Artefak adalah satu benda peninggalan sejarah yang pembuatannya menggunakan tangan manusia, baik itu berasal dari suatu kebudayaan , individu atau kelompok tertentu, dan bukan benda alami yang tidak mengalami modifikasi. Artefak seringkali ditemukan dalam suatu penjelajahan arkeologis lama setelah tidak lagi digunakan, atau bahkan ditemukan secara tidak sengaja. Untuk memberi para arkeolog informasi penting mengenai budaya dan kehidupan lampau, artefak membantu dalam meneentukan periode waktu di bumi dan sejarah yang tersimpan di baliknya.
Artefak Pada Zaman Prasejarah
Artefak dapat dikelompokkan menurut zaman prasejarah dimana benda tersebut dibuat. Beberapa penemuan artefak yang jenisnya dikelompokkan menurut zamannya dan merupakan artefak khas dari zaman tersebut yaitu:
- Zaman Palaeolitikum
Penelitian yang dilakukan oleh seorang ahli bernama Von Koenigswald melakukan penelitian di daerah Pacitan dan Ngandong, Jawa Timur. Ia kemudian mendapatkan kesimpulan bahwa manusia yang hidup pada zaman Palaeolitikum sudah mulai mempersenjatai diri dengan alat – alat yang fungsinya untuk melindungi diri. Bukti akan hal tersebut diperkuat dengan ditemukannya jenis artefak yang berbentuk kapak genggam atau kapak perimbas.
- Zaman Mesolithikum
Manusia pada zaman ini sudah dapat menetap dan membangun tempat tinggal permanen. Bukti yang menguatkan adalah penemuan Abris Sous Roche, yaitu sejenis tempat tinggal yang dibangun pada batu karang berbentuk ceruk – ceruk. Selain itu juga ada penemuan Kjokkenmoddinger berupa sampah – sampah kerang dan siput yang berbentuk gunungan besar sehingga memperkuat asumsi bahwa manusia di zaman ini sudah hidup menetap. Penemuan lainnya yang juga penting adalah jenis artefak dalam bentuk kapak genggam, batu penggiling dan tulang.
- Zaman Logam
Manusia pada zaman ini sudah dapat membuat peralatan dari bahan logam yang diperkuat dengan penemuan artefak berbentuk perhiasan emas, perunggu dan besi. Zaman logam kembali dibagi menjadi tiga bagian yaitu zaman tembaga, zaman perunggu dan zaman besi. Ketahui juga mengenai beberapa peninggalan zaman neolitikum, peninggalan zaman praaksara dan peninggalan zaman mesozoikum.
- Zaman Megalitikum
Biasa disebut dengan nama Zaman Batu Besar yang menjadi tonggak kelahiran bangunan – bangunan batu yang berukuran besar. Bangunan megalitik terbuat dari batu – batu besar yang dibuat untuk keperluan praktek kepercayaan prasejarah. Bangunan ini tersebar hampir di seluruh Indonesia dan seringkali ditemukan sekaligus sejumlah bangunan pada satu daerah. Kemunculan bangunan ini dimulai pada masa bercocok tanam hingga masa perundagian. Jenis bangunan megalitik antara lain menhir, dolmen, sarkofagus, waruga, kubur batu, punden berundak dan arca.
Jenis Artefak Menurut Bahan Pembuatnya
Peninggalan bersejarah tidak ada yang berupa tulisan melainkan berupa artefak atau benda buatan hasil kebudayaan manusia. Beberapa jenis dan contoh artefak dilihat dari bahan pembuatnya bisa Anda simak dalam pembahasan berikut :
1. Artefak dari Batu
Beberapa contoh artefak yang terbuat dari batu sebagai bagian dari peninggalan benda bersejarah di Indonesia antara lain:
- Kapak Genggam – Dikenal juga dengan nama Kapak Perimbas, alat ini terbuat dari batu yang dibuat menyerupai semacam kapak. Teknik yang digunakan untuk membuatnya masih kasar, belum bertangkai dan menggunakannya dengan cara digenggam. Kapak genggam ini ditemukan di Lahat (Sumsel), Kalianda (Lampung), Awangbangkal (Kalsel), Cabenge (Sulsel) dan Trunyan (Bali).
- Alat Serpih – Jenis artefak ini adalah alat pada zaman batu yang dicuil sisa dari pembuatan kapak genggam yang ditajamkan. Alat ini dapat digunakan untuk berbagai kegunaan seperti untuk serut, gurdi, menusuk, dan digunakan untuk memotong atau sebagai pisau. Tempat penemuannya di Punung, Sangiran, Ngandong (lembah Bengawan Solo), Gembong (Jateng), Cabenge, Gombong (Jateng), Lahat dan Mengeruda (Flores).
- Sumatralith – Dikenal juga dengan nama jenis artefak kapak genggam Sumatra. Teknik pembuatannya lebih halus daripada kapak perimbas. Kedua sisinya sudah dibuat menjadi tajam, namun cara penggunaannya masih digenggam. Sumatralith ditemukan di Lhokseumawe (Aceh) dan Binjai (Sumatera Utara).
- Beliung Persegi – Jenis artefak ini bernama lain kapak persegi, yaitu alat yang memiliki permukaan memanjang dan berbentuk segi empat. Seluruh permukaannya sudah digosok secara halus. Sisi awalnya diikat pada sebuah tangkai dan sisi depannya diasah sampai tajam. Beliung persegi yang berukuran besar memiliki fungsi sebagai cangkul sedangkan yang kecil berfungsi sebagai alat untuk mengukir rumah atau untuk memahat. Kapak persegi ini ditemukan di Sumatera, Jawa, Bali, Lombok dan Sulawesi.
- Kapak Lonjong – Jenis artefak ini berbentuk lonjong, seluruh permukaannya sudah digosok sampai halus. Sisi awalnya agak runcing dan diikat pada sebuah tangkai untuk memegang. Sisi depannya berbentuk lebih melebar dan diasah lebih tajam daripada sisi lain. Fungsi alat ini adalah untuk memotong kayu dan berburu, ditemukan di Sulawesi, Flores, Tanimbar, Maluku dan Papua.
- Mata Panah – Ini adalah jenis artefak berupa alat berburu yang sangat penting. Selain digunakan untuk berburu, mata panah juga berfungsi untuk menangkap ikan. Mata panah yang khusus untuk digunakan menangkap ikan dibuat bergerigi. Ada juga mata panah yang terbuat dari tlang. Mata panah ini ditemukan di Gua Lawa, Gua Gede, Gua Petpuruh di Jatim, Gua Cakondo, Gua Tomatoa Kacicang dan Gua Saripa di Sulsel.
2. Artefak Dari Tanah Liat
Ada pula jenis artefak yang dibuat dari tanah liat sebagai peninggalan zaman prasejarah di Indonesia. Beberapa contohnya yaitu gerabah atau perabotan rumah tangga yang digunakan dalam sejarah manusia purba. Pada masa bercocok tanam, alat – alat rumah tangga masih dibuat secara sederhana. Alat belum menggunakan roda pemutar dan belum menggunakan metode pembakaran tanah liat yang sempurna. Memasuki masa perundagian, alat – alat rumah tangga dibuat dengan metode yang lebih maju. Fungsi gerabah adalah sebagai alat untuk menyimpan atau wadah masakan, berbentuk periuk atau alat untuk menyimpan sesajian, berbentuk cawan berkaki.
3. Artefak Dari Perunggu
Seiring dengan semakin majunya peradaban manusia prasejarah, bahan yang digunakan untuk membuat jenis – jenis artefak juga mengalami peningkatan. Beberapa contoh jenis artefak yang dibuat dari zaman logam perunggu yaitu:
- Nekara Perunggu – Nekara adalah alat untuk menghasilkan bunyi – bunyian dengan bentuk mirip genderang, dan ditemukan dalam banyak ukuran di Indonesia. Nekara paling besar ditemukan di Pejeng, Bali. Ukurannya bergaris tengah 160 cm dan tinggi 198 cm. Nekara yang berukuran kecil disebut moko.
- Kapak Perunggu – Kapak perunggu memiliki bermacam – macam bentuk. Ada yang menyerupai corong dan dikenal dengan sebutan kapak corong, ada juga yang mirip pahat dan jantung, dikenal dengan sebutan tembilang. Fungsi kapak perunggu selain sebagai kapak untuk memotong juga untuk alat upacara.
- Bejana Perunggu – Bentuk jenis artefak ini mirip gitar yang tidak bertangkai, dan permukaan luarnya dihiasi contoh anyaman yang simetris.
- Arca Perunggu – Bentuk arca perunggu yang ditemukan ada bermacam – macam, namun pada umumnya berbentuk orang dan binatang dalam beragam pose. Penemuan arca perunggu antara lain ada di Bangkinang (Riau), Lumajang (Jawa Timur), dan Bogor (Jawa Barat).
4. Artefak Dari Besi
Jenis artefak yang terbuat dari besi belum banyak ditemukan sebagai peninggalan bersejarah di Indonesia, bisa jadi disebabkan karena alat – alat tersebut sudah hancur karena karat. Biasanya artefak besi ditemukan bersama artefak perunggu sebagai bagian dari peninggalan zaman logam di Indonesia, dan digunakan untuk alat keperluan sehari – hari dan bekal untuk penguburan. Jenisnya berupa mata kapak yang dikaitkan pada tangkai kayu, mata sabit, mata pisau, mata tembilang, mata pedang, cangkul dan tongkat.
Jenis artefak akan dapat menceritakan jauh lebih banyak mengenai masa lampau daripada sebuah gambar saja. Bentuk, realita dan sejarah artefak tersebut akan membuka rahasia dari para pemiliknya yang lama. Artefak dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain tanpa merusak bentuk aslinya sehingga sangat bermanfaat bagi para peneliti agar dapat dijadikan obyek penelitian. Bisa juga disimpan di museum sehingga kita dapat menyaksikan sendiri bagaimana hasil karya manusia di zaman lampau.