Sejarah Kota Semarang adalah ibukota Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Kota Semarang merupakan salah satu kota besar dengan jumlah penduduk yang padat sekitar 2 juta jiwa. Kota Semarang merupakan kota metropolis yang ditandai dengan semakin banyak dan tingginya gedung pencakar langit yang ada di Semarang. (Baca juga: Sejarah Candi Kalasan)
Semarang memiliki dua dataran yakni dataran tinggi dan dataran rendah. Dataran rendah merupakan kawasan yang sempit dan berjarak kurang lebih 4 Km dari garis pantai atau disebut kota bawah. Dataran yang rendah memungkinkan datangnya bencana kiriman seperti banjir. Sejumlah kawasan yang berada di daerah dataran rendah ini jarang terdapat pemukiman. Sedangkan dataran tinggi berkembang menjadi pusat aglomerasi penduduk atau kota atas. Banyak aktivitas di kawasan ini, sehingga banyak penduduk yang bermukim di kawasan ini. Dengan banyaknya fasilitas yang menunjang membuat kawasan ini padat dengan perumahan penduduk. Tak hanya perumahan, pusat perbelanjaan, hotel, fasilitas pendidikan, transportasi, dan lain-lain.
Baca juga:
Sejarah Kota Semarang
Sejarah Kota Semarang dimulai pada abad ke-6, mulanya Semarang merupakan bagian kawasan Kerajaan Mataram Kuno dengan nama Pragota (kini menjadi Bergota). Dahulu daerah ini merupakan pelabuhan dengan gugusan pulau kecil di depannya akibat pengendapan, gugusan pulau kecil itu akhirnya meluas sehingga membuat sebuah kawasan baru yang kini disebut sebagai kota bawah. (Baca Juga : Sejarah Sepak Bola)
Pada abad ke-15 masehi, seorang utusan Kerajaan Demak Pangeran Made Pandan menyebarkan islam dari perbukitan Pragota. Seiring berjalannya waktu, wilayah tersebut menjadi subur dan di tanami pohon asam yang arang (bahada jawa “Asem Areng”) kemudian menjadi cikal bakal nama “Semarang”.
Setelah Kyai Ageng Pandan Arang meninggal dan digantikan oleh putranya yang bergelar Pandan Arang II Kota Semarang mengalami kemajuan yang pesat. Dengan alasan persyaratan peningkatan daerah dapat dipenuhi, bertepatan pada tanggal 2 Mei 1547 daerah Semarang berganti menjadi setingkat dengan kabupaten. Yang kemudian pada tanggal 2 Mei selalu diperingatai sebagai hari jadi Kota Semarang. (Baca Juga : Sejarah Benua Asia)
Di masa penjajahan Belanda, Semarang digunakan untuk menghapus hutang budi karena VOC berhasil membantu merebut Kartasura. Sejak itu, Semarang resmi menjadi milik VOC dan pemerintah Hindia Belanda. Pada tahun 1906 dengan stanblat nomor 120 tahun 1906 dibentuklah Pemerintah Gemeente. Dimana Pemerintahan Kota dipimpin oleh Burgemeester (Wali Kota). Sistem pemerintahan seperti ini berakhir pada tahun 1942 sejak kedatangan Jepang. (Baca juga: Sejarah Radio)
Pada Masa kependudukan Jepang sistem pemerintahan berubah menjadi sebuah daerah dipimpin oleh Shico dari Jepang dan dua orang wakil masing-masing dari Jepang dan Indonesia. Tak lama setelah Indonesia mengumandangkan proklamasi menandakan kemerdekaan RI, di Semarang terjadilah pertempuran yang cukup lama yakni tanggal 15 hingga 20 Oktober 1945 yang dikenal sebagai Pertempuran Lima Hari oleh para pemuda Semarang bertempur melawan balatentara Jepang. (Baca juga: Sejarah Olahraga di Indonesia)
Sejarah Kota Semarang Di Zaman Penjajahan Belanda
Semarang di tangan penjajahan Belanda cukup berkembang menjadi salah satu kota yang penting bagi perekonomian Belanda. Mulai dari aspek pertanian, ladang dan tentu saja perdagangan. Berbagai fasilitas penunjang pun banyak yang dibangun oleh Belanda, seperti Jalan, transportasi kereta api, pasar, perkantoran, dan masih banyak lainnya.
Hingga Pada tanggal 16 Juni 1864 dibangun jalan kereta api (rel) pertama di Indonesia. Rute awalnya dari Semarang menuju Ke Solo, Kedungjati, Surabaya, Magelang serta Jogja. Kemudian dibangun stasiun yang sekarang masih berdiri dan masih aktif yakni stasiun Tawang dan stasiun poncol. Perusahaan yang menaungi perkeretaapian di Semarang ialah Nederlandsch Indische Spoorwagen (NIS) yang berkantor di gedung lawang sewu. (Baca juga: Sejarah Jembatan Ampera)
Dari sektor perdagangan, pelabuhan adalah jantung utama perdagangan di Semarang. Seiring berkembangnya kapal-kapal pengangkut yang semakin besar, maka pelabuhan di Semarang pun diperbesar dan fasilitas yang semakin lengkap sehingga kapal-kapal pengangkut yang relatif besar dapat masuk ke pelabuhan. Dengan semakin ramainya arus perdagangan melalui air, maka semakin banyak pedagang yang datang entah dari Belanda, China, Melayu hingga Arab.
Walau Semarang tengah dijajah, namun agama islam tetap berkembang sehingga kebudayaan bernuansa islam masih bisa dirasakan hingga saat ini seperti tradisi “Dugderan”. Dugderan merupakan sebuah tradisi dimana pada masa pemerintahan RMTA Purbaningrat di tahun 1891 menyambut bulan Ramadhan. Diselenggarakanlah upacara sederhana dengan membunyikan suara bedugdan suara meriam sehingga disebut upacara “Dugderan” yang berasal dari bunyi yang dihasilkan bedug dan meriam. Seiring berjalannya waktu, agama-agama yang lain pun berkembang sedikit demi sedikit yang diajarkan oleh para pedagang. Hal ini dibuktikan mulai diberdirikannya tempat ibadah di beberapa daerah di Semarang.
Baca juga:
Sejarah Pelabuhan Di Kota Semarang
Pada tahun 1884, dibangunlah sebuah mercusuar di Pelabuhan Tanjung Emas. Bangunan yang masih kokoh hingga kini ini pun merupakan peninggalan Belanda terbukti dari tulisan yang berada di pintu masuk mercusuar. Mercusuar ini memiliki bentuk tugu setangkup. Masuk kedalam bangunan, ada tangga memutar dengan sembilan buah bodes untuk menuju ke atas bangunan. Pondasi bangunan menggunakan batu dengan bata sebagai struktur utama juga dinding yang dilapisi lempeng logam yang tahan karat. (Baca Juga : Sejarah Hari Ibu di Indonesia)
Tidak diketahui siapa yang merencanakannya, namun berdirinya mercusuar berkaitan erat akan pengembangan pelabuhan di Semarang. Pada akhir adab ke-19, Pulau Jawa menjadi penghasil gula terbesar di dunia nomor dua, sehingga semakin banyak kapal-kapal besar yang ingin berlabuh, namun kapasitas kapal yang dapat masuk ke pelabuhan di Semarang masih kapal-kapal kecil. Hingga suatu ketika pelabuhan dirombak, diperlebar agar kapal-kapal besar dapat berlabuh. Kompleks pergudangan di pelabuhan pun disempurnakan agar dapat menampung barang yang lebih banyak. (Baca juga: Sejarah Islam di Indonesia)
Oleh orang Belanda, pelabuhan Semarang memiliki fungsi utama yakni perdagangan impor dan ekspor. Semarang yang kini menjadi kota dengan perkebangan pesat membuat Belanda membuat kanal baru yang bernama Niuewe Havenkanaal atau Kali Baroe. pengerukan guna membuat kanal terus dilakukan hingga tahun 1872. Kanal ini kemudian ramai dan berfungsi untuk memudahkan pengiriman barang dari Semarang ke kota lain. Hingga kini PT. Tanjung Emas masih berfungsi dengan baik. Di zaman Belanda terusir pun, pelabuhan Semarang tetap berjalan dengan baik.
Baca juga:
1. Sejarah Pelabuhan Di Semarang Masa Jepang
Di masa pendudukan Jepang, Jepang mengambil alih segala pemerintahan Belanda yang dulu, Begitu pula Pelabuhan Semarang. Namun, ditangan penguasaan Belanda Pelabuhan Semarang tidak mengalami peningkatan alias stagnan. Namun, tetap saja pelabuhan di Semarang tetap menjadi salah satu gerbang ekspor dan impor barang ke luar negeri.
2. Sejarah Pelabuhan Di Semarang Masa Republik
Di era Republik, masa dimana kebebasan dan kemerdekaan Indonesia lepas dari tangan Jepang. Segala jenis pemerintahan dikembalikan kepada rakyat Indonesia, termasuk pelabuhan di Semarang. Di masa ini justru pelabuhan di Semarang mengalami perkembangan yang signifikan dibandingkan masa pendudukan Jepang. Masyarakat sekitar pelabuhan pun mendapat pekerjaan yang layak dan dibayar sesuai upah yang seharusnya. (Baca juga: Sejarah Alat Musik Angklung)
Pentingnya Pelabuhan di Semarang Zaman Belanda
Menurut catatan orang Portugis kira-kira pada tahun 1513 yang menyusuri pantai utara Pulau Jawa, menurutnya ada pelabuhan yang selalu ramai yakni di Losari, Tegal dan Semarang. Kemudian di tahun 1678, Cornelis Speelman menerangkan pula bahwa terdapat sebuah pelabuhan yang selalu ramai melebihi keramaian di daerah Jepara.
Dahulu, kapal-kapal besar banyak yang berlabuh di Jepara, namun yang paling banyak menurunkan pedagang asing juga lalu lalang kapal di Semarang membuat pelabuhan di Semarang memiliki pendapatan pajak yang lebih besar daripada Jepara. Sehingga menyebabkan petinggi-petinggi Belanda memindahkan segala perdagangan ke pelabuhan di Semarang. (Baca juga: Sejarah Runtuhnya Bani Umayah)
Bangunan Peninggalan Belanda
Sejarah kota Semarang di zaman kolonial Belanda juga sering disebut Little Nederland dimana banyak kawasan yang memiliki arsitektur perumahan di Belanda. Hal ini bertujuan agar orang Belanda yang berada di Indonesia merasa berada di rumah sendiri. Tak pelak bangunan-bangunan ini menjadi ikonik di masa sekarang.
1. SMA Negeri 1 Semarang
Didirikan pada tahun 1937 merupakan sekolah pada zaman Belanda atau Herger Berger School. Sekolah ini juga pernah beralih fungsi menjadi sebuah rumah sakit dan lalu berubah kembali menjadi sebuah sekolah. Sekolah ini, masih aktif hingga sekarang. (Baca juga: Sejarah Gitar)
2. Toko Oen
Dibanguan pada tahun 1936, Toko Oen menjadi restoran tertua di Semarang. Toko Oen merupakan restoran yang menyediakan makanan Belanda, Chinese dan Indonesia.
3. Lawang Sewu
Dibangun tahun 1904 awalnya merupakan area perkantoran perkeretaapian di zaman Belanda. Disebut lawang sewu karena banyaknya jendela-jendela besar yang mirip pintu. (Baca juga: Sejarah Sepak Bola)
4. Gereja Blenduk
Gereja Blenduk merupakan ikon atau landmark kota tua di Semarang. Bangunan yang didirikan pada tahun 1753 ini, kini menjadi tempat pemotretan yang populer.
Beberapa bangunan diatas merupakan peninggalan di Semarang yang populer dan membekas di hati masyarakat Semarang. Namun, tidak hanya ke-empat bangunan tersebuat saja. Masih banyak bangunan-bangunan peninggalan Belanda yang dilestarikan oleh cagar budaya. Bahkan banyak pula bangunan cagar budaya yang kini beralih fungsi menjadi restoran ataupun tempat wisata baru guna melestarikan dan menjaga bangunan cagar budaya di Semarang. (Baca juga: Sejarah Benua Asia)
Perekonomian Kota Semarang
Statusnya sebagai kota Metropolitan tentu sektor perekonomian tertinggi berasal dari sektor industri dan perdagangan. Ditandai semakin banyaknya gedung-gedung tinggi pencakar langit.
1. Simpang Lima City Center
Terletak di jantung kota Semarang, banyak bangunan berdiri di area ini. Hotel-hotel di sektor pariwisata lebih mendominasi daripada di sektor industri. Berbagai gedung tinggi ini juga merupakan pusat pelayanan seperti bank.
2. Pemuda Central Bussines Distric
Didominasi objek wisata dan juga pusat pelayanan. Bangunan-bangunan kuno bersejarah dapat meningkatkan pendapatan daerah melalui sektor pariwisata. Sedangkan pusat pelayanan, memberikan fasilitas bagi warga setempat untuk mempermudah transaksi. (Baca juga: Sejarah Benua Atlantis)
3. Gajahmada Golden Triangle
Kawasan budaya tionghoa (pecinan) atau yang dikenal sebagai Semarang Chinatown Heritage Complex ini merupakan bangunan cagar budaya yang menjadi objek wisata di Semarang.
Baca juga:
Daftar Wali Kota Semarang
- Moch. Ichsan (1945-1949)
- Koesoedibiyono Tjondrowibowo (1949-1 Juli 1951)
- Hadisoebeno Sosrowerdoyo (1 Juli 1951- 1 Januari 1958)
- Abdulmadjid Djojodiningrat (7 Januari 1958 – 1 Jnuari 1960)
- Soebagyono Tjondrokoesoemo (1 Januari 1961 – 26 April 1964)
- Wuryanto (25 April 1964 – 1 September 1966)
- Letkol Soeparno (1 September 1966 – 6 Maret 1967)
- Letkol R. Warsito Soegiarto (6 Maret 1967 – 2 Januari 1973)
- Kolonel Hadijanto (2 Januari 1973 – 15 Januari 1980)
- H. Imam Soeparto Tjakrajoeda SH (15 Januari 1980 – 19 Januari 1990)
- H. Soetrisno Suharto (19 Januari 1990 – 19 Januari 2000)
- Sukawi Sutarip SH (19 Januari 2000 – 19 Januari 2010)
- H. Soemarmo HS, MSi (2010 – 2013)
- Hendar Prihadi SE, MM (2013 – 2015, 2016 – sekarang)
Julukan Untuk Kota Semarang
1. Venetie Van Java
Seperti yang diketahui di atas, bahwa Semarang dulunya ialah sebuah pelabuhan. Maka tak heran bahwa Semarang dijuluki “Venesia dari Jawa” banyak sungai-sungai di seluruh area yang tersebar di Semarang. Julukan ini diberikan oleh Belanda. (Baca juga: Sejarah Benua Antartika)
2. Kota Lumpia
Lumpia adalah makanan khas dari Semarang. Lumpia sendiri merupakan perpaduan 2 budaya yakni China dan budaya jawa. Kulit lumpia terinspirasi dari lumpia China sedangkan isiannya didasarkan oleh makanan yang disukai oleh warga Semarang. Kini lumpia Semarang telah banyak ditemukan dibanyak wilayah di Indonesia.
3. Kota ATLAS
ATLAS merupakan sebuah semboyan Kota Semarang (Aman, Tertib, Lancar, Asri dan Sehat). (Baca juga: Sejarah Brunei Darussalam)
4. The Port Of Java
Merupakan sebuah julukan yang diberikan oleh pemerintah setempat. Sebab, Kota Semarang merupakan pelabuhan kapal-kapal dari dulu hingga sekarang maka tak heran Anda akan melihat banyak kapal yang singgah di Pelabuhan di Semarang.
Semarang juga dikenali sebagai Kota Tua dengan beragam peninggalan penjajahan yang masih dapat kita lihat hingga saat ini. Banyaknya peninggalan bersejarah membuktikan bahwa Semarang menjadi sebuah kota yang penting di masa penjajahan. Namun, seiring berkembang pesatnya kota Semarang tak sebanding dengan apa yang didapat oleh rakyat pribumi. Rakyat pribumi melakukan kerja paksa tanpa sepeserpun upah yang didapat. (Baca juga: Sejarah Konstantinopel)
Namun, segalanya berubah ketika proklamasi dikumandangkan. Segala yang seharusnya milik rakyat Semarang sudah berada di tangan rakyat kembali. Bahkan banyak objek vital pemerintahan yang semakin berkembang pesat.
[accordion]
[toggle title=”Artikel Terkait” state=”closed”]
- Sejarah Burung Garuda
- Perkembangan Nasionalisme Indonesia
- Sejarah Sumpah Pemuda
- Sejarah Candi Mendut
- Sejarah Candi Gedong Songo
- Sejarah Candi Kalasan
[/toggle]
[toggle title=”Artikel Lainnya”]
- Sejarah Kota Tua Jakarta
- Sejarah Olahraga Renang
- Sejarah Sepak Bola
- Sejarah Hari Ibu
- Sejarah Patung Pancoran
- Sejarah Televisi di Indonesia
- Sejarah Jembatan Ampera
- Sejarah Danau Toba
- Sejarah Alat Musik Angklung
- Sejarah Istana Al Hamra
- Sejarah Benua Australia
- Sejarah Grand Canyon di Amerika Serikat
- Arti Tut Wuri Handayani
- Sejarah Benua Amerika
- Sejarah Rusia
- Sejarah Runtuhnya Bani Ummayah
- Agresi Militer Belanda 2
- Sejarah Kerajaan Islam Di Indonesia
- Sejarah Ka’bah
- Sejarah Danau Singkarak
- Perundingan Hooge Valuwe
- Peradaban Yunani
- Perjuangan Pembebasan Irian Barat
- Sejarah Islam di Indonesia
- Sejarah Benua Asia
[/toggle]
[/accordion]