Meganthropus palaeojavanicus adalah jenis jenis manusia purba di indonesia yang paling tua. Mungkin bagi kalian, kata ini sangatlah asing, karena sangat jarang di ucapkan, atau tidak banyak kita temukan. Namun, meganthropus palaeojavanicus adalah sejarah yang indah dan sangat banyak informasi yang menarik untuk kita pelajari. Untuk itu, pertama-tama kita harus mengenal sejarah, atau di balik nama itu.
Sejarah Penemuan Meganthropus Palaeojavanicus
Nama manusia purba di indonesia meganthropus palaeojavanicus sendiri, di ambil dari kata Mega yang berarti besar, Anthropus yang artinya manusia, Paleo yang berarti tertua atau yang paling tua dan Javanicus yang berarti jawa. Jadi dari kata-kata itu, kita tau bahwa arti dari meganthropus palaeojavanicus adalah, manusia dengan tubuh besar, yang tertua atau paling tua di pulau jawa.
- Pithecanthropus Erectus (Manusia Jawa)
Penemuan pertama yang tertua di pulau jawa adalah Homo erectus paleojavanicus atau manusia jawa. Penemuan ini adalah penemuan pertama yang di temukan. Yang menarik, pada awal penemuannya manusia jawa ini langsung di beri nama ilmiah. Dan pemimpin tim yang menemukan fosil atau manusia purba ini langsung berhasil menemukan tengkoraknya di Ngawi pada tahun 1891. Arti dari nama manusia purba ini juga sangat unik untuk kita ketahui. Arti namanya sendiri di ambil dari bahasa latin dan yunani, yang berarti manusia kera yang dapat berdiri.
Penemu dari manusia jawa ini Eugene Dubois, awalnya tidak banyak mendapat temuannya. Namun akhirnya, ia menemukan fosil yang lebih lengkap di desa Sangiran, Jawa tengah, yang berjarak sekitar 18 km ke Utara dari kota Solo. Ada banyak penemuan fosil di Indonesia yang kini menjadi kian tersingkap keadaan dan keberadaannya. Fosil yang akhirnya di temukan berupa tengkorak tempurungnya di temukan oleh Gustav Heinrich Ralph Von Koenigswald pada tahun 1936.
Banyak yang berfikir, bahwa di temukannya manusia jawa ini mungkin merupakan mata rantai yang hilang antara manusia kera dengan manusia modern yang ada saat ini. Tapi, semua leluhur dan telah di sepakati juga, bahwa manusia jawa adalah Homo Erectus yang memang benar-benar hidup di di pulau jawa. Kita juga bisa coba mengunjungi atau melihat tempat-tempat bersejarah yang bisa memberi kita gambaran jelas tentang sejarah indonesia, dan jenis manusia purbanya.
- Meganthropus A
Temuan ini pertama kali di temukan oleh Koenigswald pada tahun 1941. Dan ia berhasil membawa temuannya itu dan berhasil mengirim cast rahang untuk di berikan dan di jelajahi sebagai penemuan. Franz yang mendapat penemuan ini, akhirnya menjelaskan penemuan luar biasa yang ia ingin jelaskan ini. Pada tahun 1945 ia mulai memberi nama temuannya ini, dengan nama hominid. Kita bisa coba melihat ciri-ciri Homo Robustus yang membantu kita untuk membayangkan banyak hal tentang manusia purba. Penemuan ini yang terkenal karena memiliki rahang terbesar dan setelah di prediksi, ternyata rahangnya sama dengan tinggi dengan gorila, tapi memiliki bentuk yang berbeda.
Franz menganggap temuannya ini adalah gigantisme acromegalic, tapi akhirnya tidak menggolongkannya karena tidak memiliki fitur khas seperti dagu yang menonjol berlebihan dan giginya yang kecil di bandingkan dengan ukuran rahang itu sendiri. Memang Franz tidak pernah membuat perkiraan ukuran langsung dari hominid ini berasal, namun ia mengatakan ukurannya termasuk dalam ciri-ciri Homo Floresiensis yang di perkirakan dua kali lebih besar dari ukuran gorila, yang memiliki tinggi sekitar 8 kaki (2,44 m) tinggi. Tulang rahangnya di gunakan dalam bagian dari rekonstruksi temuan lainnya.
Ciri-Ciri Meganthropus Palaeojavanicus
- Bentuk dahi mendatar
- Bentuk pada bagian tulang kening sangat menonjol
- Bagian mulut menjorok ke depan
- Memiliki tinggi badan berukuran 130 cm sampai 210
- Bentuk kaki sangat panjang dan sangat dominan di gunakan untuk berjalan
- Bentuk tengkorak ada yang pendek dan panjang
- Memiliki berat badan 88 kg sampai 150 kg
- Tulang pipi menonjol dan lebar
- Memiliki bahasa komunikasi antar individu
- Bagian matanya berbentuk orbit
- Memiliki bentuk geraham seperti manusia tetapi tidak berdagu seperti kera
- Makanan pokoknya adalah tumbuh-tumbuhan
- Memiliki tulang pipi yang tebal
- Hidup pada 2-1 juta tahun yang lalu
- Manusia purba tidak mempunyai tempat tinggal tetap, mereka berpindah-pindah dan btidak kembali lagi ke tempat awal
- Semakin hari awalnya manusia purba sendiri-sendiri, tapi setelah itu mereka membentuk kelompok kecil
- Tempat tinggal paling aman dan nyaman adalah Goa
- Dalam masa perburuannya, mereka sudah sangat mengenal seni. Jdi untuk membudidyakan itu, manusia purba menggambar di dalam Goa mereka, lukisan hewan . Untuk warna mereka biasanya menggunakan warna merah, hitam dan putih
- Di masa ini mereka sudah makan ubi
Jenis Meganthropus Palaeojavanicus
- Arkaik
Tipe atau jenis yang satu ini adalah manusia dalam jenis macam-macam Homo yang di temukan yang paling tua. Di temukannya pada lapisan lempung hitam formasi pucangan dan grenzbank di sangiran, serta pasir vulkanik di utara perning. Tipe atau jenis ini adalah tipe yang paling besar dan kekar dengan volume otak sekitar 870cc.
- Progresif
Tipe atau jenis ini merupakan jenis yang paling maju, sebagian besar di temukan pada endapan aluvial di Ngandong (Blora), selopuro (Ngawi), dan pada endapan Vulkanik di Sambung macan. Volume otak sudah mencapai 1.100cc, dengan tatap tengkorak yang lebih tinggi dan lebih memudar.
- Tipik
Tipe atau jenis yang satu ini adalah tipe yang paling lebih maju di bandingkan dengan tipe arkaik, atau jenis lainnya. Jenis ini merupakan bagian terbanyak dari Homo erectus di Indonesia. Ada cara hidup Meganthropus Paleojavanicus yang menarik, dan patut untuk di perhatikan. Penemuan ini kedungbrubus (Madiun), Patiayam (Kudus), dan sejak tahun 2011 di temukan lagi di (Tegal). Konstruksi tengkoraknya lebih ramping, meskipun dahi masih landai dan agak tonggos. Kapasitas otak sekitar 1.000cc.
- Meganthopus 2
Jenis atau tipe yang satu ini merupakan fragmen tengkorak yang pertama kali di jelaskan oleh Sartono pada tahun 1982. Tempurung kepala lebih dalam, lebih rendah berkubah, dan lebih luas daripada sebelumnya spesimen yang belum di temukan. Inilah yang menjadi alasan para ilmuwan untuk akhirnya, memutuskan untuk meneliti lebih dalam temuan ini. Ada banyak sejarah Homo Sapiens yang juga menjadi penjelasan jelas dari manusia purba. Selain itu, temuan ini memiliki sagittal crest yang sama atau punggung temporal ganda dengan kapasitas tengkorak sekitar 800-1000cc.
- Meganthopus 1
Spesimen Tyler yang satu ini di gambarkan sebagai tengkorak yang hampir lengkap tapi hancur dalam batas ukuran. Yang berbeda dari jenis atau tipe lainnya adalah, spesimen ini tidak memiliki jendolan ganda yang hampir bertemu di atas tempurung kepala dan punggung nuchal sangat tebal. Ada bentuk lain dari ciri-ciri Homo Habilis yang bisa kita perhatikan dan lihat, jika kita ingin mengenal lebih dalam tentang manusia purba ini.
- Pithecanthoropus Soloensis
Tipe atau jenis yang satu ini adalah manusia kera dari solo. Manusia purba jenis ini fosilnya di temukan langsung oleh Openorth dan Von Koenigswald di daerah pulau jawa sekitar tahun 1931. Hingga tahun 1933 ada penemuan manusia purba sejenis lainnya di Sangiran dekat dengan sungai di Solo. Bagian awal yang di temukan adalah tulang kering dan tulang tengkorak. Bentuk dari penemuan ini juga sangat unik. Karena memiliki bentuk yang beda dari yang lain. Yang akhirnya menjadi daya tarik para ilmuwan untuk di jadikan sebagai temuan yang menarik untuk di pelajari. Temuan ini juga sempat di bawa di bandung, sebelum sempat di bawa ke jawa atau solo, sehingga kita juga bisa mempelajari bangunan bersejarah di Bandung yang membantu kita memahami banyak hal tentang sejarah manusia kala itu.
- Homo Soloensis
Franz dan Koenigswald menemukan manusia purba ini pada kisaran tahun 1931-1934. Karena volume otaknya, manusia purba ini tidak termasuk ke dalam golongan manusia kera. Mereka juga di nilai lebih cerdas dan mempunyai kehidupan yang lebih baik. Fosil pertama yang di temukan adalah tulang tengkorak. Dan di perkirakan juga kehidupannya terjadi 900.000 sampai 300.000 tahunan lalu.
Penting untuk kita perhatikan juga monumen di Indonesia yang membantu kita memahami sejarah manusia purba yang menarik sekali untuk di pelajari dan di pahami dengan jelas. Bentuk dari temuan ini juga sangat unik, misalnya cara berjalan dari manusia purba yang satu ini adalah dengan bipedal, mereka juga memiliki badan yang lebih tegap. Memiliki wajah yang tidak menonjol seperti manusia kera. Namun, jenisnya sangat mirip dengan manusia purba yang sudah lama di budidayakan di museum.
Itu tadi beberapa jenis manusia purba yang bisa kita lihat dan pelajari untuk di perhatikan. Banyak sejarah manusia yang sangat indah dan menarik untuk kita pelajari meskipun sudah sangat lama, namun pengetahuan sangat membantu kita sekarang tentang sejarahnya. Dan sejarah atau peninggalan yang sudah lama ini, akan sangat membantu kita untuk lebih menghargai dan ingin menjaga dan membudidayakan peninggalan-peninggalan ini dengan sangat baik.