Perang Salib adalah perang yang terjadi antara Kristen dan Islam selama lebih dari 2 abad. Perang ini melibatkan orang-orang Kristen Eropa yang berhadapan dengan orang Turki Seljuk dan orang-orang Arab. Pada artikel ini akan dibahas mengenai penyebab Perang Salib dan dampaknya. Baca juga sejarah terbentuknya agama Kristen, sejarah Perjanjian Lama, dan Peradaban Romawi.
Penyebab Perang Salib
Terdapat beberapa hal yang menjadi penyebab Perang Salib. Penyebab Perang Salib diantaranya adalah:
- Pengambilalihan Spanyol yang dikuasai oleh Dinasti Ummayah
Kaum Muslim berhasil menghancurkan berbagai penjajahan di berbagai wilayah yang dilakukan oleh pihak yang berwajah topeng agama Kristen di berbagai tempat seperti di Afrika Utara dan Syria. Selain itu, Islam juga berhasil menduduki dataran Eropa, khususnya Spanyol. Dinasti Ummayah memiliki peran yang sangat penting, sehingga dapat merebut negara tersebut.
Rasa tidak terima datang dari Gereja-Gereja Eropa, sehingga mereka melakukan negosiasi untuk merebut kembali Spanyol yang telah lama dilakukan oleh Dinasti Ummayah. Peperangan pun terjadi di negara tersebut dan menewaskan banyak orang. Perebutan negara tersebut akhirnya terjadi di tanah yang telah berhasil dikuasai Bani Ummayah selama kurang lebih tujuh abad lamanya.
2. Usaha Paus Urbanus II untuk mempersatukan gereja
Paus Urbanus memiliki otoritas tertinggi pada Gereja Eropa. Alexius Comnensu merasa geram atas kekalahannya atas peperangan untuk menghancurkan Bani Saljuk sang penguasa Asia dan juga Yerusalem. Ia pun menyampaikan keluhannya dan propagandanya kepada Paus Urbanus II. Paus pun akhirnya memerintahkan kepada gereja-gereja di Eropa untuk mengumpulkan para tokoh Kristen di kota Clermont. Ia berpidato dan mengutarakan propagandanya untuk menyatukan seluruh umat Kristen agar berperang melawan umat Islam.
Satu hal penting dari pidato yang disampaikan Paus, yakni janji kepada siapa saja yang ikut angkat senjata maka akan diampuni segala dosanya. Dalam waktu yang teramat singkat, pasukan yang beranggotakan ratusan ribu umat Kristen berhasil untuk dikumpulkan di Kota Constantinopel. Terdapat tujuan licik dibalik perintah Paus, yakni ingin memperluas kekuasaan agar seluruh gereja Romawi yang ada dapat tunduk pada kekuasaannya. Baca juga sejarah berdirinya gereja Katedral Jakarta dan sejarah berdirinya gereja Katolik.
3. Isu larang peziarah Kristen untuk mengunjungi Yerusalem
Saat itu, para pemimpin umat Kristen mewajibkan umatnya yang ingin menghapus dosan supaya datang langsung ke Baitul Maqdis untuk meminta pengampunan. Umat Kristen pun yang merasa dirinya sangat berdosa segera pergi ke tempat tersebut untuk mensucikan diri. Pada umunya, gerombolan umat yang datang kebanyakan diisi oleh para penjahat yang ingin bertaubat. Namun, saat tiba di Palestina ternyata banyak dari mereka yang membawa peralatan yang kurang wajar, seperti senjata, obor, dan garpu rumput. Mereka juga berbuat keonaran pada gerombolan mereka sendiri atau warga Palestina yang lain.
Pemerintah Islam saat itu akhirnya mewajibkan seluruh umat Kristen agar tidak membawa senjata, sehingga tidak membahayakan siapapun. Kabar yang berhembus justru berkebalikan dengan apa yang dihimbau oleh pemerintah Islam. Kabar yang disebarkan justru menyatakan bahwa adanya pelarangan peziarah untuk mengunjungi Yerusalem dan mereka tidak diperbolehkan untuk datang ke kota itu sama sekali. Kabar burung tersebut pun menjadi pemicu sebagian besar masyarakat Kristen untuk ikut serta dalam Perang Salib.
4. Fitnah yang dihembuskan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab
Penyebab Perang Salib juga berasal dari fitnah yang dikeluarkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Fitnah tersebut mulai dari pernyataan kekuasaan Bani Saljuk yang kejam. Padahal tidak ditemukan kekejaman tersebut pada Bani Saljuk. Kabar tersebut dihembuskan oleh beberapa orang dari Kaum Kristen sendiri yang iri akan kemajuan teknologi dalam pemerintahan Islam saat itu. Ketidakseimbangan teknologi itu dijadikan sebuah siasat untuk melakukan peperangan terhadap pemerintah Islam sebagai usaha merebut teknologi yang ada.
5. Kepentingan politik dari Kaisar Bizantium
Alexis Commenus, Kaisar Bizantium, memanfaatkan semangat rakyat Eropa untuk membalaskan dendamnya dan merebut kembali wilayah yang pernah dikuasainya. Hal ini karena kekalahan Bizantium pada 1071 oleh DInasti Turki Seljuk yang telah membuat kerajaan tersebut kehilangan wilayah kekuasaannya di Asia Kecil. Alexis Commenus pun mengirimkan pesan kepada Paus Urbanus II agar bersedia menolong Bizantium. Commenus akan mengirimkan banyak pasukan kerajaan sebagai gantinya untuk membantu Perang Salib.
Selain jatuhnya Asia Kecil ke dalam kekuasaan orang-orang Muslim, Eropa juga khawatir dengan kemunculan banyak kekuatan kerajaan Islam yang akan mengancam keberadaan orang-orang Eropa. Mereka takut akan kebangkitan dari timur tersebut yang akan mengganggu kestabilan negara-negara di wilayah barat, khususnya Eropa. Mereka pun beranggapan harus segera menghentikan pergerakan umat Muslim jika tidak ingin kekuasannya terganggu.
6. Keikusertaan rakyat jelata dalam Perang Salib
Banyak relawan yang turut serta dalam Perang Salib berasal dari kalangan rakyat jelata. Meraka tidak memiliki status terpandang di tempat asalnya atau bahkan tidak memiliki pekerjaan. Mereka beranggapan bahwa keikusertaannya dalam perang tersebut akan membuat status sosial mereka meningkat. Mereka juga berharap kesejahteraan keluarga mereka akan meningkat dan lebih diperhatikan oleh penguasa setempat sebagai balasan dari kontribusinya dalam Perang Salib.
7. Posisi para pedagang Eropa yang mulai terancam
Penyebab Perang Salib juga dilatarbelakangi oleh alasan ekonomi. Para pedagang Eropa merasa diri mereka mulai terancam oleh para pedagang Muslim. Hal ini karena pada abad ke-10, para saudagar Muslim menguasai hampir seluruh jalur perdagangan di Laut Tengah. Hal ini sudah pasti dianggap menghambat perkembangan perdagangan untuk wilayah Eropa. Para pedagang Kristen pun sangat mendukung dilakukannya Perang Salib. Mereka bersedia menjadi penyokong dana pada rangkaian ekspedisi para tentara Perang Salib ke wilayah Yerusalem.
Dampak Perang Salib
Perang Salib memberi dampak kuat terhadapa Timur dan Barat. Selain kehancuran fisik, perang ini juga meninggalkan perubahan positif meskipun secara politis, misi Kristen-Eropa untuk menguasai Dunia Islam gagal. Perang ini meninggalkan pengaruh yang kuat terhadap perkembangan Eropa pada masa selanjutnya. Dampak Perang Salib yang terjadi selama berabad-abad diantaranya adalah:
- Hancurnya Peradaban Byzantium
Dampak paling menyedihkan adalah hancurnya Peradaban Byzantium yang telah dikuasai umat Islam sejak Perang Salib keempat hingga masa kekuasaan Turki Usmani tahun 1453. Hal ini menyebabkan seluruh kawasan pendukung kebudayaan Kristen Otrhodox menghadapi kehancuran yang tidak terelakan. Dengan sendirinya, maka impian Paus Urban II untuk unifikasi dunia Kristen di bawah kekuasan Paus menjadi sirna.
- Meningkatnya peradaban bangsa Eropa beberapa abad sesudahnya
Eropa meraih kesuksean dengan melaksanakan alih berbagai disiplin ilmu yang saat itu berkembang pesat di dunia Islam. Hal ini turut berpengaruh terhadap peningkatan kualias peradaban bangsa Eropa beberapa abad sesudahnya. Mereka belajar dari kaum Muslim berbagai teknologi perindustrian dan mentransfer berbagai jenis industri yang mengakibatkan terjadinya perubahan besar-besaran di Eropa. Peradaban Barat pun sangat diwarnai oleh peradaban Islam dan membuatnya maju dan berada di puncak kejayaan.
- Umat Islam kehilangan sebagian warisan kebudayaan
Bagi umat Islam sendiri, perang ini tidak memberikan kontribusi bagi pengembangan kebudayaan. Kaum Muslim malah kehilangan sebagian warisan kebudayaannya. Peradaban Islam pun telah diboyong dari Timur ke Barat. Perang ini pun mengembalikan Eropa pada kejayaan, bukan hanya pada bidang material, tetapi pada bidang yang mengilhami lahirnya masa Renaisance. Meskipun kaum Muslim memenangi peperangan ini, tetapi kemenangan Tentara Salib pada beberapa episode menjadi stasiun ekspedisi yang bermacam-macam. Hal ini memugkinkan untuk memindahkan khazanah peradaban Timur ke dunia Masehi-Barat pada abad pertengahan.
- Kebudayaan Islam yang mempengaruhi kebudayaan Eropa
Kebudayaan Islam pada abad pertengahan mempengaruhi kebudayaan Eropa di bidang seni. Hal tersebut dapat terlihat dari bentuk-bentuk arsitektur bangunan yang meniru arsitektur gereja di Armenia dan bangunan pada masa Bani Saljuk. Model-model arsitektur Romawi juga adalah hasil dari revolusi ilmu ukur yang lahir di Eropa Barat yang bersumber dari dunia Islam.
- Penemuan benua Amerika
Perang Salib memberikan kontribusi kepada gerakan eksplorasi yang berujung dengan ditemukannya benua Amerika. Selain itu, perang ini mengilhami rute perjalanan ke India yang mengelilingi Tanjung Harapan. Penemuan dunia baru tersebut mempersiapkan mereka untuk melakukan penjelajahan samudra di kemudian hari. Hal ini kemudian berlanjut dengan usaha negara-negara Eropa untuk melaksanakan kolonialisasi di bebagai negara di Timur, termasuk Indonesia. Baca juga masa kolonial Eropa di Indonesia, sejarah benua Amerika, sejarah kemerdekaan Amerika dan sejarah Perang Amerika.
- Banyaknya korban jiwa dari kedua belah pihak
Perang yang telah berlangsung selama berabad-abad ini memakan banyak korban jiwa dari kedua belah pihak. Perang yang dilatarbelakangi oleh keinginan Kristen Eropa untuk menguasai Dunia Islam ini telah menghabiskan asset kekayaan bangsa dan mengorbankan putera-putera terbaik bagi dunia Islam. Bahkan, gencatan senjata yang ditawarkan terhadap kaum Muslim oleh Pasukan Salib selalu didahului oleh pembantaian masal. Hal ini kemudian merusak struktur masyarakat yang dalam batas tertentu menjadi penyebab keterbelakangan umat Islam dari umat lain.
- Terputusnya jalur perdagangan Eropa dan Timur Tengah
Perang Salib memberi pengaruh pada terputusnya jalur perdagangan Eropa dan Timur Tengah. Hal ini disokong dengan dikuasainya Konstantinopel. Pedagang Eropa pun mulai mencari jalan lain untuk mendapatkan rempah-rempah secara langsung. Baca juga sejarah Konstantinopel, Peradaban Yunani,dan sejarah Colosseum.
Inilah penjelasan mengenai Perang Salib dan Dampaknya. Semoga bermanfaat.