Orde Baru adalah sebutan yang digunakan untuk merujuk kepada masa pemerintahan Presiden Soeharto di Indonesia yang berlangsung selama lebih dari 30 tahun lamanya, dimulai sejak tahun 1966 setelah masa pemerintahan Presiden Soekarno yang sering disebut sebagai masa Orde Lama. Orde baru dimaksudkan sebagai masa pemerintahan baru yang akan menata kembali kehidupan masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang berlandaskan dasar negara Pancasila dan UUD 1945 seperti sebelumnya, karena adanya berbagai ancaman terhadap Pancasila di masa Orde Lama yaitu peristiwa G30S PKI.
Terjadinya usaha kudeta yang dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia yang memakan korban jiwa dalam kronologi g30S PKI yaitu enam Jendral TNI AD, seorang perwira serta putri dari Jendral Nasution memunculkan gelombang kebencian rakyat terhadap PKI. Hal itu juga turut menggoyahkan stabilitas nasional secara keseluruhan, karena keamanan negara berada dalam kondisi rentan dan kacau balau sehingga pengaruh Presiden Soekarno menjadi melemah dan kehilangan kepercayaan dari sebagian rakyat. Oleh karena itu, saat ini menjadi akhir dari masa kepemimpinan Soekarno di Indonesia.
Tiga Tuntutan Rakyat (Tritura)
Kejatuhan PKI telah menyebabkan hilangnya salah satu unsur pendukung era pemerintahan Soekarno. Kekacauan situasi saat itu membuat rakyat melalui Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) mengajukan tiga tuntutan yang dikenal sebagai Tiga Tuntutan Rakyat (Tritura) kepada pemerintah. Tuntutan yang kemudian didukung berbagai kesatuan aksi mahasiswa dan pelajar lainnya dengan dukungan TNI tersebut adalah untuk membubarkan PKI dan semua ormas – ormasnya, perombakan pada kabinet Dwikora, dan tuntutan untuk menurunkan harga bahan pangan.
Ketika pada tanggal 21 Februari 1966 diumumkan reshuffle kabinet oleh Presiden Soekarno, ternyata masih ada beberapa simpatisan PKI yang duduk dalam kabinet sehingga menyulut aksi demonstrasi mahasiswa kembali, sampai memboikot pelantikan menteri – menteri baru pada 24 Februari 1966. Terjadi insiden yang melibatkan Resimen Cakrabirawa dan mengakibatkan seorang mahasiswa bernama Arif Rahman Hakim meninggal dunia. Pembubaran KAMI pada 25 Februari 1966 tidak menyurutkan gerakan mahasiswa yang masih menyuarakan Tritura.
Program Kerja Kabinet Ampera
Untuk memenuhi ketiga tuntutan rakyat maka dikeluarkan Ketetapan MPRS no XIII/MPRS/1966 untuk membentuk kabinet baru bernama Kabinet Ampera. Tugas utama dari kabinet Ampera adalah untuk menciptakan stabilitas di bidang ekonomi dan politik, yang dikenal dengan nama Dwidarma Kabinet Ampera. Program kerja dari kabinet Ampera yang juga dikenal dengan istilah Caturkarya Kabinet Ampera adalah:
Pimpinan Kabinet Ampera adalah Presiden Soekarno tetapi pelaksanaannya dilakukan oleh pihak lain yaitu Presidium Kabinet yang dipimpin oleh Jendral Soeharto. Sebagai akibatnya timbul dualism kepemimpinan yang kurang menguntungkan bagi kesatabilan politik saat itu. Walaupun Soekarno masih memiliki pengaruh politik namun pengaruh tersebut perlahan sudah dilemahkan, terlebih lagi kalangan militer khususnya yang terdidik di negara Barat menunjukkan keberatan terhadap kebijakan yang dekat dengan PKI.
Aliran bantuan dari Uni Soviet dan Tiongkok juga menciptakan kekhawatiran bahwa Indonesia akan menjadi negara komunis. Situasi negara yang semakin memuncak akhirnya memaksa Soekarno menyerahkan kekuasaan kepada Jenderal Soeharto pada 22 Februari 1967, sesuai tertera dalam Pengumuman Presiden Mandataris MPRS dan Panglima Tertinggi ABRI pada 20 Februari 1967.
Dasar dari pengumuman itu adalah pernyataan dalam Ketetapan MPRS no. XV/MPRS/1966 apabila Presiden berhalangan maka pemegang Surat Perintah 11 Maret 1966 akan berfungsi sebagai pemegang jabatan Presiden. Jendral Soeharto pada tanggal 4 Maret 1967 memberikan keterangan kepada pemerintah di sidang DPRGR mengenai penyerahan kekuasaan. Agar penyerahan kekuasaan sah secara konstitusional maka sidang MPRS perlu diadakan. Maka melalui Sidang Istimewa MPRS pada tanggal 7 – 12 Maret 1967 di Jakarta, secara resmi Soeharto diangkat sebagai Presiden Republik Indonesia hingga pemilihan presiden hasil pemilihan umum.
Tujuan Pemerintahan Orde Baru
Dengan demikian, penanda lahirnya tujuan Orde Baru adalah ketika mandat pemerintahan diserahkan dari Presiden Soekarno kepada Jendral Soeharto lewat Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) pada tahun 1966. PKI kemudian dilarang dan dibasmi hingga ke akar – akarnya. Beberapa tujuan orde baru yang memberi makna orde baru bagi rakyat dibawah pimpinan Soeharto sebagai Presiden RI adalah:
Kelebihan Pemerintahan Orde Baru
Kekurangan Masa Orde Baru
Sayangnya dengan semua penerapan tujuan orde baru dan ciri pokok orde baru yang dilaksanakan oleh pemerintah dibawah pimpinan Soeharto, tetap tidak dapat mencegah krisis yang menyerang Indonesia pada pertengahan 1997. Krisis ekonomi Asia yang terjadi pada saat itu turut mempengaruhi Indonesia dan diperburuk dengan kemarau paling parah dalam 50 tahun terakhir, mengakibatkan harga minyak, gas dan komoditas ekspor lain semakin terpuruk. Jatuhnya rupiah dan peningkatan tajam inflasi mempercepat perpindahan modal. Semua itu memicu berbagai demonstrasi yang meminta Soeharto mengundurkan diri dan menjadi faktor penyebab runtuhnya orde baru. Pada 21 Mei 1998 akhirnya Soeharto menyerahkan kepemimpinan kepada wakilnya yaitu BJ. Habibie.
Latar Belakang Hari Kebangkitan Nasional Setiap tanggal 20 Mei rakyat Indonesia memperingati hari kebangkitan nasional…
Latar Belakang Hari Buruh Internasional ( May Day) Demonstrasi dan orasi merupakan hak semua orang…
Mungkin banyak dari kita yang sering membaca atau mendengar istilah kolonialisme dan imperialisme. Selain dari…
Dunia ini memiliki banyak negara. Total ada Negara 193 negara yang ada di dunia ini.…
Kita sering kali mendengar istilah de facto dan de jure. Beberapa di antara kita mungkin…
Kerajaan Demak atau Kesultanan Demak merupakan bagian dari sejarah kerajaan Islam di Indonesia sebagai kerajaan…