Gelar sebagai Pahlawan Nasional adalah gelar tertinggi yang pernah diberikan kepada para pejuang di Tanah Air. Gelar yang berupa anumerta atau diberikan setelah kematian ini diberikan oleh Pemerintah RI atas tindakan – tindakan yang dianggap heroik , yang definisinya adalah ‘perbuatan nyata yang dapat dikenang dan dijadikan teladan sepanjang masa bagi masyarakat lainnya. Sayangnya belum semua pejuang dapat dianugerahi gelar ini, karena pemberiannya memerlukan waktu riset yang panjang. Kalimantan sebagai salah satu pulau di Indonesia yang juga terlibat dalam sejarah panjang perjuangan kemerdekaan juga memiliki beberapa nama pejuang yang telah diangkat sebagai Pahlawan Nasional.
1. Pangeran Antasari
Pangeran ini lahir pada tahun 1809 di Kayu Tangi, Kesultanan Banjar, Kalsel dan wafat pada tahun 1862 di Bayan Begok, Hindia Belanda karena penyakit paru – paru. Sebagai Sultan Banjar Panembahan Aminuddin Khalifatul Mukminin atau pemimpin pemerintahan yang dinobatkan pada 14 Maret 1862 di hadapan para kepala suku Dayak dan adipati wilayah Dusun Atas, Kapuas dan Kahayan.
Ia adalah seorang panglima perang dan juga seorang pemuka agama tertinggi yang memimpin perlawanan kepada penjajah Belanda. Ia melakukan penyerangan kepada pasukan kolonial Belanda di peristiwa Perang Banjar. Perjuangannya kemudian diteruskan oleh putranya bernama Sultan Muhammad Seman dan Mangkubumi Panembahan Muda atau Pangeran Muhammad Said, dan cucunya Pangeran Perbatasari, serta Ratu Zaleha. Beliau diangkat sebagai pahlawan nasional dari Kalimantan pada tahun 1968 dan dimakamkan di Taman Makam Perang Banjar, kerangkanya dipindahkan ke Banjarmasin sebelumnya.
2. Brigjen TNI Purn. Hasan Basry
Lahir pada 17 Juni 1923 di Kandangan, Hulu Sungai Selatan, Kalbar dan wafat pada 15 Juli 1984 di Jakarta. Ia adalah seorang prajurit pada masa Revolusi Nasional Indonesia yang mendukung integrasi Kalimantan ke dalam Republik Indonesia.
Terkenal dengan sebutan sebagai Bapak Gerilyawan Kalimantan. Pernah menjabat sebagai Ketua Umum Harian Angkatan 45 Kalsel, Dewan Paripurna Angkatan 45 dan Legiun Veteran RI, Anggota DPR, dan Panglima Daerah Militer X. Membentuk Dewan Lambung Mangkurat bersama rekan – rekan Kesatuan TNI Divisi Lambung Mangkurat pada 3-10 Maret 1957 yang salah satu rencananya adalah untuk mendirikan perguruan tinggi di Kalimantan.
Panitia Persiapan Pendirian Universitas Lambung Mangkurat dibentuk pada 1958 diketuai oleh Hasan Basry. Ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada tahun 2001, dimakamkan di Simpang Empat, Liang Anggang, Banjarbaru, Kalsel.
3. Dr. KH. Idham Chalid
Lahir pada tahun 27 Agustus 1921 di Satui, Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Wafat pada 11 Juli 2010 di Jakarta. Beliau seorang politisi, Ketua MPR ke 3, Ketua DPR ke 5, Ketua DPA, Menko Bidang Kesejahteraan Rakyat pertama, Wakil Perdana Menteri pada zaman Kabinet Ali Sastroamidjojo dan Kabinet Djuanda, dan Ketua Umum PB Nadhlatul Ulama 1956-1984, ditetapkan sebagai pahlawan nasional dari Kalimantan pada tahun 2011 sebagai putra Banjar ketiga yang mendapatkan gelar tersebut. Ketahui juga mengenai biodata pahlawan kemerdekaan, pahlawan nasional wanita, pahlawan nasional dari Bali dan biografi wr soepratman.
4. Abdul Kadir
Bernama lain Raden Temenggung Setia Pahlawan, lahir pada 1771 di Kab. Sintang Propinsi Kalbar. Wafat pada 1875 di Kab. Melawi, Kalbar. Ia adalah seorang bangsawan dari Melawi yang menawarkan pengembangan ekonomi rakyatnya, dan melawan pasukan Belanda. Putra dari seorang bangsawan kerajaan Sintang memimpin wilayah Melawi pada tahun 1845 menggantikan ayahnya. Ia berada dalam kondisi dilematis karena harus patuh kepada raja yang tuduk kepada Belanda, tetapi jiwanya tidak dapat mengingkari penolakan terhadap penjajahan Belanda.
Ia kemudian membangun pasukan secara diam – diam untuk bersiap melawan Belanda. Belanda yang mengendus rencana tersebut lalu memberinya gelar Setia Pahlawan dan sejumlah uang pada tahun 1866, namun Abdul Kadir tetap melanjutkan perlawanannya dari tahun 1868-1875. Belanda selalu kalah karena informasi yang didapatkan Abdul Kadir sebagai pemimpin, maka ia ditangkap Belanda dn ditahan di Nanga Pinoh hingga wafat dalam tahanan dan dimakamkan di Natal Mungguk Liang, Melawi. Mendapatkan gelar sebagai pahlawan nasional pada 1999.
5. Tjilik Riwut
Marsekal Pertama TNI Anumerta Tjilik Riwut lahir pada 2 Februari 1918 di Kasongan, Kab. Katingan, Propinsi Kalteng. Wafat pada 1987 di Banjarmasin, Kalsel. Ia adalah seorang putra dayak yang ikut berperan dalam pemerintahan sebagai Gubernur KalTeng di tahun 1958.
Pernah berprofesi sebagai jurnalis dan menulis beberapa buku. Pada 17 Desember 1946, Tjilik Riwut dan beberapa tokoh perwakilan Dayak Kalimantan bersumpah setia kepada pemerintah RI dengan upacara adat suku Dayak. Kemudian ia mendapat perintah sebagai pemimpin Operasi Penerjunan Pasukan Payung yang pertama kali oleh S. Suryadarma, Kepala TNI AU pada 17 Oktober 1947 di desa Sambi, Kotawaringin, Kalteng.
Untuk mengenang hari itu, tanggal 17 Oktober resmi ditetapkan sebagai Hari Pasukan Khas TNI AU. Diangkat sebagai pahlawan nasional pada 1998. Namanya diabadikan sebagai salah satu nama untuk bandara di Palangkaraya.
6. Ir. H. Pangeran Muhammad Noor
Pahlawan Nasional dari Kalimantan selanjutnya adalah Ir. H. Pangeran Muhammad Noor. Lahir pada 24 Juni 1901 di Martapura, Kalsel dan meninggal dunia pada 15 Januari 1979, dimakamkan di TPU Karet Jakarta. Beliau adalah keturunan dari bangsawan Banjar dan dikenal sebagai pejuang yang pernah memimpin Divisi IV ALRI Pertahanan Kalimantan pada tahun 1945-1949. Ia juga pernah bergerilya di bawah pimpinan Hasan Basry, dan dikenal sebagai anggota PPKI. Ia juga pernah menjabat sebagai Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik pada masa Soekarno. Pernah juga menjadi Gubernur Kalimantan yang pertama. Gelar pahlawan nasional diberikan pada tanggal 8 November 2018. Masih ada pahlawan nasional dari sumatera utara, pahlawan nasional dari sumatera barat, pahlawan nasional dari jawa tengah dan tokoh proklamator kemerdekaan indonesia.
Sebagai akibat dalam kekacauan peperangan dan perjuangan di masa itu, akibatnya masih banyak pejuang lainnya yang belum teridentifikasi sebagai pahlawan nasional. Bahkan banyak yang sama sekali tidak terdata namanya dalam sejarah. Berikut ini adalah nama – nama beberapa orang pahlawan asal Kalimantan yang belum mendapatkan gelar sebagai Pahlawan Nasional, antara lain:
7. Drs. Saadilah Mursyid
Lahir di Barabai, Kalsel pada 7 September 1937 pernah menjabat sebagai Menteri Muda/Sekretaris Kabinet Indonesia pada Kabinet Pembangunan VI, juga Menteri Sekretaris Negara di Kabinet Pembangunan VII. Ia adalah orang yang menulis konsep pengunduran diri Presiden Soeharto dan melaporkan detik – detik suasana genting pada Mei 1998.
8. Sultan Hidayatullah
Lahir pada 1822 di Martapura dan meninggal di Cianjur, Jabar pada 24 November 1904 di usia 82 tahun. Ia adalah salah seorang pemimpin dalam Perang Banjar yang dianugerahkan Bintang Mahaputra Utama dari Pemerintah Republik Indonesia.
9. Letjend Purn. Zaini Azhar Maulani
Beliau lahir di Marabahan, Kalsel pada 6 Januari 1939, seorang penulis di bidang militerm intelijen dan gerakan Islam. Pernah menjadi seorang aktivis Pelajar Islam Indonesia (PII) dan menjabat sebagai Kepala Badan Koordinasi Intelijen Negara hingga 1999. Meninggal dunia pada 5 April 2005.
10. Panglima Batur
Pahlawan Nasional dari Kalimantan selanjutnya adalah Panglima Batur. Beliau lahir pada 1852 di desa Buntok Baru, Kecamatan Teweh Tengah, Barito Utara dan meninggal di usia 53 tahun pada 5 Oktober 1905. Dimakamkan di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Beliau diduga dibunuh oleh Belanda dengan cara digantung. Pada 21 April 1958 makamnya dipindahkan ke kompleks Makam Pahlawan Perang Banjar, Banjarmasin.