Sejarah Masuknya Islam Di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor. Negara Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan penganut agama islam terbesar didunia. Sekitar 85% penduduk indonesia menganut agama islam. Penduduk indonesia juga dikenal ramah dan baik oleh karena itu banyak wisatawan-wisatawan yang berkunjung di Indonesia. Selain untuk berwisata bahari wisatawan juga datang untuk melakukan proses perdagangan. Indonesia memiliki hasil bumi dan laut yang sangat melimpah, ini dikarenakan indonesia terletak pada jalur perdagangan dunia.
Sejarah Masuknya Islam Di Indonesia
Banyak teori yang berpendapat tentang masuknya islam di indonesia. Beberapa ahli mengatakan masuknya islam di indonesia sekitar abad ke-7 Masehi sampai dengan abad ke-8 Masehi. Ada pula yang berpendapat bahwa islam masuk di indonesia pada abad ke-11 sampai abad ke-13 Masehi. Berikut Proses perkembangan agama islam di wilayah indonesia :
1. Perkembangan Islam pada abad ke-7 Masehi
Berita tentang perkembangan islam di indonesia pada abad ke-7 Masehi ini dibawa oleh pedagang-pedagang yang berasal dari arab. Pedagang-pedagang arab menjalin hubungan kerja sama dengan indonesia dalam bidang ekonomi. Para pedagang arab masuk melalui pantai Sumatra Utara atau wilayah Samudra Pasai. Tempat ini dianggap menjadi daerah pertama yang mendapat pengaruh islam. Dari daerah Samudra Pasai menyebar ke Selat Malaka lalu ke pulau Jawa. Berita tentang masuknya islam di indonesia pada abad ke-7 Masehi didasarkan dari berita Dinasti T’ang dari Cina yang menyebutkan bahwa orang-orang Arab dan Persia yang mengurungkan niatnya untuk menyerang Ho Ling dibawah kepemimpinan Ratu Sima pada tahun 647 Masehi.
2. Perkembangan Islam pada abad ke-11 Masehi
Perkembangan Islam pada abad ke-11 Masehi dibuktikan dengan penemuan makam Fatimah Binti Maimun di Leran Manyar, Gresik. Pada makam Fatimah Binti Maimun terdapat prasasti dengan tulisan 1082 Masehi.
3. Perkembangan Islam pada abad ke-13 Masehi
Perkembangan Islam pada abad ke-13 Masehi diperkuat dengan beberapa bukti yaitu :
- Catatan Marcopolo yang menyatakan bahwa menemukan Kerajaan Islam Ferlec di Aceh pada tahun 1292 M.
- K.F.H. van Langen dari Cina yang menyebutkan melihat Kerajaan Pase (mungkin yang dimaksud Kerajaan Pasai) dapa tahun 1298 M.
- R.A Kern, C. Snouck Hurgronje, dan Schrieke lebih cenderung menyimpulkan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-13 M.
- J.P. Moquette dalam De Grafsteen te Pase en Grisse Vergeleken Met Dergelijk Monumenten uit hindoesten, menyatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-13 M.
- Teori Gujarat menyatakan bahwa islam masuk ke Indonesia dibawa oleh pedagang dari Gujarat dan India pada abad ke-13 M.
- Teori Persia yang menyatakan bahwa islam masuk ke Indonesia dibawa oleh pedagang asal Persia yang singgah di Gujarat sebelum ke Indonesia sekitar abad ke-13 M.
Baca Juga :
[accordion]
[toggle title=”Cara Penyebaran Agama Islam Di Indonesia” state=”closed”]
1. Melalui Jalur Perdagangan
Islam masuk ke Indonesia pertama kali melalui jalur perdagangan. Ini dikarenakan letak Indonesia pada jalur perdagangan dunia. Perkembangan perdagangan di Indonesia ini terjadi pada abad ke-7 M antara Timur Tengah, Arab, India, Asia Tenggara, dan Cina. Proses islamisasi dilakukan oleh pedagang-pedagang yang menetap di sekitar pelabuhan untuk membentuk perkampungan muslin seperti contoh pekojan. Proses islamisasi ini pula dipercepat oleh keadaan politik kerajaan hindu, karena pada adipati-adipati kerajaan ingin melepaskan diri dari pemerintah utama kerajaan.
2. Melalui Jalur Perkawinan
Sejarah Masuknya Islam Di Indonesia melalui jalur perkawinan. Dengan perdagangan yang meningkat, pedagang indonesia menjadi kaya dan terhormat. Maka untuk menyebarkan agama islam lebih luas, mereka menikahkan gadis-gadis mereka dengan syarat bersedia untuk memeluk agama islam. Lebih menguntungkan apabila gadis mereka menikah dengan seorang anak raja atau adipati. Dengan demikian anak raja atau adipati itu akan memeluk agama islam dan secara otomatis rakyat dibawah pimpinannya pula akan memeluk agama islam. Seperi contoh pernikahan antara perkawinan Maulana Ishak dengan putri raja Blambangan yang melahirkan Sunan Giri. Pernikahan Raden Rahmat (Sunan Ngapel) dengan Nyai Gede Manila (putri Tumenggung Wilatikta).
3. Melalui Jalur Tasawuf
Tasawuf adalah ajaran ketuhanan yang telah bercampur dengan ajaran magis atau mistik. Para ahli tasawuf memiliki kekuatan untuk menyembuhkan. Para ahli tasawuf juga telah beraga islam terlebih dahulu. Dengan demikian saat melakukan pengobatan pada seseorang mereka juga menyebarkan agama islam. Dalam menyebarkan agama islam para ahli tasawuf mengalami sedikit kesulitan karena pola pikir masyarakat yang masih berorientasi pada agama hindu dan budha. Contoh ahli tasawuf yaitu Hamzah Fansyuri, Nur al Din al Raniri, Sunan Bonang, Sunan Panggung, Abdul al Rauf.
4. Melalui Jalur Pendidikan
Pendidikan islam tertua yaitu pesantren. Mereka disebut dengan santri. Meraka di didik oleh seorang kyai atau ulama. Mereka menjalani pendidikan di pesantren tersebut dalam waktu yang lama. Apabila mereka sudah tamat, mereka akan kembali ke tempat asal mereka kembali. Dan ditempat asal mereka ini, mereka mempunyai kewajiban untuk mengajarkan kembali ilmu yang telah di ajarkan saat menjadi santri. Dengan demikian agama islam tersebar sampai desa-desa terpencil. Pesantren yang telah berdiri pada masa pertumbuhan Islam di Jawa, antara lain Pesantren Sunan Ampel di Surabaya yang didirikan oleh Raden Rahmat (Sunan Ampel) dan Pesantren Sunan Giri yang santrinya banyak berasal dari Maluku (daerah Hitu).
5. Melalui Jalur Seni Budaya
Perkembangan agama islam juga melalui jalur seni budaya, seperti seni bangunan, seni pahat, seni tari, seni musik, dan seni sastra. Seni bangunan seperti masjid, mimbar, ukiran-ukiran yang masih tradisional dan masih bercorak hindu-budha. Hal itu dapat dijumpai pada masjid Agung Demak, Masjid Sendang Duwur Tuban, Masjid Ageng Banten, Majid Baiturahman Aceh dan Masjid Ternate. Menurut cerita Sunan Kalijaga pandai memainkan wayang kulit.
6. Melalui Jalur Dakwah
Penyebaran islam di Indonesia tidak lepas dari pengaruh Wali Songo. Istilah wali adalah sebutan bagi orang-orang yang sudah mencapai tingkat pengetahuan dan penghayatan agama Islam yang sangat dalam dan sanggup berjuang untuk kepentingan agama tersebut. Sesuai dengan zamannya, wali-wali itu juga memiliki kekuatan magis karena sebagian wali juga merupakan ahli tasawuf.
[/toggle]
[/accordion]
Kerajaan Islam Di Indonesia
1. Kerajaan Samudra Pasai
Kerajaan Samudra Pasai berdiri pada abad ke-13 M setelah kehanduran Kerajaan Sriwijaya dengan pendiri bernama Sultan Malik al Saleh. Letak Kerajaan Samudra Pasai berada di daerah Aceh Utara di Kabupaten Lokseumawe. Kerajaan Samudra Pasai merupakan gabungan dari kerajaan Pase dan Peurlak. Pada tahun 1297 Sultan Malik al Saleh wafat dan digantikan oleh Sultan Mahmud sebagai putra Sultan Malik al Saleh dari perkawinannya dengan putri Raja Peurlak. Selanjutnya Kerajaan Samudra Pasai dipimpin oleh Sultan Malik Al Tahir pada tahun 1326. Pada masa pemerintahan Sultan Malik Al Tahir, koin emas sebgai mata uang di Kerajaan Samudra Pasai. Seiring perkembangannya Pasai menjadi pusat perdagangan dan penyebaran agama islam. Setelah Sultan Malik Al Tahir wafat digantikan oleh Sultan Mahmud Malik az- Zahir sampai tahun 1345.
Pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Malik az-Zahir, Kerajaan Perlak telah menjadi bagian dari kedaulatan Pasai, kemudian ia juga menempatkan salah seorang anaknya yaitu Sultan Mansur di Samudera. Namun pada masa Sultan Ahmad Malik az-Zahir, kawasan Samudera sudah menjadi satu kesatuan dengan nama Samudera Pasai yang tetap berpusat di Pasai. Pada masa pemerintahan Sultan Zain al-Abidin Malik az-Zahir, Lide (Kerajaan Pedir) disebutkan menjadi kerajaan bawahan dari Pasai. Sementara itu Pasai juga disebutkan memiliki hubungan yang buruk dengan Nakur, puncaknya kerajaan ini menyerang Pasai dan mengakibatkan Sultan Pasai terbunuh. Namun Kesultanan Pasai sendiri akhirnya runtuh setelah ditaklukkan oleh Portugal tahun 1521 yang sebelumnya telah menaklukan Melaka tahun 1511, dan kemudian tahun 1524 wilayah Pasai sudah menjadi bagian dari kedaulatan Kesultanan Aceh.
Beberapa peninggalan bersejarah dari Kerajaan Samudra Pasai adalah Cakra Donya , Naskah Surat Sultan Zainal Abidin , Makam Sultan Malik al Saleh, Makam Zain al-Abidin Malik az-Zahir, stempel kerajaan Samudra Pasai, Makam Ratu Al-Aqla.
Baca Juga :
2. Kerajaan Aceh Darussalam
Kerajaan Aceh berdiri pada tahun 1514. Sultan Ibrahim atau Ali Mugayat Syah adalah raja pertama Kerajaan Aceh Darussalam. Sultan Ali Mugayat Syah memerintah Kerajaan Aceh Darussalam selama 10 tahun, menurut prasasti yang ditemukan pada batu nisan Sultan Ali Mugayat Syah. Walaupun Sultan Ali Mugayat Syah memimpin hanya sebentar, tetapi beliau membuah kerajaan Aceh Darussalam menjadi kokoh dan besar. Kerajaan Aceh Darussalam terletak didaerah yang sekarang bernama Aceh Besar. Kerajaan Aceh Darussalam berjaya pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda pada tahun 1607 sampai 1636.
Kemunduran Kerajaan Aceh Darussalam disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya ialah makin menguatnya kekuasaan Belanda di pulau Sumatera dan Selat Malaka, ditandai dengan jatuhnya wilayah Minangkabau, Siak, Tiku, Tapanuli, Mandailing, Deli, Barus serta Bengkulu kedalam pangkuan penjajahan Belanda. Faktor penting lainnya ialah adanya perebutan kekuasaan di antara pewaris tahta kesultanan.
Contoh peninggalan prasejarah dari Kerajaan Aceh Darussalam adalah Masjid Raya Baiturrahman, Benteng Indrapatra, Gunongan, Makam Sultan Iskandar Muda, Mariam kerajaan Aceh Darussalam, dan uang emas kerajaan Aceh Darussalam.
3. Kerajaan Demak
Kerajaan islam pertama dipulau jawa adalah Kerajaan Demak yang berdiri dari tahun 1478 dengan pimpinan Raden Patah. Sebelumnya Demak yang masih bernama Bintoro merupakan daerah vasal Majapahit yang diberikan Raja Majapahit kepada Radeen Patah. Daerah kekuasaan kerajaan Demak mencakub Banjar, Palembang, Maluku, serta bagian utara pantai pulau jawa. Pada saat itu ulama memegang peran penting dalam masyarakat dengan pengangkatan Sunan Kalijaga dan Ki Wanalapa sebagai penasehat kerajaan. Pada tahun 1507 Raden patah digantikan oleh putranya yaitu Pati Unus.
Pati Unus masih banyak mengalami kegagalan saat memimpin kerajaan Demak. Namun karena keberanian Pati Unus untuk menyerang portugis yang berada di Malaka, maka Pati Unus dijuluki sebagai Pangeran Sabrang Lor. Pada tahun 1521 Pati Unus wafat dan digantikan oleh adiknya bernama Trenggana, dan mengalami masa kejayaan. Kerajaan Demak mengalami kehancuran karena terjadi perang saudara untuk memperebutkan tahta di Kerajaan Demak.
Contoh peninggalan bersejarah Kerajaan Demak adalah Masjid Agung Demak, Pintu Bledek, Soko Tatal dan Soko Guru, Bedug, Kentongan, Situs Kolam Wudhu, Makrusah, Dampar Kencana, Piring Campa.
4. Kerajaan Islam Panjang
Kerajaan Islam Panjang didirikan oleh Sultan Adiwijoyo atau Jaka Tingkir pada tahun 1568. Sultan Adi Wijaya berhasil mengalahkan Arya Penangsang dan memindahkan kerajaan demak ke daerah panjang, dan inilah awal mula berdirinya kerajaan Islam Panjang. Setelah Sultan Adi Wijaya wafat pada tahun 1582 dan digantikan oleh putranya yitu Pangeran Benowo. Tetapi Pangeran Arya Pangiri dari Demak mencoba untuk merebut kekuasaan di kerajaan Islam Panjang dari tangan Pangeran Benowo tapi mengalami kegagalan. Lalu Pangeran Benowo menyerahkan tahta kepada saudara angkatnya bernama Sutowijoyo. Namun Sutowijoyo memindahkan Kerajaan Islam Panjang ke daerah mataram dan menjadi awal kehancuran kerajaan Islam Panjang.
Baca Juga :
- Sejarah Benua Antartika
- Sejarah Brunei Darussalam
- Sejarah Kabah
- Sejarah Grand Canyon di Amerika Serikat
5. Kerajaan Islam Mataram
Kerajaan Islam Mataram didirikan oleh Sutowijoyo pada tahun 1586. Kerajaan Islam Mataram terletak di Kotagede, sebelah tenggara kota Yogyakarta. Pada tahun 1601 Sutowijoyo wafat dan digantikan oleh Mas Jolang atau Penembahan Seda ing Krapyak. Pada pemerintahan Mas Jolang atau Penembahan Seda ing Krapyak banyak terjadi pemberontokan. Lalu Mas Jolang atau Penembahan Seda ing Krapyak mengirimkan pasukan tentara untuk melawan pemberontakan itu. Sayangnya sebelum selesai untuk menumpas pemberontakan, Mas Jolang wafat terlebih dahulu. Lalu Mas Jolang digantikan oleh Adipati Martapura, tetapi akhirnya Adipati Martapura wafat karena sakit-sakitan. Setelah itu digantikan oleh Mas Rangsang, dan mengalami kenaikan di beberapa sektor. Mas Rangsang sebagai raja yang lebih terkenal dengan sebutan Sultan Agung.
Peninggalan Bersejarah dari Kerajaan Oslam Mataram yaitu Sastra Gendhing karya dari sultan Agung, Tahun Saka, Kerajinan perak, Kalang Obong, Kue Kipo, Batu Datar, Pakaian kyai Gundhil, Gapura Makan Kotagede.
6. Kerajaan Islam Cirebon
Pada tahun 1522 berdiri kerajaan Islam Cirebon dengan pendiri dan menjadi rajanya bernama Raden Fatahillah. Ia sangat berjasa dalam mengislamkan Jawa Barat. Di bawah pemerintahan Raden Fatahillah kerajaan Islam Cirebon mencapai kejayaan. Daerah kekuasaanya bertambah luas, dan Kerajaan Islam Cirebon menjalin hubungan yang baik dengan kerajaan Islam Mataram. Pada thaun 1570 Raden Fatahillah wafat dan selanjutnya digantikan oleh putranya bernama pangeran Pasarean. Dalam perkembangannya kemudian pada tahun 1679 kerajaan Islam Cirebon dibagi menjadi dua kerajaan yaitu Kasepuhan dan Kanoman.
Pada masa itu pula VOC ingin menduduki daerah Cirebon, maka VOC menggunakan siasat Devide Et Impera dan membagi Kerajaan Islam Cirebon yang semula telah dibagi dua menjadi dibagi tiga yaitu Kasepuhan, Kanoman, dan Kacirebonan. Keadaan ini menyebabkan kerajaan Islam Cirebon semakin terpuruk. Makan pada abad ke-7 kerajaan Islam Cirebon dikuasai oleh VOC.
Peninggalan Bersejarah dari Kerajaan Islam Cirebon adalah Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, Keraton Kacirebonan, Masjid Sang Cipta Rasa, Masjid Jami Pakuncen, Makam, Benda Pusaka.
7. Kerajaan Islam Banten
Kerajaan Islam Banten didirikan oleh Hasanudin pada tahun 1552 di Banten. Ia mendapat mandat untuk memimpin Kerajaan Islam Banten oleh ayahnya, Raden Fatahillah. Kerajaan Islam Banten dibawah pimpinan Hasanudin semakin kuat dan memperluas daerah kekuasannya. Hasanudin dan ayahnya sangatlah giat dalam menyiarkan agama islam sewaktu Kerajaan Pakuan Pajajaran masih menganut agama hindu. Ini menyebabkan Kerajaan Pakuan Pajajaran semakin lemah dan terpuruk. Hasanudin memperluas daerah kekuasaan hingga lampung dan mempersunting Putri Sultan Indrapura.
Setelah Hasanudin wafat digantikan oleh Pangeran Yusuf sebagai anaknya. Pada tahun 1580 Pangeran Yusuf wafat dan digantikan oleh Maulana Muhamad. Di bawah pimpinan Maulana Muhamad, Kerajaan Islam Banten memperluas daerah kekuasaannya hingga ke Palembang. Palembang saat itu dipimpin oleh Ki Gede Ing Suryo yang berasal dari surabaya, dan hampir jatuh ke tangan kerajaan Islam Banten. Namun ditengah peperangan Maulana Muhamad gugur, dan tentara dikembalikan ke Banten.
Setelah Maulana Muhamad wafat, seharusnya digantikan oleh anaknya Abdul Mufakir. Namun waktu itu Abdul Mufakir baru berusia 5 bulan, maka kerajaan islam Banten dipimpin oleh seorang mangkubumi. Setelah Abdul Mufakir dewasa, beliau memimpin kerajaan didampingi oleh Pangeran Ranamenggala dan mengalami masa kejayaan sampai pada tahun 1600. Kemunduran kerajaan Islam Banten terjadi sejak masa pemerintahan Sultan Abdul Mufakkir di mana Belanda terus melakukan blokade-blokade yang mengakibatkan sempitnya ruang gerak kerajaan Islam Banten.
Peninggalan bersejarah dari kerajaan Islam Banten adalah Masjid Agung Banten, Istana Keraton Kaibon Banten, Istana Keraton Surosowan Banten, Benteng Speelwijk, Danau Tasikardi, Vihara Avalokitesvara, Meriam Ki Amuk, Mahkota Binokasih, Keris Penunggul Naga, Keris Naga Sasra.
8. Kerajaan Islam Banjar
Kerajaan Islam Banjar berdiri pada tahun 1520 di provinsi Kalimantan Selatan dibawah pimpinan Raden Samudra. Kemunculan kerajaan Islam Banjar berhubungan erat dengan runtuhnya Kerajaan Nagaradaha (Kerajaan Daha) yang saat itu menguasai daerah banjar. Dengan bantuan kerajaan Islam Demak, Kerajaan Islam Banjar dapat meruntuhkan kerajaan Daha. Untuk mendapatkan bantuan dari Kerajaan Demak, Kerajaan Islam Banjar harus memeluk agama islam. Poses islamisasi dilakukan oleh kerajaan Demak dengan cukup pesat. Masyarakat suku bugis disungai bagian Timur Kalimatan banyak menganut agama islam. Di kerajaan Islam Banjar terdapat ulama yang sangat terkenal yaitu Syeh Muhammad Arsyad al-Banjari.
Setelah Raden samudra wafat digantikan oleh Sultan Rahmatullah (1545-1570) , lalu Sultan Hidayatullah (1570-1595), Sultan Mustain Billah (1595-1620), Ratu Agung bin Marhum (1620-1637), Ratu Anum (1637-1642), Adipati Halid (1642-1660), Amirullah Bagus Kusuma (1660-1663), Pangeran Adipati Anum ( 1663-1679), Sultan Tahlilullah (1679-1700), Sultan Tahmidullah (1700-1734), Pangeran Tamjid bin Sultan Agung (1734-1759), Pangeran Muhammad Aliuddin Aminullah (1759-1761), Pangeran Nata Dilaga (1761-1801), Sultan Suleman Al Mutamidullah bin Sultan Tahmidullah (1801-1825), Sultan Adam Al Wasik Billah bin Sultan Suleman (1825-1857), Pangeran Tamjidillah (1857-1859), Pangeran Antasari (1859-1862), dengan raja Kerajaan Islam Banjar terakhir yaitu Sultan Muhammad Seman (1862-1905).Peninggalan Bersejarah Kerajaan Islam Banjar adalah Candi Agung Amuntai dan Masjid Sultan Suriansyah.
Baca Juga :
- Sejarah Danau Toba
- Sejarah Colosseum
- Sejarah Petra (Yordania)
9. Kerajaan Sukadana atau Tanjungpura
Ibukota Kerajaan Tanjungpura beberapa kali mengalami perpindahan dari satu tempat ke tempat lainnya. Beberapa penyebab Kerajaan Tanjungpura berpindah ibukota adalah terutama karena serangan dari kawanan perompak (bajak laut) atau dikenal sebagai Lanon. Konon, pada masa itu sepak-terjang gerombolan Lanon sangat kejam dan meresahkan penduduk. Kerajaan Tanjungpura dipimpin oleh Sultan Muhammad Zainuddin (1665– 1724). Gusti Kesuma Matan atau Giri Mustika atau Sultan Muhammad Syaifuddin/Raden Saradipa/Saradewa (1622–1665) menjadi raja terakhir yang memimpin kerajaan Islam Sukadana atau Tanjungpura.
Bukti Peninggalan bersejarah kerajaan Islam Sukadana atau Tanjungpura adalah adanya Negeri Batu, makam tua di kota yang pernah ditempati kerajaan Sukadana.
10. Kerajaan Islam Ternate
Di Maluku terdapat 4 kerajaan yaitu Ternate, Tidore, Obi, dan Bacan. Dari keempat kerajaan tersebut Ternate dan Tidore merupakan kerajaan yang berkembang cepet karena sumber sempah-rempah yang sangat besar. Kerajaan Islam Ternate terletak di Maluku Utara dengan raja pertama adalah Sultan Marhum(1465 – 1486). Banyak para pedagang datang untuk melakukan perdagangan di Kerajaan Ternate, dan selain bertransaksi perdagangan mereka juga menyebarkan agama islam. Setelah Sultan Mahrum wafat digantikan oleh Sultan Harun. Pada masa pemerintahannya banyak pedagang Portugis yang membuat onar dan ingin menguasai rempah-rempah yang dihasilkan oleh Kerajaan Ternate. Banyak terjadi pertempuran antara orang-orang Portugis dengan tentara Kerajaan Ternate. Sampai akhirnya Sultan Harun membuat perjanjian perdamaian dengan Portugis. Namun saat melakukan perjanjian perdamaian, Sultan Harun di jebak dan dibunuh oleh orang-orang Portugis.
Sultan Harun digantikan oleh putranya yang bernama Sultan Baabullah. Sultan Baabullah sangat marah dengan perlakuan orang-orang Portugis terhadap ayahnya. Selama 4 tahun lamanya terjadi pertarungan antara pasukan Sultan Baabulah dengan Portugis, akhirnya Portugis mengakui kekalahannya dan harus pergi dari Kerajaan Ternate. Kerajaan Ternate mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Baabullah.
Sepeninggal Sultan Baabulah pada tahun 1583, ia digantikan oleh purtanya yang bernama Sahid Barkat. Namun lama-kelamaan kerajaan Ternate mengalami keruntuhan karena tidak mampu melawan Spanyol dan VOC.
Peninggalan bersejarah kerajaan Islam Ternate adalah Istana Sultan Ternate, Masjid Jami Sultan Ternate, Makam Tua, Al-Quran tulisan raja, tempat berdoa, singgasana, tombak, pedang, senapan, tameng.
11. Kerajaan Islam Tidore
Kerajaan Islam Tidore terletak di sebelah selatan kerajaan Ternate. Berdiri pada tahin 1801 dengan raja pertama yaitu Muhammad Naqil. Agama islam menjadi agama resmi kerajaan Tidore dan disahkan oleh raja Tidore ke-11 yaitu Sultan Djamalludin berkat dakwah dari Syekh Mansur dari Arab. Kerajaan Tidore juga dikenal sebagai penghasil rempah-rempah terbesar di Maluku. Banyak bangsa Eropa yang melakukan perdagangan di kerajaan Tidore seperti Spanyol, Portugis dan Belanda. Kesrajaan Islam Tidore mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Nuku (1780-1805 M).
Dengan sumber rempah-rempah yang banyak dari Tidore dan Ternate membuat Spanyol mengadu domba dua kerajaan maju ini. Hal ini menyebabkan 2 persekutuan yang memecah belah persatuan masyarakat Maluku. Persekutuan 5(=uli-Lima) dipimpin oleh Ternate dan Persekutuan 9(=uli-Siwa) dipimpin oleh Tidore. Namun dua kerajaan ini sadar bahwa hanya di adu domba dan tidak mau beemusuhan dengan negra sendiri. Maka mereka menyatukan kekuatan untuk mengusir Spanyol dari Maluku. Tapi kemenangan itu hanyalah sementara, karena VOC berhasil menguasai Maluku dengan strategi yang rapi, teratur, dan kuat. Peninggalan bersejarah Kerajaan Islam Tidore adalah Benteng Tore, Keraton Tidore.
12. Kerajaan Islam Makassar
Di Sulawesi Selatan terdapat beberapa kerajaan Gowa, Bone, Waju, Luwu, Tallo, dan Soppeng. Namun kerajaan Gowa dan Tallo mengalami perkembangan yang pesat. Dikarenakan letak Gowa dan Tallo yang berada ditengah jalur pelayaran. Maka raja kedua kerajaan maju itu memutuskan untuk bergabung dan mendirikan Kerajaan Islam Makassar dengan raja pertamanya adalah Sultan Alauddin. Kerajaan Islam Makassar ini pula giat dalam menyebarkan agama islam. Kerajaan Islam Makassar mencapai puncak kejayaannya ketika diperintah Sultan Hasanuddin berkuasa (tahun 1654-1669). Sultan Hasanuddin adalah cucu dari Sultan Alauddin. Namun Belanda tidak begitu saja menyerah untuk menguasai kerajaan Makassar. Sultan Hasanuddin sangat gigih dan kuat untuk menghadapi Belanda.
Saat terjadi perseteruan antara Sultan Hasanuddin dengan Aru Palaka (Raja Bone dan Raja Soppeng) dimanfaatkan oleh Belanda untuk melakukan adu domba. Belanda memihak pada Aru Palaka dan memerangi Sultan Hasanuddin. Dalam peperangan ini makassar hampir jatuh ketangan Belanda dan Aru Palaka, mengakibatkan Sultan Hasanuddin membuat perjanjian damai yang dikenal dengan Perjanjian Bongaya pada tahun 1667.
Walaupun sudah menandatangani perjanjian damai, Belanda tetap licik dan kembali menyerang Makassar. Pada tahun 1669 Sultan Hasanuddin menyerah kepada Belanda dan menjadi awak kehancuran Kerajaan Islam Makassar. Peninggalan bersejarah Kerajaan Islam Makassar adalah Benteng Ford Ratterdam, Batu Pallantikang, Masjid Katangka, Kompleks Makam Katangka, Makam Syekh Yusuf.
Banyak sekali kerajaan-kerajaan islam yang ikut serta dalam penyebaran agama islam. Maka kita sebagai generasi penerus islam harus giat pula melakukan perintah Allah SWT dan menghindari larangan-Nya.
[accordion]
[toggle title=”artikel terkait” state=”closed”]
- Sejarah Kerajaan Kutai
- Sejarah Kerajaan Majapahit
- Sejarah Islam di Indonesia
- Candi Peninggalan Agama Hindu
[/toggle]
[toggle title=”Artikel Lainnya”]
- Sejarah Brunei Darussalam
- Sejarah Colosseum
- Sejarah Istana Al Hamra
- Sejarah Gitar
- Sejarah Alat Musik Angklung Jawa Barat
- Sejarah Danau Toba
- Sejarah Nazi
- Sejarah Kota Tua Jakarta
- Sejarah Microsoft Word
- Sejarah Patung Pancoran
- Sejarah Timor Timur
- Sejarah PETA (Pembela Tanah Air)
- Sejarah Jembatan Ampera
- Sejarah Benua Australia
- Sejarah Hari Ibu
- Sejarah Benua Amerika
[/toggle]
[/accordion]