Pithecanthropus artinya adalah manusia kera, berasal dari bahasa Latin Phithecos yang berarti kera, anthropus yang berarti manusia dan erectus yang berarti berdiri tegak. Jenis-jenis Manusia purba di indonesia ini hidup di zaman batu tua atau palaeolithikum dan pertama kali ditemukan oleh Eugene Dubois pada 1891. Jenis manusia purba ini merupakan yang paling banyak ditemukan di Zaman Prasejarah di Indonesia dengan usia yang sangat bervariasi antara 30.000 sampai 2 juta tahun dan dianggap sebagai mata rantai yang hilang para teori evolusi dari Charles Darwin.
Di Asia, fosil pithecanthropus ditemukan di gua pada wilayah Chou Kou Tien, Cina yang juga dikenal dengan nama Pithecanthropus Pekinensis atau Sinanthropus Pekinensis yang artinya manusia kuno dari Beijing. Di Afrika, ditemukan Pithecanthropus di Kenya dan diberi nama Manusia Purba Australopithecus Africanus. Sedangkan di Eropa Barat dan Eropa Tengah disebut Manusia Piltdown dan Heidelberg. Para ahli berpendapat pithecanthropus kemudian berevolusi menjadi Homo Neanderthalensis. Beberapa jenis pithecanthropus yang pernah ditemukan antara lain yaitu:
1. Pithecanthropus Mojokertensis
Ini adalah jenis pithecanthropus yang pertama ditemukan oleh Weidenreich pada tahun 1936 di desa Jetis, Mojokerto. Weidenreich menemukan fosil berupa tulang tengkorak dan tulang paha yang digali dari dalam bumi. Peninggalan sejarah dari Pithecanthropus Mojokertensis adalah kapak perimbas, kapak penetak, kapak genggam, pahat genggam, alat serpih dan alat – alat tulang. Ciri – ciri dari pithecathropus mojokertensis yaitu:
- Memiliki tubuh tegak
- Tidak memiliki bentuk dagu
- Tinggi badannya sekitar 165 – 180 cm
- Keningnya menonjol
- Volume otak berkisar antara 750 – 1300 cc
- Tulang tengkoraknya tebal
- Tulang rahang dan geraham cukup kuat
- Masa hidupnya berlangsung sekitar 2 juta – 2,5 juta tahun lalu.
- Bentuk tengkoraknya lonjong.
2. Pithecanthropus Soloensis
Ini adalah jenis pithecanthropus yang kedua, dan kerap dikenal sebagai manusia kera dari Solo. Fosil di indonesia pertama ditemukan sekitar tahun 1931 – 1934 oleh Oppenorth, G.H.R Von Koenigswald dan Ter Haar di sekitar lokasi lembah sungai Bengawan Solo tepatnya di Ngandong. Masa hidupnya diperkirakan sekitar 900 ribu sampai 200 ribu tahun lalu di Kalimantan, Sumatera, hingga ke Cina pada masa Pleistosen Tengah. Penemuan fosil pithecanthropus soloensis memberi arti yang penting karena pada penemuan tersebut didapatkan satu seri tengkorak berjumah besar dalam waktu yang singkat di satu tempat.
Penemuan berupa bagian atas tengkorak, tulang dahi, fragmen tulang pendinding, serta tulang kering. Para peneliti dapat memperkirakan jenis kelamin, usia, dan kapasitas otak dari penemuan tersebut. Ciri – ciri dari Pithecanthropus Soloensis bisa dilihat dari bentuk tengkoraknya. Mereka memiliki bentuk tengkorak yang memanjang, lonjong dan tebal. Rongga matanya juga berbentuk lebar dan memanjang dengan struktur tulang yang padat. Karena memiliki ciri yang hampir sama dengan Homo Sapiens, maka keduanya sering disamakan. Ciri – ciri Pithecanthropus Soloensis yang lebih rinci yaitu:
- Tinggi tubuhnya antara 165 – 180 cm
- Berbadan tegap tetapi tidak setegap Meganthropus
- Volume otaknya sekitar 750 – 1350 cc
- Memiliki tonjolan kening lebar dan melintang di sepanjang pelipisnya
- Hidung berbentuk lebar dan tidak memiliki dagu
- Rahangnya kuat dan geraham besar
- Makanannya adalah tumbuhan dan hewan buruan.
3. Pithecanthropus Erectus
Fosil manusia purba jenis pithecanthropus ini adalah manusia kera yang dapat berjalan dengan tegak. Ditemukan oleh Eugene Dubois pada tahun 1891 di Trinil, lembah Sungai Bengawan Solo yang berasal dari masa pleistosen tengah atau lapisan Trinil. Penemuan fosil pithecanthropus erectus berupa tulang rahang, dua geraham, bagian atas dari tengkorak dan tulang paha kiri. Volume otak pithecanthropus erectus ada diantara volume otak kera dan manusia. Pithecanthropus erectus adalah macam-macam Homo Erectus yang pertama kali ditemukan.
Pada waktu itu tidak banyak fosil yang bisa ditemukan melainkan hanya tulang tempurung tengkorak, tulang paha atas dan tiga buah gigi. Hingga saat ini tidak ada bukti bahwa ketiga spesimen itu berasal dari spesies yang sama. Ketika fosil yang lebih lengkap ditemukan di Sangiran, Jawa Tengah yang berlokasi 18 km utara kota Solo, fosil itu diberi nama Pithecanthropus Soloensis. Ciri – ciri dari Pithrcanthropus Erectus adalah:
- Dapat berjalan dengan tegak dan berbadan tegap
- Memiliki volume otak lebih dari 900 cc
- Berat badannya berkisar antara 100 kg
- Tinggi badan mulai 165 – 170 cm
- Masih sedikit mengunyah hingga makanannya masih kasar
- Diperkirakan hidup antara 1 juta – 1,5 juta tahun lalu
- Memiliki alat pengunyah yang kuat
4. Pithecanthropus Robustus
Arti nama dari jenis pithecanthropus ini adalah manusia kera berahang besar atau manusia kera yang sangat kuat. Fosilnya ditemukan di Sangiran pada tahun 1939 oleh Weidenreich. Kerap disamakan dengan Pithecanthropus Mojokertensis terutama oleh Von Koenigswald, ciri-ciri Pithecanthropus robustus adalah bentuk hidung yang melebar mirip dengan kera. Pada tahun 1936, Tjokrohandoyo yang bekerja sebagai anak buah ahli purbakala Duyfjes menemukan fosil tengkorak anak – anak yang berlokasi di Kepuhklagen, sebelah utara Perning, Mojokerto.
Fosil ini ditemukan pada lapisan Pucangan atau pleistosen bawah dan diberi nama pithecanthropus mojokertensis. Diperkirakan hidup pada masa sekitar dua perempat juta tahun lalu hingga satu setengah juta tahun lalu, dan paling banyak ditemukan di Mojokerto, Kedung bribus, Trinil, Sangiran, Sambung Macan, Sragen dan Ngandong. Mereka masih hidup dengan cara mengumpulkan makanan dan ditemukan di lapisan Jetis atau lapisan pleistosen bawah.
5. Pithecanthropus Pekinensis
Jenis pithecanthropus ini ditemukan di Beijing atau Peking, Cina. Penemuannya adalah seorang arkeolog bernama Davidson Black yang memimpin penggalian fosil di daratan Cina. Tepatnya ditemukan pada gua kapur di desa Zhoukoudian yang berjarak kurang lebih 40 km di sebelah barat Beijing yang dulu dikenal dengan nama Peking. Juga dikenal dengan nama Sinanthropus Pekinensis. Ciri-Ciri Sinanthropus Pekinensis ini dikatakan mirip dengan jenis pithecanthropus soloensis yang ditemukan di Indonesia yaitu:
- Kepalanya berbentuk hampir menyerupai kera
- Hidungnya berbentuk pesek
- Tulang alis besar
- Mulutnya sedikit menonjol
- Kaki dan tangannya menyerupai manusia modern
- Bertinggi badan antara 165 – 180 cm
- Memiliki bentuk geraham yang besar dan rahang kuat
- Bagian belakang kepalanya tampak menonjol
- Volume otaknya sekitar 900 – 1200 cc.
Penemuan jenis pithecanthropus yang dilakukan oleh Dubois dan von Koenigswald menjadi temuan yang paling tua akan bukti keberadaan manusia purba. Penemuan ini kerap dijadikan rujukan untuk mendukung teori revolusi dari Charles Darwin dan Alfred Russel Wallace. Banyak juga ilmuwan yang menganggap bahwa Manusia Jawa atau Pithecanthropus Erectus atau Homo Erectus adalah mata rantai yang hilang antara manusia kera dengan manusia modern. Hingga saat ini, para antropolog menyetujui bahwa leluhur manusia adalah Homo Erectus.