Museum Listrik dan Energi Baru (Museum LEB) merupakan salah satu museum sains yang memamerkan koleksi peragaan mengenai energi dan listrik dan terletak di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) tepatnya di Jl. TMII, Kramat Jati, Cipayung, Pinang Ranti, Jakarta Timur 13560.
Letak museum berada di sebelah timur Taman Budaya Tionghoa Indonesia dan sebelah selatan Museum Minyak dan Gas Bumi. Di sebelah selatan museum terdapat Pemancingan Telaga Mina. Museum ini menjadi salah satu dari 19 buah museum di Taman Mini.
Ini adalah satu – satunya museum ilmu pengetahuan dan teknologi yang memperagakan berbagai koleksi tentang Ketenagalistrikan serta Energi Terbarukan.
Sebagai wahana pendidikan dan rekreasi, Museum LEB berfungsi untuk menyampaikan informasi mengenai teknologi kelistrikan dan energi, mulai dari sejarah perkembangan teknologi, aplikasi energi di Indonesia dari waktu ke waktu dan inovasi yang dilakukan pada masa mendatang.
Museum LEB dibuat dengan konsep rekreatif, edukatif dan inovatif. Di Taman Mini Indonesia Indah juga banyak terdapat museum seperti sejarah Museum PP IPTEK, sejarah museum Al-Qur’an di TMII, dan sejarah museum keprajuritan.
Sejarah Pendirian Museum
Pencetus gagasan pembangunan pada sejarah Museum Listrik dan Energi Baru adalah Menteri Pertambangan dan Energi Ginanjar Kartasasmita pada bulan Oktober 1990. Ide tersebut muncul bersamaan dengan ulang tahun OPEC ke-30 dan peringatan 100 tahun ketenagalistrikan di Indonesia.
Museum mulai dibangun sejak tahun 1992 dengan arsitektur berdesain modern di atas tanah seluas kurang lebih dua hektar. Luas lantai bangunan sebesar kurang lebih 6500 meter persegi. Desainnya mengacu pada bentuk tapak struktur atom, yaitu satu proton yang dikelilingi oleh tiga elektron.
Desain diaplikasikan dalam bentuk Anjungan Listrik yang dikelilingi tiga bangunan lainnya seperti Anjungan Energi Baru, Anjungan Energi Fosil dan Anjungan Energi Konvensional. Pada tahun 2012, yang baru direalisasikan pembangunannya adalah bangunan Anjungan Listrik dan Anjungan Energi Baru sejak diresmikan pada 20 April 1995 oleh Presiden Soeharto.
Penataan pameran koleksi dalam sejarah Museum Listrik dan Energi Baru diatur dengan mengajak pengunjung untuk mengenal segala aspek dari tenaga listrik dengan alur yang runut dan jelas.
Berbagai koleksinya diperagakan dengan menggunakan teknologi interaktif modern sehingga para pengunjung dapat mencoba mempraktekkannya sendiri seperti peragaan pada seri paralel, peragaan untuk menghasilkan arus listrik dari buah – buahan, pensil, koin dan magnet. Sebanyak 619 buah koleksi peraga dipamerkan di dalam dan di luar gedung.
Pameran di dalam gedung meliputi koleksi pengenalan energi, teori, sejarah, pemanfaatan listrik dan energi. Berbagai alat peragaan yang menarik bisa dicoba secara interaktif seperti kompor surya, sepeda dan harpa ajaib. Museum memiliki dua area pameran yaitu outdoor dan indoor.
Area Pameran Outdoor
Peragaan pertama yang akan dilihat pengunjung di luar ruangan adalah berbagai macam sumber energi pembangkit listrik. Alat pertama adalah kincir air yang memanfaatkan tenaga yang dihasilkan menjadi energi.
Bersebelahan dengan kincir air, ada sebuah Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD), transformator 3 phase dan Governor di PLTA. Ada pula penerangan jalan energi listrik bertenaga matahari, kompor tenaga matahari, panel surya, Pembangkit Listrik Tenaga Angin, mobil listrik yang dibuat oleh Institut Teknologi Surabaya, genset yang pernah digunakan di Istana Negara dan rumah energi baru. Di area luar ruangan ini juga terdapat area bermain anak – anak.
Area Pameran Indoor
Area pameran di dalam ruangan milik museum ini terbagi dalam dua lantai. Anjungan pertama yaitu Anjungan Listrik, di lantai pertamanya berisi pameran yang menjelaskan mengenai apa itu listrik, sejarah penemuan listrik, berbagai bentuk energi primer dan berbagai percobaan dalam bidang penemuan listrik.
Di lantai ini ada bola dunia yang bisa diputar dan penjelasannya, alat untuk mengukur energi potensial, generator van de Graff, elektromagnet, prinsip kerja transformator, motor listrik, generator gelombang sinus, berbagai alat untuk percoban kelistrikan dan lainnya.
Di tengah – tengah gedung juga terdapat tabung raksasa berwarna biru sebagai contoh dari Reaktor Nuklir PWR (Pressurized Water Reactor) sebagai alat peragaan utama yang dibuat dengan skala 1:1 sesuai ukuran aslinya dan menjulang dari lantai 1 hingga lantai 3.
Sejarah Museum Listrik dan Energi Baru bisa kembali dilihat pada lantai dua bangunan yang terbagi lagi menjadi dua area. Area pertama adalah area komponen transmisi dan distribusi listrik. Disini pengunjung bisa mempelajari bagaimana proses memproduksi listrik dan penyalurannya untuk kehidupan masyarakat.
Selain itu juga dipaparkan mengenai bahaya listrik, tata cara pemasangan instalasi listrik yang benar, dan pentingnya listrik dalam berbagai bidang kehidupan. Area berikut adalah area pembangkit listrik dan sejarahnya.
Di area ini bisa disaksikan berbagai macam maket pembangkit listrik yang tersebar di seluruh Indonesia seperti pembangkit listrik tenaga gas, uap, air hingga contoh pembangkit listrik tenaga nuklir sekaligus berbagai komponen yang menunjang pembangkit listrik tersebut.
Anjungan Energi Baru
Koleksi yang terletak dalam ruangan berikutnya dalam sejarah Museum Listrik dan Energi Baru berada di Anjungan Energi Baru, dimana pengunjung bisa menyaksikan bagaimana upaya yang dilakukan manusia dalam mencari energi listrik baru melalui berbagai macam sumber.
Di anjungan ini juga terdapat dua lantai. Pada lantai pertama terdapat berbagai alat – alat percobaan yang dapat menghasilkan listrik seperti Microcomputer Induction Cooker atau kompor induksi, Magneto Hidro Dinamik yaitu pembangkit listrik tanpa bagian yang dapat bergerak, generator van de Graff yang dapat dipegang, mesin Wimhurst, tesla coil dan lainnya.
di ruangan ini juga terdapat peta potensi energi baru di kepulauan Indonesia, juga kids corner untuk anak – anak berusia di bawah 7 tahun. Berpindah ke lantai dua dan tiga anjungan terdapat pameran mengenai upaya manusia dalam pencarian sumber energi baru.
Seiring dengan perkembangan dan kemajuan teknologi, kebutuhan energi juga akan semakin besar. Karena itulah ada kemungkinan persediaan bahan bakar fosil akan semakin menipis sehingga manusia akan selalu mencari cara untuk menemukan sumber energi baru.
Disini dijelaskan berbagai upaya tersebut mulai dari aplikasi untuk energi surya, energi samudra seperti OTEC, gelombang dan pasang surut, energi angin, energi biomassa, mikrohydro, energi panas bumi, energi nuklir dan lainnya.
Ruang Cerdas Energi
Dalam salah satu ruangan yang menjadi bagian dari sejarah Museum Listrik dan Energi Baru ini para pengunjung dapat memainkan berbagai macam peragaan secara interaktif sehingga dapat memahami beberapa fenomena berkaitan dengan energi listrik.
Contohnya seperti komputer interaktif berisi kuis dan game, pemutaran film dokumenter harpa ajaib, permainan kawat listrik, permainan adu cepat, simulasi konsumsi listrik rumah tangga, generator mini, plasma ball dan elektro statis, juga sejarah museum IPTEK TMII, sejarah televisi di Indonesia dan koleksi museum Bayt Al-Qur’an.
Saat ini dalam sejarah Museum Listrik dan Energi Baru terdapat teater empat dimensi dan beberapa koleksi tambahan lagi. Pemutaran film di teater 4D bertujuan untuk edukasi bagi para pengunjung terutama para pelajar mengenai industri kelistrikan dan pengelolaan energi.
Ada dua judul film 4D yang diputar untuk 60 orang yaitu Green Man 1 dan Green Man 2, bertema kampanye hemat energi agar dapat mengurangi pemanasan global. Dengan keragaman koleksi dan informasinya, museum LEB memungkinkan para pengunjung memanfaatkan informasi tersebut sebagai pengetahuan yang berharga.