Dengan adanya perkembangan tingkat kecerdasan dari manusia purba dulu kala, maka tidak heran jika mereka bukan hanya membuat dan menggunakan alat-alat yang terbuat dari batu saja dalam melakukan aktifitas, namun mereka juga bisa berkarya dengan menggunakan bahan dari bahan besi serta perunggu untuk membantu aktifitas mereka dalam kehidupan sehari-hari, baik untuk keperluan berburu hewan liar maupun kebutuhan untuk meracik hasil buruan maupun makanan lainnya.
Untuk ciri-ciri Zaman Logam adalah jika masyarakat prasejarah yang hidup di Nusantara (Saat ini Indonesia) telah mengenal budaya logam ini sejak kedatangan Bangsa Proto Melayu dan juga Deutro Melayu. Bangsa pertama yang datang berasal dari Yunan (China Selatan), setelah itu gelombang kedua datang dari Dongson (kota kuno di Tonkin). Untuk Kebudayaan Zaman Logam di Indonesia sendiri ini mulai berkembang setelah kedatangan dari Dongson (Vietnam). Perlu diketahui, jika kebudayaan logam ini sendiri berkembang lebih pesat dibandingkan bangsa yang datang sebelumnya yakni berasal dari Yunan (China).
Tekhnik Meleburkan Logam
Berbeda dengan menggunakan bahan batu yang harus dihaluskan, untuk menggunakan bahan logam ini diharuskan untuk melakukan peleburan dahulu, maka dari itu pada masa ini juga dikenal dengan zaman Perundagian (mahir dalam meleburkan logam). Dan untuk zaman logam di Indonesia sendiri ada 3 macam, diantaranya yakni zaman logam perunggu, zaman logam tembaga, dan juga zaman logam besi. Dalam Kebudayaan Zaman Logam ini, ada dua tekhnik untuk melakukan peleburan logam tersebut, yakni Teknik Bivalve dan juga Teknik A Cire Perdue. Untuk mengetahui perbedaannya simak dibawah ini:
- Teknik Bivalve
Untuk teknik Bivalve ini ialah teknik setangkup dimana untuk membuat perunggu dilakukan dengan cara menangkukan dua buah bagian batu setelah diisi dengan cairan logam, berikut ini caranya:
- Cetakan yang terbuat dari batu ini teridir dari dua bagian
- Cetakan bakal diikat dan perunggu cair ini bakal ditungkan kedalam rongga cetakan tadi
- Tunggu cetakan ini hingga dingin dan membeku
- Setelah itu cetakan dilepas, dan terbentuklah hasil cetakan tadi
- Teknik A Cire Pardue
Untuk teknik selanjutnya ini juga bisa disebut dengan teknik cetak lilin, dimana bahan dasar yang digunakan berupa tanah liat dan lilin. Berikut cara melakukannya:
- Sebelumnya mereka akan membuat mode benda atau cetakan dengan menggunakan lilin atau sejenisnya
- Benda yang dicetak ini nantinya dibungkus dengan menggunakan tanah liat dan diberikan lubang
- Setelah itu dibakar, dan lilin pun bakal meleleh
- Nantinya, rongga bekas lilin tersebut di isi dengan cairan perunggu yang sudah disiapkan
- Setelah perunggu tadi dingin dan membeku, maka tanah iat yang menutupinya dibuang sehingga menyisakan logam yang membeku dan bentuk yang di inginkan.
Hasil Kebudayaan Zaman Logam
Dalam Kebudayaan dari Zaman Logam ini sendiri terbagi menjadi 3 jenis, yakni Zaman Tembaga, Zaman Perunggu, dan Zaman Besi. Dan pastinya dalam setiap zaman ini manusia kala itu memiliki keahlian masing-masing.
1. Zaman Tembaga
Zaman tembaga ini menjadi awal mula manusia mengenal logam dalam kehidupannya, dimana mereka menggunakan tembaga sebagai bahan dasar untuk pembuatan peralatan sehari-hari. Para ahli menuturkan, jika di Indonesia tidak terpengaruhi oleh zaman tembaga ini, serta mereka tidak pula mengalami masa tersebut hingga saat ini. Belum pernah ditemukan peninggalan bersejarah dari zaman tembaga di Indonesia. Namun sejumlah negara tetangga Indonesia seperti Malaysia, Thailand, Vietnam, serta Kamboja telah terpengaruh oleh zaman ini.
2. Zaman Perunggu
Kebudayaan Zaman Logam selanjutnya ialah munculnya Zaman Perunggu, dimana banyak manusia saat itu menggunakan perunggu sebagai bahan dasar untuk membuat peralatan mereka. Di Indonesia sendiri telah ditemukan peninggalan bersejarah dari zaman perunggu, diantaranya:
- Candrasa
Benda ini merupakan sejenis kapak yang menyerupai senjata namun tidak bisa digunakan atau kurang pas sebagai peralatan perang maupun pertanian. Pasalnya alat ini memang tidak kuat dan kokoh, alat ini pernah ditemukan di Bandung.
- Kapak Corong
Kapak Corong atau bisa disebut sebagai kapak sepatu adalah alat kebesaran yang sering digunakan dalam upacara adat yang bentuknya menyerupai corong. Kapak Corong ini pernah ditemukan di wilayah Bali, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Selatan.
- Nekara
Nekara adalah sebuah gendering besar yang biasa digunakan untuk upacara spiritual, khususnya upacara pengiring kematian, memanggil hujan, atau bahkan digunakan sebagai genderang perang. Nekara terbesar di Indonesia bernama The Moon of Pejeng berada di Bali.
- Moko
Benda ini menyerupai Nekara namun memiliki ukuran yang lebih kecil. Fungsi dari benda ini sebagai benda pusaka dari seorang kepala suku, dimana benda ini sering kali diwariskan kepada anak laki-laki kepala suku maupun mas kawin. Moko ini banyak ditemukan di Pulau Alor serta Manggarai (Pulau Flores).
- Bejana Perunggu
Bejana Perunggu ini bentuknya gepeng dan langsing mirip Periuk. Di Indonesia benda ini telah berhasil ditemukan di tepi Danau Kerinci (Sumatera) serta Madura. Kedua bejana yang berhasil ditemukan ini memiliki hiasan yang serupa dan sangat indah.
- Arca Perunggu
Benda ini memiliki bentuk seperti manusia, ada pula bentuknya yang menyerupai hewan. Biasanya, Arca Perunggu ini memiliki bentuk kecil serta terdapat cincin dibagian atasnya. Cincin ini fungsinya ialah untuk menggantung arca tersebut karena biasanya digunakan sebagai liontin. Di Indonesia sendiri, benda ini telah ditemukan di Palembang (Sumatera Selatan), Bangkinang (RIau), dan Limbangan (Bogor).
3. Zaman Besi
Dan kebudayaan Zaman Logam terakhir kali ini adalah Zaman Besi. Dimana pada zaman ini manusia sudah mengenal besi dan membuat bahan ini sebagai alat kesehariannya. Cara membuatnya pun dengan melebur besi dan bijinya pun dituangkan kedalam cetaka yang sudah disiapkan.
Untuk peninggalan Zaman Besi di Indonesia sendiri ditemukan berupa mata kapak, mata pisau, mata sabit, mata pedang, cangkul dan lain sebagainya. Di Indonesia, benda-benda ini telah ditemukan di Gunung Kidul (Yogyakarta), Bogor, Besuki, dan Punung (Jawa Timur). Sedangkan untuk alat zaman batu juga ada beberapa peninggalan yang tersimpan di beberapa museum di Indonesia. Dan usianya jelas lebih tua yang pasti.