Bagi Anda yang senang mempelajari berbagai budaya dari daerah – daerah di Indonesia dan pernah berkunjung berbagai museum, mungkin Anda bisa mempertimbangkan untuk menyimak sejarah museum Banten yang berisi banyak peninggalan budaya dan sejarah daerahnya. Propinsi Banten merupakan salah satu daerah yang memiliki banyak sekali kekayaan sejarah yang harganya tidak ternilai. Peninggalan tersebut berupa bermacam – macam benda yang didapatkan sejak zaman megalitikum hingga zaman kolonial yang banyak bertebaran di seluruh wilayah Banten. Selain itu, Banten juga memiliki peninggalan sejarah dari zaman kesultanan, juga sejarah masa Hindu Budha dan juga masa animisme.
Berdasarkan dokumen dalam Kajian Perencanaan Pengelolaan Museum Negeri Propinsi Banten yang dibuat pada tahun 2008-2009, ada dua pertimbangan utama yang mendasari pembangunan museum tersebut. Pertama, karena Banten memiliki sumber daya daerah yang sangat beragam dari alam, sosial dan budayanya sehingga museum tidak hanya akan difokuskan pada satu disiplin ilmu saja. Kedua, karena banyak benda peninggalan propinsi ini memiliki nilai yang menarik untuk dibuka kepada publik agar banyak yang mengetahui dan menelitinya lebih lanjut. Ketahui juga mengenai sejarah perang banten, sejarah berdirinya banten, dan juga silsilah kerajaan banten islam.
Sejarah Museum Banten
Museum negeri propinsi Banten berada di kota Serang, Banten yang letaknya tidak jauh dari ibukota Jakarta. Letak Serang cukup ditempuh selama 2-3 jam dari Jakarta saja. Museum terletak di tengah kota dan berdekatan dengan alun – alun kota Serang, tepatnya di Jalan Brigjen KH. Samun yang memiliki gaya arsitektur Dutch Colonial Villa. Bangunan yang memang merupakan peninggalan zaman Belanda ini akan membuat pengunjung merasakan suasana zaman kolonial. Dulunya bangunan ini digunakan sebagai Kantor Karesidenan Banten, lalu markas pemerintahan Jepang. Gedung ini menjadi Residen Banten setelah kemerdekaan Indonesia dan juga kantor Inspektur Wilayah Banten di Jawa Barat. Gedung difungsikan menjadi Pendopo Gubernur Banten setelah Banten berubah menjadi propinsi mandiri pada 4 Oktober 2000. Gedung ini dipilih untuk menggantikan lokasi museum lama.
Museum negeri Banten didirikan pada tahun 2013 di Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B) namun akses menuju kesana agak sulit dicapai dengan kendaraan umum sehingga berdampak pada jumlah pengunjung yang tidak mengalami kenaikan signifikan. Karena itu museum kemudian dipindahkan ke pendopo Gubernur.
Museum diresmikan pada 29 Oktober 2015 oleh Gubernur Rano Karno dan dipilih karena letaknya yang strategis di pusat kota dan bangunan yang memiliki nilai sejarah, juga merupakan salah satu cagar budaya bertipe A di Banten yang dibangun pada 1821-1828. Sejarah museum Banten berada di bawah lembaga Balai Budaya Banten yang merupakan bagian dari Unit Pelaksanaan Teknis Dinas (UPTD) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Banten yang dibentuk berdasarkan Peraturan Gubernur Banten nomor 12 tahun 2012. UPTD Banten adalah pelaksana teknis yang ditunjuk untuk mengelola Taman Budaya dan juga Museum Negeri Banten.
Sejarah museum Banten ini dibuat untuk menjadi museum identitas yang didalamnya akan diisi koleksi dari dua periode, yaitu Banten Masa Kini dan Banten Masa Lalu. Untuk tahap pertama akan dikembangkan penataan ruang pamer yang akan menyampaikan identitas propinsi Banten pada masa sekarang, yaitu budaya Banten.
Penggaggasan museum sebagai museum yang menyadari kebutuhan masyarakat untuk dapat memahami perbedaan dan bertujuan untuk memperkenalkan kembali pandangan lama tentang siapa sebenarnya orang Banten. Tujuan selanjutnya untuk memperluas fokus pada penataan ruang pamer museum yang menampilkan ‘Orang Banten’ yang tidak dianggap masuk dalam kategori ‘Orang Banten’, lalu untuk memperluas akses museum secara fisik dan informasi bagi masyarakat di propinsi Banten yang berbeda – beda, juga untuk membentuk dan memperkuat identitas budaya dari masyarakat Banten.
Koleksi Museum Negeri Banten
Sebagian koleksi yang menjadi bagian dari sejarah museum Banten berasal dari Museum Krakatau Carita yang diserahterimakan pada April 2010. Di dekat meja pendaftaran terdapat sebuah patung badak bercula satu yang menjadi maskot khas berasal dari propinsi Banten, juga sebuah replika prasasti Munjul. Di sebelah kiri pintu masuk ada sebuah hologram yang menjelaskan mengenai ‘Siapa Orang Banten’. Di ruang depan ada berbagai koleksi museum mulai dari keramik yang berasal dari zaman dulu, keris pusaka, berbagai arca kuno, dan fosil badak bercula satu didalam etalase kaca. Museum juga memiliki fasilitas berupa virtual reality yang bisa diakses pengunjung dan membuat mereka merasa seperti sedang berada di dunia nyata ketika sedang mengakses informasi tersebut.
Selain itu ada juga satu set peralatan menyelam yang digunakan untuk eksplorasi laut Banten, dan aula yang dapat digunakan untuk kegiatan menonton film yang berhubungan dengan sejarah Banten. Museum juga memiliki berbagai program menarik yang bisa diikuti pengunjung, seperti Lawatan Budaya, Workshop Kebudayaan, Lomba Mendesain Logo Museum, dan Weekend at The Museum. Pengunjung museum dari tahun ke tahun terus meningkat jumlahnya. Misalnya, pada tahun 2015 ada 8.700 pengunjung, dan pada tahun 2016 sudah ada 11.700 orang yang berkunjung ke museum ini. Tiket masuk tidak dikenakan biaya, dan museum buka sejak pukul 8 pagi sampai pukul 4 sore setiap harinya. Pengunjung bisa berasal dari individu ataupun rombongan.
Pembenahan Museum Negeri Banten
Keberadaan museum di tengah – tengah pusat Ibukota Propinsi Banten pastinya perlu diapresiasi sebagai usaha positif sebagai usaha untuk memperkenalkan kekayaan alam dan budaya Banten kepada masyarakatnya. Lokasi yang strategis juga diharapkan bisa menjadi objek wisata baru bagi para wisatawan untuk dapat mengenal khazanah sosial budaya Banten, melalui berbagai koleksi yang dipajang oleh pihak museum, juga sebagai daya tarik bagi para ilmuwan yang haus akan ilmu pengetahuan.
Untuk itu pengelola museum harus bekerja keras demi melengkapi koleksi dan fasilitas museum yang dimulai dari era prasejarah sampai masa modern. Begitu juga dengan kecermatan untuk menyusun narasi mengenai barang koleksi yang disajikan karena dapat menjadi referensi yang menambah pengetahuan para pengunjung. Kondisi gedung museum yang ramah pengunjung juga patut menjadi perhatian pengelola agar tidak terasa kuno, seram dan kaku sehingga terkesan sebagai tempat penyimpanan benda – benda kuno dan berdebu yang tidak bermanfaat. Contoh museum modern, yaitu sejarah museum angkut, sejarah museum nasional, sejarah museum BRI Purwokerto dan sejarah museum dayu.
Museum negeri propinsi Banten dibangun dengan desain berbeda dengan kebanyakan museum negeri di propinsi lainnya. Kebanyakan museum negeri lain ditata menurut story line atau disusun berdasarkan kurun waktu. Museum Banten mengacu pada gaya post modern yang memanfaatkan teknologi digital. Tujuan dilibatkannya teknologi digital tentu untuk memudahkan pengunjung untuk tidak mudah bosan dan cukup mendapatkan informasi dengan melihat dan mendengarkan saja, tanpa repot membaca penjelasan yang panjang pada setiap koleksi.
Pembenahan yang dilakukan pada sejarah museum Banten ke arah digitalisasi informasi bertujuan agar museum lebih nyaman dan memiliki nilai edukasi tinggi. Selain itu museum juga masih mengupayakan penambahan koleksi. Konsep digital yang akan diterapkan ditekankan kepada visualisasi benda – benda kepurbakalaan dan juga berbagai situs cagar budaya yang ada di Propinsi Banten, karena situs – situs tersebut sangat luas dan tidak dapat dimuseumkan seluruhnya. Saat ini sedang ada perencanaan untuk membuat ruang bertema Religi yang menceritakan kisah penyebaran agama di Banten sejak dulu kala, yang pastinya juga akan menggunakan teknologi digital. Juga akan dibuat Debus Corner dan fasilitas lain yang menginformasikan mengenai kesenian dan kebudayaan yang ada di Banten.