Peristiwa terorisme paling parah dalam sejarah Indonesia terjadi pada tanggal 12 Oktober 2002 dan merupakan suatu tragedi kemanusiaan besar di Pulau Bali. Hampir 17 tahun lalu terjadi tiga rangkaian ledakan bom pada malam hari yang meluluh lantahkan area di jantung pariwisata Indonesia tersebut. Sejarah peristiwa bom bali mencatat adanya dua ledakan pertama terjadi di Paddy’s Club dan Sari Club di Jalan Legian, Kuta, Bali. Ledakan terakhir terjadi di kantor Konsulat Amerika Serikat yang jaraknya cukup jauh. Peristiwa itu menyebabkan 202 korban jiwa dan 209 korban luka atau cedera, kebanyakan korban adalah wisatawan asing yang sedang mengunjungi kedua klub populer tersebut.
Latar Belakang Peristiwa Bom Bali
Dua bom meledak dalam waktu yang hampir bersamaan yaitu pada pukul 23.05 WITA di Paddy’s Club dan Sari Club. Kurang lebih 10 menit kemudian, ledakan yang mengguncang Bali kembali terjadi. Ledakan tersebut terjadi di Renon, dekat kantor Konsulat Amerika Serikat, namun tidak ada korban jiwa dalam ledakan ini. Bom yang meledak di diskotek Paddy’s disimpan dalam tas punggung dan merupakan bom bunuh diri. Bom kedua disimpan di dalam mobil Mitsubishi Colt L300 yang diparkir di depan Sari Club, meledak beberapa belas detik kemudian dengan pemicu jarak jauh. Ledakan di depan Sari Club meninggalkan sisa berupa lubang sedalam 3 kaki.
- Latar belakang peristiwa bom di bali yang dilakukan oleh teroris menggunakan bom bunuh diri adalah untuk memberikan efek yang lebih menyeramkan kepada masyarakat. Dengan bom bunuh diri diharapkan masyarakat lebih merasakan efek ketakutan yang seharusnya sesuai dengan tujuan peledakan bom tersebut. Latar belakang peristiwa bom bali berawal dari beberapa kejadian sebelumnya.
- Bali dipilih sebagai lokasi bom karena Bali adalah simbol yang banyak dikenal oleh masyarakat internasional. Dengan memilih Bali sebagai lokasi pengeboman, diharapkan efek yang diinginkan akan lebih mendunia daripada jika bom diledakkan di lokasi lainnya. Banyak orang asing yang berada di Bali sehingga sasaran para teroris ditujukan kepada orang – orang asing tersebut terutama orang Amerika.
- Latar belakang peristiwa bom bali pertama juga berasal dari peristiwa di Poso dan Ambon. Bom bali adalah balas dendam para teroris karena dalam kedua peristiwa tersebut banyak umat muslim terbunuh akibat konflik yang terjadi. Selain itu, bom bali dilakukan untuk membela rakyat dalam sejarah perang Afghanistan atas penindasan yang dilakukan Amerika Serikat karena para teroris menganggap penyebab perang Afganistan telah sangat menindas rakyat disana.
- Latar belakang peristiwa bom bali terjadi juga karena para teroris menganggap bahwa Bali adalah pusat maksiat dan lokasi yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Para teroris secara umum memang menargetkan lokasi – lokasi yang dianggapnya menjadi pusat kemaksiatan. Walaupun mungkin memang benar banyak terjadi kegiatan maksiat di satu tempat, tapi cara pengeboman tetap tidak dapat dibenarkan karena memakan banyak korban yang tidak bersalah.
- Teroris memiliki paham radikal untuk menciptakan negara yang sesuai dengan yang mereka inginkan. Ketika ada kondisi yang menyimpang dari tujuan tersebut maka mereka tidak akan segan untuk menggunakan kekerasan demi mencapai tujuannya termasuk mengorbankan banyak orang dengan bom. Mereka juga menggunakan istilah jihad sebagai pembenaran akan aksi – aksi kekerasan tersebut dan menghalalkan jatuhnya korban untuk tercapainya kebaikan yang lebih besar. Ketahui juga mengenai penyebab perang Israel dan Palestina, juga mengenai penyebab perang Aleppo.
Penyusunan Rencana Pengeboman
Para pelaku pengeboman di Bali bergabung dalam Darul Islam (DI) suatu organisasi penerus Negara Islam Indonesia (NII). Pada tahun 2002, DI memisahkan diri dan mengganti namanya menjadi Jamaah Islamiyah (JI), namun mereka tetap meneruskan tujuan dari NII.Menurut Ali Imron, salah satu terpidana seumur hidup kasus bom bali I, rencananya bom akan diledakkan pada tanggal 11 September 2002 persis setahun setelah peristiwa WTC di Amerika Serikat. Pada saat perencanaan latar belakang peristiwa bom di bali di Solo tahun 2002, Imam Samudera menginginkan bom bali menjadi peringatan akan peristiwa WTC tersebut. Namun Amrozi dan Dulmatin memprotesnya karena tidak sanggup melakukan aksi dalam waktu satu bulan saja. Rapat persiapan di Jawa Barat dipimpin oleh Mukhlas dan Imam Samudra selama bulan Agustus dan September.
Latar belakang peristiwa bom bali berawal dari Ali Ghufron / Mukhlas yang pergi ke Afghanistan selama enam tahun sejak tahun 1984 – 1990. Sepulangnya dari sana, ia mengajak Amrozi saudaranya untuk melakukan aksi teror di Bali tersebut. Ali Imron, adik Amrozi juga diajak ke Solo untuk merencanakan aksi tersebut. Ada tiga bom yang akan diledakkan sesuai dengan rencana awal. Pertama adalah bom mobil yang dirakit dan berbobot mencapai satu ton, lalu bom motor seberat 50 kilogram dan bom rompi. Imam Samudera diangkat sebagai pemimpin lapangan.
Ali Imron dan yang lainnya berangkat ke Denpasar, Bali pada 8 September 2002 untuk mencari lokasi peledakan bom. Kawasan Kuta disurvei untuk mencari lokasi mana yang paling banyak dikunjungi oleh turis asing, dan Sari Club dipilih sebagai lokasi pertama dengan persetujuan Imam Samudera. Bahan peledak dikirim dari Jawa menuju Denpasar pada tanggal 8 – 16 September 2002 sehingga terkumpul satu ton lebih. Bom mulai diracik pada taggal 17 – 20 September 2002. Ali Imron membeli mobil dari rekannya di Lamongan dan mobil tersebut dibawa ke Bali untuk diisi bom.
Amrozi bin Nurhasyim sebagai salah satu tersangka kunci ditangkap pada 5 November 2002 di rumahnya di Desa Tenggulun, Lamongan, Jawa Timur. Begitu pula dengan 10 orang lainnya yang diduga juga terlibat ditangkap di sejumlah lokasi berbeda di Pulau Jawa. Pada tanggal 10 Novemner 2002 lima orang tim inti pengeboman akhirnya dibeberkan oleh Amrozi. Mereka adalah Ali Imron (adik Amrozi), Ali Fauzi (saudara Amrozi lain ibu), Qomaruddin yang menjadi eksekutor di Sari Club dan Paddy’s. M. Gufron, kakak Amrozi dan Mubarok membantu menyiapkan peledakan sedangkan kakak tiri Amrozi bernama Tafsir juga diburu polisi. Imam Samudra ditangkap pada 26 November 2002 di dalam bus Kurnia yang berada di kapal Pelabuhan Merak, hendak melarikan diri ke Sumatera. Ali Gufron ditangkap pada 3 Desember 2002 di Klaten, Jawa Tengah. Ketahui juga mengenai penyebab perang arab saudi dan yaman serta penyebab perang ambon.
Tim investigasi gabungan polisi RI dan Australia pada 18 Desember 2002 membuka dan membeberkan Dokumen Solo milik Ali Gufron yang isinya mengenai tata cara membuat senjata, racun, dan perakitan bom. Selain itu juga memuat buku – buku mengenai Jamaah Islamiyah (JI), topografi suatu daerah dan sejumlah rencana aksi teroris. Amrozi divonis mati pada 7 Juli 2003, menyusul Imam Samudra pada 10 September 2003, dan Ali Gufron pada 2 Oktober 2003. Ketiganya dipindahkan ke Nusakambangan pada 11 Oktober 2005, dan eksekusi mati dilakukan pada 8 November 2008 dini hari dengan cara ditembak.
Saat ini perekonomian Bali yang terpuruk akibat peristiwa tersebut telah kembali pulih dan mulai meroket. Di lokasi ledakan dibangun monumen untuk mengenang latar belakang peristiwa bom bali tersebut dan kini kerap dijadikan lokasi selfie para wisatawan, yang tidak sepenuhnya mengerti akan efek yang masih tersisa hingga saat ini dari peristiwa tersebut. Para korban selamat ada yang masih mengalami trauma psikis dan bahkan cacat fisik akibat peristiwa tersebut. Masih ada korban yang hingga kini masih bergulat dengan keterbatasan fisik karena peristiwa itu tanpa adanya bantuan yang memadai untuk dapat melanjutkan masa depannya secara mandiri.