Manusia purba adalah jenis manusia yang hidup pada zaman prasejarah (zaman belum mengenal tulisan). Ahli sejarah memperkirakan bahwa manusia purba telah meninggali bumi sejak empat tahun yang lalu. Begitu juga dengan manusia purba yang hidup pada zaman prasejarah di Indonesia. Ada berbagai nama manusia purba di Indonesia yang ditemukan oleh para arkeolog. Nama-nama manusia purba tersebut biasanya disesuaikan dengan lokasi ditemukannya fosil manusia purba.
Penelitian terkait dengan manusia purba di Indonesia sudah digeluti oleh Ilmuwan Belanda bernama Eugene Dubois sejak abad ke-18. Penelitian awalnya dilakukan di Sumatera, tetapi karena tidak membuahkan hasil maka berpindah ke Pulau Jawa. Cara mengetahui kehidupan manusia purba di Indonesia yakni:
Nama Manusia Purba di Indonesia
Berikut adalah nama manusia purba di Indonesia, yakni:
Manusia purba Meganthropus Paleojavanicus merupakan manusia purba tertua dan terbesar di Indonesia. Meganthropus Paleojavanicus berasal dari kata megan yang berarti besar, anthropus berarti manusia, paleo yang berarti tua, dan javanicus yang berarti berasal dari Jawa.
Fosil ini berasal dari lapisan Pleistosen Bawah. Meganthropus berbadan tegap dan memiliki rahang yang kuat dan besar. Manusia purba jenis ini atau cara hidup meganthropus paleojavanicus adalah dengan bertahan hidup dengan cara mengumpulkan makanan. Makanan yang dikonsumsi berasal dari tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan. Manusia purba Meganthropus Paleojavanicus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Jenis manusia purba Pithecanthropus Erectus paling banyak dtemukan di Indonesia. Makna dari Pithecanthropus Erectus memiliki arti manusia yang berjalan tegak. Pithecanthropus Erectus yang paling terkenal di Indonesia, yakni Pithecanthropus Erectus, Pithecanthropus Mojokertensis, dan Pithecanthropus Soloensis. Pithecanthropus Erectus memiliki umur yang bervariasi, yaitu antara 30.000 hingga 1 juta tahun yang lalu. Manusia Pithecanthropus Erectus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Seorang peneliti, Widenreich, menemukan fosil tengkorak anak manusia purba di sebuah desa yang terletak di Mojokerto pada tahun 1936. Fosil ini diberi nama pithecanthropus robustus. Von Koenigswald menyebutnya dengan nama pithecanthropus mojokertensis yang disesuaikan dengan nama daerah ditemukannya. Manusia purba pithecanthropus mojokertensi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Manusia purba homo sapiens diperkirakan hidup antara 15.000 hingga 400.000 tahun SM. Homo sapiens dianggap sebagai manusia purba yang berusia paling muda dari semua manusia purba yang ada. Manuisa ini memiliki volum otak yang hampir mirip dengan manusia modern. Hal ini menyebabkan homo sapiens menjadi satu-satunya manusia purba yang dapat berpikir. Manusia purba ini tidak lagi dikategorikan sebagai manusia kera. Ciri umum manusia purba homo sapiens adalah sebagai berikut:
Homo sapiens yang telah ditemukan di Indonesia berjumlah tiga jenis, yaitu homo soloensis, homo wajakensis, dan homo floresiensis. Penjelasan dari masing-masing jenis homo sapiens yakni sebagai berikut:
Fosil manusia purba jenis ini ditemukan oleh Von Koenigswald dan Weidenrich antara tahun 1933 – 1934 di lembah Bengawan Solo. Fosil homo soloensis yang ditemukan memiliki volume otak yang bukan lagi seperti manusia kera. Manusia purba jenis ini berpostur tegap, berhidung besar, dan bermulut menonjol adalah ciri utama dari homo soloensis. Walaupun para peneliti tidak memiliki catatan sebanyak catatan saat meneliti manusia purba lainnnya, tetapi keberadaan manusia purba jenis ini masih dapat diendus dengan cukup jelas.
Manusia purba jenis ini memiliki tingkatan lebih tinggi dibandingkan Homo erectus. Bentuk fisik manusia purba homo soloensis hanya sedikit yang kelihatan seperti kera, sehingga lebih menyerupai manusia. Manusia purba ini disebut homo soloensis, yang berarti manusia dari Solo. Sunga Bengawan Solo ialah jantung dari kehidupan primitif di zaman dahulu. Terdapat berbagai penemuan yang mampu mengindikasikan kecenderungan bahwa homo soloensis sangat dekat hubungannya dengan air. Air memiliki banyak manfaat pada zaman purba dan penemuan homo soloensis merupakan bukti nyatanya.
Fosil manusia purba homo wajakensis ditemukan oleh Dubois di tahun 1889 di Wajak sekitaran Tulungagung. Manusia purba ini dapat membuat peralatan yang terbuat dari batu dan tulang serta mengerti mengenai cara memasak. Baca juga alat pada manusia zaman batu. Manusia purba ini diberi nama sesuai dengan tempat ditemukannya fosil manusia purbanya, yaitu Wajak. Tengkorak manusia purba homo wajakensis menurut penemunya Eugene Dubois berbeda dengan tengkorak bangsa Indonesia pada umumnya.
Tengkoraknya lebih banyak kesamaan dengan penduduk asli Benua Australia. Oleh karena itu, E. Dubois menyimpulkan bahwa Homo Wajakensis termasuk bangsa Australoid, tetapi juga dianggap sebagai manusia purba keturunan homo soloensis.
Fosil homo florosiensis ditemukan di daerah Flores, Indonesia. Manusia purba jenis ini sudah memiliki kemampuan untuk melakukan kegiatan ekonom. Homo florosiensis sudah memiliki kesadaran pada lingkungan sosialnya. Hal ini memicu timbulnya kesamaan ras di dunia. Penemu manusia purba ini berasal dari Belanda. Baca juga penjelasan mengenai ciri-ciri homo robustus untuk mengetahui ciri-ciri dan kehidupan manusia purba homo robustus.
Kebudayaan manusia purba di Indonesia dapat diketahui berdasarkan analisis benda-benda peninggalan yang ditemukan. Kebudayaan-kebudayaan tersebut yakni Kebudayaan Manusia Purba Pacitan, Kebudayaan Manusia Purba Ngandong. Kebudayaan Manusia Purba Tulang Sampung, dan Kebudayaan Manusia Purba Toala.
Corak Kehidupan Manusia Purba
Manusia di zaman purba memiliki cara hidup yang sederhana dan sangat bergantung dengan alam. Corak kehidupan manusia purba yakni sebagai berikut:
Pada masa berburu, manusia purba tidak memiliki tempat tinggal permanen. Mereka masih hidup secara berpindah-pindah. Selain itu, ciri lain masa berburu adalah:
Baca juga penjelasan zaman neozoikum tersier dan flora dan fauna pada zaman paleozoikum untuk lebih memahami kehidupan manusia pada zaman purba.
Pada masa bercocok tanam, manusia purba sudah mulai hidup menetap. Ciri lainnya pada masa bercocok tanam adalah:
Pada masa ini, manusia purba mulai mengenal kepercayaan. Bukti adanya kepercayaan yang dianut pada masa ini adalah:
Pada masa perundagian, manusia purba mulai memiliki kemampuan untuk mengasah logam. Mereka mulai memiliki keahlian untuk membuat perhiasan seperti cincin. Selain itu, ciri kehidupan manusai purba pada masa perundagian adalah sebagai berikut:
Baca juga zaman logam besi untuk memahami kehidupan manusia purba pada zaman logam besi. Inilah nama manusia purba di Indonesia dan kehiudupannya dari masa ke masa. Semoga penjelasan ini dapat menambah wawasan Anda mengenai kehidupa masa prasejarah di Indonesia melalui temuan demi temuan fosil di Indonesia yang juga termasuk peninggalan bersejarah di dunia. Anda juga dapat membaca sejarah beberapa museum yang menyimpan benda-benda purbakala seperti sejarah Museum Gedung Arca Medan dan sejarah Museum Banten. Semoga bermanfaat.
Latar Belakang Hari Kebangkitan Nasional Setiap tanggal 20 Mei rakyat Indonesia memperingati hari kebangkitan nasional…
Latar Belakang Hari Buruh Internasional ( May Day) Demonstrasi dan orasi merupakan hak semua orang…
Mungkin banyak dari kita yang sering membaca atau mendengar istilah kolonialisme dan imperialisme. Selain dari…
Dunia ini memiliki banyak negara. Total ada Negara 193 negara yang ada di dunia ini.…
Kita sering kali mendengar istilah de facto dan de jure. Beberapa di antara kita mungkin…
Kerajaan Demak atau Kesultanan Demak merupakan bagian dari sejarah kerajaan Islam di Indonesia sebagai kerajaan…