya Negara Federal sehingga kedua konflik tersebut membuat kegaduhan dan juga ketegangan di tengah tengah masyarakat.
Untuk menjaga keamanan, tanggal 5 April 1950 pemerintah mengirim satu batalion TNI dari Jawa dengan pimpinan Mayor Hein Victor Worang. Namun sayangnya, kedatangan pasukan tersebut dianggap mengancam kedudukan kelompok masyarakat pro federal yang kemudian membuat kelompok pro federal bergabung dan membentuk Pasukan Bebas di bawah pimpinan Kapten Andi Azis dan ia beranggapan jika masalah keamanan di Sulawesi Selatan menjadi tanggung jawabnya.
Dampak Pemberontakan Andi Azis
Ada beberapa dampak pemberontakan Andi Azis yang berpengaruh bagi Indonesia, beberapa diantaranya adalah:
Dampak pemberontakan Andi Azis yang pertama adalah penyerangan ke Markas Tentara Nasional Indonesia atau TNI yang ada di Makassar oleh Andi Azis yang akhirnya berhasil dikuasai. Selain itu, Letkol Mokoginta juga ditawan oleh pasukan Abdi Azis yang akhirnya membuat Ir.P.D Diapri seorang perdana Menteri NIT mengundurkan diri karena tidak setuju dengan tujuan pemberontakan Andi Azis yang kemudian digantikan oleh Ir. Putuhena yang pro RI.
Dampak selanjutnya dari pemberontakan Andri Azis adalah penggabungan NIT dengan NKRI. Di tanggal 21 April 1950, Sukawati yang menjabat sebagai Wali Negara NIT memberikan pengumuman jika NIT mau bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI.
Kedatangan TNI ke daerah tersebut dinilai masyarakat sebagai sebuah ancaman untuk kelompok masyarakat pro federal. Dengan ini, kelompok federal kemudian bergabung dan membentuk Pasukan Keamanan yang berada dibawah pimpinan Andi Azis. Andi Azis juga beranggapan jika masalah keamanan yang terjadi di Sulawesi Selatan tersebut menjadi tanggung jawab dirinya.
Andi Aziz termakan dengan hasutan dari Mr. Dr. Soumokil yang ingin Negara Indonesia Timur [NIT] tetap dipertahankan. Andi Azis kemudian mengerahkan anak buahnya untuk menyerang Markas Panglima Territorium dimana ia bersama dengan anak buahnya melucuti senjata TNI yang sedang menjaga daerah tersebut. Tidak hanya itu, Andi Azis juga berusaha untuk menghalangi pendaratan pasukan TNI ke Makassar sebab beranggapan jika tanggung jawab Makassar harus ada di tangan bekas tentara KNIL.
Tanggal 5 April 1950, ia kemudian menangkap dan menawan Letnan Kolonel Mokoginta yakni Panglima Territorium Sulawesi dan Andi Azis sebagai upaya pemerintah dalam menghadapi pemberontakan Andi Azis yang kemudian juga mengeluarkan pernyataan untuk pemerintah pusat di Jakarta dengan isi:
Meninggalnya Andi Azis
Di tanggal 30 Januari 1984, keluarga Andi Azis diselimuti duka karena kepergian Andi Abdoel Azis. Pada usianya yang menginjak 61 tahun, ia meninggal di Rumah Sakit Husada Jakarta akibat serangan jantung. Andi Azis meninggalkan seorang istri dan jenazahnya diterbangkan dari Jakarta menuju Sulawesi Selatan kemudian dimakamkan di pemakanan keluarga Andi Djuanna Daeng Maliungan di Desa Tuwung, Kabupaten Baru, Sulawesi Selatan dan termasuk salah satu peristiwa sejarah kemerdekaan Indonesia lengkap.
Hikmah Dibalik Pemberontakan Andi Azis
Selain ada beberapa dampak pemberontakan Andi Azis, namun ada juga hikmah yang bisa dipetik dibalik pemberontakan ini. Kapten Andi Abdoel Azis merupakan seorang pemberontak yang tidak pernah menyakiti atau membunuh orang hanya untuk kepentingan pribadinya. Abdul Azis adalah korban propaganda dari Belanda karena ia buta akan dunia politik.
Andi Azis juga merupakan seorang militer sejati yang ingin mempertahankan kesatuan Negara Republik Indonesia pada masa tersebut. Sedangkan dalam kesehariannya, ia dihargai dan dipandang oleh masyarakat suku Bugis Makassar yang tinggal di Tanjung Priok, Jakarta. Disana, Andi Azis diakui sebagai salah seorang sesepuh yang selalu dimintai nasehat dari para penduduk mengenai cara menjadikan suku Bugis Makassar agar selalu sejahtera dan rukun. Andi Azis dikenal juga sebagai seseorang yang murah hati dan senang menolong. Ia selalu berpesan pada anak anak angkatnya jika semua bisa dibawa masuk ke dalam rumah kecuali tiga jenis manusia yakni penjudi, pemabuk dan orang yang senang main perempuan.
Andi Azis merupakan sosok yang bisa dijadikan bahan pembelajaran jika selama kita hidup di dunia, sebaiknya jangan terlalu percaya dengan apa yang dikatakan orang lain, namun percayalah pada hati nurani karena tidak semua orang akan mengajak kita ke jalan yang benar. Untuk itu, akan lebih baik jika kita lebih waspada dan berhati hati ketika ingin mempercayai orang lain.
Latar Belakang Hari Kebangkitan Nasional Setiap tanggal 20 Mei rakyat Indonesia memperingati hari kebangkitan nasional…
Latar Belakang Hari Buruh Internasional ( May Day) Demonstrasi dan orasi merupakan hak semua orang…
Mungkin banyak dari kita yang sering membaca atau mendengar istilah kolonialisme dan imperialisme. Selain dari…
Dunia ini memiliki banyak negara. Total ada Negara 193 negara yang ada di dunia ini.…
Kita sering kali mendengar istilah de facto dan de jure. Beberapa di antara kita mungkin…
Kerajaan Demak atau Kesultanan Demak merupakan bagian dari sejarah kerajaan Islam di Indonesia sebagai kerajaan…