Korea merupakan salah satu Negara besar yang sudah jelas di kenal oleh banyak orang. Kebudayaannya sudah cukup menyebar luas dan menjadi favorit kalangan anak muda. Menjadi Negara besar seperti sekarang tentunya bukan hal yang di dapatkan dengan mudah oleh Korea Selatan. Korea Selatan pun juga pernah di jajah oleh Negara lain yaitu, Jepang. Menariknya, meski pernah di jajah, salah satu Negara ini dengan mudah dan pesat kembali bangkit bahkan menjadi Negara raksasa. Seperti apa Sejarah Kemerdekaan Korea Selatan? Yuk, simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.
Penjajahan Korea Selatan oleh Jepang
Jepang dan China pernah melakukan pertempuran yang cukup besar dalam memperebutkan kekuasaan untuk wilayah Korea Selatan. Hingga pada akhirnya dinasti Qing China menyerah dan Jepang memegang penuh kekuasaan atas Negara Korea Selatan. Hingga akhirnya pada masa pemerintahan ke 26 oleh dinasti Joseon, Jepang mulai mengambil sikap dan keputusan atas segala sistem yang ada di Jepang. Hal ini tentunya menjadikan berbagai pemberontakan di wilayah korea. Ada pula informasi tentang penyebab perang banjarmasin, sejarah peristiwa rengasdengklok, sejarah museum kalimantan barat, sejarah museum kambang putih.
Meski terjadi banyak pemberontakan, kekuatan Jepang memang tidak bisa di bantahkan. Hingga pada tahun 1910, Jepang membuat kolonial yang akan berkuasa pada wilayah semenanjung Korea. Jepang melakukan ekploitasi besar besaran terhadap wilayah Korea Selatan. Hasil bumi di Korea Selatan di ambil habis habisan dan di angkut untuk di olah di Jepang. Bahkan keadaan ini tidak sedikit pun memberikan untung kepada Korea Selatan yang memiliki hasil bumi yang melimpah. Bahkan kekuasaan yang di lakukan Jepang kepada Korea Selatan juga berbentuk larangan untuk menggunakan bahasa Korea di sekolah. Bentuk penjajahan dan pembodohan yang di lakukan Jepang sangat menyakitkan dan memberatkan kehidupan rakyat Korea Selatan.
Ketidakmampuan Korea Selatan menerima penindasan dan penjajahan ini di realisasikan dengan upaya melakukan serangan menuju Sejarah Kemerdekaan Korea Selatan. Pada tanggal 1 Maret 1919 para demonstran menuntut kemerdekaan kepada Jepang. Jutaan rakyat Korea Selatan tidak berhenti menuntut hak hak yang sudah di rampas oleh Jepang. Di rasa mengganggu, Jepang pun tidak tanggung tanggung dalam mengambil sikap. Seluruh demonstran di habisi oleh pemerintah Jepang. Hingga sekitar 7.000 warga Korea Selatan tewas karena di tembak dan beragam penyiksaan lainnya yang di lakukan oleh pemerintah Jepang.
Untuk mengenang usaha dan perjuangan tersebut, Korea Selatan menjadikan tanggal 1 Maret sebagai Demonstrasi Manse atau lebih di kenal sebagai pergerakan Samil 1 Maret yang kemudian di jadikan sebagai libur nasional oleh pemerintah Korea Selatan. Penjajahan yang di lakukan oleh Jepang pun berlangsung cukup lama. Hingga pada saat Perang Dunia II telah usai, Jepang pun menyerahkan Korea kepada Sekutu karena kekalahan yang di terima setelah peperangan. Setelah hampir 35 tahun di jajah oleh Jepang, kini nasib Jepang berada di tangan sekutu. Baca juga mengenai Sejarah Perang Korea.
Pembagian Kependudukan atas Korea
Keberadaan sekutu di wilayah Korea pun nyatanya juga tidak memberikan kepuasan dan justru membuat Korea merasa marah. Hal ini di karenakan adanya Kebijakan Moskow pada bulan Desember di tahun 1945. Kebijakan tersebut berisi tentang kerja sama antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet untuk membentuk Komisi Gabungan atas wilayah Korea dengan tujuan mengendalikan Korea dalam waktu 5 tahun. Jelas sekali wewenang ini di tolak mentah mentah oleh pemerintah dan juga rakyat Korea.
Hal tersebut di nilai melecehkan harga diri Korea dan perjuangan menuju Sejarah Kemerdekaan Korea Selatan yang telah di lakukan dan di upayakan oleh Korea untuk mendapatkan kemerdekaan di nilai tidak di hargai oleh kedua pihak yaitu Amerika Serikat dan Uni Soviet. Meski rakyat melakukan penolakan dan demonstrasi besar besaran, komunis Korea Selatan dan Korea Utara menyetujui kebijakan tersebut karena di sudutkan. Akhirnya banyak orang yang meninggalkan wilayah Korea Selatan. Upaya ini di nilai berhasil memecah belah Korea. Sebagai bentuk penghargaan, Kim Sung di angkat sebagai pemimpin Korea pada masa itu di bawah pengawasan Amerika Serikat.
Lambat laun, Korea Selatan dan Korea Utara memiliki ambisi untuk saling bersatu namun untuk kepentingan masing masing sistem pemerintahan. Dikarenakan tidak di temukan titik terang perdamaian, di tahun 1950, Korea Utara pun melakukan serangan mendadak kepada wilayah Korea Selatan. Perang tersebut menjadi perang terbesar yang pernah terjadi dan di kenal dengan Perang Korea. Keadaan ini tentunya membuat hubungan luar negeri kedua belah pihak semakin memburuk. Di tambah lagi dengan adanya permasalahan adanya perselisihan yang di lakukan oleh Presiden Rhee dengan parlemen Korea Selatan karena kemauan Rhee untuk berkuasa penuh atas konstitusi Korea Selatan. Ada pula informasi terkait sejarah museum kota makassar, sejarah museum keraton yogyakarta, sejarah museum le mayeur bali, sejarah istana bogor.
Menuju Korea Selatan yang Demokratis
Pada masa yang cukup lama sekitar tahun 1981, Chun sebagai pemimpin Korea Selatan mengizinkan partai politik kembali beraksi dan tumbuh di wilayah Korea Selatan. Pada masa kepemimpinan Chun, Korea Selatan mulai mengalami perbaikan keadaan baik di segi politik, keuangan, hubungan luar negeri, dan bidang lainnya. Namun beberapa tahun kemudian, rezim pemerintahan Chun mulai memburuk karena banyaknya konflik atau skandal yang ada di partai dan pimpinan bawahnya. Untuk mengembalikan keadaan, Chun pun membuat konstitusi baru agar demokratis yang ada di Korea Selatan kembali menghangat.
Beberapa perubahan yang ada pada konstitusi tersebut yaitu adanya pergantian masa jabatan presiden yang awalnya 7 tahun menjadi 5 tahun dan sistem pemilihan presiden menjadi dari dan oleh serta untuk rakyat. Dikarenakan mendapatkan dukungan dari rakyat akhirnya konstitusi tersebut di sahkan di tahun 1987. Berdasarkan referendum tersebut, setelah habis masa jabatan Chun, terpilihlah presiden baru yang bernama Roh Tae Woo yang masih satu partai oleh Chun. Baca yuk tentang sejarah candi muara takus dan penyebab perang badar kubra.
Pemerintahan yang di pimpin oleh Roh di nilai sangat baik. Terbukti dengan politik, hubungan luar negeri, dan juga kondisi keuangan Negara yang semakin meningkat. Misalnya di tahun 1988, Korea Selatan menjalin hubungan politik dengan Polandia, Yugoslavia, dan Hongaria. Kemudian di tahun 1990 an, Roh berhasil mengajak Uni Soviet dan China untuk menjalin kerja sama. Bukti ini tentunya membawa keadaan Korea Selatan pada kondisi yang semakin baik. Selain keadaan politik dan luar negeri, kondisi perekonomian Korea Selatan yang membaik juga dapat di lihat dari keadaan mata pencaharian rakyat yang awalnya hanya bertani, kini bertransformasi menjadi Negara industri besar di dunia. Meski dalam keadaan yang berangsur semakin membaik, Korea Selatan selalu siap siaga untuk masalah yang terjadi antara perang saudara yang bisa saja secara tiba tiba di gencarkan oleh Korea Utara.