Indonesia

5 Penyebab Perang Antar Suku Di Papua Serta Dampaknya

Indonesia memiliki banyak propinsi yang tersebar di berbagai pulau, salah satu propinsi yang terbesar adalah Papua. Propinsi ini letaknya di bagian tengah pulau Papua atau bagian paling timur dari Indonesia. Luas Papua sebesar 808.105 kilometer persegi  membuatnya menjadi pulau terbesar kedua di dunia dan pulau terbesar di Indonesia. Karakteristik budaya di Papua sangat unik, dilihat dari menyatunya pola kepercayaan agama tradisional yang menyerap ke semua aspek kehidupan rakyat Papua.

Masyarakat Papua memiliki pandangan mengenai dunia integral yang hubungannya erat antara satu sama lain, antar dunia materi dan spiritual, sekuler dan sakral dan berfungsi berbarengan. Suku asli Papua terdiri dari 25 kelompok suku dan memiliki bahasa yang berbeda- beda setiap kelompok. Penduduk Papua dapat dibagi dalam kelompok besar dilihat dari mata pencahariannya, yaitu Papua pegunungan atau pedalaman, dataran tinggi, rendah dan pesisir. Tatanan masyarakat Papua terdiri dari banyak kelompok atau suku yang masing – masing memiliki peraturan dan adat yang berbeda.

Penyebab Perang Antar Suku Di Papua

Bisa dikatakan bahwa kehidupan masyarakat Papua masih sangat tradisional, terutama untuk suku – suku pedalaman. Mereka sangat menjaga masuknya dunia luar dan beberapa masih merasa terancam oleh keberadaan pendatang baru, oleh karena itu mereka selalu memiliki senjata yang khas digunakan untuk membela diri berupa pisau belati terbuat dari tulang burung kasuari yang dihiasi bulunya pada bagian hulu belati tersebut. Selain itu mereka juga memiliki busur dan panah. Kebrutalan perang antar suku yang berlangsung di Papua kerap menjadi tajuk utama berita dan  menyebabkan banyak korban berjatuhan. Perang antar suku ini kerap kali terjadi di Papua, dan penyebab perang antar suku di Papua antara lain:

1. Budaya Pembalasan Dendam

Tindakan balas dendam bisa berawal dari beberapa kejadian atau faktor tertentu. Salah satunya adalah keinginan melampiaskan amarah kepada pihak lain. Disana hukum rimba masih berlaku, berupa pembalasan nyawa dengan nyawa, membalas kematian dengan kematian. Ini adalah faktor utama yang memicu pecahnya perang antar suku di Papua dan sulit untuk dihilangkan karena sudah merupakan suatu lingkaran yang sulit terputus.

Balas dendam dalam budaya mereka sudah menjadi suatu hal yang sangat wajar berkaitan dengan nilai – nilai dan budaya yang dianut para masyarakat Papua. Persoalan – persoalan  yang terjadi di Papua pada akhirnya harus dibayar mahal oleh kelompok dan suku dengan kehilangan anggotanya.  Untuk menghilangkan budaya balas dendam ini tentunya bukan hal yang mudah, karena sudah mengakar dengan kuat di dalam kebiasaan rakyat.

2. Isu – isu Tidak Jelas

Banyak beredarnya isu yang tidak jelas kebenarannya dan dipercaya oleh masyarakat antar suku merupakan satu lagi penyebab perang antar suku di Papua. Contohnya, ketika terjadi pembunuhan terhadap satu orang suku A, beredar isu bahwa pembunuhnya adalah orang suku B, padahal sebenarnya tidak jelas siapa pelakunya. Walaupun berita tersebut tidak disertai bukti dan fakta yang cukup, namun warga yang sudah dikuasai kemarahan tidak akan mencari tahu dulu kebenarannya.

Yang dianggap paling penting adalah pembalasan kematian tersebut kepada pihak lain, walaupun mungkin saja pihak lain itu tidak bersalah. Dari beberapa peristiwa perang antar suku, penyebabnya adalah  isu yang masih termasuk isapan jempol dan tidak ada yang mencari tahu kebenaran mengenai isu tersebut lebih dulu. Situasi ini juga terkadang dimanfaatkan oleh beberapa orang oknum untuk mendapatkan keuntungan dari perang antar suku yang terjadi. Beberapa konflik antar suku juga terjadi pada sejarah minangkabau, sejarah great wall china dan juga di Papua pernah terjadi perjuangan pembebasan irian barat yang melegenda dalam sejarah bangsa kita.

3. Kedatangan Warga Baru

Melimpahnya sumber kekayaan alam di Papua menyebabkan banyak orang asing dan pendatang yang berbondong – bondong memasuki Papua untuk mengadu nasib. Propinsi berjuluk Mutiara Hitam ini memiliki salah satu tambang emas terbesar di dunia yang dikelola oleh PT. Freeport. Kaum pendatang yang mencari peruntungan di tanah Papua ini kerap menjadi sumber penyebab perang antar suku di Papua.

Kebanyakan dari pendatang baru ini memiliki kemampuan yang diatas rata – rata para penduduk asli Papua dan juga membawa budaya serta adat dan kebiasaan yang berbeda daripada rakyat Papua tersebut.Keberadaan pendatang baru yang memiliki banyak kelebihan dari segi pendidikan, kesehatan dan lainnya dari penduduk asli membuat rakyat Papua semakin terpinggirkan dan mengalami diskriminasi. Simaklah sejarah freeport dan sejarah berdirinya freeport tersebut.

4. Tingkat Pendidikan Rendah

Keunikan lain dari Papua adalah bentang alamnya yang masih jarang tersentuh tangan manusia, sehingga menyulitkan orang – orang untuk mencapai seluruh pelosoknya terutama di daerah pedalaman. Kondisi inilah yang menyebabkan suku – suku pedalaman tidak mendapatkan akses terhadap pendidikan yang memadai, termasuk juga sarana kesehatan. Tingkat pendidikan yang rendah disinyalir juga turut menyumbang sebagai penyebab perang antar suku di Papua yang sering menjadi konflik berdarah tidak berkesudahan. Tingkat pendidikan maksimal yang diraih oleh masyarakat Papua hanya setingkat SMA, namun tidak merata.

5. Provokasi Pihak Lain

Rendahnya tingkat pendidikan ini akan membuat rakyat mudah diprovokasi dan tidak mudah berpikir kritis dan panjang sebelum bertindak sehingga sangat mudah diprovokasi oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Terutama bagi kaum muda yang masih sangat mudah dihasut karena kurangnya pengalaman hidup sehingga mengabaikan perintah tetua adat yang telah saling bersepakat dan menyatakan untuk menyudahi perang antar suku atau aksi saling berbalas dendam tersebut. Perang antar suku juga terjadi pada sejarah perang Ambon, sejarah Rusia, dan sejarah perang suriah.

Akibat Perang Suku di Papua

Konflik yang berasal dari penyebab perang antar suku di Papua ini telah terjadi selama beberapa tahun terakhir dan tidak hanya terjadi di satu daerah saja melainkan juga terjadi di beberapa daerah dengan penyebab yang berbeda – beda. Dampak yang terjadi dari perang antar suku tersebut antara lain:

  • Kerusakan fasilitas umum di berbagai area di Papua
  • Permukiman warga di Papua yang hancur sebagai akibat sampingan dari perang antar suku tersebut.
  • Korban berjatuhan baik yang tidak bersalah maupun dari pihak – pihak yang bertikai, termasuk korban luka dan tewas.
  • Adanya dampak psikologis bagi korban yang tidak bersalah
  • Masyarakat kehilangan rasa aman karena konflik yang terjadi terus menerus.
  • Timbulnya perpecahan antar masyarakat di Papua
  • Masyarakat kehilangan kepercayaan pada banyak hal, termasuk kepada pemerintah dan sesamanya.

Kerugian yang ditimbulkan akibat konflik yang terjadi seharusnya dapat diminimalkan dengan baik agar tidak kembali terulang. Namun kenyataan yang terjadi justru jauh dari itu. Ketika satu konflik selesai, kemudian akan ada lagi konflik lain yang mengemuka dan meresahkan masyarakat kembali. Kondisi ini akan menimbulkan kesan bahwa negara kita tidak aman padahal kondisi ini tidak terjadi di seluruh wilayah Indonesia.  Untuk itu, pemberian sosialisasi tentang saling menghargai antara adat dan kebiasaan suku yang berbeda perlu terus dilakukan, juga dengan memperbaiki tingkat pendidikan yang bisa dicapai oleh rakyat Papua dengan cara yang lebih efektif. Pengadaan lapangan kerja yang memadai juga diperlukan untuk meminimalkan potensi konflik tersebut.

=Kompas.com, Tempo.co, dan Kpu.go.id Menangkan 02 ?

Devita Retno

Recent Posts

Sejarah Hari Kebangkitan Nasional (20 Mei) dan Kegiatan yang dilakukan

Latar Belakang Hari Kebangkitan Nasional Setiap tanggal 20 Mei rakyat Indonesia memperingati hari kebangkitan nasional…

5 years ago

Sejarah Hari Buruh Internasional ( 1 Mei ) dan Kegiatan yang dilakukan

Latar Belakang Hari Buruh Internasional ( May Day) Demonstrasi dan orasi merupakan hak semua orang…

5 years ago

Kolonialisme dan Imperialisme – Latar Belakang dan Contoh

Mungkin banyak dari kita yang sering membaca atau mendengar istilah kolonialisme dan imperialisme. Selain dari…

5 years ago

Sejarah Organisasi Internasional

Dunia ini memiliki banyak negara. Total ada Negara 193 negara yang ada di dunia ini.…

5 years ago

De Facto dan De Jure – Pengertian – Perbedaan – Contoh Menerapkannya

Kita sering kali mendengar istilah de facto dan de jure. Beberapa di antara kita mungkin…

5 years ago

Silsilah Kerajaan Demak Sebagai Kerajaan Islam Pertama

Kerajaan Demak atau Kesultanan Demak merupakan bagian dari sejarah kerajaan Islam di Indonesia sebagai kerajaan…

5 years ago