Museum Asia Afrika adalah salah satu museum di kota Bandung terletak di jalan Asia Afrika no.65 yang memajang berbagai memorabilia koleksi dari Konferensi Asia Afrika (KAA). Museum ini merupakan bagian dari Gedung Merdeka yang menjadi tempat penyelenggaraan KAA pada 18 – 24 April 1955 yang diikuti oleh 29 negara. Secara keseluruhan, Gedung Merdeka memiliki dua bangunan utama. Awalnya Gedung Merdeka berdiri pada 1895 sebagai lokasi berkumpulnya orang – orang Eropa yaitu gedung Societeit Concordia. Gedung ini bergaya art deco sebagai hasil karya C.P.Wolff Schoemaker pada 1921. Pada tahun 1940 perancang A.F. Aalbers menambahkan gaya internasional pada gedung ini, yang pernah digunakan sebagai pusat kebudayaan pada masa penjajahan Jepang di Indonesia dengan nama Dai Toa Kaikan. Nama Gedung Merdeka diberikan oleh Presiden Soekarno menjelang KAA 1955.
Pameran dan Koleksi Museum
Pembangunan sejarah museum KAA ini berawal dari keinginan para pemimpin bangsa – bangsa di Asia dan Afrika untuk tidak begitu saja melupakan sejarah Konferensi Asia Afrika tersebut. Hal ini menimbulkan ide pada Menlu RI saat itu Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja S.H. LL. M untuk membangun sebuah museum untuk melestarikan semangat bangsa – bangsa Asia dan Afrika dalam bekerjasama dan membantu menciptakan ketertiban dan perdamaian di dunia, sesuai dengan Dasasila Bandung. Dasasila Bandung sebagai hasil dari konferensi tersebut menjadi pedoman untuk bangsa Asia Afrika untuk mendapatkan kemerdekaannya masing – masing. Dalam sejarah museum Asia Afrika di Bandung, pendiriannya diresmikan pada 24 April 1980 bersamaan peringatan 25 tahun KAA, sekaligus untuk melestarikan peran Indonesia dalam KAA Konferensi Asia Afrika. Koleksi museum Asia Afrika bisa disaksikan pada berbagai kegiatan pameran yang diadakan antara lain:
1. Pameran Tetap
Sejumlah koleksi di museum Asia Afrika dapat dilihat melalui pameran berupa benda – benda tiga dimensi dan foto – foto dokumentasi yang berhubungan dengan peristiwa seperti Konferensi Bogor, Pertemuan Tugu, Konferensi Kolombo, juga Konferensi Asia Afrika tahun 1955. Ada juga pajangan foto – foto yang dipajang untuk menggambarkan jalannya peristiwa KAA. Profil negara peserta KAA juga disajikan dalam bentuk sarana multimedia untuk mengikuti perkembangan zaman saat ini. Juga terdapat diorama pembukaan KAA pada tahun 1955 yang dibuat untuk menyambut kunjungan delegasi KTT Non Blok 1992 sebagai bagian dari sejarah berdirinya Gerakan Non Blok.
2. Perpustakaan
Koleksi di museum Asia Afrika berupa buku – buku sejarah, politik dan budaya di negara – negara Asia Afrika bisa ditemui di dalam perpustakaannya. Begitu juga dengan dokumen – dokumen penting yang berhubungan dengan KAA dan beberapa konferensi lanjutan yang diadakan setelah itu. Ada pula koleksi museum Asia Afrika berupa sejumlah majalah dan surat kabar yang didapatkan dari sumbangan atau pembelian museum, braille corner untuk para tuna netra, dan informasi mengenai KAA tahun 2005. Para pengunjung bisa memanfaatkan perpustakaan ini untuk mendapatkan informasi tertulis mengenai Konferensi Asia Afrika.
3. Ruang Audio Visual
Koleksi di museum Asia Afrika juga bisa disaksikan dalam bentuk audio visual berupa pemutaran film dokumenter. Ruangan ini dipelopori Abdullah Kamil dan difungsikan untuk menayangkan beberapa film dokumenter mengenai keadaan dunia hingga tahun 1950an dan mengenai KAA. Salah satu film dokumenter yang ditayangkan memuat informasi mengenai konferensi lanjutan setelah KAA seperti KAA tahun 2005, dan memutar film mengenai beberapa kebudayaan dari negara – negara di Asia Afrika.
4. Aktivitas di Museum Asia Afrika
Selain menyaksikan koleksi museum Asia Afrika sebagai salah satu museum yang ada di Bandung, beberapa aktivitas lain yang bisa dilakukan oleh para pengunjung yaitu:
- Para pengunjung bisa dipandu oleh seorang pemandu wisata yang akan menerangkan serba serbi mengenai museum yang bertempat di salah satu bangunan bersejarah di Bandung ini kepada peserta kunjungan resmi maupun kunjungan kelompok umum.
- Museum Asia Afrika juga mengadakan pameran temporer untuk memberi edukasi pada publik sehubungan dengan pelaksanaan politik luar negeri dan mengenai sejarah diplomasi Indonesia, yang juga dilakukan di lokasi – lokasi di luar museum Asia Afrika.
- Terdapat berbagai komunitas masyarakat yang dibentuk dan didukung oleh museum KAA dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan mengenai sejarah, politik internasional dan wawasan kebangsaan. Kegiatannya berupa diskusi buku, diskusi film, berbagai kegiatan festival, klub budaya, pameran dan lain – lainnya.
- Kegiatan pameran temporer tematik juga diadakan secara berkala berkaitan dengan Semangat Bandung dan Kerjasama Kemitraan Strategis Baru Asia Afrika (NAASP).
- Ada pula kegiatan virtual tour yang dapat ditemukan di website resmi milik pengelola museum KAA. Pengunjung akan diajak melihat koleksi di museum Asia Afrika melalui layar komputer. Aktivitas ini akan sangat berguna
Peraturan di Museum Asia Afrika
Untuk menikmati koleksi museum Asia Afrika, mengetahui sejarah kota Bandung pasca kemerdekaan dan untuk kenyamanan sesama pengunjung maka diterapkan beberapa peraturan sebagai berikut:
- Tidak boleh berlarian di museum dan harus berbicara dengan suara tenang serta rendah di semua area museum agar tidak mengganggu pengunjung lainnya.
- Tidak diizinkan untuk makan, minum, mengunyah permen karet, merokok dan lain sebagainya di dalam museum kecuali di area kafe museum.
- Tidak diizinkan untuk membawa senjata atau sejenisnya bagi para pengunjung.
- Tidak boleh membawa binatang peliharaan.
- Tidak boleh mengenakan sandal jepit atau sejenisnya.
- Diizinkan mengambil foto tanpa lampu kilat dan tripod.
- Disarankan untuk mengurangi penggunaan telepon seluler kecuali pada keadaan darurat.
- Tidak menyentuh koleksi di museum Asia Afrika yang sedang diamati.
- Tidak memasuki area berlangsungnya tur.
- Tidak menulis pada alat pameran sebagai alas.
Rute Menuju Museum KAA
Untuk Anda yang ingin menyaksikan koleksi museum Asia Afrika secara langsung, berikut ini adalah beberapa rute angkutan umum yang dapat digunakan untuk mencapai lokasi museum di jalan Asia Afrika Bandung.
- Dari terminal bus Cicaheum kemudian naik bus kota jurusan Cicaheum – Leuwi Panjang dan turun di halte bus Asia Afrika. Lanjutkan dengan berjalan kaki kurang lebih sejauh 100 meter ke arah Barat menuju alun – alun Bandung.
- Dari terminal bus Leuwipanjang naik bus kota jurusan Cicaheum Leuwipanjang dan turun di halte bus Alun – alun Bandung. Lanjutkan dengan jalan kaki sekitar 100 meter ke arah timur menuju jalan Braga.
- Dari stasiun kereta api Kebon Kawung naik angkot jurusan st.Hall Gedebage turun di perempatan jalan Braga – Naripan lalu jalan kaki ke arah selatan menuju jalan Braga sejauh kurang lebih 100 meter.
Koleksi museum Asia Afrika bisa dilihat mulai hari Selasa hingga Kamis pukul 08.00 – 16.00 WIB, Jumat pukul 14.00 – 16.00 WIB, Sabtu – Minggu 09.00 – 16.00 WIB. Hari Senin dan libur nasional tutup, pada tengah hari pukul 12.00 – 13.00 WIB museum tutup untuk istirahat siang. Untuk pengunjung berkebutuhan khusus dan pengunjung rombongan lebih dari 25 orang perlu melakukan reservasi sebelumnya. Tiket masuk tidak dikenakan biaya sama sekali sehingga pengunjung bebas masuk tanpa dibebani biaya, kecuali untuk kegiatan tertentu. Situs web museum yang bisa diakses untuk informasi selanjutnya adalah www.mkaa.or.id atau www.asianafricanmuseum.org dan telepon 022 – 4233564, fax 022 – 4238031.