Negara kita kaya akan berbagai peninggalan bersejarah yang berasal dari nenek moyang dan merupakan bagian dari asal usul nusantara, yang dapat membuktikan bahwa cerita – cerita sejarah yang sering kita dengar tersebut benar adanya. Bukti – bukti peninggalan berupa benda – benda bersejarah tersebut sayangnya tidak semua dapat menjadi milik kita, karena banyak dari peninggalan itu ternyata berada di tangan Belanda.
Masa penjajahan Belanda di Indonesia yang berlangsung selama 350 tahun meninggalkan sejarah tersendiri, sebagaimana banyak hal yang masih terjadi sebagai buntut dari peristiwa tersebut. Dapat dimaklumi bahwa setelah periode pendudukan yang panjang, sebagai mantan penguasa Indonesia maka Belanda masih mempunyai rasa memiliki yang tinggi akan Indonesia. Telah diketahui bahwa, penjajahan Belanda tidak hanya mengenai rempah – rempah dan sumber daya alam lainnya, namun ternyata warisan nenek moyang kita juga turut menjadi bagian dari eksploitasi yang mereka lakukan.
Benda Bersejarah di Indonesia
Banyak sekali benda peninggalan bersejarah di Indonesia yang keberadaannya sangat penting dan menjadi bagian dari sejarah bangsa kita juga ikut dibawa ke Belanda. Benda – benda sejarah tersebut bahkan memiliki cerita yang sangat penting bagi teka teki sejarah yang masih menyisakan banyak pertanyaan, bahkan bisa menjadi bukti otentik yang tidak terbantahkan. Benda Bersejarah di Indonesia yang ada di Belanda antara lain:
1. Patung Ken Dedes
Ken Dedes adalah wanita yang sangat terkenal dalam cerita sejarah Indonesia. Ia adalah permaisuri Tunggul Ametung, pendiri kerajaan Tumapel yang kemudian menjadi awal dari sejarah kerajaan Singasari. Ken Dedes dianggap sebagai leluhur dari Raja – Raja yang berkuasa di Jawa yaitu wangsa Rajasa yang berkuasa di Singasari dan Majapahit. Konon, kecantikannya membuat Ken Arok berusaha merebutnya dari Tunggul Ametung, Raja Singasari. Sosok Ken Dedes ini diabadikan dalam sebuah patung.
Pada tahun 1818 seorang berkebangsaan Belanda menemukan patung Ken Dedes di Jawa Timur dan lalu membawa patung ini untuk menjadi koleksi yang disimpan oleh museum di kota Leiden, Belanda. Patung yang akhirnya menjadi koleksi kebanggaan museum di Leiden ini telah dinegosiasikan oleh Indonesia dan Belanda untuk dikembalikan kepada Indonesia. Setelah melewati proses negosiasi yang memakan waktu lama dan panjang, akhirnya pada akhir 1978 Belanda setuju untuk mengembalikannya.
2. Patung Ganesha
Selain patung Ken Dedes yang dibawa oleh Belanda, ada pula patung Ganesha dan Anusapati. Patung Ganesha diambil dari dekat Candi Singasari, Malang. Wujud patung Ganesha adalah manusia berkepala gajah yang sedang duduk bersila, berlengan empat dan berbadan gemuk. Ganesha adalah dewa yang dipuja semua golongan dalam agama Hindu yang melambangkan pengetahuan dan kecerdasan, dewa pelindung, dewa penolak bencana dan dewa kebijaksanaan.
Pemujaan terhadap Ganesha meluas hingga ke umat Jaina, Buddha dan juga di luar India. Kemunculan Ganesha sebagai dewa dengan wujud yang khas dimulai pada abad ke 4 sampai abad ke 5 Masehi. Kepopuleran Ganesha naik dengan cepat hingga pada abad ke 9 masuk diantara lima dewa utama dalam ajaran Smarta, bagian dari agama Hindu.Sekte Ganapatya, pemuja yang menganggap Ganesa sebagai dewa utama muncul para periode tersebut.
3. Patung Anusapati
Anusapati adalah raja kedua dari Kerajaan Singasari yang merupakan anak Ken Dedes dengan Tunggul Ametung. Pembunuhan Tunggul Ametung membuatnya dendam kepada Ken Arok. Ia naik tahta pada 1248 M setelah membunuh Ken Arok dengan keris Mpu Gandring yang dilakukan oleh pembantunya. Anusapati kemudian juga dibunuh oleh Tohjaya, putra Ken Arok dan Ken Umang dengan menggunakan keris Mpu Gandring pada 1249. Tohjaya sendiri lalu tewas akibat pemberontakan Ranggawuni putra Anusapati pada 1250 M. Patung Anusapati peninggalan kerajaan Singasari diambil di Candi Kidal. Lokasi pengambilan patung ini berada di Malang dan patung ini sekarang kabarnya juga ada di museum di Belanda. Kabarnya pengambilan kedua patung Ganesha dan Anusapati ini terjadi bersamaan dengan patung Ken Dedes di tahun 1818, dan belum dipulangkan ke tanah air sampai sekarang.
4. Prasasti Bersejarah
Prasasti merupakan bukti penting dari keberadaan tokoh – tokoh sejarah yang benar – benar dapat menunjukkan dan mensahkan cerita tentang nenek moyang kita dan menjadi Benda Bersejarah di Indonesia. Jejak sejarah yang nyata terpampang melalui tulisan pada prasasti – prasasti yang ditemukan oleh para peneliti sejarah, misalnya mengenai peninggalan kerajaan Majapahit, peninggalan kerajaan Sriwijaya, atau peninggalan kerajaan Cirebon. Dengan bantuan prasasti ini, potongan – potongan yang hilang dari suatu kisah sejarah bisa dilengkapi dan dijelaskan. Banyak dari prasasti penting ini yang dibawa oleh Belanda, antara lain Prasasti Sangsang dan Wujakana di Museum Tropen, Prasasti Guntur yang berada di Rotterdam, dan sekitar enam buah prasasti lain di Belanda seperti Prasasti Wintang Mas, Prasasti Sobhamarta, Prasasti Tulangan, Prasasti Bungur atau Gedangan sebanyak 14 lempeng, Prasasti Ratawun, dan Prasasti Erkuwing atau Poh Galuh. Semua prasasti ini belum dikembalikan oleh pemerintah Belanda.
5. Senjata Para Raja
Benda sejarah di Indonesia lainnya adalah keris atau senjata yang biasa digunakan para Raja dari kerajaan – kerajaan besar di Indonesia. Senjata tersebut biasanya identik dengan seorang Raja, dan menjadi ciri khas dari kebesaran Benda sejarah di Indonesia lainnya adalah keris atau senjata yang biasa digunakan para Raja dari kerajaan – kerajaan besar di Indonesia. Senjata tersebut biasanya identik dengan seorang Raja, dan menjadi ciri khas dari kebesaran dirinya sebagai seorang pemimpin. Hanya dengan melihat benda tersebut, pada zaman dulu orang akan langsung teringat pada keagungan sang Raja dan kehebatannya. Keris Singo Barong milik pembesar kerajaan Mataram dan beberapa senjata lainnya kini menjadi milik museum yang ada di Belanda.
6. Naskah Kuno Keraton Kasunanan Surakarta
Beberapa tahun yang lalu pemerintah Surakarta menyampaikan keinginan mereka agar Belanda mengembalikan beberapa peninggalan penting dari Keraton Kasunanan Surakarta yang hilang. Salah satu dari peninggalan tersebut adalah naskah kuno yang sangat penting berisi jejak – jejak para leluhur yang hilang. Upaya pengembalian tersebut belum jelas bagaimana bentuknya, namun naskah kuno tersebut memang ada di salah satu museum di Belanda. Tidak hanya itu, konon di Belanda juga disimpan satu mobil kuno milik Raja yang dikatakan sebagai mobil pertama di Indonesia pada zaman dulu. Simak juga sejarah museum sangiran solo yang menyimpan berbagai artefak purbakala dan juga sejarah museum keris solo.
Beberapa Benda Bersejarah di Indonesia tersebut hanya sedikit dari sekian banyak yang mungkin belum diketahui keberadaannya atau tidak terdata di Belanda. Tidak hanya di Belanda saja, masih ada sangat banyak pernak penik bukti sejarah kita yang tersebar di berbagai negara luar dan belum dapat diperoleh kembali. Padahal, sebagai bangsa yang kaya dan makmur di zaman dulu, sudah seharusnya kita memelihara peninggalan bersejarah nenek moyang dengan seksama dan sebaik – baiknya. Memelihara warisan sejarah agar tetap menjadi milik bangsa kita agar tidak menjadi manusia yang melupakan sejarah dan asal usul bangsa sendiri beserta bukti – buktinya yang mendukung keberadaan nenek moyang kita yang dulunya berkuasa dengan besar dan megah.