Rempah-rempah merupakan barang bernilai tinggi dan harga jualnya pun mahal di tanah Eropa. Tapi di suatu masa, Sultan Mehmet Al-Fatih dari Kekhalifahan Ottoman berhasil menaklukkan Konstantinopel yang kita kenal sekarang bernama Istanbul. Sehingga para bangsawan dan para pedagang Eropa kebingungan bagaimana cara menuju timur. Mereka merasa jalur menuju timur sudah tertutup oleh penaklukkan Sultan Mehmet Al-Fatih. Sehingga berbekal teori heliosentris dari Copernicus yang didukung oleh Galileo Galilei, semangat gold glory gospel dan beberapa hal lain, para penjelajah berlayar dari Eropa ke arah barat melalui Samudra Atlantik hingga melewati Samudra Pasifik dan ada pula yang ke arah selatan melalui Samudra Atlantik hingga mengarungi Samudra Hindia di timur. Negara-negara Eropa yang memulai penjelajahan ini adalah Spanyol, Portugal, Inggris, Perancis dan Belanda.
Setelah berlayar jauh, Belanda mendapatkan Nusantara sebagai tanah kolonialnya. Sehingga Nusantara termasuk teritori dari Kekaisaran Belanda. Mereka mengeruk sumber daya alam dan sumber daya manusia di Nusantara. Setelah sukses dengan praktik kolonialisme, mereka langsung menerapkan praktik imperialisme. Mereka mendirikan Vereenigde Oost-Indische Compagnie atau Perusahaan Dagang Hindia Timur dan biasa disingkat dengan VOC. VOC merupakan perpanjangan tangan dari Kekaisaran Belanda untuk menerapkan imperialisme.
Mereka mengadu para bangsawan dan etnis di Nusantara dengan politik devide et impera. Belanda benar-benar mengacaukan Nusantara hingga karma yang mengacaukan bangsa mereka di era perang dunia kedua. Belanda di tanah Eropa harus dijajah oleh Nazi Jerman sedangkan di Nusantara harus ditendang keluar oleh Kekaisaran Jepang. Kejayaan Belanda harus berakhir ketika kolonialisme mulai dihapuskan dari dunia ini. Beda jauh dari kondisi awal dulu ketika mendarat di Nusantara. Berikut adalah awal penjajahan Belanda di Indonesia yang memunculkan sejarah-perang-aceh-melawan-belanda dan sejarah-perang-banjar.
Ekspedisi Pertama Belanda ke Indonesia
Kondisi politik di Eropa yang tidak menentu. Sehingga Belanda yang dulunya membeli rempah dari Portugal tapi kini harus berperang melawan Portugal. Pasokan rempah pun terhenti. Pada tahun 1592, seorang pembuat peta bernama Petrus Plancius membuat serangkaian peta yang menunjukkan rute ke Hindia. Belanda yang merasa terbantu dengan ini, tentu sangat menyambut baik.
Tiga pedagang dari Amsterdam melakukan pertemuan untuk merencanakan sebuah pelayaran ke tanah rempah-rempah di Indonesia. Tiga pedagang ini bernama Hendrick Carel, Jan Jansz Carel dan Reynier Pauw. Langkah pertama yang dilakukan para pedagang ini adalah mengirim sepupu mereka yang bernama Cornelis de Houtman ke Lisbon dan menyamar sebagai pedagang. Misinya untuk mengonfirmasikan peta buatan Petrus Plancius dan mencari informasi lebih lanjut tentang perjalanan ke Hindia Timur dan tanah Hindia Timur itu sendiri. Seorang pelaut bernama Jan Huyghen van Linschoten yang bekerja sama dengan seorang penjelajah bernama Bernardus Paludanus menyelesaikan sebuah laporan perjalanan yang menerangkan informasi tentang Hindia Timur yang mengonfirmasikan semua peta Plancius. Setelah selesai, Houtman kembali dari Lisbon.
Para pedagang Amsterdam sudah memiliki semua informasi dan mereka merekrut enam pedagang lain. Mereka menciptakan sebuah perusahaan. Perusahaan ini mampu mendapatkan 290.000 gulden. Mereka menggunakan uangnya untuk membuat empat kapal bernama Amsterdam, Mauritius, Hollandia, dan Duyfken.
Setelah semua siap, para navigator dilatih oleh Petrus Plancius dan berangkat dengan Kepala navigator yang bernama Pieter Dirkszoon Keyser. Empat kapal Belanda ini mulai mengangkat jangkar dari pelabuhan Texel pada tanggal 2 April 1595. Mereka melintasi Kepulauan Canaria dan mendarat di Isla de Mayo. Tapi perjalanan terhambat karena angin mati sehingga kemajuannya cenderung lambat. Pada Oktober, mereka mendarat di Madagaskar. Perjalanan semakin buruk dan terpaksa tinggal selama enam bulan. 71 Awak kapal banyak mati karena. Bahkan nakhoda Hollandia yang bernama Jan Dignumsz juga ikut meninggal.
Ekspedisi Kedua Belanda ke Indonesia
Orang-orang Belanda belum menyerah untuk menemukan tanah rempah-rempah hingga masa-penjajahan-belanda-di-indonesia. Mereka melakukan ekspedisi kedua. Di bawah pimpinan Laksamana Jacob van Neck terpilih sebagai dan Wakil Laksamana Wybrand van Warwyck. Pelayaran disertai oleh kapal Hollandia dan Mauritius yang juga ditemani oleh enam kapal lain. Pada 1 Mei 1598, armada tersebut mengangkat jangkar dari Texel. Di awal pelayaran keadaan masih baik dan mereka berhasil mengelilingi Tanjung Harapan dalam waktu tiga bulan. Namun, akhirnya badai besar menyerang armada tersebut hingga pecah menjadi dua bagian. Kapal lain di bawah pimpinan Warwyck tidak bisa mendarat di Madagaskar karena serangan badai.
Van Neck dan ketiga kapalnya akhirnya berhasil sampai di kota Banten pada 25 November. Para penjejalah dari Belanda ini mendapat sambutan baik hingga beraliansi dengan Banten bahkan menjalin beraliansi untuk menghajar orang-orang Portugal. Berkat aliansi ini juga, Belanda berhasil mengisi ketiga kapalnya penuh dengan rempah-rempah hanya dalam waktu sebulan. Kemudian Warwyck datang di Banten. Salah satu kapal Warwyck diisi rempah-rempah dan Van Neck pun pulang ke Belanda. Van Neck berhasil membawa hampir satu juta pon rempah-rempah.
Berdirinya VOC di Indonesia
Segera setelah kesuksesan Van Neck, pemerintah Belanda tidak tinggal diam. Mereka segera menyiapkan rencananya untuk menguasai atau memonopoli perdagangan rempah di tanah Hindia. Entah kebetulan atau bukan, Belanda sepert terinspirasi dari Inggris yang memiliki East India Company yang berarti Perusahaan India Timur di tanah India. Belanda lalu mendirikan Veereenigde Oost-Indische Compagnie pada tanggal 20 Maret 1602 yang berarti Perusahaan Persatuan Hindia Timur. Kita mengenalnya sebagai VOC. Sejarah VOC Belanda dan sejarah berdirinya VOC sangat menarik untuk disimak karena perusahaan dagang inilah yang menyiksa nenek moyang kita selama dua ratus tahun lamanya.
Para petinggi VOC melakukan banyak kekejaman di atas tanah jajahan mereka. Jan Pieterszoon Coen melakukan monopoli dagang rempah di Malaka dan Kepulauan Banda setelah mendirikan Batavia. Van den Bosch melakukan tanam paksa. Dan paling parah adalah Daendels yang melakukan sistem kerja paksa membangun Jalan Anyer hingga Panarukan. Akibat penjajahan Belanda sangatlah buruk. Tapi para nenek moyang kita tidak tinggal diam untuk menghadapi Belanda dan sejarah perang Banten adalah buktinya.
Demikian informasi tentang awal penjajahan Belanda di Indonesia. Awal penjajahan Belanda di Indonesia perlu diketahui agar pembaca mengerti latar belakang Belanda dan proses pelayaran para pedagang Belanda ke tanah Indonesia ini hingga mereka membentuk VOC serta akibat-penjajahan-belanda. VOC adalah perusahaan dagang besar yang berjaya selama dua ratus tahun dan mampu mencampuri urusan para bangsawan di Indonesia. Koleksi Museum Fatahillah dan koleksi Museum Vredeburg menyimpan beberapa benda historis yang berhubungan dengan peperangan leluhur kita melawan dominasi Belanda dan VOCnya