Zaman Prasejarah di Indonesia dibagi menjadi zaman batu dan zaman logam. Klasifikasi ini didasarkan pada alat-alat yang digunakan pada masa itu. Dinamakan zaman batu karena semua alat yang digunakan masih menggunakan batu, dan dinamakan zaman logam karena alat-alat yang digunakan sudah mulai menggunakan bahan logam. Zaman batu dibagi lagi menjadi zaman paleolitikum, zaman mesolitikum, dan zaman neolitikum. Sedangkan zaman logam terbagi menjadi zaman tembaga, zaman perunggu, dan zaman besi. Pada pembahasan kali ini akan difokuskan pada ciri zaman mesolitikum.
Zaman paleolitikum dikenal juga dengan zaman batu tua, zaman mesolitikum sebagai zaman batu tengah, dan zaman neolithikum sebagai zaman batu muda. Setiap zaman ini akan memberikan sejarah manusia purba yang berbeda pula. Manusia pada zaman paleolitikum tergolong rendah dalam hal peradaban. Kehidupan manusia paleolitikum tergantung pada proses mengumpulkan makanan. Alat-alat yang digunakan juga masih berasal dari batu dengan pahatan kasar.
Dari waktu ke waktu, peradaban manusia paleolitikum mendapat pengaruh dari daratan Asia sehingga semakin lebih baik. Pada saat inilah manusia mulai memasuki zaman mesolitikum. Zaman mesolitikum merupakan waktu peralihan dari zaman paleolitikum ke zaman neolitikum. Pada zaman ini, manusia mulai mengenal tentang pahatan halus dan tajam pada batu yang mereka gunakan untuk beraktivitas. Beberapa ciri yang dapat membedakan zaman ini dengan zaman yang lain ditunjukkan melalui ciri zaman mesolitikum berikut.
1. Mempunyai tempat tinggal agak tetap
Manusia pada zaman paleolitikum bertahan hidup dengan cara berpindah-pindah tempat (nomaden). Mereka bertahan hidup di tempat yang menyediakan banyak makanan untuk mereka. Hal ini berbeda dengan kehidupan manusia pada zaman mesolitikum. Perbedaan yang paling terlihat pada zaman mesolitikum jika dibandingkan dengan zaman sebelumnya yaitu manusianya mulai mempunyai tempat tinggal. Manusia pada masa ini mulai menetap pada suatu daerah akan tetapi tidak selamanya. Mereka tetap masih berpindah namun tidak seperti pada zaman paleolitikum. Karena mulai agak menetap, manusia pada masa ini pun mulai membangun tempat tinggal semi permanen untuk tempat mereka berlindung. Tempat yang mereka pilih adalah di sekitar tepi pantai dan dalam goa. Manusia zaman mesolitikum lebih senang menetap di tepi pantai dengan alasan agar bisa dekat dengan sumber air. Selain itu, dengan tinggal di tepi pantai mereka mempunyai persediaan makanan yang mencukupi.
2. Mampu membuat kerajinan
Manusia pada zaman ini sudah mulai berkreasi untuk membuat kerajinan dari tanah liat. Pada zaman paleolitikum, alat-alat yang digunakan hanyak dari batu dan tulang hewan. Akan tetapi pada zaman ini mereka mulai membuat alat-alat sederhana dari gerabah (tanah liat). Hal ini juga disebabkan oleh kehidupan mereka yang mulai agak menetap. Kondisi alam pun sudah membuat mereka merasa lebih tenang untuk menjalani kehidupan dan mulai berkreasi membuat kerajinan. Kerajinan pada zaman mesolitikum dibuat dengan cara memilin dan menumpuk tanah liat menggunakan tangan. Tahap akhir pembuatan gerabah ini adalah dengan membakarnya. Cara sederhana ini sudah menunjukkan kemajuan peradaban manusia pada akhir zaman mesolitikum. Bahkan pada zaman ini diduga sudah ada bentuk perhiasan berupa cincin dari batu.
3. Bercocok tanam
Manusia pada masa paleolitikum hanya melakukan kegiatan mengumpulkan makanan. Mereka mencari makanan yang siap mereka santap setiap kali ingin makan. Pada zaman mesolitikum, ada perbedaan dalam hal makanan. Manusia pada zaman mesolitikum melakukan aktivitas bercocok tanam untuk memenuhi kebutuhan makan mereka. Walaupun begitu, mereka belum meninggalkan aktivitas mengumpulkan makanan. Kegiatan cocok tanam mereka lakukan dengan alat yang sederhana. Namun hal ini sudah menunjukkan kemajuan yang luar biasa jika dibandingkan pada zaman sebelumnya.
4. Mempunyai kebudayaan
Manusia pada zaman mesolitikum mulai mempunyai kebudayaan. Ciri zaman mesolitikum yang satu ini ditunjukkan dari ditemukannya beberapa peninggalan, yaitu kjokkenmodinger, kapak genggam sumatera, hachecourt, alu dan lesung, pisau batu, dan pipisan. Kjokkenmodinger merupakan bentuk kebudayaan yang berupa sampah dapur. Penelitian mengenai kjokkenmodinger dilakukan oleh van Stein Callenfeis. Pada zaman mesolitikum, manusia mulai bercocok tanam dan membuat makanan secara sederhana. Bentuk kebudayaan kjjokkenmodinger ini ditemukan di sepanjang pantai timur Pulau Sumatera.
Kjokkenmodinger yang ditemukan oleh peneliti adalah berupa tumpukan kerang dan bekicot yang mencapai tinggi 7 meter. Di tempat yang sama, peneliti juga menemukan kapak genggam yang diduga merupakan alat untuk memecah kerang. Kapak genggam ini berbeda dengan kapak genggam pada zaman paleolitikum. Kapak genggam ini bagian dalamnya sudah dipertajam sesuai dengan kebutuhannya saat itu.
Kapak genggam sumatera merupakan kapak yang dibuat dari batu kali dengan bagian ujung yang tajam. Selain dibuat dari batu kali, ada pula kapak pendek yang dinamakan hachecourt. Sedangkan pipisan merupakan batu yang digunakan untuk menggiling disertai dengan landasan. Pipisan ini dipercaya untuk menggiling makanan. Pipisan juga digunakan untuk menghaluskan cat merah yang biasa digunakan dalam ritual keagamaan.
5. Abris sous roche
Abris sous roche merupakan sebuah gua seperti ceruk batu karang. Tempat inilah yang biasanya digunakan untuk tempat tinggal manusia zaman mesolitikum. Sama dengan kjokkenmodinger, penelitian tentang abris sous roche dilakukan oleh van Stein Callenfeis. Daerah dimana abris sous roche ini ditemukan antara lain di Goa Lawu, Ponorogo, Lamancong (di Sulawesi Selatan), Timor, dan Rote. Di tempat ditemukannya abris sous roche, juga ditemukan beberapa peninggalan seperti kapak pendek, kapak sumatera, dan alat-alat yang terbuat dari tulang. Abris sous roche adalah salah satu peninggalan zaman praaksara yang paling terkenal.
6. Kebudayaan bacson-hoabinh
Ciri zaman mesolitikum selanjutnya adalah adanya kebudayaan bacson-hoabinh. Bukti kebudayaan ini ditemukan oleh pada peneliti di dalam gua tempat tinggal manusia zaman itu. Beberapa gua tersebut berada di Sumatera Timur, Malaka, Indo-China, dan Siam. Kebudayaan ini berupa alat-alat yang terbuat dari batu kali. Selain itu, kebudayaan bacson-hoabinh juga meliputi penguburan orang meninggal di gua dan bukit kerang. Pada zaman itu, jenazah diberi cat merah yang bertujuan untuk mengembalikan hayat mereka kepada kaum mereka yang masih hidup. Khusus untuk kebudayaan ini ditemukan di sekitar Medan hingga Aceh.
Para peneliti membagi kebudayaan bacson-hoabinh ini ke dalam dua jenis yaitu kebudayaan pebble dan kebudayaan flakes. Kebudayaan pebble merupakan jenis kebudayaan yang berupa alat-alat dari tulang yang masuk ke Indonesia melalui jalur sebelah barat. Sedangkan kebudayaan flakes adalah jenis kebudayaan yang masuk ke Indonesia melalui jalur sebelah timur.
7. Kebudayaan toala
Kebudayaan lainnya yang merupakan ciri pada zaman mesolitikum adalah kebudayaan toala. Ciri dari kebudayaan toala ini adalah alat-alatnya terbuat dari batuan sejenis batu api. Selain itu, kebudayaan ini juga memuat perlakuan kepada jenazah. Jenazah dikebumikan di dalam gua, dan nantinya tulang-belulang jenazah yang bersangkutan diberikan kepada ahli waris. Pada umumnya, tulang ini akan dijadikan kalung bagi kerabat wanita.
8. Kebudayaan Tulang Sampung
Selain alat-alat yang terbuat dari batu, ada juga alat-alat yang digunakan manusia zaman mesolitikum yang terbuat dari tulang. Bukti kebudayaan tulang sampung ini ditemukan di Gua Lawa (Sampung, Ponorogo). Peneliti menamakan kebudayaan ini sebagai kebudayaan tulang sampung karena sebagian besar bukti kebudayaan ini ditemukan di daerah Sampung. Penelitian mengenai kebudayaan tulang sampung ini juga dilakukan oleh van Stein Callenfeis.
9. Lukisan gua
Satu lagi ciri zaman mesolitikum adalah manusia pada zaman ini mulai membuat lukisan gua. Hal ini sesuai dengan tempat tinggal mereka yang mulai menetap di dalam gua. Lukisan yang dibuat di dinding gua ditujukan untuk ritual kepercayaan. Beberapa ritual yang digambarkan dalam lukisan gua tersebut adalah upacara inisiasi, upacara meminta hujan, dan upacara meminta kesuburan. Selain itu, lukisan gua juga menggambarkan beberapa peristiwa penting yang terjadi di sekitar mereka. Bukti lukisan gua ini ada di wilayah Papua yang ditemukan oleh Roder dan Galis. Lukisan gua ini juga sudah menggunakan teknik pewarnaan yaitu warna merah, warna putih, dan warna hitam.
10. Manusia berjenis Homo Sapiens
Pada zaman mesolitikum, manusianya lebih cerdas jika dibandingkan dengan masa sebelumnya. Manusia pada zaman mesolitikum adalah homo sapiens. Homo sapiens adalah satu dari jenis-jenis manusia purba di Indonesia. Kecerdasan manusia pada zaman ini ditunjukkan dari kebudayaan yang mulai berkembang. Selain itu, mereka juga mulai melakukan pembagian pekerjaan. Kaum laki-laki bertugas mengumpulkan makanan, dan kaum wanita menetap di rumah untuk membuat kerajinan dan menjaga anak-anak. Kerajinan yang dibuat pada zaman mesolitikum antara lain berupa anyaman.
11. Mempunyai kepercayaan
Satu lagi ciri pada zaman mesolitikum yang juga menunjukkan kemajuan peradaban manusianya adalah mulai mengenal dan mempunyai kepercayaan. Berbagai macam lukisan gua yang ditemukan menunjukkan bahwa manusia zaman mesolitkum sudah mempunyai kepercayaan. Mereka percaya bahwa nenek moyang mereka mempunyai kekuatan magis yang mampu untuk menolak roh-roh jahat. Prosesi pemakaman juga menunjukkan bahwa akan ada kehidupan baru di alam baka. Itulah mengapa ketika prosesi pemakaman mereka menyertakan perhiasan dan kapak yang indah. Bukti mengenai adanya proses pemakaman ditemukan di Gua Lawa, Sampang.
Manusia pada zaman mesolitikum selanjutnya mendapat pengaruh dari Melayu Astronesia. Penyebab ini kemudian membuat peradaban manusia lebih modern. Manusia pada zaman neolithikum mulai bercocok tanam dengan teknik yang lebih maju, beternak, dan mulai membuat makanan sendiri. Selain itu, mereka juga mulai menetap secara permanen di suatu tempat dengan sistem pengorganisasian untuk mengatur kehidupan.
Itulah penjelasan mengenai ciri zaman mesolitikum. Pada zaman mesolitikum ini sudah ada beragam kebudayaan yang menunjukkan adanya kemajuan kehidupan, baik dari tatanan sosial hingga teknologi. Semoga artikel mengenai ciri pada zaman mesolitikum ini bermanfaat. Terima kasih.