Dunia perbankan di Indonesia telah mengalami kemajuan pesat dalam beberapa dekade terakhir. Cabang-cabang bank telah berdiri di berbagai kota di Indonesia, begitupun dengan jumlah nasabahnya yang semakin membludak. Pencapaian bank-bank saat ini tentu diawali oleh sejarah pendiriannya. Bank Mandiri misalnya, sejarah berdirinya bank Mandiri diawali dengan merger atau penyatuan empat bank besar yang ada di Indonesia yaitu Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia, dan Bank Pembangunan Indonesia. Selain bank Mandiri, sejarah berdirinya bank syariah di Indonesia dan sejarah bank Islam tentu juga tidak dapat dilepaskan dari perkembangan perbankan di Indonesia.
Jika bank Mandiri baru muncul pasca kemerdekaan, lain halnya dengan bank BRI yang muncul ketika Indonesia masih dijajah. Sejarah berdirinya bank BRI tidak didasari dari merger antar bank, tetapi dari kekhawatiran pendirinya akan kondisi ekonomi priayi di Indonesia. Sejarah dari pendirian bank BRI tersimpan rapi di dalam museum BRI Purwokerto yang dapat Anda kunjungi sekarang juga.
Sejarah Museum BRI Purwokerto
Pada tanggal 16 Desember 1895 bank BRI didirikan oleh Aria Wirjaatmadja dengan nama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden yang artinya Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyai Purwokerto. Wirjaatmadja lahir dari pasangan Raden Ngabehi Dipadiwirdja (Kepala Demang Prajurit Ayah) dengan ibu anak dari Mas Ngabehi Kertajaya di Adireja ibukota daerah Ayah kabupaten Banyumas pada bulan Agustus 1831. Pada usianya yang ke-21 tahun Aria Wirjaatmadja telah menjadi juru tulis kontrolir Belanda di Banjarnegara. Sekarang, tanggal pendirian bank dijadikan hari ulang tahun BRI.
Pendirian bank BRI berangkat dari keprihatinan Aria Wiraatmadja terhadap kaum Priayi Banyumas. Ketika itu Aria Wiraatmadja menghadiri pesta khitanan mewah yang diadakan oleh seorang guru. Di tengah pesta ia bertanya soal sumber dana yang diperoleh sang guru untuk menggelar acara mewah tersebut, hingga dapat menjamu para tamu pejabat serta memberikan hiburan Tayuban yang menjadi lambang kemewahan warga Banyumas kala itu. Padahal gaji guru saat itu tidak mungkin cukup untuk menggelar pesta tersebut. Sang guru mengakui bahwa uang untuk menggelar pesta diperoleh dari seorang rentenir. Bunga yang ditetapkan oleh si rentenir ternyata cukup tinggi. Masalah ini sebenarnya juga dialami oleh banyak Priayi di Banyumas.
Berawal dari penggunaan uang kas masjid sebagai modal, akhirnya berkembang menjadi Bank Bantuan dan Simpanan Milik Pegawai Pangreh Praja Berkebangsaan Pribumi (Hulp en Spaarbank der Inlandsche Bestuurs Ambtenaren). Pada era penjajahan Jepang, bank ini sempat berganti nama menjadi Syomin Ginko. Baru setelah kemerdekaan di tahun 1946, bank diambil alih dan namanya berubah menjadi Bank Rakyat Indonesia hingga kini.
Bagian-Bagian Museum BRI Purwokerto
- Gedung Priyayi
Sejarah Museum BRI Purwokerto saat ini tersimpan di museum BRI yang bertempat di Purwokerto. Museum terdiri dari dua gedung dan satu monumen yang lokasinya berdekatan. Gedung yang ada di museum BRI adalah gedung bank Priayi dan gedung museum BRI. Gedung Priayi adalah kantor yang ukurannya 31 meter persegi. Dahulu fungsinya sebagai tempat pertama kalinya Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden beroperasi pada 16 Desember 1895. Meskipun bangunan sudah mengalami renovasi, namun bentuk dan letaknya masih sama seperti aslinya. Kuseun-kuseun jendela dan pintu, langit-langit dan atapnya masih menggunakan bahan yang asli. Bangunan kantor dibagi menjadi dua bagian yaitu ruangan dalam dan teras. Ruang dalam merupakan ruang kerja Raden Aria Wirjaatmadja, sedangkan bagian teras adalah tempat pembantunya menerima dan melayani nasabah.
2. Kompleks Museum Bank BRI
Selain gedung Priyayi, di kompleks Sejarah Museum BRI Purwokerto juga terdapat gedung museum yang menyajikan banyak benda koleksi. Gedung terdiri dari dua lantai. Lantai dua memberi informasi mengenai sejarah perbankan dan sistem keuangan di Indonesia secara umum. Informasi yang ditampilkan melalui patung Kuwera, mata uang yang pernah dipakai di Indonesia, dan wadah penyimpanan uang tradisional. Koleksi lainnya yang ada di lantai ini adalah koleksi Raden Aria Wijaatmadja dan diorama yang menggambarkan awal mula penggagasan pendirian bank.
Pada lantai satu gedung, informasi yang disajikan berupa perjalanan BRI sejak berdirinya hingga kondisinya saat ini. Koleksi yang ditampilkan yaitu akta-akta pendirian, peralatan dan mesin-mesin, foto-foto direksi dan kegiatannya, dokumen-dokumen, serta sarana simulasi.
Monumen yang terdapat pada museum ini adalah monument Raden Aria Wirjaatmadja yang menjadi pencetus pendirian bank. Monumen didirikan di sebelah kanan gedung replica dan dikelilingi oleh sebuah kolam kecil. Fasilitas lain yang ada di museum bank BRI adalah perpustakaan. Koleksinya tidak hanya berupa buku-buku yang berkaitan dengan operasional BRI di masa lalu dan saat ini, tetapi juga buku-buku dan bahan bacaan masa kini.
Berkunjung Ke Museum Bank BRI
Museum Bank BRI terletak di Jl. Jendral Sudirman No. 57 Purwokerto. Museum buka lima kali seminggu, yaitu pada hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis dan Minggu. Jam buka museum berlangsung dari jam 08.00 pagi hingga jam 15.00 sore. Untuk dapat memasuki museum tidak dikenakan biaya sepeserpun alias gratis. Anda pun dapat berkunjung secara perorangan ataupun rombongan. Jika Anda ingin berkunjung dengan rombongan, lebih baik kirim surat dulu ke pihak museum, agar pihak museum dapat lebih siap menerima kedatangan Anda.
Demikianlah penjelasan mengenai Sejarah Museum Bank BRI. Jika Anda tertarik dengan dunia perbankan, tidak ada salahnya untuk mengunjungi salah satu museum yang ada di Purwokerto ini. Selain akan mendapatkan pengetahuan tentang sejarah perbankan di Indonesia secara umum, Anda juga akan mendapatkan informasi mengenai sejarah pendirian Bank Rakyat Indonesia. Bank BRI memiliki sejarah panjang dan hingga saat ini pengaruhnya masih sangat besar bagi masyarakat Indonesia. Pendirinya yaitu Aria Wirjaatmadja prihatin dengan kondisi ekonomi kaum priayi yang saat itu sering meminjam uang dari rentenir. Berbekal uang kas masjid sebagai modal, Aria Wirjaatmadja mendirikan Hulp en Spaarbank der Inlandsche Bestuurs Ambtenaren, yang terus berkembang dan akhirnya sekarang menjadi Bank Rakyat Indonesia.
Semua informasi mengenai Sejarah Museum BRI Purwokerto yang terletak di Jl. Jendral Sudirman No. 57 Purwokerto. Ada dua bangunan dan satu monumen yang dapat Anda kunjungi di museum tersebut yaitu, gedung bank priayi (tempat pertama kali bank BRI beroperasi), gedung museum BRI (tempat koleksi-koleksi museum dipamerkan) dan monumen Aria Wirjaatmadja sang pendiri bank BRI. Jadi tunggu apalagi? Jjika Anda berkunjung ke Purwokerto tidak ada salahnya untuk mampir ke museum ini. Pelajari juga mengenai sejarah museum Biologi.