Penting bagi suatu negara untuk menjalin hubungan internasional, termasuk Indonesia. Hal ini penting agar Indonesia dapat mengambil peran dalam pengambilan kebijakan internasional. Peran Indonesia dalam hubungan internasional mencakup dalam berbagai bidang. Berikut adalah peran Indonesia dalam hubungan internasional:
- ASEAN (Association of South East Asian Nation)
Indonesia tergabung dalam organisasi ASEAN, yakni organisasi yang mengayomi kesatuan bagi negara-negara di Kawasan Asia Tenggara. Pada masa awal terbentuknya, sejarah berdirinya ASEAN hanya beranggotakan 5 nama-nama pendiri ASEAN dengan tujuan dari ASEAN. Namun, saat ini jumlah anggotanya mencapai 10 negara. Organisasi ASEAN didirikan di Bangkok, Thailand, pada tanggal 8 Agustus 1967. Indonesia menjadi salah satu dari lima negara yang mempelopori pendirian ASEAN. Keempat negara lainnya adalah Singapura, Thailand, Malaysia, dan Filipina. Indonesia pun berperan aktif dalam beragam kegiatan kerja sama.
- PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa)
Indonesia juga berperan aktif dalam organisasi internasional, yakni sejarah berdirinya PBB. Indonesia masuk menjadi anggota Perserikatan Bangsa-bangsa yang ke-60 pada tanggal 28 September 1950. Indonesia pernah keluar dari keanggotaan PBB pada tanggal 7 Januari 1965. Hal ini merupakan bentuk protes atas diterimanya Malaysia menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Namun, Indonesia kembali menjadi anggota PBB pada tanggal 28 September 1966 dan tetap sebagai anggota yang ke-60 dengan tujuan organisasi PBB yang mulia. Indonesia telah mampu masuk dalam struktur PBB, yaitu menjabat sebagai Dewan Tetap hingga tahun 2020. Hal tersebut dilatarbelakangi karena Indonesia mempunyai toleransi yang tinggi dan sering ikut andil dalam menjaga perdamaian dunia.
- G-20 (Kelompok 20)
Indonesia merupakan satu-satunya negara ASEAN yang menjadi anggota G-20. Kelompok 20 atau G20 beranggotakan 19 negara dan ditambah dengan Uni Eropa, yang menguasai 75% perdagangan dunia. Indonesia memiliki pertumbuhan ekonomi yang stabil setiap tahunnya, sehingga menempatkan negara ini menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia. Negara kita memiliki model pembangunana yang sangat lengkap, yakni sumber daya alam melimpah, sumber daya manusia berkualista, letak geografis yang stabil, dan iklim demokrasi yang stabil.
- MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)
MEA diberlakukan pada tahun 2015 dan lebih dikenal dengan sebutan Pasar Bebas Asia Tenggara. MEA ditetapkan oleh negara-negara Asia Tenggara dalam menghadapi era globalisasi. Indonesia pun ikut andil dalam pelaksanaan MEA. MEA diberlakukan karena timbulnya dampak globalisasi pada sektor ekonomi yang berpotensi membuat keadaan ekonomi di negara-negara ASEAN tidak stabil dan kurang mampu memenuhi kebutuhan masyarakatnya. Keberadaan MEA dapat memacu daya saing para pelaku bisnis di Indonesia untuk meningkatkan kualitas dan profesionalitas, sehingga dapat bersaing secara sehat dengan produk asing yang beredar di pasaran. Baca juga peran Indonesia dalam AFTA.
- GNB (Gerakan Non Blok)
Indonesia aktif sebagai salah satu pendiri Gerakan Non-Blok (GNB) pada tahun 1961. Pada tahun 1992, Indonesia bahkan ditunjuk menjadi Ketua Gerakan Non Blok (GNB) dalam Konferensi Negara-negara Non-Blok yang berlangsung di Jakarta. Keikutsertaan Indonesia melalui GNB ini secara langsung menunjukkan bahwa Indonesia telah turut serta meredakan ketegangan yang diakibatkan Perang Dingin antara Blok Barat dan Blok Timur.
- APEC (Asia Pacific Economic Cooperation)
Sejarah berdirinya APEC merupakan forum kerja sama ekonomi yang terdiri dari dua puluh negara anggota yang tersebar di seantero benua Asia dan wilayah di lingkar Samudera Pasifik. Sejarah pembentukan APEC didirikan pada bulan Januari tahun 1989. Pendirian APEC memiliki tujuan sebagai berikut, yakni:
- Memperkuat pertumbuhan dan pembangunan sektor ekonomi di segenap Kawasan Asia Pasifik
- Mengeratkan hubungan kerja sama ekonomi di antara sesama negara anggota
- Memacu perkembangan perdagangan bebas di seluruh wilayah Asia Pasifik.
Peran Indonesia dalam APEC khususnya dalam KTT APEC 15 November 1994 adalah (1) Indonesia menjadi Ketua APEC Periode 1994; (2) Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi APEC 1994; (3) Perumus Bogor Declaration dan Bogor Goals pada KTT APEC 1994; dan (4) Pendorong terbentuknya ECOTECH (Economic and Technical Cooperation).
- OKI (Organisasi Konferensi Islam)
OKI berdiri pada tanggal 25 September 1969 di Rabat, Maroko, setelah para pemimpin sejumlah negara Islam mengadakan KTT Islam. Organsasi ini berubah nama dari Organisasi Konferensi Islam menjadi Organisasi Kerjasama Islam pada tanggal 28 Juni 2011. OKI lahir sebagai reaksi negara-negara Islam atas tindakan Israel yang membakar Masjid Al-Aqsa pada tanggal 21 Agustus 1969. Organisasi ini didirikan untuk meningkatkan solidaritas Islam, mengkoordinasikan kerja sama antar negara anggota, mendukung perdamaian dan keamanan internasional, melindungi tempat-tempat suci Islam, dan membantu perjuangan kemerdekaan negara Palestina yang merdeka dan juga berdaulat.
Peran Indonesia salah satunya ialah memfasilitasi upaya penyelesaian konflik antara Moro National Liberation Front (MNLF) dengan Pemerintah Filipina (GRP) dengan mengacu kepada Final Peace Agreement, 1996. Selain itu, Indonesia juga memberi dukungan berdirinya negara Palestina yang merdeka dan berdaulat dengan Yerusalem sebagai ibukotanya. Dukungan tersebut bahkan dibuktikan dengan pembukaan hubungan diplomatik antara Pemerintah RI dan Palestina pada tanggal 19 Oktober 1989.
- OPEC
OPEC merupakan Organisasi Negara Pengekspor Minyak yang terdiri dari 12 negara produsen minyak. Negara-negara tersebut mengendalikan 61% ekspor minyak dunia dan menguasai 80% cadangan minyak dunia. OPEC didirikan oleh lima negara, yakni Iran, Irak, Kuwait, Arab Saudi, dan Venezuela dan terdaftar di PBB tanggal 6 November 1962. Indonesia telah bergabung menjad anggota OPEC sejak tahun 1962. Peran Indonesia dalam OPEC sangat nyata, yakni pada saat Sekjen OPEC dijabat oleh Prof. Subroto untuk periode 1988 – 1994. Saat itu, Indonesia dikenal sebagai mediator antara produsen dan konsumen serta menengahi negara-negara anggota OPEC yang terlibat konflik.
Namun, saat ini status Indonesia sedang dibekukan atau disuspensi yang dimulai pada tahun 2008. Hal ini karena posisi Indonesia sebagai importir minyak membuat timbulnya ketidakcocokan dengan negara-negara eksportir minyak yang menjadi anggota OPEC lainnya. Selain menjadi anggota beberapa organisasi regional dan global, Indonesia juga aktif alam mengikuti berbagai kegiatan berskala internasional. Kegiatan-kegiatan tersebut diantaranya adalah:
- Misi Perdamaian Dewan Keamanan PBB
Indonesia terlibat langsung dalam misi perdamaian oleh Dewan Keamanan PBB. Indonesia mengirimkan Pasukan Garuda ke negara-negara yang dilanda konflik, seperti Konggo, Vietnam, Bosnia, dan Kamboja.
- KAA (Konferensi Asia Afrika)
Indonesia mempelopori penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika pada tahun 1955. Konferensi ini melahirkan semangat dan solidaritas negara-negara Asia-Afrika yang kemudian melahirkan Dasasila Bandung.
- Kompetisi Olahraga
Indonesia selalu mengirimkan atlet-atlet terbaiknya dalam berbagai kompetisi olahraga internasional. Misalnya, Sea Games, Asian Games, dan Olimpiade.
Inilah penjelasan mengenai peran Indonesia dalam hubungan Internasional. Semoga bermanfaat.