Bangunan

6 Koleksi Museum Bayt Al-Qur’an di TMII Paling Lengkap

Taman Mini Indonesia Indah adalah salah satu kompleks yang menampung berbagai jenis – jenis museum dan kekayaan budaya Indonesia. Museum Al Quran di TMII adalah tempat untuk menyimpan berbagai mushaf Al Qur’an dari berbagai negara dan berbagai daerah di Indonesia. Letak Museum Bayt Al Qur’an berada di Jalan Raya TMII 1, Jakarta Timur,  dekat dengan Museum Istiqlal. Disana terdapat mushaf Al Qur’an terbesar dan terkecil di seluruh Indonesia. Ide pembuatan mushaf terbesar dan terkecil muncul ketika Presiden Soeharto ingin memajang mushaf Al Qur’an terbesar di Indonesia beserta mushaf lainnya yang pernah dipajang pada Festival Istiqlal.

Keberadaan museum Al Qur’an di TMII terkait dengan Museum Istiqlal, sebab kedua museum ini dibangun sebagai hasil dari Festival Istiqlal I tahun 1991 dan Festival Istiqlal II di Jakarta. Festival Istiqlal memamerkan berbagai khazanah budaya Islam dari Indonesia yang dibuat oleh para seniman muslim dari berbagai daerah.Penyelenggaraan kedua festival ini membuktikan tingginya antusiasme masyarakat untuk menyaksikan berbagai hal sehubungan dengan budaya Islam. Hal ini sejalan dengan semangat melestarikan berbagai peninggalan dalam sejarah museum sebagaimana tersimpan dalam berbagai museum tertua di dunia.

Pendirian Museum Al Quran di TMII

Sejarah museum Al Qur’an di TMII bermula ketika Presiden Soeharto menerima hadiah berupa mushaf Al Qur’an terbesar di Indonesia pada 4 Juli 1994, muncul ide untuk mendirikan museum. Mushaf tersebut berukuran 2 x 1,5 m atau ketika dibuka berukuran 2 x 3 m adalah mushaf Wonosobo yang merupakan hasil tulisan tangan para santri di Pesantren Al Asy’ariyah di Kalibeber, Wonosobo, Jawa Tengah pimpinan KH. Muntoha. Menteri Agama Tarmizi Taher mengusulkan nama ‘Bayt Al Qur’an’ ketika Presiden Soeharto bertanya kepadanya. Kemudian Ibu Negara Tien Soeharto mengusulkan tempat untuk mendirikan museum dari tanah wakaf seluas kurang lebih 20.013 meter persegi. Pada tahun 1995, Mushaf Istiqlal diresmikan oleh Presiden Soeharto setelah melalui proses pembuatan sejak tahun 1991. Ketahui juga mengenai sejarah museum IPTEK dan sejarah museum pp IPTEK serta sejarah museum keprajuritan TMII.

Bayt Al Qur’an berarti ‘Rumah Al Qur’an’ diberi nama untuk mengganti istilah Museum Al Qur’an, memiliki arti religius dan namanya terdengar lebih puitis. Ir. Achmad Noe’man arsitek asal Indonesia merancang pembangunan Bayt Al Qur’an dan Museum Istiqlal dengan gaya campuran arsitektur tradisional dan modern. Peresmian Museum Bayt Al Qur’an berlangsung pada tanggal 20 April 1997 oleh Presiden Soeharto dengan bentuk bujur sangkar beratap tumpang limasan yang mengambil acuan dari bentuk masjid Demak sebagai salah satu masjid tertua dan bernilai sejarah tinggi di Indonesia. Jika dilihat dari atas, bangunan ini bentuknya menyerupai huruf Q sebagai simbol huruf pertama dalam kata Qur’an. Jika dilihat dari depan, bagian atas atap bangunan akan tampak seperti Al Qur’an yang sedang dibuka diatas rehal atau tempat meletakkan Al Qur’an.

Koleksi Museum Bayt Al-Qur’an

Kesuksesan kedua Festival Istiqlal tersebut kemudian menjadi pertanda bahwa pada dasarnya seluruh benda – benda seni yang mengandung nilai keislaman dan sejarah Islam di Indonesia bisa ditampung dalam satu wadah dalam bentuk penyajian yang lebih permanen daripada sekedar sebuah festival, dan agar koleksi – koleksi Museum Bayt Al Qur’an tersebut bisa dilihat oleh masyarakat kapan saja.

Pendirian museum dilakukan untuk mengumpulkan, menyimpan, dan memelihara mushaf – mushaf Al Qur’an dan juga benda – benda seni serta budaya yang memiliki unsur keislaman dan tersebar di berbagai penjuru Nusantara serta dunia. Benda – benda tersebut dijadikan sebagai koleksi Museum Bayt Al Qur’an, sehingga dapat diperlihatkan kepada masyarakat luas melalui penyajian permanen di museum agar dapat dilihat dan dipelajari setiap saat. Koleksi Museum Bayt Al-Qur’an di TMII antara lain:

  • Mushaf Istiqlal

Isi mushaf terindah di Indonesia berupa 40 macam ragam hias dari motif tanah air. Berasal dari hasil karya tulisan tangan  para santri terbaik terdiri dari para ahli kaligrafi, seni rupa, ulama, dan budayawan yang dibuat sejak 15 Oktober 1991. Huruf Ba pada kata Bismillah dalam surat Al Fatihah turut dituliskan oleh Presiden Soeharto, sekaligus menandakan dimulainya Festival Istiqlal I dan mulainya penulisan mushaf Istiqlal. Tidak hanya koleksi Museum Bayt Al Qur’an, masih banyak museum lain yang tersebar di daerah – daerah seluruh Indonesia seperti sejarah museum kota tua jakarta dan koleksinya serta sejarah museum zoologi bogor.

  • Mushaf Sundawi

Ragam hias Jawa Barat yang termasuk dalam lingkup kebudayaan Pasundan digunakan sebagai hiasan mushaf ini. Bentuk – bentuk ornamen yang khas berupa tanaman asal Jawa Barat memberikan kesan dan karakter Sundawi, merupakan gabungan dari motif mushaf berbagai daerah di Jawa Barat. Mushaf Sundawi adalah karya seni perpaduan antara proses berpikir dan proses berdzikir dari teks Al Qur’an dengan kebudayaan dari Jawa Barat .

  • Mushaf Wonosobo

Abdul Malik dan Hayatuddin, dua orang santri dari Pesantren Al Asy’ariyah Wonosobo, yang khusus mempelajari hafalan al Qur’an menulis mushaf ini. Penulisannya memerlukan waktu 14 bulan mulai 16 Oktober 1991 sampai 7 Desember 1992. Ukuran halamannya 145 x 195 cm, teks berukuran 80 x 130 cm, dengan hiasan sederhana teknik khat naskhi, dibuat pada kertas karton putih hasil sumbangan dari Menpan RI pada saat itu, Harmoko.

  • Mushaf Pusaka

Presiden Soekarno berinisiatif menulis mushaf ini sehingga menjadi mushaf resmi yang dibuat setelah kemerdekaan RI. Mushaf ini dianggap sebagai hadiah dari umat Islam Indonesia atas kemerdekaan RI. Ditulis Prof. H. Salim Fachry, Guru Besar IAIN Jakarta mulai 23 Juni 1948 sampai 15 Maret 1950. Mushaf Pusaka berjenis Al Qur’an sudut, yaitu setiap halaman tidak menyambung ke ayat berikutnya tetapi diakhiri dengan ayat penuh.

  • Mushaf Braille

Koleksi Museum Bayt Al-Qur’an selanjutnya Ditulis dengan huruf Arab Braille untuk membantu para tuna netra belajar dan  membaca Al Qur’an . Penulisan Al Qur’an Braille dipelopori Yayasan Kesejahteraan Tuna Netra Islam Yogyakarta pada 1964 menggunakan khat imla’i. Tetapi pada 1974 Badan Pembinaan Wyata Guna Bandung kemudian menerbitkan Al Qur’an Braille dengan khat usmani, sehingga terdapat dua jenis Al Qur’an Braille dengan standar berbeda. Depag melalui Puslitbang Lektur Agama Badan Litbang Agama kemudian memusyawarahkan hal ini sehingga pada 1977 disepakati kelahiran sebuah mushaf Al Qur’an Braille yang berlaku untuk seluruh Indonesia, ditetapkan sebagai Al Qur’an standar Braille berdasarkan SK Menteri Agama RI no.25 tahun 1984.

  • Mushaf Lainnya

Selain koleksi mushaf – mushaf diatas yang merupakan bagian dari sejarah museum Al Qur’an di TMII, masih banyak lagi koleksi Museum Bayt Al Qur’an seperti Al Qur’an tertua La Lino dari Bima tahun 1815, mushaf mini berukuran 2 cm x 2,5 cm x 0,7 cm. Ada pula Mushaf Istanbul hadiah dari Turki untuk Indonesia yang ditulis oleh Sayid Muhammad Abdul Latif dari Arab Saudi, terbit pada 1401 H atau pada tahun 1980an. Juga ada salah satu Al Qur’an tertua di dunia yang diperkirakan dibuat pada akhir abad ke 7 atau awal abad ke 2 H, tanpa titik dan tanda baca. Konon mushaf ini diklaim sebagai satu dari tujuh salinan yang dibuat oleh Utsman bin Affan. Ada juga Mushaf Marmer yang menggunakan marmer berjenis White Carrara.

Luas bangunan Bayt AlQur’an dan Museum Istiqlal sebesar 20.402 meter persegi dengan empat lantai. Lantai pertama terdiri dari masjid , ruang tamu, toko suvenir, kafetaria dan ruang pameran dengan sarana audio visual, lantai kedua terdapat museum, lantai ketiga terdapat ruang perpustakaan dan penelitian, sedangkan lantai keempat berisi ruang kelas, pengajaran dan ruang tahfizh Al Qur’an.

=Kompas.com, Tempo.co, dan Kpu.go.id Menangkan 02 ?

Devita Retno

Recent Posts

Sejarah Hari Kebangkitan Nasional (20 Mei) dan Kegiatan yang dilakukan

Latar Belakang Hari Kebangkitan Nasional Setiap tanggal 20 Mei rakyat Indonesia memperingati hari kebangkitan nasional…

4 years ago

Sejarah Hari Buruh Internasional ( 1 Mei ) dan Kegiatan yang dilakukan

Latar Belakang Hari Buruh Internasional ( May Day) Demonstrasi dan orasi merupakan hak semua orang…

4 years ago

Kolonialisme dan Imperialisme – Latar Belakang dan Contoh

Mungkin banyak dari kita yang sering membaca atau mendengar istilah kolonialisme dan imperialisme. Selain dari…

4 years ago

Sejarah Organisasi Internasional

Dunia ini memiliki banyak negara. Total ada Negara 193 negara yang ada di dunia ini.…

4 years ago

De Facto dan De Jure – Pengertian – Perbedaan – Contoh Menerapkannya

Kita sering kali mendengar istilah de facto dan de jure. Beberapa di antara kita mungkin…

4 years ago

Silsilah Kerajaan Demak Sebagai Kerajaan Islam Pertama

Kerajaan Demak atau Kesultanan Demak merupakan bagian dari sejarah kerajaan Islam di Indonesia sebagai kerajaan…

4 years ago