Pra Sejarah

5 Pembagian Prasejarah Indonesia Berdasarkan Arkeologinya

Pembagian prasejarah Indonesia berdasarkan arkeologinya dapat ditinjau berdasarkan bahan untuk membuat alat-alatnya. Pembagian masa prasejarah Indonesia sudah dimulai sejak tahun 1920an. Hal ini dilakukan oleh beberapa peneliti asing, seperti P.V. van Stein Callefels, A. N. J. Van Der Hoop, dan H. R. Van Heekern.

Zaman prasejarah sendiri secara harfiah berarti “sebelum sejarah” yang berasal dari bahasa Latin. Zaman prasejarah ialah kurun waktu sejak hadirnya manusia di bumi hingga ditemukannya pengetahuan mengenai tulisan atau aksara yang menandai era sejarah. Pembagian prasejarah Indonesia berdasarkan arkeologinya, yakni sebagai berikut:

  1. Zaman Paleolitikum (Zaman Batu Tua)

Pada zaman ini, manusia prasejarah memiliki corak berburu dan meramu. Kegiatan berburu dilakukan untuk mendapatkan bahan makanan yang dilakukan dengan memburu binatang, memasang perangkap, dan menjeratnya. Sementara itu, meramu dilakukan untuk mendapatkan bahan makanan dengan mengumpulkan tumbuhan langsung dari alam. Tahap berburu dan meramu tingkat awal berlangsung sejak 2 juta hingga 10.000 tahun lalu (zaman pleistosen). Pada masa ini, manusia purba yang hidup adalah macam-macam Homo, yakni jenis Homo sapiens dan Homo erectus. Manusia purba hanya tinggal mengambilnya dari alam untuk mendapatkan makanan.

Caranya yakni dengan berburu dan mengumpulkan bahan makanan dari tumbuh-tumbuhan, sehingga mereka biasanya memilih kawasan padang rumput. Kawasan tersebut memiliki semak belukar dan hutan kecil disekitarnya atau dekat dengan sumber air, sungai, danau, dan rawa. Pada tahap ini, Homo erectus dan Homo wajakensis tinggal di gua-gua yang relatif aman dan sudah dalam kondisi siap pakai. Gua-gua tersebut digunakan sebagai tempat istirahat sementara saat haru mencari makan karena berpindah tempat. Mereka hidup membentuk kelompok kecil yang terdiri dari 20 – 30 orang.

Demi mendukung kehidupannya, manusia purba pada zaman ini membuat peralatan dari batu, kayu, tulang ikan, dan tanduk. Teknik pembuatannya masih sederhana, sehingga menghasilkan alat-alat yang kasar karena tidak dihaluskan. Jenis peralatan yang berasal dari zaman batu tua terbagi menjadi 2 kebudayaan, yakni:

  • Kebudayaan Pacitan

Kebudayaan Pacitan adalah peralatan manusia purba yang ditemukan di Pacitan, Jawa Timur. Peralatan dari kebudayaan ini terbagi menjadi dua jenis, yakni kapak perimbas (chopper) dan kapak genggam (hand adze). Kapak perimbas berguna untuk merimbas kayu, memecah tulang, dan senjata. Kapak genggam berfungsi untuk menggali, memotong, dan menguliti. Alat-alat tersebut juga ditemukan di berbagai tempat di Indonesia, seperti Kebumen, Sukabumi, Sragen, Lampung, Kalimantan Selatan, Bali, Sumbawa, Flores, dan Sulawesi Tenggara.

  • Kebudayaan Ngandong

Kebudayaan Ngandong adalah peralatan purba yang ditemukan di Ngandong, Blora, Jawa Tengah. Kebudayaan ini terdiri dari alat-alat yang dibuat dari tulang, tanduk, dan duri ikan. Contoh artefak di Indonesia dari kebudayaan ini adalah sudip, mata tombak, dan belati atau penusuk. Selain beberapa jenis homo, manusia purba yang hidup pada zaman ini adalah jenis Pithecanthropus erectus, Meganthropus palaeojavanicus, dan Pithecantropus robustus. Baca juga ciri-ciri Pithecanthropus robustus dan  ciri-ciri Meganthropus paleojavanicus.

  1. Zaman Mesolitikum (Zaman Batu Tengah)

Pada zaman mesolitikum, corak kehidupannya didominasi oleh corak hidup berburu dan meramu. Setelah hampir ribuan tahun berburu dan meramu (dari 1.900.000 – 4.500 tahun yang lalu), manusia mulai mempunyai kepandaian dalam mengolah tanah dengan menanam keladi. Kemampuan berburunya sudah meningkat dengan menggunakan perangkap jerat, mata panah, dan busur. Nama manusia purba di Indonesia yang hidup pada zaman ini adalah jenis Australomelanesid dan sedikit jenis Mongoloid yang menempati wilayah Sulawesi Selatan. Mereka hidup di gua-gua alam dan gua payung (abis sous roche)yang tidak jauh dari sumber air, danau, sungai yang kaya ikan, kerang, dan siput.

Selain itu, mereka juga tinggal di tepi pantai atau muara sungai dengan membangun pemukiman berupa rumah panggung. Hal ini berdasarkan temuan bukit remis (kyokken modinger) di Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatra Utara. Pada zaman ini sudah mulai dikenal kepercayaan tentang hidup sesudah mati dan kesenian. Alat bantu yang digunakan masih menggunakan bahan batu, kayu, dan tulang. Terdapat dua kebudayaan yang menjadi acuan zaman ini, yakni:

  • Kebudayaan Kyokkenmodinger

Kyokkenmodinger berasal dari bahasa Denmark yang terdiri dari  2 kata, yakni kyokken (dapur) & modding (sampah). Ini berarti segala sisa makanan (terutama kulit kerang, remis, dan siput) yang dibuang. Timbunan atau bukit remis ditemukan di garis pantai prasejarah di kawasan timur Nanggroe Aceh Darussalam. Timbunan yang ditemukan diduga sebagai timbunan makanan dari Australomelanesid yang bermukim di rumah panggung.

Pada timbunan tersebut ditemukan juga fosil Australomelanesid. Selain itu, ditemukan pula beberapa peralatan seperti kapak sumatra/ pebble yang berfungsi untuk memotong, menggali, dan menguliti serta batu pipisan/ batu giling yang berguna untuk menggiling obat-obatan atau zat pewarna untuk hematit atau lukisan.

  • Kebudayaan Abris Sous Roche

Abris sous roche adalah gua-gua yang diduga pernah dijadikan tempat tinggal manusia purba. Hal ini didukung dengan penemuan perkakas seperti ujung panah, flakke, batu penggilingan, alat dari tulang dan tanduk rusa yang tertinggal dalam gua.

  1. Zaman Neolitikum (Zaman Batu Muda)

Masa holosen menggantikan masa pleistosen yang ditandai dengan naiknya permukaan air laut, sehingga darat menyempit dan iklim menjadi lebih panas (kering). Wilayah perburuan menyempit seiring dengan pertumbuhan manusia purba di bumi. Manusia purba pada zaman ini berusaha untuk menghasilkan makanannya sendiri. Mereka membudidayakan tanaman dan berternak. Pada zaman ini manusia purba telah mengalami peningkatan yakni dari pengumpul makanan (food gahterer) menjadi penghasil makanan (food producer).

Pada tahun 1500 SM, jenis manusia Malayan mongolid atau juga Melayu austronesia yang berasal dari Kawasan Yunan (Cina Selatan) bermigrasi ke Kepulauan Nusantara. Jenis manusia Malayan mongolid mendominasi wilayah bagian barat Indonesia. Sementara itu, Australomelanesid tergeser ke arah timur. Melayu austronesia datang membawa kepandaian bercocok tanam di ladang dan berternak. Demi mendukung aktivitas berladang dan berternaknya, manusia pada zaman ini mampu membuat alat-alat seperti gerabah, anyaman, pakaian, dan juga perahu.

  1. Zaman Megalitikum (Zaman Batu Besar)

Berdasarkan temuan arkeologis, zaman megalitikum diperkirakan berkembang sejak zaman neolitikum hingga zaman logam. Manusia purba pada zaman ini sudah menciptakan bangunan-bangunan besar yang terbuat dari batu. Bangunan-bangunan tersebut atau fungsi artefak pada zaman ini berkaitan dengan sistem kepercayaan, seperti dolmen, menhir, sarkofagus, punden berundak, kubur batu, dan arca batu.

  1. Zaman Logam

Pada zaman ini alat-alat yang terbuat dari batu dianggap tidak efektif lagi untuk menunjang kehidupan sehari-hari dan secara bertahap ditinggalkan. Manusia purba pada zaman ini membuat alat yang terbuat dari logam, sebagai hasil dari proses belajar beribu-ribu tahun.

Corak kehidupannya banyak dipengaruhi oleh pendatang Melayu austronesia yang berasal dari Dong Son. Peninggalan atau artefak di Indonesia yang ditemukan adalah nekara, kapak corong, arca perunggu, bejana perunggu, perhiasan dan senjata. Inilah penjelasan mengenai pembagian prasejarah Indonesia berdasarkan arkeologinya. Semoga bermanfaat.

=Kompas.com, Tempo.co, dan Kpu.go.id Menangkan 02 ?

Asih Kusumaningsih

Recent Posts

Sejarah Hari Kebangkitan Nasional (20 Mei) dan Kegiatan yang dilakukan

Latar Belakang Hari Kebangkitan Nasional Setiap tanggal 20 Mei rakyat Indonesia memperingati hari kebangkitan nasional…

5 years ago

Sejarah Hari Buruh Internasional ( 1 Mei ) dan Kegiatan yang dilakukan

Latar Belakang Hari Buruh Internasional ( May Day) Demonstrasi dan orasi merupakan hak semua orang…

5 years ago

Kolonialisme dan Imperialisme – Latar Belakang dan Contoh

Mungkin banyak dari kita yang sering membaca atau mendengar istilah kolonialisme dan imperialisme. Selain dari…

5 years ago

Sejarah Organisasi Internasional

Dunia ini memiliki banyak negara. Total ada Negara 193 negara yang ada di dunia ini.…

5 years ago

De Facto dan De Jure – Pengertian – Perbedaan – Contoh Menerapkannya

Kita sering kali mendengar istilah de facto dan de jure. Beberapa di antara kita mungkin…

5 years ago

Silsilah Kerajaan Demak Sebagai Kerajaan Islam Pertama

Kerajaan Demak atau Kesultanan Demak merupakan bagian dari sejarah kerajaan Islam di Indonesia sebagai kerajaan…

5 years ago